Daftar Isi
Nomor esei :
118 / Juli 2008 Pelangi Imaji(nasi) Marhalim Zaini: Sastra
Kontekstual
Tahun IX oleh Musa Ismail.....................................30
sajak :
Sajak-sajak Siti Syatariah..........................35
esei 2 :
Musik Gereja
oleh Asri..................................................39
Kulit:
Menjadi Burung
Karya:
Naskah Drama: Dantje S Moeis
”Pintu, Topi dan Seorang Nabi. . . dan Beberapa Yat Lainnya”
(al-Bab, al-Qubba’ah wa al-Nabiyy...Yat Ukhra)
Penyantun : Dahlan Iskan, Rida K Liamsi. Redaksi menerima sumbangan tulisan
Karya lengkapnya terbit dalam empat jilid, yang memuat Pemimpin Umum : Rida K Liamsi. berupa esei, kritik seni, resensi buku,
seluruh novel, cerpen, naskah drama dan kajian analitis. Pemimpin Perusahaan : Ngatenang. laporan dan tulisan budaya, foto seni,
*Sumber: dari berbagai sumber terutama Pimpinan Redaksi : Hasan Junus. sketsa, karya puisi dan cerita-pendek asli
Redaktur : Hasan Junus, Zuarman Ahmad. atau terjemahan. Panjang tulisan maksimal
www.palestineremembered.com Perwajahan/Pracetak : Dantje S Moeis, 5 (lima) halaman spasi rang-kap. Karya
Kelompok Riset Sagang. terjemahan harus menyer-takan fotokopi
Perwakilan Luar Negeri : Adi Muara (Kuala aslinya. Pengiriman naskah harus
Lumpur). menyertakan keterangan alamat yang
Perwakilan Dalam Negeri : Binoto Huta Balian jelas. Karya termuat diberikan honorarium
(Samosir Sumut) yang padan.
Sekretaris Redaksi : Salbiah.
Kumpulan Cerpen:
”Kematian di Ranjang No. 12” (Maut
Sarir Raqm 12), Beirut 1961 – telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
dengan judul Death of Bed No. 12.
”Tanah Oranye yang Sendu” (Ardh al-
Burtuqal al-Hazin), Beirut 1963 – telah
diterjemahkan dengan judul The Land of
Sad Oranges.
”Tentang Para Lelaki dan Senjata” (‘An
al-Rijal wa al-Banadiq), Beirut 1968 –
telah diterjemahkan dengan judul On Men
and Rifles.
”Dunia Bukan Milik Kita” (‘Alam laisa
lana), Beirut 1970 – telah diterjemahkan
dengan judul A World that is Not Ours.
TALI
Kafilah kecil itu kemudian berangkat menuju
negara tetangga, Libanon, dengan
menumpang sebuah truk. Di tempat baru
yang bernama Shaida mereka kesulitan
menemukan tempat tinggal yang layak. Dua
hari dalam pencarian yang melelahkan,
mereka akhirnya mendapatkan sebuah
oleh Riki Utomi
rumah. Itupun terletak di sebuah dataran
tinggi, Ghaziyah.
Rupanya, lika-liku perjalanan yang
melelahkan belum usai. Rumah baru itu
terpaksa mereka tinggalkan karena biaya
hidup di Ghaziyah terlalu tinggi. Dengan
menumpang kereta api, mereka pindah lagi
ke Halb, lalu ke Zabdani, dan berhenti
sementara di Damaskus, ibu kota Suriah.
I
a menggapai daun pintu. Dengan Segera ia ke kamar. Ada sesuatu yang
Akka, kota kecil di wilayah 48
keletihan hebat ia langsung rebah di harus ia cari. Ia menoleh kiri-kanan
Palestina. Mereka memang
kursi yang reot. Ayunan dilihatnya tergesa-gesa. Ia baru teringat, di bawah
biasa berlibur ke rumah
menggeliat-geliat lalu berujung pecah tangis. kolong ranjang. Segera ia raih segulung tali
nenek mereka di kota itu.
Di sudut dapur anak sulungnya asyik belajar tambang kecil. Sudah dua minggu ia
Rupanya, rencana
sambil bertanak nasi. Ia dekati anaknya simpan tali itu. Kini seolah tali itu sedang
berlibur berubah
yang masih terus menangis dalam ayunan, berbicara padanya. Membujuknya.
menjadi upacara
diraihnya sambil Merayunya.
menyambut kelahiran.
mendodoi. Anak Ia pejamkan mata.
Sang istri melahirkan
itu semakin hebat Menangis dalam hati.
seorang bayi yang
menangis. diberi nama
“Emak, aku ***
Ghassan.
masih belum Aku sering
Beberapa
lunas,” kata melihatnya pulang-
saat lamanya
anaknya yang pergi. Ia hanya
Ghassan tidak
sulung ketika ia ke memakai sepeda
melihat Akka. Tiba-
dapur. sangky. Tapi kurasa
tiba sebuah serangan
Ia hanya ia memiliki semangat
di malam buta
mengangguk. Ini untuk bertahan hidup
membuat keluarga
untuk yang dan membesarkan
kecil itu kocar-kacir.
keempat kali anak dua anaknya yang
Pengacara itu pun
sulungnya berkata masih kecil. Memang
kembali membawa
begitu seolah ia miskin. Kutahu ia
keluarganya ke Akka,
seperti lampu merah yang enggan redup. Ia hanya sebagai pembantu rumah tangga.
kali ini bukan untuk
tahu uang SPP anaknya itu masih “Tapi semestinya dia dapat bantuan
berlibur tetapi untuk
menunggak empat bulan. Tapi ia sudah itu,” ujarku pada Udin.
menyelamatkan diri.
merasa berjuang. Ternyata itu pun belum “Memang.”
Pada saat itu usia
cukup. Hanya bisa untuk memenuhi “Tetapi mengapa tidak?”
Ghassan, putranya, baru
kebutuhan hidup satu atau dua hari. “Sebenarnya sudah diberi. Tapi
sebelas tahun.
“Kita tunggu abangmu pulang.” Ia hanya bayangkanlah dengan Bantuan Langsung
Sementara itu serangan
menjawab singkat. Tunai yang hanya seratus atau dua ratus
Israel makin meluas hingga
Ia teringat malam ini pasti mati lampu. ribu itu, tidak begitu memadai.” Balas
akhirnya mencapai Akka. Hanya
Tapi masih untung ia dapat membeli minyak Udin.
setahun menikmati lembutnya angin di
tanah yang hanya cukup untuk menerangi “Kau bisa menolongnya?” tanyaku
kota Akka, yaitu dari Tisyrin
keadaan di dalam rumah. Tangis anaknya seketika.
(November) 1947 hingga April 1948, lagi-
sudah sedikit reda. Si sulung segera ke Udin tampak heran. Barangkali Terusir dari Kampung lagi mereka dipaksa mengungsi ke desa
kamar mandi. menanggapi bodoh perkataanku. Sendiri kecil Tel Fakhar atau Tel Napoleon.
Ia taruh kembali anaknya itu ke ayunan. “Sudahlah. Kalau kau ingin bantu Awal musim semi April 1936, seorang Palestina sebagai wilayah yang aman sejak
Anak itu meronta-ronta kakinya menrjang- bantulah kau sendiri.” pengacara muda memboyong dua anak dan itu tinggal impian.
nerjang. Cepat-cepat ia masukkan “Kita perlu menolong orang miskin.” istrinya yang tengah hamil tua dari Yafa ke Dari sini perjalanan rupanya belum usai.
kompengan ke mulut anak itu. “Ya-ya aku tahu.”
ZAPIN BARONGSAI
Mak Siti juga resah. Dia memang sempat perjalanan Bujang memulai pembicaraan.
marah pada Bujang karena permintaannya “Mak jauh juga ya jarak rumah kita dengan
terlalu tinggi. Tapi alas an-alasan yang kebun. Kalau ada motor pasti lebih cepat.”
dikemukakan Bujang masuk akallah. Toh dia Bujang melenggang santai tapi matanya
oleh Bambang Kariyawan ingin punya motor bukan untuk TP-TP jual
tampang, biar mudah dapat cewek. Bujang
menguntit nakal maknya.
“Bujang…Bujang. Kau ni ye serupa betul
putra Mak Siti satu-satunya. Tempat dengan bapak kau. Kalau punya kehendak
menggantung segala harapan. Ia ingin kelak susah dilerai. Tahu tak, mak dah berpikir
putranya jadi orang dan semalam suntuk tentang
kerja kerasnya untuk permintaan kau tu. Dan…”,
menyekolahkan Bujang Mak Siti sengaja memotong
taklah sia-sia. Ia tahu ucapannya dan tersenyum
anaknya memiliki semangat genit pada Bujang. “Dan apa
yang tinggi dan ia tak mau mak? Bolehkah Mak,
semangat itu pupus karena Bujang punya motor?”
keinginannya tuk punya Bujang tak kuasa menahan
motor tak kesampaian. rasa. Ia merengek macam
Besok pagi ia akan anak kecil. Bujang
katakana pada Bujang menangkap sebongkah
keputusannya tersebut. Ia besar harapan dari kata-kata
akan belikan Bujang motor maknya yang sengaja
walau ia harus bekerja lebih dipotong. “Iyelah Jang. Mak
keras lagi. kan belikan kau motor. Yang
Ayam berkokok sahut menyahut ditingkah baru sajalah sekalian Jang. Kan sekarang ada
suara azan yang terdengar sayup. Embun- kredit. Makkan usahakanlah. Asal kau rajin
embun menggeliat mesrah siapkan tubuhnya kuliah Jang dan ingat seimbangkan kegiatan-
dijamah mentari. Suara air wudu membasahi kegiatanmu itu dengan kuliah. Mak tak mau
lantai perigi rumah si Bujang. Sejuk terasa kau terbengkalai kuliah. Apa kata arwah
sampai e hati. Subuh yang damai dan tenang. bapakmu nanti. Hazab Mak kena maki.” Tak
Bujang mengimami Makny sholat subuh. tersembunyikan kegirangan Bujang.
Alangkah indahnya suasana rumah mungil itu, Melonjak-lonjak ia macam katak dapat hujan.
penuh cinta dan kebahagiaan. Biasanya Dipeluk maknya kuat. “Makasih mak. Bujang
selesai sholat subuh Mak Siti bersiap-siap tuk janji kan pegang petuah-petuah emak. Bujang
menakik getah. Kebun karetnya lumayan janji. Untuk meringankan beban emak, Bujang
jauh dari rumah tapi Mak Siti sudah biasa ngojek mak.” “Terserah kaulah Jang, asal
menempuh dengan berjalan kaki seorang diri. pandai-pandai bagi waktu. Jangan sampai
Di jalan ia akan berpapasan dengan penakik- kuliah terganggu.”
penakik getah yang lain, Bujang di Dua minggu berlalu. Bujang dah dapat
sampingnya, putra tersayang semata wayang. motor baru Supra-Fit. Liburan semesterpun
Bujang lagi liburan semester jadi dia pulang usai sudah. Alangkah bahagianya Bujang
Sagang Halaman 16 S agang Halaman 69
Biduk
permintaan putra semata wayangnya Bujang
bin Syamsudin.” Tesambat setan apa pula kau
ini Jang. Makmu ni Cuma petani karet. Kebun Cahari olehmu akan sahabat
karet warisan bapak kau tupun tak seberapa Yang boleh dijadikan obat
luasnya. Kau bias kuliah saja sudah syukur
Cahari olehmu akan guru
Alhamdulillah. Sekarang nak minta motor pula.
Sadarlah Bujaaangg…!.” Yang boleh tahukan tiap seteru
Berkerut wajah Bujang. Sia-sia sudah Cahari olehmu akan kawan
semangat 45 yang ia keluarkan. Harapannya Pilih segala yang setiawan
untuk punya motor kandaslah sudah. Walau
bagaimanapun Bujang tergolong anak baik. (Gurindam 12, pasal 6, Raja Ali Haji)
Tak kuasa ia melihat risau di wajah Maknya.
Tapi di sudut hatinya yang lain, keinginannya
untuk punya motor sangatlah kuat. Motor
bekaspun tak apalah. Bujang termasuk anak
aktif di kampus. Seminar-seminar ia ikuti,
acara demi acara terutama yang berbau seni
sebisa mungkin ia hadir. Semangatnya
H
menggebu-gebu dan ia merasa semangatnya adirin yang berada di aula SMA Lim memiliki semangat nasionalis yang
itu kadang terhalang karena ia tak punya seperti terbawa ke masa Raja Ali tinggi. Lim sangat terkesan dengan sebuah
“Mak! Belikanlah aku motor. Susah Mak kendaraan. Kegiatan-kegiatan seni biasanya Haji dengan syair Gurindam Dua peribahasa yang pernah dipelajarinya di
tak punya motor, kosku jauh. Aku jadi sering di kota dan sering pada malam hari. Kalau Belasnya yang terkenal itu. Siapa gerangan bangku sekolah. Di mana bumi dipijak, di
terlambat. Terus Mak, bayangkan banyak tak punya kendaraan susahlah. Bisa pergi yang dengan indahnya melantunkannya? situ langit dijunjung. Keinginan Lim untuk
kegiatan tak bias kuikuti karena tak punya pulangnya gimana. Jauh juga dari kota “Lim… hebat sekali kau membacaknnya mendalami budaya setempat didukung
motor. Langkahku jadi pendek. Waktuku panam.Numpang sama teman terus segan dan tadi. Aku sebagai budak Melayu saja tidak penuh oleh sahabatnya, Hamzah. Lim sangat
juga terbuang banyak di bus atau di oplet. lagi susah juga cari teman yang sama-sama mampu membacakan syair Gurindam itu berminat mengkaji sejarah, budaya, dan
Contohnya kemarin Mak. Aku dapat suka seni. Pernah Bujang ungkapkan dengan baik. Kapan-kapan ajari aku yah,” sastra Melayu yang begitu kaya tersimpan di
undangan FLP di Sukajadi pukul 9, pukul 10 kesedihannya pada sahabatnya Ucok. Bujang Hamzah teman baik Lim memberikan Pulau Penyengat, sebagai tempat
aku juga ada acara di Bandar Serai. Karena sangat sedih karena tak bisa ikut diskusi apresiasi atas penampilannya membacakan menyimpan sejarah peninggalan Kerajaan
aku tak punya motor aku hanya bias ikut yang tentang proses kreatif yang diadakan syair Gurindam 12 karya sastrawan Melayu. Lim selalu meminta Hamzah untuk
di Bandar Serai. Coba kalau aku ada motor komunitas paragraph. Pembicaranya Joni Melayu, Raja Ali Haji. menemaninya untuk sekedar bermain atau
aku bias kejar keduanya. Ilmuku jadi tambah Ariadinata dari Jakarta. Bujang ingin kali ikut Lim dan Hamzah dikenal sebagai dua mengamati dengan serius peninggalan-
banyak, pengalamanku bertambah dan diskusi tapi temannya yang punya motor tak sahabat yang dikenal akrab. Lim sebagai peninggalan sejarah Melayu tersebut.
temanku juga semakin banyak. kunjung datang. Padahal mereka dah janji. anak keturunan Tionghoa dan HAmzah Tidak perlu heran, ketekunannya
Mak…pokoknya beliin aku motor Mak.” Sedihnya si Bujang. Alangkah mudah dan sebagai budak Melayu. Mreka tinggal di membuahkan hasil. Pemahaman terhadap
Bujang bercuap sepanjang tali beruk kepada panjang langkah Bujang kalau dia punya Tanjung Pinang. Sebuah kota yang memang sejarah Melayu tidak diragukan lagi.
emaknya. Mengepul-ngepul suara yang ia motor. Semalaman Bujang tak bisa tidur. sudah dikenal masyarakat sebagai kota Kepiawaiannya memaikkan musik gazal
keluarkan, bersemangat macam orang mau Pikirannya terbelenggu oleh motor. Ia telah akulturasi kental antara Melayu dan tidak kalah dengan tim gazal yang telah ada.
perang. Sementara Mak Siti, emaknya si putuskan kalau dia harus punya motor dan Tionghoa. Perbedaan latar belakang tidak Kehebatnnya bersyair semerdu burung
bujang hanya mengurut dada mendengar dia akan ungkapkan itu lagi pada Maknya mereka anggap sebagai benteng pemisah. perindu. Bahkan dalam menari Zapin,
ADIKKU TERSAYANG
oleh Rani Maulidyrza
DARAH
SUNGAI MALAM
kami?” Tanya Marisa padaku saat istirahat Acara pensi sekolahku sangat meriah.
tiba. Panitia pensi sepertinya sangat sukses
Aku berpikir sejenak lalu menjawabnya menyelenggarakan acara ini. Teman-teman
dengan pasti. “Ya, aku mau. Kalian mau sekolahku begitu menikmati acara yang
jemput aku khan?” menghibur ini. Aku juga sangat terhibur dengan
“Iya, kita pergi naik mobil Doni. Nanti aku pensi. Aku bahkan bisa melupakan masalahku
akan minta dia menjemput kamu.” sejenak. Sampai berita itu datang…
“Terima kasih, Marisa.” “Arista…Arista!” Doni dan Putra berlari-
Entah apa yang membuatku ingin datang lari kearahku.
pada acara pensi itu. Padahal pikiranku Aku menatap mereka dengan bingung,
sedang tidak enak. Tapi aku malah “Ada apa?” tanyaku.
memutuskan datang. Ada baiknya juga sih aku “Di sana…” Doni masih berusaha mengatur
menonton pensi itu. Siapa tahu aku bisa sedikit nafasnya. “Arista…di ujung
oleh Hastin Yuniarsih terhibur. jalan…adikmu…”
***
Sajak-sajak Gunawan R
LUKA
PERSELINGKUHAN KEYAKINAN
Sentuhan Modernisasi dalam bentuk kran air bersih di kalangan suku Dayak Kayan dan Kenyah
di Serawak foto: Hedda Morrison, HEMISPHERE
S agang Halaman 56 Sagang Halaman 29
esei Biduk
Pelangi
Imaji(nasi) PESAN DARI MASA DEPAN
Tenang…
Ada gurat bengis tersungging
Misteri…
Hitam putih catur penuh intrik
Tapi aku tak mampu untuk berlari
Bahkan aku tergadai oleh pelukanmu
Aku merasa hangat dalam cengkeraman kuku setanmu
bahasa-bahasa pemberontakan atau hujan di atap rumbia, begitu tajam Jalan berlorong untuk sebuah hati hitamku?
perlawanan yang dijalin menjadi begitu menikam meranti,
lembut, halus, dan sangat santun. Sebagai lantai senja yang berdaki.
praduga, mungkin waktu dan ruang telah Tapi harus kukaji, mambang hitam
menempa kepribadiannya selama di penunggu
Yogyakarta, suatu kota yang mengagungkan batang mempelam yang setia
kehalusan berbahasa jika dibandingkan mencatat kecemasan
dengan kawasan Sumatera. Bahasa seperti anak-anak ketam dalam lubang
itu jelas tampak dalam Segantang Bintang, malam. Sebab
Sepasang Bulan (SBSB, kumpulan puisi), demikianlah aku, dua puluh enam
Langgam Negeri Puisi (LNP, kumpulan tahun, menyimpan
puisi), Amuk Tun Teja (kumpulan cerpen), ketakutan atas telukmu yang kian
dan Getak Bunga Rimba (novel). Mari kita waktu kian rumpang.
simak satu puisi dalam SBSB yang berjudul Begitu jelas pelangi imajinasi dan
Gumam Teluk Mambang (1). gambaran waktu. Bukan sekedar imajinasi
Aku menziarahi telukmu, dua puluh indrawi yang dilahirkan, tetapi juga imajinasi
enam tahun, kinestetik. Puisi di atas juga melakarkan
sejak pohon karet usiamu belum tentang imajinasi kedesaan dan
seliar hutan, dan kehidupannya. Di bagian lain, dalam SBSB,
dataran gambut belum bertebing laut. MZ melahirkan imajinasi kekotaan dan
Merumuskan ingatan, serupa kehidupan modern (seperti dalam puisi
menghitung titik-titik Magelang-Jakarta dan Membaca
cahaya siang yang mengintip dari Jakarta). Dengan demikian, akan
lubang-lubang melahirkan pula sesuatu yang ironis antara
Anak-anak dan perumahan suku Dayak Bidayuh di Serawak foto: Dewan Budaya
S agang
Biduk sajak
HAMPA
SIA-SIA
10 Desember 2005
MENGOBRAL KATA
MEMORI
Di bawah pohon mangga yang rindang
Ditemani semilir angin
Ketika kutelusuri jalan ini Menjadi pelepas gerah
Lagi Berkumpul bersama merajut janji
Masih ada sisa getar berirama itu namun terdengar sumbang Sekedar menjalani rutinitas tanpa tujuan
Harmoninya tak lagi sempurna karena dawai-dawainya tlah usang, Diawali dengan basa basi merangkai cerita
Di dapur tadi masak apa
Lapuk dan ausdikikis waktu Terus dari tetangga ke tetangga di kupas
Lalu putus dan lepas… Perkakas baru apa, dan beli dimana
Bersama hilangnya harap dan asa Lanjut keberita hangat
Pupus bersama penantian yang sudah berakhir Seputar selebritis yang selalu diulang-ulang
Berita gossip menjadi primadona
Ketika kutelusuri jalan ini Semakin tajam wilayah politik pun dimasuki
Lagi Seolah-olah telah lahir tokoh serba tahu melekat dalam
Ada getar berirama di setiap ayunan langkahku dirinya
Getar itu tak seindah dulu Kata-kata tanpa henti terus mengalir
Hanya tinggal bias tersisa Saling sahut menyahut
Keindahan yang suram dan padam Bak suara jangkrik di hutan lebat
Bersama waktu yang tek berulang… Atau seperti suara katak dikala pasca hujan
Gemuruh…
Maret 06 Kata-kata tidak akan bisa dibendung
Terhenti sesaat oleh waktu
Berlanjut pula oleh waktu
Musik Gereja
oleh Asri
Ketika kecil…semua bacaan…semua hafalan…semua gerakan… A. Pendahuluan upacara khusus, misalnya pernikahan, dimana
Kunikmati dengan sepenuh hati Setidaknya sejak abad ke-19 musik musik sendiri tidak harus bersifat gerejawi dan
Karena aku yakin Tuhan adalah temanku gereja menjadi suatu persoalan yang tidak musik unsur keagamaan yang dapat di
Ketika remaja…saat ketidakstabilan…saat kegoncangan…saat pencarian diri selesai perselisihannya antara seniaman, pihak pentaskan di luar konteks gereja.
Kegamangan untuk menyakini adakah Tuhan di sekitarku? gerja dan masyarat. Hal ini berdasarkan Di sini kita bisa melihat pada pembaharuan
Ketika dewasa…saat rutinitas menjadi roda…saat uang dan kekuasaan begitu manis suatuestetika duniawi yang semain menonjol musik gereja pada awal abad ke-20, pihak
Terasa…saat bermunculan Tuhan-Tuhan lain di sekitarku dalam bidang kesenian, dimana unsur agama gereja semakin kritis terhadap pembaharuan
Membuatku lupa apa pernah ada Tuhan dalam hatiku? tetap berperan, akan tetapi dalam bentuk musik gereja tersebut, karena sesuai dengan
mistik, spiritualisme, panteisme dan lain-lain. perkembangan musik pada abad ke-20 pada
Karya musik yang gerejawi sering umumnya. Dengan demikian satu hal yang
dipentaskan diluar lingkungan gereja, sangat menarik untuk di bahas yaitu unsur
sehingga dualisme antara persepsi musik keagamaan yang dapat di pentaskan di luar
murni dengan unsur persepsi keagamaan kita konteks gereja, karena perkembangan musik
bisa melihat melalui teksnya yang sangat Barat ke wilayah Indonesia saat ini sangat
menonjol. menjanjikan bagi para pemain dan komposer.
Berdasarkan hal yang di atas tersebut Salah satu contoh kita bisa melihat
penulis sangat tertarik dengan nuansa religius perkembangan musik Jazz. Sebelum penulis
yang terdapat dalam musik gereja, dalam melangkah lebih jaoh terlebih dahulu ingin
kesempatan ini penulis merasakan bahwa membahas sedikit tentang apa itu musik Jazz.
berbagi pendapat yang dikatakan oleh Menurut Diter Mack dalam bukunya Sejarah
masyarakat, bahwa pada dasarnya harus kita Musik jilid 4 menyatakan; Jazz merupakan
bedakan antara musik Liturgi sendiri, dan musik folklor, akan tetapi setelah kurun waktu
musik yang menggiringi liturgi, kemudian tertentu menjadi suatu eksperesi individual,
musik yang berhubungan dengan suatu yang dimaksud individual disini terlihat dari segi
Sagang Halaman 46 Sagang Halaman 39
salam redaksi Biduk
Rasa
SUATU hari Wak masuk ke dalam studio tari, menyaksikan para penari jurusan tari sebuah
perguruan tinggi. Lama sekali Wak bermenung menyaksikan mereka latihan menari. “Tari “kita”
tetap seperti dahulu juga, itu ke itu juga,” kata-kata Wak dalam hati. Kenapa Wak berani
mengatakan seperti ini? Karena Wak sudah tak dapat menghitung lagi jumlahnya memainkan
musik, membuat musik tari, musik pengiring tari kelompok tari “di sini”. Kenapa tari “kita” tetap
itu ke itu juga? Apa sebenarnya yang tidak pernah ada dalam tari “kita”? pertanyaan itu akhirnya
Wak sampaikan pada para penari yang sedang latihan di studio tari perguruan tinggi itu. Pertanyaan
itu adalah “Rasa”. Ada tiga hal yang seharusnya ada dalam sebuah tari, yang dalam istilah tarinya
disebut wirasa, wirama dan wiraga. Istilah ini diambil dari bahasa Jawa, yang bermakna: rasa,
irama, dan raga. Tari “kita” mencakupi dua hal untuk keharusan itu. Yaitu wirama (irama) dan
wiraga (raga). Wirama (irama) menuangkan musikal dalam tari tersebut, sedangkan wiraga adalah
bentuk tari itu sendiri (tubuh). Hal yang jarang dan bahkan tak pernah ada dalam tari “kita”
adalah Wirasa (rasa, jiwa, roh). Sebuah kesenian yang tidak mempunyai jiwa ataupun kehilangan
foto: Internet jiwa adalah kesenian robot. Jika seniman itu sendiri boleh jujur, karya seni yang dihasilkannya itu
adalah sebenarnya “jiwa”-nya sendiri.
komposisi, melainkan dari segi kebanyakan akan tampak bahwa seni dan religius
inprovisasi, baik dari segi pengolahan tekstur bermunculan bersama-sama sejak di celah- Pada seni yang lain, musik misalnya. Dengan kehadiran tekhnologi canggih sekarang ini, semua
maupun dari segi ”sound”nya. Nah dari sini celah prasejarah yang suram, untuk berabad- suara alat-musik dapat ditampilkan dalam sebuah “organ”. Karya-karya musik dapat dimainkan
timbul pertanyaan apakah sah, apabila suatu abad lamanya keduanya sangat berhubungan dalam bentuk MIDI, Squencer seperti halnya kaset atau CD yang diputar di tape recorder atau
karya komposisi tertulis? Dan selain itu terus dengan erat, kemudian di Eropa, sekitar peralatan VCD atau DVD, namun penampilan karya musik itu tetaplah “robot”. Begitu juga
bagaimana dengan musik yang tidak tertulis, 500 tahun yang lampau, gejala pertama akan halnya dengan permainan musik yang tidak ada jiwa (rasa) di dalamnya. Wak setuju pernyataan
akan tetapi juga tidak bersifat inprovisasi, adanya pemisahan antara keduanya timbul banyak pengamat musik bahwa sekarang anak-anak sangat luar-biasa permainan musiknya,
seperti kebanyakan musik karawitan di jurang pemisah ini tampaknya akan meluas. tetapi tidak ada penjiwaannya dalam memainkan lagu tersebut. Kalau begitu apa bedanya kita
Indonesia misalnya dilihat dari sejarahnya, Denagn datang puncaknya reneissance (manusia) dengan robot? Untuk ketelitian memainkan nada-nada robot sangatlah teliti (kecuali
gamelan semar pagulingan di Bali misalnya ditemukan suatu seni yang pada hakikatnya peralatannya rusak), namun robot tetaplah robot, tidak mempunyai rasa (jiwa). Inilah juga
punya fungsi hiburam untuk para aristokrat, bebas dan merdeka, individual sipatnya, dan keuntungan pada sisi yang lain seniman yang belajar musik tanpa mengenal notasi, karena mereka
tetapi tidak mustahil musiknya sekaligus di tidak bermaksud untuk mengeksperesikan hanya mengandalkan rasa (jiwa), namun ingat juga di sisi yang lain juga permainan musik
tapsirkan sebagai musik seni. apa-apa kecuali pribadi siseniman sendiri, memerlukan juga wirama (irama) dan wiraga (teknik). Semua orang akan dapat menulis cerita
Nuansa Religius (Herbert Read : P,39 ). atau puisi, namun tidak semua orang akan dapat memuatkan rasa (jiwa) dalam puisi-puisinya.
B.Pembahasan Kembali lagi kita ke pokok-pokok Karena itu, dalam latihan-latihan teater, olah-rasa sangatlah penting selain juga olah-tubuh (raga).
Sebagai pembahasan bisa dirumuskan permasalahan yaitu; nuansa Religius dalam
berdasarkan permasalahan yang di lontarkan musik gereja dimana pada saat sekarang jika Jadi, mari memasukkan rasa (jiwa, roh) dalam karya seni kita, karena tanpa jiwa atau roh
di atas, bahwa nuasa religius dalam musik kita melihat musik Jazz apakah musik ini (rasa) sebuah raga tidak berarti apa-apa. Tanah akan tetap menjadi tanah, kalau roh tidak
gereja disini kita bisa menghubungkan antara bersipat hiburan, spiritual, eksperesi individual dimasukkan ke dalamnya. Dan, menjadi diri sendiri adalah tujuan akhir dari seniman.
seni dan religi adalah satu di antara (sebagai ”karya seni”) dan lain-lain. Di sini
pertanyaan-pertanyaan yang tersulit untuk di penulis mencoba untuk menggungkap bahwa
jawab. Nah jika kita melihat kemasa lampau musik Jazz banyak di kaitkan dengan isu-isu wak biduk
Sagang Halaman 40 Sagang Halaman 45
lembaran sastra budaya
Seniman Muda pemberontakan budaya. Kebebasan dan 19970, perpaduan atau pendekatan dengan
Biduk
perjuangan orang-orang Afrika yang menjadi musik kontemporer pada umumnya dan
DAFTAR ISI buruh di Amerika. Mereka tertindas dari sisi “fusion” sebagai mainstrem Populer.
ras, politik, dan hak asasinya. Bahkan orang- Pada tahun 50-an diwarnai dengan tiga,
orang kulit hitam itu tidak bisa beribadah bahkan empat alian utama yaitu Cool Jazz,
bersama dengan tuan-tuannya yang berkulit Modal Jazz, Harbop dan suatu aliran khusus
putih. namanya “Third Stream”.
Karena itu, Dalam hal ini Cool Jazz
kemudian muncul dan Modal Jazz memiliki
pemisahan tempat banyank persamaan,
ibadah yang di kenal antara lain karena musisi
dengan gereja putih dan utama yang mewakilinya
gereja hitam. juga sama.(Dieter Mack,
”pemisahan” ini 1995:389).
kemudian berimbas Perkembangan musik
123456789012345678901234567890121234567 pada musik religius Jazz menjadi berbagi
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 yang dinyanyikan aliran itu merupakan
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 orang-orang kulit hitam keluesan musik
123456789012345678901234567890121234567 saat beribadah musik Jazzberadaptasi dengan
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 mereka lebih perkembangan termasuk
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 salam redaksi: eksperesip dan kemampuan musik Jazz
123456789012345678901234567890121234567 Rasa......................................................45
123456789012345678901234567890121234567 beremosi, misalnya beradaptasi dengan
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 sajak : benar-benar menangis perkembangan termasuk
123456789012345678901234567890121234567 Sajak-sajak :
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 - Bambang Kariyawan saat sembahyang. kemampuan musik Jazz
123456789012345678901234567890121234567 - Gunawan R Eksperesi dan emosi itu mere-presentasikan
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 - Resti Fitriani
123456789012345678901234567890121234567 menggmbarkan Religiousitas seseorang,
123456789012345678901234567890121234567 - Sri Handayani .........................46
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 kesengsaraan hidup bahkan sejumlah musik
123456789012345678901234567890121234567 cerita-pendek : Jazz kristiani
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 dan penindasan yang
123456789012345678901234567890121234567 Bujang Minta Motor
123456789012345678901234567890121234567 oleh Alvi Puspita.....................................67 mereka alami ( kompas 12-05 ). menggunakan musik Jazz untuk menarik
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 Pemisahan gereja dan revolusi pada musik perhatian jemaat datang kegereja.
123456789012345678901234567890121234567 tokoh :
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 religius mempengaruhi perkembangan musik Musik yang indah dan menarik di nilai bisa
123456789012345678901234567890121234567 Ghassan Kanafani: Sang Martir Palestina
123456789012345678901234567890121234567 oleh Misran............................................72 Blues yang kemudian menjadi backbone, membawa seseorang jemaat lebih khidmat
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 tulang punggung musik Jazz. Setelah era sewaktu menyembah Tuhan, Musik Jazz yang
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 1900-an musik Blues berkembang sendiri dan di dedikasikan untuk menyembah Tuhan ini
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 dikenal juga dengan musik Jazz persembahan.
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 Jazz juga berkembang sendir dengan berbagi
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 warna musik didalamnya.
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 Diantaranya, Rangtime, New orlean, New C. Komposer dan Instrumen
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 orlean Chicago dan swing, yang masuk Pada ahir tahun 40-an muncul berbagai
123456789012345678901234567890121234567 kategori tradisional Jazz. Aliran modern Jazz musisi yang antara lain, berasal dari lingkungan
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567
123456789012345678901234567890121234567 diantaranya; Bebop 1940, Cool Jazz 19950, Charlie Parker, musisi yang paling menonjol
123456789012345678901234567890121234567
modal Jazz dan Hard Bop 1960-Free Jazz adalah pemain Trumpet Miles Davis (1926-
Sagang Halaman 44 Sagang Halaman 41
1992). Sejalan dengan itu Davis pianis John
Lewis (1920) yang pada itu ikut “Big band”
Gillespie, dapat mengembangkan suatu gaya
yang sama, sebagai pelopor cara improvisasi
ini yang sangat absrak, “relaxed” dan (secara
sekilas) “tampa emosi” sebenarnya sudah
terdapat sebelum era Bebop.
Baru kali ini ditulis nama seseorang yang
mesti disebut sejalan dengan Miles Davis
dalam konsep modal Jazz yang nmenujupada
era free jazz yaitu John Coltrane (1926-1967)
yang berkembang dibawah pengaruh
Gillespie dan Parker (Bebop) dengan Teladan
Lester Young dan Coleman Hawkins.
Untuk perkembangan selanjutnya, penting
sekali bahwa Coltrane mulai membentuk
groupnya sendiri, dan yang bekerja sama
dengan dia terus menerus adalah Mc coy
Tyner adalah piano, Jimmy Garison bas, dan mendefinisikan bahwa agama sebagai satu menghargai dengan mendengarkan kreatrivitas
Elvin Jones drum, yaitu tiga msisi yang sangat kepercayaan dalam bentuk spiritual. dan ekspresi dari musisi yang berinprovisasi.
kondusip untuk kebebasan dan kekreatifan Sejumlah ahli antropologi sosial modern sudah Dalam hal ini musik jazz di sini juga
Coltaine. kembali kesuatu perluasan definisi agama mengajarkan seseorang untuk berdialog,
Sejalan dengan itu proses perkembangan dalam penmgembangan kehidupan social dalam artian mendengar dan merespon,
Coltrane musisi lain juga cukup aktip dan Musik Jazz yang di susun atas ritem dan masyarakat terhadap manusia biasa atau kemampuan mendengar dan merespon itulah
album yang paling menonjol dalam konteks improvisasi tingkat tinggi menjadi media yang kekuatannya. Ditambahkan lagi oleh yang menghidupkan musik jazz dalam suasana
musik Jazz baru ini adalah “Free Jazz” dari cukup reperesentatif untuk mengeksplorasi sisi pendapat Clifford Geertz dalam sebuah kebersamaan, dan kedamaian seperti kasih
Ornette Colman dari tahun 1961, seperti kita Rohani. uraiannya merumuskan sebuah definisi agama Tuhan dalam perayaan natal saat sekarang.
ketahui bahwa free boleh diartikan dengan Presentasi pengalaman religius dalam dan peranannya secara jitu bahwa agama
“free bebas sepenuhnya”. Free harus musik Jazz juga juga dilakukan oleh Duke adalah sistem simbol yang berfungsi
diartikan “bebas dari keterbatasan Elington dimasa mendekati akhir hayatnya, ia menanamkan semangat dan motivasi yang
tradisional”, akan tetapi dengan berbagai juga membuat musik yang dibawakan oleh kuat, mendalam, dan bertahan lama pada
aturan baru, sesuai dengan kebutuhan Band-nya sendiri dalam tiga kali konser yang manusia dengan menciptakan konsepsi yang Daftar Pustaka
eksperesi masing-masung. disebut Sacred Concert. bersifat umum tentang eksistensi, dan Dieter Mack, Sejarah Musik Jilid IV.
John Coltrane di era- 1957-1964 juga D. Kesimpulan membungkus konsepsi-konsepsi itu Cetakan ke-1 : 1995
menuangkan pengalaman religiusnya dalam Jadi jelas telah kita ketahui, bahwa seni dan sedemikian rupa dalam suasana aktualitas Karl Edmund Prier Sj, Ilmu Bentuk
karya musiknya ia menggabungkan musik Religius sangat berhunbungan erat seperti yang sehingga suasana dan motivasi itu kelihatan Musik. Cetakan ke-1 : 1996
dengan agama menjadi satu bagian tidak dikatakan dalam pembahasan tadi yaitu. sangat realitas. (Roger M. Keesing, 1992 : Roger M. Keesing, Antropologi Budaya.
terpisahkan. Karya besarnya yang banyak di Religius bermunculan bersama sejak di celah- 94) Penerbit Erlangga; 1992
apresiasi adalah album “A Love Supreme” celah prasejarah yang suram, seperti yang di Atas dasar itu nuansa religius dalam musik Herbert read, Seni, Arti dan
yang di rekam tahun 1964. Album ini banyak ungkapkan Taylor dalam buku Antropologi jazz berupaya mengajarkan seseorang untuk Problemantiknya.
dinilai sebagai awal kebangkitan spiritualbaru. Budaya, satu abad yang lalu telah
Sagang Halaman 42 Sagang Halaman 43