MANUSIA DAN PENDERITAAN Nama : Nuriman S.

Kelas : 1KA34
NPM : 15110172

Sebab Seseorang Merasa Ketakutan :

A. Pengertian Penderitaan
a. Claustrophobia : takut terhadap
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata ruangan tertutup;
derita berasal
b. Agorophobia : takut terhadap
dari bahasa sansekerta dhra. Derita artinya ruangan terbuka;
menanggung
c. Gamang : takut berada di tempat
atau merasakan sesuatu yang tidak ketinggian;
menyenangkan.
d. Kegelapan : takut bila berada di
Penderitaan itu dapat lahir atau batin atau tempat gelap;
lahir batin.
e. Kesakitan : takut yang disebabkan
rasa sakit;

f. Kegagalan : takut akan mengalami

B. S I K S A A N kegagalan.

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan

badan atau jasmani dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan
yang dialami seseorang, timbullah
penderitaan.

Siksaan yang sifatnya psikis misalnya: C. KEKALUTAN MENTAL

a. Kebimbangan: Kekalutan mental adalah gangguan

kejiwaan.
b. Kesepian:
Gejala-gejala permulaan seseorang
c. Ketakutan: mengalami kekalutan mental :

a. Nampak pada jasmani : merasakan

pusing, sesak napas, demam, nyeri
pada lambung

b. Nampak pada kejiwaan : rasa

cemas, ketakutan patah hati,
apatis, cemburu, mudah marah
 Manusia dan Penderitaan

Proses-proses kekalutan mental yang dialami Penderita kekalutan mental banyak terdapat
seseorang mendorongnya ke arah : dalam lingkungan seperti :

a. Positif : trauma (luka jiwa), survive 1. Kota-kota besar

dalam hidup;
2. Anak-anak muda usia
b. Negatif : trauma diperlarutkan atau
diperturutkan akhirnya frustasi. 3. Wanita
BENTUK-BENTUK FRUSTASI
4. Orang yang tidak beragama
1. Agresi
5. Orang-orang yang terlalu
2. Regresi
mengejar materi
3. Fiksasi
A D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
4. Proyeksi
5. Identifikasi Penderitaan dikatakan sebagai kodrat
6. Narsisme manusia, artinya sudah menjadi
konsekuensi manusia hidup bahwa
7. Autisme
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya
untuk bahagia melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh
E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN
pesimis yang menganggap hidup sebagai
SENIMAN
rangkaian penderitaan. Manusia harus
Dalam dunia modern sekarang ini optimis, ia harus berusaha mengatasi
kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih kesulitan hidup.
besar. Hal ini telah dibuktikan oleh
kemajuan teknologi dan sebagainya
mensejahterakan manusia dan sebagian
lainnya membuat manusia menderita.

Media masa merupakan alat yang paling

tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-
peristiwa penderitaan manusia secara
cepat kepada masyarakat. Tetapi tak kalah
pentingnya komunikasi yang dilakukan
para seniman melalui karya seni sehingga
para pembaca, penontonnya dapat
menghayati penderitaan sekaligus
keindahan karya seni.

B
 Manusia dan Penderitaan

F. PENDERITAAN DAN SEBAB- B) Penderitaan yang timbul karena

SEBABNYA penyakit, siksaan/azab Tuhan
Berdasarkan sebab timbulnya penderitaan, • Seorang anak lelaki buta sejak
maka penderitaan manusia dapat diperinci dilahirkan;
sebagai berikut :
• Nabi Ayub mengalami siksaan
A) Penderitaan yang timbul karena Tuhan, tetapi dengan sabar
perbuatan buruk manusia : menerima cobaan ini;
• Perbuatan semena-mena • Tenggelamnya Fir’aun di laut
Merah.
• Perbuatan buruk orang tua

• Perbuatan buruk para pejabat

G. PENGARUH PENDERITAAN
• Perbuatan buruk manusia terhadap
lingkungan Sikap yang timbul pada orang yang
mengalami penderitaan berupa sikap
B) Penderitaan yang timbul karena
positif ataupun sikap negatif. Contoh sikap
penyakit, siksaan/azab Tuhan
negatif yaitu penyesalan karena tidak
• Seorang anak lelaki buta bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin
sejak dilahirkan; bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini
dapat timbul sikap anti, misalkan tidak mau
• Nabi Ayub mengalami kawin, tidak punya gairah hidup.

Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi

penderitaan hidup bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan. Sikap positif
biasanya kreatif dan tidak mudah
menyerah.

Apabila sikap negatif dan sikap positif ini

dikomunikasikan oleh para seniman
kepada para pembaca, penonton, maka
para pembaca, para penonton akan
memberikan penilaiannya.