Anda di halaman 1dari 7

Korelasi antara Fungsi Instrumental Tangan dan Aktivitas Kehidupan

Sehari-hari pada Rematoid Artritis

AK Gupta, SL Yadav , U Singh, S Wadhwa, A Kumar, D Borah, RM Pandey


Department of Physical Medicine & Rehabilitation, All India Institute of Medical Sciences, New Delhi

Abstrak
Obyektif: Untuk menemukan korelasi fungsi instrumental tangan (kekuatan grip, kekuatan otot dan
range of motion) dan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS) pada pasien rematoid artritis.

Metode: 50 pasien dengan jenis kelamin berbeda dimasukkan dalam penelitian ini. Evaluasi fungsi
tangan secara obyektif dikerjakan menggunakan dinamometer tangan dan elektrogoniometer (Tracker
sistem-versi 4®). Para pasien dinilai keterbatasan fungsionalnya menggunakan HAQ-DI versi India.
Analisa peringkat spearman dilakukan untuk menemukan korelasi antar variabel.

Hasil : Ditemukan bahwa sebagian besar parameter penyakit yang spesifik seperti kekakuan di pagi hari,
jumlah sendi yang meradang, durasi penyakit dan deformitas memiliki korelasi yang kuat dengan fungsi
instrumental tangan. Defisit kekuatan grip, kekuatan tip pinch, kekuatan palmar pinch, dan range of
motion tangan sangat berkorelasi dengan kesulitan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari pada pasien
dengan RA. Gangguan fungsi instrumental tangan (kekuatan grip, kekuatan pinch dan ROM sendi)
signifikan pada pasien dengan RA dan memiliki korelasi yang baik dengan Indian Health Questionnaire
Disability Index (IHAQ-DI).

Kesimpulan: penilaian fungsi instrumental tangan dengan IHAQ-DI adalah alat yang efektif dalam
evaluasi dan modulasi dari intervensi terapeutik pada pasien dengan rematoid artritis. Penilaian fungsi
instrumental tangan juga dapat memprediksi defisit AKS.

Kata kunci: Rematoid artritis, Fungsi Tangan, Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

1
Pengantar
Rematoid artritis (RA) adalah inflamasi poliartritis yang kronis simetris pada sendi kecil dan besar dari
ekstremitas. Sendi yang terlibat menunjukkan peradangan yaitu bengkak, nyeri tekan, hangat dan
penurunan ROM. Kerusakan sendi dan tendon dapat mengakibatkan berbagai deformitas pada
ekstremitas. Pasien-pasien menunjukkan derajat kesulitan yang berbeda dalam melakukan Aktivitas
Kehidupan Sehari-hari (AKS)1. Karena penyakit ini memiliki dampak yang besar terhadap AKS, sehingga
dicoba untuk menilai dan menetapkan korelasi fungsi tangan (kekuatan grip, kekuatan pinch dan ROM)
dan AKS pada pasien RA menggunakan Indian Health Questionnaire Disability Index (IHAQ-DI) 2.

Bahan dan Metode


Lima puluh pasien dengan jenis kelamin berbeda yang memenuhi kriteria inklusi dan menyetujui untuk
berpartisipasi dalam penelitian diambil dari pasien yang berkunjung di departemen rawat jalan
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, semua Lembaga Ilmu Pengetahuan Kedokteran India, New Delhi.
Kriteria inklusinya adalah: (1)kelompok umur: 20-50 tahun, (2)jenis kelamin: laki-laki dan perempuan,
(3)semua kasus lama dan baru yang didiagnosis RA pada setiap tahap penyakit, (4)gejala muncul pada
saat pemeriksaan awal (5)Pasien mampu memahami dan melaksanakan uji fungsi tangan yang
ditentukan dan menjawab kuesioner IHAQ-DI dan (6) Kesediaan untuk berpartisipasi.
Evaluasi obyektif fungsi tangan dilakukan dengan menggunakan dinamometer tangan dan
Electrogoniometer (Tracker sistem-versi 4®). Para pasien dibuat duduk senyaman mungkin dan fungsi
tangan mereka dievaluasi menggunakan dinamometer untuk kekuatan grip, kekuatan pinch dan
menggunakan goniometer untuk ROM wrist dan sendi-sendi tangan. Setelah pengujian fungsi tangan,
pasien dinilai keterbatasan fungsional mereka menggunakan HAQ-DI versi India. Hasil yang diperoleh
dianalisa statistik dan diinterpretasikan untuk melihat perbandingan evaluasi instrumental yang
ditemukan dan penilaian AKS dengan menggunakan skala IHAQ-DI. Analisa peringkat spearman
dilakukan menggunakan paket statistik SAS 8,0 untuk mengetahui korelasi antara variabel dan nilai
p<0,05 dianggap sebagai tingkat statistik yang signifikan.

Hasil
Usia rata-rata dari 50 pasien adalah 36,50 tahun (antara 23-50). Rata-rata durasi penyakit 4 tahun
(antara 25-30). Skor nyeri pada Visual Analogue Scale (VAS) adalah 0-8 dengan rata-rata 4. IHAQ-DI pada
50 pasien adalah 0,08-2,08 dengan rata-rata 0,75.

2
Terdapat 40 perempuan (80%) dan 10 laki-laki (20%) pada penelitian ini. Pada saat penelitian tidak
terdapat peradangan aktif pada masing-masing sendi pada 26 pasien. 30 pasien (60%) sedang
mengalami anemia.
Kekakuan pagi hari lebih dari 30 menit hanya pada 38% pasien. Tidak ada korelasi yang signifikan
antara kekakuan pagi hari dan IHAQ-DI namun kekakuan pagi hari berkorelasi dengan defisit ROM
tangan kanan.
Durasi RA sangat berkorelasi dengan berkurangnya ROM kedua tangan dan adanya kecacatan tetapi
tidak dengan parameter fungsi instrumental tangan yang lain atau IHAQ-DI. Korelasi kuat ditemukan
antara jumlah sendi yang meradang dengan defisit ROM dari kedua sisi tangan. Tidak ada korelasi antara
skor nyeri VAS dan IHAQ-DI dan fungsi instrumental tangan dalam penelitian ini.
Tujuh puluh persen pasien memiliki deformitas. Deformitas tangan sangat berkorelasi dengan
defisit kemampuan tip pinch sisi kanan, defisit ROM tangan bilateral dan dengan IHAQ-DI. Ditemukan
keterbatasan ROM pada 62% penderita. Keterbatasan ROM tangan bilateral sangat berkorelasi dengan
IHAQ-DI.
Sebagian besar pasien mengalami defisit kekuatan grip yang lebih sering mempengaruhi sisi kanan.
Defisit kekuatan grip dari kedua sisi sangat berkorelasi dengan IHAQ-DI.
Kekuatan tip pinch dan palmar pinch lebih rendah pada sebagian besar pasien (88%) dan tangan kiri
terlibat lebih parah dari pada tangan kanan. Defisit kekuatan tip pinch dan palmar pinch kedua sisi
sangat berkorelasi dengan IHAQ-DI. Pada sebagian besar pasien key pinch terganggu, tetapi tidak
ditemukan korelasi yang signifikan dengan IHAQ-DI.

DISKUSI

3

Hasil penilaian pada pasien dengan RA mencakup pengukuran fungsi fisik. Cacat fisik merupakan
dampak dari rematoid artritis yang cukup penting 1,2.
Kekakuan pagi hari (berlangsung lebih dari 30 menit) hanya ada pada 19 pasien (38%) dimana
pasien berada dalam berbagai tahap penyakit dan pengobatan. Terdapat korelasi yang tidak signifikan
antara kekakuan pagi hari dan IHAQ-DI. Dalam penelitian ini kekakuan pagi hari sangat berkorelasi
dengan defisit ROM tangan kanan. Curkovic3 menemukan adanya kecenderungan umum peningkatan
kekuatan grip dari pagi hingga sore tanpa relevansi statistik dan kekuatan grip berkorelasi negatif
dengan tingkat kekakuan pagi hari tetapi dalam penelitian ini tidak bisa ditemukan asosiasi antara
kekakuan pagi hari dan kekuatan grip.
Sebagian besar pasien (70%) mempunyai deformitas tangan. Deformitas tangan sangat berkorelasi
dengan defisit kemampuan tip pinch sisi kanan, defisit ROM tangan bilateral dan dengan IHAQ-DI.
Adams4 menyimpulkan bahwa kekuatan grip pada populasi RA awal merupakan indikator akurat
kemampuan ekstremitas atas dan deviasi ulnar pada sendi MCP dan hanya memiliki hubungan yang
lemah sampai moderat dengan aktivitas dan kemampuan fungsional ekstremitas atas. Agustín 5
menemukan bahwa gangguan peradangan sendi dan kelainan bentuk sendi sebagai penyebab langsung
yang kuat terhadap keterbatasan fungsional.
Durasi RA sangat berkorelasi dengan penurunan ROM dan deformitas tangan bilateral. Hal itu tidak
berkorelasi dengan parameter fungsi instrumental tangan lainnya dan IHAQ-DI. Sebaliknya, Bodur6
menemukan bahwa durasi penyakit sangat berkorelasi dengan indeks disabilitas khusus tangan dari
Stanford HAQ.
Jumlah sendi yang meradang sangat berkorelasi dengan defisit ROM dari kedua sisi. Namun, tidak
ditemukan adanya korelasi antara jumlah sendi yang meradang dan IHAQ-DI. Van Lankveld7 menemukan
bahwa peningkatan jumlah pembengkakan sendi berkorelasi paling kuat dengan penurunan
ketangkasan sendi, bahkan setelah pengendalian impairmen awal. Tapi Hakkinen 8 menemukan dalam
penelitiannya bahwa jumlah pembengkakan dan kelemahan sendi kurang penting untuk fungsi.
Tidak ditemukan korelasi yang signifikan antara skor nyeri pada VAS dan IHAQ-DI dan fungsi
instrumental tangan. Namun Hakkinen9 menyimpulkan bahwa pada pasien dengan RA, nyeri dan ROM
sendi memiliki dampak terbesar pada subdimensi HAQ individual.

4
Dalam penelitian ini, sebagian besar pasien mengalami penurunan kekuatan grip dengan sisi kanan
terpengaruh lebih parah. Defisit kekuatan grip pada masing-masing sisi sangat berkorelasi dengan IHAQ-
DI. Hakkinen9 juga menemukan bahwa kekuatan grip terkait dengan indeks disabilitas HAQ total.
Kekuatan tip pinch lebih rendah pada sebagian besar pasien (88%) dan tangan kiri terpengaruh lebih
parah dari tangan kanan kemungkinan karena pengabaian pada sisi tangan yang tidak dominan. Defisit
kekuatan tip pinch pada kedua sisi tangan sangat berkorelasi dengan IHAQ-DI. Hal ini juga ditemukan
bahwa kekuatan tip pinch kanan sangat berkorelasi dengan IHAQ-DI.
Di tangan kanan, key pinch terganggu pada hampir 100% pasien dan tangan kanan juga lebih sangat
terganggu. Tapi tidak ada korelasi yang signifikan antara IHAQ-DI dan defisit key pinch pada kedua
tangannya. Kekuatan palmar pinch juga lebih rendah pada sebagian besar pasien (88%) dan tangan kiri
terpengaruh lebih parah. Defisit kekuatan palmar pinch kedua sisi sangat berkorelasi dengan IHAQ-DI.

5
AKS: apakah kamu bisas Tanpa Dengan sedikit Dengan banyak Tidak bisa
kesulitan kesulitan kesulitan mengerjakan
Jumlah Jumlah pasien Jumlah pasien Jumlah pasien
pasien (%) (%) (%) (%)
Memakai baju sendiri termasuk sari/salwar/dhoti/ 24 (48) 21 (42) 4 (8) 1 (2)
piyama dan mengancingkan baju?
Naik turun dari tempat tidur? 28 (56) 20 (40) 1 (2) 1 (2)
Mengangkat secangkir atau segelas penuh ke mulut? 25 (50) 22 (44) 2 (4) 1 (2)
Berjalan di luar ruang pada tanah datar 23 (46) 19 (38) 7 (14) 1 (2)
Membasuh dan mengeringkan seluruh tubuh? 16 (32) 28 (56) 5 (10) 1 (2)
Jongkok di toilet atau duduk bersila di lantai 14 (28) 14 (28) 7 (14) 15 (30)
Membungkuk untuk mengambil pakaian dari lantai 25 (50) 18 (36) 5 (10) 2 (4)
Mengetuk - ngetuk 27 (54) 17 (34) 6 (12) 0 (0)
Keluar masuk auto rickshaw/manual rickshaw/mobil? 15 (30) 24 (48) 9 (18) 2 (4)
Berjalan 3 kilometer? 7 (14) 23 (46) 9 (18) 11 (22)
Belanja di pasar sayuran 8 (16) 27 (54) 7 (14) 8 (16)
Naik tangga 15 (30) 21 (42) 10 (20) 4 (8)
Table 1. Indian Health Assessment Questionnaire

Bodur6 mencatat bahwa pengukuran durasi penyakit, kekuatan grip, pinch, parameter aktivitas klinis
dan laboratorium sangat berkorelasi dengan disabilitas tangan. Mereka menyimpulkan bahwa
pengukuran kekuatan grip dan pinch tampaknya merupakan variabel yang paling berkorelasi dengan
disabilitas tangan dan kerusakan artikular. Jadi, pengukuran kekuatan grip dan pinch dimasukkan ke
dalam evaluasi dan tindak lanjut dari pasien dengan RA dalam unit rehabilitasi tangan.
Dalam penelitian ini, tidak ada keterbatasan ROM pada 38% pasien. ROM lebih parah terkena pada
tangan kiri mungkin karena pengabaian pada sisi yang tidak dominan. Penurunan ROM tangan bilateral
sangat berkorelasi dengan IHAQ-DI. Dellhag 10 menemukan bahwa defisit fleksi dan ekstensi pada jari II

6
sampai V adalah prediktor terkuat fungsi tangan yang sebenarnya. Hakkinen 7 menyimpulkan bahwa
pada pasien dengan rematoid artritis, nyeri dan ROM sendi memiliki dampak terbesar pada masing-
masing subdimensi dari HAQ.
Kesimpulan
Dalam penelitian ini, ditemukan gangguan fungsi instrumental tangan (kekuatan grip, kekuatan pinch
dan ROM sendi) yang signifikan pada pasien dengan RA dan hal ini memiliki korelasi yang baik dengan
IHAQ-DI. Penilaian fungsi instrumental tangan dengan IHAQ-DI merupakan alat efektif dalam evaluasi
dan modulasi dari intervensi terapeutik pada pasien dengan RA. Penilaian fungsi instrumental tangan
juga dapat memprediksi defisit AKS.

Anda mungkin juga menyukai