Anda di halaman 1dari 46

EFEK KELAS MENYANYI TERHADAP FUNGSI PARU DAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PPOK

International Journal of COPD 2009:4 18

Dr. AZKIYATUN

PEMBIMBING: DR. Dr. Hj. NOER RACHMA, Sp.KFR

ABSTRAK
TUJUAN:
Mengetahui efek kelas menyanyi mingguan terhadap parameter fungsi paru dan kualitas hidup (QoL) pasien PPOK.

METODE:
43 pasien diacak kelas menyanyi mingguan kelas kerajinan tangan. Pemeriksaan (sebelum dan setelah 24 kelas latihan) spirometri tekanan pernapasan maksimal, evaluasi dispneu, SGRQ, Evaluasi fungsional, segera setelah 10 menit latihan menyanyi, dilakukan di akhir penelitian.

15 subjek menyelesaikan penelitian pada masing-masing kelompok. Dibandingkan dengan kontrol, kelompok menyanyi mengalami peningkatan skala dispnea Borg sementara (p = 0,02), kapasitas inspirasi (p = 0,01), dan penurunan volume cadangan ekspirasi (p = 0,03), segera setelah sesi menyanyi singkat. Terdapat perbedaan bermakna dalam hal perubahan tekanan ekspirasi maksimal antar kelompok pada akhir penelitian. Di saat kelompok kontrol menunjukkan perburukan tekanan ekspirasi maksimal, kelompok menyanyi menunjukkan sedikit perbaikan (p = 0,05). Kedua kelompok menunjukkan peningkatan QoL yang bermakna.

HASIL:

KESIMPULAN:
Kelas menyanyi merupakan aktivitas yang dapat ditoleransi dengan baik untuk subjek dengan PPOK. Latihan menyanyi secara teratur dapat meningkatkan QoL, dan mempertahankan tekanan ekspirasi maksimal pada pasien PPOK.

KATA KUNCI:
PPOK, pemeriksaan fungsi paru, latihan pernapasan.

Pendahuluan
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK):
Gangguan paru yang ditandai adanya keterbatasan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Terjadi hiperinflasi toraks, penurunan tekanan respirasi maksimal, dan dispneu. Keterbatasan aktivitas sehari-hari, status performa yang buruk, dan depresi dapat mengancam kualitas hidup (QoL)

M E N Y A N Y I

suatu kegiatan yang menghasilkkan nada dengan suara asal-usulnya hilang di zaman kuno, dan mendahului bahasa lisan.

Respirasi merupakan kunci dalam menghasilkan suara, dan juga merupakan faktor esensial untuk menyanyi.

Latihan menyanyi mencakup inspirasi yang kuat dan cepat, diikuti dengan ekspirasi yang perlahan dan teratur.

M E N Y A N Y I

Memerlukan pengendalian pernapasan yang akurat.

Orang yang menyanyi berlatih tipe pernapasan tertentu yang menuntut kontraksi diafragma berulang untuk inspirasi maksimal, diikuti dengan kontraksi otot ekspirasi terus menerus yang melawan plika vokalis yang separuh tertutup selama ekspirasi

Latihan pd proses menyanyi


Latihan yang mencakup pengaturan pernapasan dan eksersi otototot pernapasan memiliki pengaruh potensial terhadap fungsi paru pasien PPOK. Latihan menyanyi secara teratur oleh pasien yang mengalami dispneu dapat menyebabkan desensitisasi gangguan pernapasan krn kordinasi pernapasan yang lebih baik, dan mengurangi kecemasan dan ketakutan akibat sensasi pernapasan yang tidak menyenangkan.

Pada kasus yang lain: Menyanyi dihubungkan dengan peningkatan mood, perbaikan depresi dan QoL, serta dapat menginduksi respon yang sama baiknya pada pasien dengan gagal napas kronis

Penelitian terdahulu
Dari situs pencarian MEDLINE hanya ditemukan sebuah penelitian mengenai topik ini:
Engen (2005) Mengevaluasi 7 subjek setelah menjalani 12 kelas menyanyi selama 6 minggu. Terdapat peningkatan yang signifikan dalam waktu dan intensitas berbicara, dan perubahan pola pernapasan dari pernapasan klavikuler ke diafragma setelah intervensi tersebut. Hasil pada QoL tidak dapat memberikan kesimpulan, krn berbagai kekurangan, dan tidak adanya kelompok kontrol.

Penelitian ini:
Tujuan:
Mencari efek kelas menyanyi mingguan terhadap tekanan respirasi maksimal, pemeriksaan spirometri, dan QoL pasien dengan PPOK.

Hipotesis:

latihan ini dapat meningkatkan tekanan respirasi maksimal, mengurangi dispneu, dan meningkatkan QoL pasien PPOK dengan kondisi klinis yang stabil.

Metode (1)
Subjek diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian selama konsultasi rutin di Rumah Sakit Universitas, atau setelah menjawab iklan radio. KRITERIA INKLUSI:

Pasien harus terdiagnosis PPOK berdasarkan kriteria GOLD. Semua subjek sebelumnya adalah perokok dan telah mengalami kondisi klinis yang stabil paling tidak dua bulan sebelum masuk ke dalam penelitian.

KRITERIA EKSKLUSI:
Penyakit penyerta yang berat, masih merokok, atau menggunakan terapi oksigen.

Penelitian disetujui oleh Institusi Komite Etik Medik, dan relawan menandatangani persetujuan tertulis pada kunjungan pertama. Semua pemeriksaan dan uji fungsi paru dilakukan di Laboratorium Fungsi Paru-paru Universitas Ribeirao Preto, oleh kelompok peneliti yang sama

Pemeriksaan awal:
1. Spirometri dengan penilaian FVC, FEV1, FEV1/FVC, IC, dan ERV 2. Penilaian tekanan inspirasi dan ekspirasi maksimal dari mulut (PImaks, PEmaks) 3. Analisis gas darah arteri saat bernapas di udara ruangan 4. Evaluasi dispneu dengan Basal Dyspnea Index (BDI) 5. Penilaian QoL dengan instrumen spesifik Saint Georges Respiratory Questionnaire (SGRQ).

Relawan kemudian diacak untuk masuk ke kelompok menyanyi atau kontrol.


Kelompok menyanyi menjalani kelas mingguan, durasi sekitar 1 jam, paling tidak selama 24 minggu. Kelompok kontrol menjalani kelas mingguan dengan jumlah yang sama.

Kelas menyanyi
Dipimpin guru vokal dan fisioterapis secara berkelompok. Aktivitasnya:

1. Latihan relaksasi otot leher dan otot ekstremitas atas, dipimpin oleh fisioterapis (sekitar 5 menit). 2. Latihan menyanyi yang berhubungan dengan pernapasan dipimpin oleh guru vokal (10 menit) 3. Latihan vokal, dipimpin oleh guru vokal, sebagai persiapan menyanyi (15 menit). Pasien mengatakan vokal le la mi mu secara keras 4. Latihan menyanyi lagu daerah Brazil, dipimpin oleh guru vokal (30 menit), pasien diminta latihan lagu daerah di rumah slm jam, minimal 2x/minggu

Kelas keterampilan tangan

Dipimpin fisioterapis yang sama dan guru kerajinan tangan.

Kegiatan:
1. Latihan relaksasi (5 menit) spt kelas menyanyi 2. Melakukan pekerjaan kerajinan tangan seperti melipat kertas, menggambar, dan menempel (50 menit). 3. Pasien juga diminta menyelesaikan atau memulai kerajinan tangan baru secara rutin di rumah.

Pemeriksaan akhir = pemeriksaan awal


setelah mengikuti 24 kelas, 1 minggu setelah kelas terakhir Jika eksaserbasi, minim 1 bulan stlh stabil, ikut kelas lagi 3x

Setelah periode istirahat sejenak:


Subjek melakukan latihan vokal dan menyanyi dengan posisi berdiri selama 10 menit. Kelompok kontrol hanya diam dalam posisi berdiri selama 10 menit.

Pemeriksaan yang baru meliputi:


spirometri, penilaian skor dispneu Borg, dan penilaian saturasi oksigen arteri (SaO2) didapatkan segera sebelum memulai sesi menyanyi, dan 2 serta 30 menit setelah jedanya. Selain itu, skor dispneu Borg dan SaO2 juga dinilai 5 menit setelah dimulainya latihan menyanyi.

Data spirometri:
Posisi

duduk, menggunakan spirometer Pulmonet Godard (Sensormedics, Bilthoven, Belanda), dan prosesnya berdasarkan rekomendasi Asosiasi Toraks Brazil. Nilai referensi: Carpo dan rekan untuk menghitung hasil spirometer, ditunjukkan sebagai persentase dari nilai normal.

Tekanan respirasi maks:


Dinilai

dg manometer vakum MPG (OEM Medical, Marshalltown, IA, Amerika Serikat). PImaks : dimulai dari volume residual, PEmaks berdasarkan kapasitas total paru-paru. Paling tidak 3 manuver dengan variasi kurang dari 10% nilai terbaik dipilih utk mewakili. Nilai: ditunjukkan sebagai persentase nilai prediksi berdasarkan Ekuasi Neder dan rekan.

Analisis gas

Sampel darah selalu dari arteri radialis saat pasien beristirahat dan bernapas dengan udara ruangan Diperiksa dg sistem gas analiser (model 178; Corning, Medfield, MA, AS).

QoL
Dinilai dg SGRQ versi bahasa Portugis yang telah divalidasi.

Penelitian pionir efek kelas menyanyi pada fungsi paru pasien PPOK
Jumlah yang diperlukan untuk mendeteksi perbedaan antar hasil primer tidak ditentukan sebelumnya.

Penelitian sebelumnya:
menemukan perbedaan signifikan tekanan respirasi maksimal setelah pelatihan otot tertentu, t.d 4 kelompok PPOK @ 8 subjek,

Penelitian ini
Terdiri dr 2 kelompok @ 15 pasien Hasil ditunjukkan sbg nilai rata-rata dan standar deviasi.

Hasil dari penilaian awal = nilai absolut Hasil dari pemeriksaan kedua ditunjukkan sebagai nilai akhir dikurangi nilai awal (akhir-awal) Hasil penilaian singkat dari latihan menyanyi (selama, 2menit, dan 30menit).

UJI STATISTIK
Perbandingan semua kelompok: unpaired student t test. Perbandingan proporsi antar kedua kelompok: uji chi-square. Perbandingan skor SGRQ sebelum dan setelah intervensi: paired t test. Nilai p < 0,05 bermakna secara statistik.

HASIL
Menyelesaikan seluruh protokol: @ 15 pasien Komposisi jenis kelamin serupa pada kedua kelompok, dengan dominasi laki-laki. Drop out 13 pasien (klp menyanyi 8 & klp kontrol 5)

proporsi tidak berbeda bermakna antar kelompok

Alasan Drop out :


Kelompok menyanyi:
non-medis (3 kasus), kondisi medis non-paru (4 kasus) dan 1 pasien karena episode eksaserbasi akut PPOK berulang, dan kesulitan menghadiri kelas secara teratur.

Kelompok kontrol:
non-medis (4 kasus), kondisi medis non-paru 1 kasus.

PPOK sedang berat, Tekanan pernafasan maksimal normal, Gangguan pertukaran gas ringan.

Tabel 1 Kedua kelompok tidak berbeda signifikan dalam hal kondisi klinis atau fungsionalnya. Skor kualitas hidup (QoL) rata-rata klp kontrol > klp menyanyi,
NAMUN perbedaannya tidak bermakna secara statistik (p = 0,06).

Klasifikasi pasien:
PPOK sedang - berat, Tekanan pernafasan maksimal normal, Gangguan pertukaran gas ringan.

Jumlah total melewatkan kelas latihan (klp menyanyi 50 & klp kontrol 57)
Tidak berbeda secara signifikan antar kelompok.

Jumlah ketidak-hadiran karena episode eksaserbasi akut (klp menyanyi 4 & klp kontrol 6).
Tidak berbeda secara signifikan antar kelompok.

Waktu rata-rata untuk menyelesaikan 24 kelas:


Klp menyanyi 28,2 1,8 minggu, Klp kontrol 28,8 2,4 minggu

Latihan vokal dan bernyanyi lagu-lagu populer ditoleransi dengan baik oleh pasien.
Tidak ada keluhan dispnea berat, nyeri dada, regurgitasi atau pusing, meskipun prevalensi batuk dan pengeluaran dahak cukup tinggi selama interval istirahat.

Respon klinis dan fisiologis thd intervensi (Tabel 2. )

Terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok dalam pengukuran PEmaks. Kelompok kontrol: penurunan rata-rata mendekati 11 cmH2O, kelompok menyanyi: peningkatan 3 cmH2O Meskipun perbandingan variasi SGRQ rata-rata antara kelompok tidak signifikan, (akhir-awal) mencapai minimal 5 poin pada setiap kelompok. Selain itu, paired t test intra-kelompok yang membandingkan skor SGRQ awal dan akhir perubahan bermakna scr statistik Kelompok menyanyi: awal = 36,4 10,9 akhir = 30,5 9,6, p = 0,001 Kelompok Kontrol: awal = 45,7 14,3 akhir = 40,7 15,6, p = 0,03

Respon akut terhadap periode singkat latihan menyanyi pada akhir periode kelas menyanyi (Tabel 3)

Latihan

bernyanyi menyebabkan peningkatan kecil tapi signifikan pada skala dispneu Borg 2 menit setelah akhir latihan. SaO2 selama bernyanyi lebih tinggi secara signifikan. Efek pada ERV dan IC yang berbeda, terdeteksi 2 menit setelah berhenti menyanyi.
Kelompok kontrol menunjukkan peningkatan ERV dan penurunan IC, Kelompok bernyanyi: hasil berlawanan dr klp kontrol.

PEMBAHASAN
Menyanyi merupakan latihan yang dapat dilakukan pada pasien dengan PPOK sedang hingga berat pada kondisi klinis yang stabil.

Menyanyi dapat sedikit memacu pengurangan hiperinflasi dinamis sementara, dan mempertahankan PEmaks dalam jangka panjang.

Pada kelas menyanyi Pasien dapat mentoleransi usaha respirasi dengan baik dan tidak menimbulkan keluhan selama pelajaran menyanyi.

Pemeriksaan fisiologis klinis standar pada periode singkat menyanyi SaO2 dan skor dispneu meningkat selama dan segera setelah latihan Peningkatan skor dyspneu temuan tidak terduga, kemungkinan akibat meningkatnya usaha pernapasan.
Perubahan SaO2 mungkin akibat hiperventilasi selama menyanyi Namun, hasil spirometri yang dilakukan segera

Kelompok kontrol

Terjadi penurunan rata-rata IC -0,08 L dan peningkatan rata-rata ERV 0,09 L setelah berdiri selama 12 menit Nilai ini berubah hingga -0,10 L dan 0,11 L setelah subjek mempertahankan postur tubuh selama 40 menit.
Menunjukkan bahwa kecenderungan pasien PPOK yang berdiam diri dalam posisi berdiri adalah bernapas dengan level FRC yang lebih tinggi. Berlawanan dengan Latihan menyanyi selama 10 menit.

Kelompok menyanyi
Saat pasien berhenti menyanyi: Setelah 2 menit: Rata-rata IC meningkat 0,14 L, dan rata-rata ERV turun -0,01 L 28 menit kemudian masing-masing mencapai 0,07 L dan 0,02 L Hasil ini menunjukkan bahwa menyanyi membuat pasien bernapas pada level FRC yang lebih rendah selama dan segera setelah latihan.

Temuan ini menunjukkan adanya pengurangan hiperinflasi toraks sementara.

Dalam konteks ini


Menyanyi dapat berperan memacu perubahan sementara pada hubungan tekanan volume sistem pernapasan.

Seperti teknik pengendalian pernapasan yang disebut ekspirasi aktif, meliputi kontraksi otot abdomen selama ekspirasi, yang menimbulkan peningkatan tekanan abdomen.
Hal ini memperluas diafragma shg mendekati ukuran optimal, dan berperan dalam fungsi otot yang lebih baik. Ekspirasi aktif juga akan meningkatkan tekanan rekoil elastis diafragma dan dinding dada Pelepasan tekanan ini setelah relaksasi otot ekspirasi dapat membantu inspirasi selanjutnya.

Penelitian sebelumnya:

Ekspirasi aktif dapat menurunkan FRC dan meningkatkan tekanan trans-diafragma Karena reduksi volume toraks
dan peningkatan posisi awal diafragma.

Menyanyi memacu respon yang sama pada pasien PPOK meskipun terjadi hanya dalam waktu sementara.

Penelitian ini

Penilaian efek singkat menyanyi dilakukan hanya setelah periode 24 kelas


Beberapa pasien yang juga dievaluasi setelah 3 kelas menunjukkan temuan yang sama (data tidak ditunjukkan). Perubahan akut ini mungkin akibat kegiatan menyanyi itu sendiri, bukan dari keseluruhan periode latihan menyanyi. Karena sifatnya sementara, hal ini mungkin tidak memiliki arti klinis.

Temuan fungsional yang paling penting : pengaruh positif menyanyi pada PEmaks.

PEmaks
Di saat kelompok kontrol menunjukkan penurunan 11,4 cm H2O, kelompok menyanyi menunjukkan kenaikan 3 cm H2O dalam rerata PEmax pada akhir protokol.

Penurunan PEmaks pada kelompok kontrol tidak sepenuhnya tak terduga, karena penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan negatif antara usia dan PEmaks, baik pada wanita maupun pria yang sehat sepertinya merupakan penurunan fisiologis berdasarkan durasi waktu, diperburuk dengan efek penurunan dari PPOK sendiri.

Menyanyi

Perlu usaha pernapasan yang lebih tinggi, t.u otototot ekspirasi utk membentuk nada yang memanjang. Kontraksi lama dan berulang dari otot oblikus internal dan eksternal, rektus, dan transversus abdominis selama menyanyi kemungkinan merupakan latihan spesifik bertanggung jawab terhadap pencegahan penurunan PEmaks pada kelompok menyanyi. Kelas menyanyi dapat menjadi cara praktis dan menyenangkan untuk latihan otot ekspirasi.
Pendekatan ini dapat meningkatkan ketahanan dan kekuatan pasien, meningkatkan performa latihan, memperbaiki gejala dan QoL pada pasien PPOK. OKI, penelitian tambahan diperlukan untuk mengetahui peran kelas bernyanyi sebagai metode untuk latihan otot ekspirasi.

PImaks
Kelompok menyanyi juga menunjukkan peningkatan PImaks rata-rata sebesar 3,0 cm H2O tidak berarti, dan perubahan kelompok kontrol adalah -1,0 cm H2O saja. Hubungan negatif antara PImaks dan umur telah dijelaskan sebelumnya pada wanita, namun tidak pada pria. Karena kebanyakan subjek yang masuk dalam penelitian adalah pria, perubahan PImaks minimal pada kelompok kontrol setelah 28,8 minggu, dapat dijelaskan.

SGRQ

Perubahan skor SGRQ secara umum tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok penurunan ratarata QoL paling tidak sebesar 5 poin. Penurunan poin ini merupakan hal yang signifikan secara statistik dalam analisis intra-kelompok. Intervensi yang menimbulkan perubahan skor SGRQ 5 poin dapat diklasifikasikan sebagai terapi yang sedikit efektif OKI menyanyi dan kerajinan tangan memacu perbaikan QOL secara keseluruhan pada pasien PPOK yang dinilai dengan SGRQ. Perubahan yang paling nyata dalam hal SGRQ terlihat pada gejala dan akibatnya (data tidak ditunjukkan). Beberapa faktor dapat berkontribusi pada QoL yang buruk pada pasien PPOK yaitu meliputi gejala pernapasan, keterbatasan aktivitas, depresi, dan kemampuan sosial yang lebih rendah.

QoL
Hubungan dg latihan rutin yang menyenangkan: interaksi sosial dg nakes dan subjek dg penyakit yang sama untuk berbagi masalah ketertarikan yang serupa berpengaruh positif dalam perilaku dan persepsi pasien ini QoL dapat meningkat secara independen dari semua intervesi yang dilakukan. Hasilnya: terdapat kemungkinan bahwa jika kelompok kerajinan tangan tidak melakukan aktivitas apapun, efek positif kelas menyanyi pada QoL akan ditunjukkan dengan lebih jelas.

BATUK & PENGELUARAN SPUTUM

Peneliti juga menemukan bahwa pasien batuk dan mengeluarkan sputum dalam jumlah yang cukup banyak setelah latihan vokal atau menyanyi
menunjukkan bahwa menyanyi juga dapat membantu pembersihan bronkus. Performa dari ekspirasi yang lama dan kuat memiliki efek potensial dalam membantu mobilisasi sekret respirasi ke saluran napas atas, yang menimbulkan refleks batuk.

Peningkatan PEmaks terkait dengan menyanyi juga dapat berkontribusi terhadap batuk.
Penelitian lanjutan yang bertujuan untuk mencari aspek ini secara seksama masih diperlukan.

Keterbatasan Penelitian

Rendahnya kekuatan statistik dalam beberapa perbandingan, terutama akibat banyaknya variasi hasil misal analisis efek terapi terhadap PEmaks menunjukkan kekuatan uji 90,2%, nilai perbandingan PImaks dan BDI masing-masing sebesar 30,1% dan 14,9%. Kemungkinan perekrutan subjek penelitian yang lebih besar akan membuktikan perubahan yang signifikan pula pada parameter ini. Kelas menyanyi tidak hanya berlatih menyanyi selama latihan, namun melakukan pelatihan pernapasan dan olah vokal Meskipun demikian, latihan pernapasan dan olah vokal tersebut merupakan langkah penting bagi penyanyi untuk meningkatkan koordinasi pernapasannya. Merupakan bagian penting dari proses pembelajaran menyanyi itu sendiri. Perubahan pola pernapasan selama menyanyi tidak diselidiki, dan volume paru-paru tidak dinilai dengan pletismograf tubuh. Tidak ada responden dengan hipoksemia arteri berat.

Namun demikian penelitian ini menunjukkan bahwa kelas menyanyi adalah aktivitas yang menyenangkan, tidak berisiko, dan dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien PPOK yang terpilih dalam penelitian. Latihan menyanyi secara teratur juga meningkatkan QoL dan mempertahankan PEmaks pada pasien ini. Penelitian lanjutan disarankan untuk menentukan peran potensial menyanyi sebagai pedoman baru rehabilitasi paru secara lebih baik.

Mohon bimbingan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai