Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN JURNAL IV

Presentan Moderator Hari/tanggal Judul

: Dr. Azkiyatun : Dr. Endang Ambarwati, SpKFR : 28 Mei 2011 : Latihan-latihan yang Umum Digunakan dalam Rehabilitasi Pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik: Respon dan Efek Kardiopulmonar dari Waktu ke Waktu

Peneliti

: Hanneke A. van Helvoort, PhD, Roline C. de Boer, MD, Luc van de Broek, MSc Richard Dekhuijzen, PhD, MD, Yvonne F. Heijdra, PhD, MD

Sumber Tujuan

: APMR 2011; 92:111-7 : Untuk membandingkan penilaian latihan konvensional rehabilitasi paru (PR) dengan perbaikan dalam training exercise yang digunakan selama program PR, dan menggambarkan respon kardiopulmonar dari perbedaan training exercise selama PR dari pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

Desain Setting Peserta

: Penelitian observasi : Pasien rawat inap pada PR : Pasien dengan PPOK moderat hingga very severe (N-18) : Respon kardiopulmonar untuk bersepeda interval, latihan aktivitas fungsional hidup sehari-hari (AKS) dievaluasi selama

Pengkuran luaran utama lengan, dan tes

program latihan PR menggunakan sistem mobile telemetric breath-by-breath. Pengaruh PR dievaluasi dengan membandingkan sebelum dan sesudah aktivitas latihan PR, bersepeda kecepatan konstan dan incremental, dan tes berjalan 6 menit. Hasil : Bersepeda interval dan tes AKS adalah latihan intensitas sedang sampai berat (70%-80% dari konsumsi oksigen maksimal), sedangkan latihan lengan adalah aktivitas dengan intensitas rendah (40% dari konsumsi oksigen maksimal). Setelah 12 minggu PR, beban sepeda, berat lengan, dan jarak berjalan selama aktivitas latihan telah meningkat bersama peningkatan massa otot. Pada intensitas yang sama, tidak terdapat perubahan kardiopulmoner dalam training exercise yang diamati. Durasi latihan sepeda konstan dan jarak berjalan 6 menit meningkat masing-masing sebesar 160% dan 14%, setelah PR, dengan pergeseran ke kanan ambang anaerob secara simultan dan penurunan heart rate. 1

Kesimpulan

: Pengamatan peningkatan berat, beban, dan jarak berjalan selama aktivitas

latihan berguna secara klinis bagi pasien, menunjukkan efek menguntungkan dari latihan progresif terhadap kinerja fisik. Namun, untuk evaluasi fisiologis PR, tes konvensional, seperti maksimal bersepeda incremental, bersepeda endurance, dan uji jalan 6 menit, memiliki validitas yang lebih besar. Evaluasi fisiologis training exercise menunjukkan bahwa program latihan sesuai dengan rekomendasi latihan untuk PR. Kata Kunci Nilai : Exercise, Fisiologi, Penyakit Paru, Obstruktif Kronik; Rehabilitasi :

Moderator

Presentan

Dr.Endang Ambarwati, SpKFR

Dr. Azkiyatun

Anda mungkin juga menyukai