Moderator : Dr. Endang Ambarwati, SpKFR Hari/tanggal : 23 Mei 2011 Judul : Exercise yang Umum Digunakan dalam Rehabilitasi Pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik: Respon dan Efek Kardiopulmonar dari Waktu ke Waktu Peneliti : Hanneke A. van Helvoort, PhD, Roline C. de Boer, MD, Luc van de Broek, MSc Richard Dekhuijzen, PhD, MD, Yvonne F. Heijdra, PhD, MD Sumber : APMR 2011; 92:111-7 Tujuan : Untuk membandingkan penilaian exercise rehabilitasi paru (PR)berbasis konvensional dengan peningkatan dalam training exercise yang digunakan selama program PR, dan menggambarkan respon kardiopulmonar dari perbedaan training exercise selama PR dari pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) Desain : Penelitian observasi Setting : Pasien rawat inap pada PR Peserta : Pasien dengan PPOK sedang hingga sangat parah (N-18) Hasil Utama Ukuran : Respon kardiopulmonar pada bersepeda interval, exercise lengan, dan tes aktivitas fungsional hidup sehari-hari (AKS) yang dievaluasi selama program training PR menggunakan sistem mobile telemetric breath-by-breath. Pengaruh PR dievaluasi dengan membandingkan sebelum dan sesudah aktivitas training PR, bersepeda konstan dan incremental, dan tes berjalan 6 menit. Hasil : Bersepeda interval dan tes AKS adalah exercise intensitas moderat sampai berat (70%- 80% dari konsumsi oksigen maksimal), sedangkan exercise lengan adalah aktivitas dengan intensitas rendah (40% dari konsumsi oksigen maksimal). Setelah 12 minggu PR, beban sepeda, berat lengan, dan jarak berjalan selama aktivitas training telah meningkat bersama peningkatan massa otot. Pada intensitas yang sama, tidak terdapat perubahan kardiopulmoner dalam training exercise yang diamati. Durasi exercise sepeda konstan 1 dan jarak berjalan 6 menit meningkat masing-masing sebesar 160% dan 14%, setelah PR, dengan pergeseran ke kanan ambang anaerob secara simultan dan penurunan heart rate. Kesimpulan : Pengamatan peningkatan berat, beban, dan jarak berjalan selama aktivitas training berguna secara klinis bagi pasien, menunjukkan efek menguntungkan dari training progresif terhadap kinerja fisik. Namun, untuk evaluasi fisiologis PR, tes konvensional, seperti maksimal bersepeda incremental, bersepeda endurance, dan uji jalan 6 menit, memiliki validitas yang lebih besar. Evaluasi fisiologis training exercise menunjukkan bahwa program training sesuai dengan rekomendasi training untuk PR. Kata Kunci : Exercise, Fisiologi, Penyakit Paru, Obstruktif Kronik; Rehabilitasi Nilai :