PENDAHULUAN
Salah satu faktor itu adalah terciptanya lingkungan kerja yang aman dan
nyaman bagi diri karyawan. Dicontohkan juga adanya stabilitas di dalam
perusahaan. Apabila di lingkungan internal perusahaan sering terjadi pertikaian,
bisa dipastikan hal tersebut akan membuat karyawan tidak merasa aman, apalagi
nyaman. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah faktor kesejahteraan.
Kesejahteraan yang dimaksud tentunya dalam arti luas, tidak saja terpatok
pada gaji yang rutin diberikan setiap bulannya, tetapi juga bentuk apresiasi-
apresiasi lainnya. Sebagai contoh, perusahaan dapat memberikan kenaikan gaji
dalam periode tertentu, atau menawarkan bonus dari hasil prestasi yang dapat
diukur. Selain itu, pemberian tunjangan-tunjangan yang cukup layak kepada para
karyawan.
Perilaku organisasi adalah sebuah bidang studi, berarti bahwa PO adalah sebuah
bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum.
PO mengajarkan tiga factor penentu perilaku dalam organisasi meliputi : Individu,
Kelompok dan Struktur.
Dalam penelitian dikenal dengan variabel dependen dan independent. Begitu juga
dengan PO. Variabel dependen adalah factor utama yang ingin dijelaskan atau
diprediksikan dan dipengaruhi oleh factor-faktor lain. Beberapa variabel dependen
dalam PO meliputi : produktivitas, absensi, turnover, dan kepuasan kerja. Lalu
ditambahkan dua variabel lain yaitu perilaku menyimpang di tempat kerja dan
perilaku kewarganegaraan organisasional (organizational citizenship behavior).
Produktivitas.
1) Individual. Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada
sebelum ia mulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi,
kepribadian dan emosi, nilai-nilai dan sikap, persepsi, motivasi, pembelajaran
individual, dan kemampuan.
2) Kelompok. Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti
komunikasi, konflik, kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok,
kepemimpinan dan kepercayaan, dan pembuatan keputusan kelompok.
3) Organisasi. Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya
dapat diatur dan diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-
faktor manajemen, yang antara lain : (a) Faktor sosial dan keorganisasian seperti
karakteristik perusahan, pendidikan dan latihan, pengawasan, pengupahan dan
lingkungan sosial. (b) Faktor fisik antara lain mesin, peralatan, material,
lingkungan kerja, metode kerja.
Mangkir
Delapan faktor ini merupakan sebuah model konseptual yang didasarkan pada 104
studi tentang ketidakhadiran (Steers dan Rhodes, 1978; dalam Usmara, 2003:51).
Turnover
1. Tujuan Organisasional
2. Tujuan Fungsional
4. Tujuan Personal
PEMBAHASAN
Loyalitas kerja tidak terbentuk begitu saja dalam perusahaan, tetapi ada aspek-
aspek yang terdapat didalamnya yang mewujudkan loyalitas kerja. Masing-masing
aspek merupakan bagian dari manajemen perusahaan yang berkaitan dengan
karyawan maupun perusahaan.
Aspek-aspek loyalitas kerja yang lain terdapat pada individu dikemukakan oleh
Siswanto (1989), yang menitik beratkan pada pelaksanaan kerja yang dilakukan
karyawan antara lain. :
a. taat pada peraturan karyawan mempunyai tekat dan kesanggupan untuk
menaati segala peraturan, perintah dari perusahaan dan tidak melanggar
larangan yang telah ditentukan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
Peningkatan ketaatan tenaga kerja merupakan priorotas utama dalam
pembinaan tenaga kerja dalam rangka peningkatan loyalitas kerja pada
perusahaan.
b. Tanggung jawab Karakteristik pekerjaan dan prioritas tugasnya mempunyai
konsekuensi yang dibebankan karyawan. Kesanggupan karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan kesadaran setian resiko
melaksanakan tugas akan memberikan pengertian tentang keberanian dan
kesediaan menanggung rasa tanggung jawab ini akan melahirkan loyalitas
kerja. Dengan kata lain bahwa karyawan yuang mempunyai loyalitas yang
tinggi maka karyawan tersebut mempunyai tanggung jawab yang lebih baik.
c. Sikap kerja Sikap mempunyai sisi mental yang mempengaruhi individu dalam
memberikan reaksi terhadap stimulus mengenai dirinya diperoleh dari
pengalaman dapat merespon stimulus tidaklah sama. Ada yang merespon
secara positif dan ada yang merespon secara negative.
Karyawan yang memiliki loyalitas tinggi akan memiliki sikap kerja yang positif.
Sikap kerja yang positif meliputi :
1. kemauan untuk bekerja sama. Bekerja sama dengan orang-orang dalam
suatu kelompok akan memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuan yang
tidak mungkin dicapai oleh orang-orang secara individual.
2. rasa memiliki. Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan
akan membuat karyawan memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung
jawab terhadap perusahaan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan
loyalitas demi tercpainya tjuan perusahaan.
3. hubungan antar pribadi. Karyawan yang mempunyai loyalitas karyawan
tinggi mereka akan mempunyai sikap fleksibel kea rah tete hubungan antara
pribadi. Hubungan antara pribadi ini meliputi : hubungan social diantara
karyawan. Hubungan yang harmonis antara atasan dan karyawan, situasi kerja
dan sugesti dari teman sekerja.
4. suka terhadap pekerjaan. Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan
bahwa karyawannya tiap hari dating untu bekerja sama sebagai manusia
seutuhnya dalam hal melakukan pekerjaan yang akan dilakukan dengan
senang hati sebagai indikatornya bisa dilihat dari : kesanggupan karyawan
dalam bekerja, karyawan tidak kpernah menuntut apa yang diterimanya di luar
gaji pokok.
Loyalitas kerja akan tercipta apa bila karyawan merasa trcukupi dalam memenuhi
kebutuhan hidup dari pekerjaannya, sehingga meraka betah bekerja dalam suatu
perusahaan. Yuliandri (dalam Kadarwati,2003) menegaskan bahwa factor-faktor
yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah adanya fasilitas-fasilitas kerja,
tinjauan kesejahteraan, suasana kerja seta upah yang diterima dari perusahaan.
Selanjutnya Steers & Porter (1983) menyatakan bahwa timbulnya loyalitas kerja
dipengaruhi oleh:
Indikasi – indikasi turunnya loyalitas dan sikap kerja karyawan antara lain
1.Turun/rendahnya produktivitaskerja.
Turunnya produktivitas kerja ini dapat diukur atau diperbandingkan dengan waktu
sebelumnya. Produktivitas kerja yang turun ini dapat terjadi karena kemalasan
atau penundaan kerja
2.Tingkat absensi yang naik.
Pada umumnya bila loyalitas dan sikap kerja karyawan turun, maka karyawan
akan malas untuk datang bekerja setiap hari. Bila ada gejala – gejala absensi naik
maka perlu segera dilakukan penelitian.
3.Tingkat perpindahan buruh yang tinggi.
Keluar masuknya karyawan yang meningkat tersebut terutama adalah karena tidak
senangnya para karyawan bekerja pada perusahaan. Untuk itu mereka berusaha
mencari pekerjaan lain yang dianggap sesuai. Tingkat perpindahan buruh yang
tinggi selain dapat menurunkan produktivitas kerja, juga dapat mempengaruhi
kelangsungan jalannya perusahaan.
4.Kegelisahan dimana–mana.
Loyalitas dan sikap kerja karyawan yang menurun dapat menimbulkan
kegelisahan sebagai seorang pemimpin harus mengetahui bahwa adanya
kegelisahan itu dapat terwujud dalam bentuk ketidak terangan dalam bekerja,
keluh kesah serta hal–halyanglain.
5.Tuntutan yang sering terjadi.
Tuntutan yang sebetulnya merupakan perwujudan dan ketidakpuasan, dimana
pada tahap tertentu akan menimbulkan keberanian untuk mengajukan tuntutan.
6.Pemogokan.
Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya loyalitas dan sikap kerja
karyawan adalah pemogokan. Biasanya suatu perusahaan yang karyawannya
sudah tidak merasa tahan lagi hingga memuncak, maka hal itu akan menimbulkan
suatu tuntutan, dan bilamana tuntutan tersebut tidak berhasil, maka pada
umumnya para karyawan melakukan pemogokan kerja. (S. Alex
Nitisemito,1991:163–166).
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari hasil survey didapat bahwa alasan yang membuat karyawan loyal
terhadap perusahaan didapatkan bahwa yang sebenarnya diharapkan oleh
karyawan adalah tunjangan kesehatan, gaji yang kompetitif, bonus, dana pensiun
dan pelatihan-pelatihan. Memang itulah yang diharapkan karyawan adalah bahwa
dari hasil pekerjaannya maka karyawan memperoleh hasil yanglayak bagi
kehidupannya. Sehingga hal-hal tersebut penting untuk diperhatikan oleh
perusahaan sebab jika tidak bisa jadi perusahaan akan kehilangan karyawan-
karyawan terbaiknya. Bisa jadi tidak semuanya dapat dilaksanakan bersamaan
oleh perusahaan tetapi paling tidak HR telah melakukan upaya supaya hal
tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi managemen. Misalnya saja usulan
perbaikan tunjangan kesehatan yang selalu direview dua atau tiga tahun sekali,
adanya review terhadap gaji tiap tahunnya sesuai dengan UMP yang berlaku, atau
usulan pemberian training untuk menambah kemampuan karyawan.
Tetapi perlu disadari juga bukan hanya benefit seperti di atas yang dapat
mengikat karyawan pada perusahaan tetapi bisa juga kenyaman bekerja, misalnya
saja dihargai oleh atasannya. Sebab sekalipun memiliki gaji yang tinggi dan
benefit lainnya yang baik tetapi jika atasannya bersikap arogan dan kurang
menghargai bawahannya maka sudah dipastikan tidak lama lagi karyawan itu
akan berpindah ke perusahaan lain. Hanya tinggal menunggu waktu saja, sambil
tetap bekerja dan akan terus berusaha mencari peluang di tempat lain. Selain itu
juga hal-hal yang menjadi penunjang karyawan dapat loyal kepada perusahaan
adalah seperti perhatian dan kepercayaan kepada karyawan.
4.2. SARAN
Bisa jadi sikap ini dapat tumbuh menjadi suatu komitmen yang erat
terhadap bangun-jatuhnya nasib perusahaan, suatu bentuk perwujudan rasa
kebersamaan yang amat langka di lingkungan perusahaan. Dalam bentuknya
seperti ini, maka pada karyawan telah merasuk suatu nilai yang sulit diperoleh
melalui “pemaksaan” kesetiaan dari perusahaan.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14880.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/loyalitas-dan-sikap-kerja-karyawan.html.
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/teori-perilaku-organisasi-1/.
http://rajapresentasi.com/2009/06/memelihara-loyalitas-karyawan/.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22290/4/Chapter%20I.pdf.
http://koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=68384.
http://www.berbagicerita.info/pengaruh-penilaian-prestasi-kerja-karyawan-
terhadap-promosi-jabatan.html.
http://www.scribd.com/doc/6946361/perilaku-organisasi.
http://www.docstoc.com/docs/20775325/Definisi-PERILAKU-ORGANISASI.
http://www.scribd.com/doc/45308830/manajemenumum.
http://dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/1039/bab1-2.pdf?
sequence=3.