Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi 1
Sistem kristal nomor satu ini merupakan sistem kristal trigonal. Disebut
trigonal karena mempunyai sumbu simetri yang berjumlah 4 yaitu sumbu a1,
a2, dan a3, yang merupakan sumbu horizontal dan sumbu c yan merupakan
sumbu vertikal. Panjang dari sumbu-sumbunya berbeda. Sumbu horizontal
lebih pendek dari sumbu vertikal. Ketiga sumbu horizontal memiliki panjang
yang sama dan apabila dihubungkan dengan garis yang satu dengan yang
lainnya, maka akan terbentuk bidang datar yaitu segitiga sama sisi. Bidang
datar yang tegak lurus dengan sumbu c (vertikal) ini disebut dengan bidang
pinacoid. Sudut-sudut yang dibentuk antara sumbu vertikal dan horizontal
sebesar 90o.
Sistem kristal ini mempunyai pusat simetri karena terdapat pertemuan
semua bidang simetri di satu titik. Selain itu, sumbu c pada sistem kristal ini
tepat dibagi dua sama panjang di titik pertemuan bidang simetri tersebut.
Sistem kristal ini mempunyai empat bidang simetri, 3 bidang simetri
vertikal dan satu bidang simeri horizontal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar dengan warna sebagai pembedanya.
Sistem kristal ini mempunyai sumbu putar (simetry axes). Sumbu putar
adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal
diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan
didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Jika sistem kristal ini
diputar dengan poros sumbu c akan menunjukkan 3 kenampakan yang sama.
Jika sistem kristal 1 diputar berdasarkan sumbu a1 akan menunjukkan 2
kenampakan yang sama. Begitu juga jika diputar terhadap sumbu a2 dan a3
maka akan menunjukkan 2 muka yang sama pula. Namun geometri 1 tidak
mempunyai simetry axes 4-fold, 5-fold, 6-fold, karena apabila sumbu-sumbu

31
diputar tidak dapat menunjukkan 4, 5, 6 muka yang sama. Jadi sistem kristal
ini tidak mempunyai simetry axes 2-fold sebanyak 3 buah dan simetry axes 3-
fold sebanyak 1 buah.
Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, makan sistem kristal
ini dapat dimasukkan dalam kelas hexagonal scalenohedral. Dalam Hermann
Maugin Symbols yaitu-3 2/m. Beberapa contoh mineral dari sistem kristal ini
adalah hyalokite, taseqite, pectolite, analcime.

4.2 Deskripsi 2
Sistem kristal nomor 2 ini merupakan sistem kristal tetragonal. Memiliki 3
buah sumbu simetri, yaitu sumbu a dan b sebagai sumbu horizontal dan sumbu
c sebagai sumbu vertikal. Sumbu a dan b memiliki panjang yang sama sering
dinotasikan dalam a1 dan a2. ketiga sumbu tersebut salaing tegak lurus.
Sistem kristal ini mempunyai pusat simetri yang berhimpit pada pusat
kristal. Dapat dibuktikan dengan membuat garis lurus sedemikian rupa pada
pusat kristal sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain mempunyai jarak
yang sama dan dijumpai kenampakan yang sama pula berupa tepi, sudut, dan
bidang.
Sistem kristal ini memiliki 5 bidang simetri yang terdiri dari 4 sumbu
vertikal yang sejajar pada sumbu c dan 1 bidang yang tegak lurus sumbu c.
Bidang simetri ini membelah bangun ini menjadi dua bagian yang sama besar.
Pada sistem kristal ini mempunyai sumbu putar (simetry axes), yang artinya,
apabil sistem kristal 1 (dalam bentuk 3 dimensi) diputar pada sumbu (poros)
tersebut, maka akan menunjukkan bentuk muka yang sama, satu sama yang
lain. Yaitu : jika sistem kristal diputar terhadap bidang simetri vertikal maka
akan menunjukkan 2 muka yang sama. Jika diputar dengan poros sumbu c
menghasilkan 4 kenampakan yang sama. Jadi sistem kristal ini memiliki
simetry axes 2-fold sebanyak 4 dan simetry axes 4-fold sebanyak 1.
Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, maka sistem kristal ini
masuk dalam kelas ditetragonal-dipyramidal. Dalam Hermann Maugin

32
Symbol yaitu 4/m 2/m 2/m. Beberapa contoh mineral yang termasuk dalam
ciri ini antara lain argutite, albernathyite, albernathyite.

4.3 Deskripsi 3
Pada sistem kristal ini terdapat dua pendapat mengenai pembahasan
bidang simetrinya. Salah satu pihak mengatakan bahwa gambar tersebut
memiliki bidang simetri dan pihak lainnya mengatakan sebaliknya. Pengertian
bidang simetri itu sendiri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal
dan dapat membelah kristal menjadi 2 bagian yang sama besar dan bentuk
sebagai hasil dari pencerminan. Sedangkan sistem kristal ini tidak mempunyai
pusat kristal. Jadi dapat disimpulkan bahwa kristal ini tidak mempunyai
bidang simetri jika dilihat dari pengertian bidang simetri itu sendiri.
Sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu yaitu sumbu a, b, dan c dengan
panjang yang berbeda masing-masing sumbunya dan sumbu a sebagai sumbu
terpanjang. Sumbu a dan b saling membentuk sudut 900, dan sumbu c dan a
membentuk sudut β (<900).
Sistem kristal ini mempunyai sumbu putar, yaitu pada sumbu c. Apabila
sistem diputar 3600 maka akan ditemui muka yang sama. Setiap 1800 akan
ditemui muka yang sama. Maka hal ini disebut denga simetry axes 2-fold.
Dari data yang diperoleh maka sistem kristal 3 merupakan sistem kristal
monoklin karena sumbu a dan b saling membentuk sudut 900, dan sumbu c
dan a membentu sudut β, dengan kelas sphenoidal, karena hanya mempunyai
simetry axes 2-fold sebanyak 1. Dengan Herman Maugin Symbol: 2. contoh
mineral mempunyai sistem kristal monoklin kelas sphenoidal adalah
palygorskite, trigonite, curetenite.

4.4 Deskripsi 4
Kedua kristal ini merupakan sistem kristal triklin. Pada sistem kristal ini
juga ditemui 2 pendapat yang berbeda. Salah satu pihak mengatakan sistem
kristal ini memiliki pusat simetri dan pihak lain mengatakan sebaliknya. Bila
dilihat kedua bangun ini berbeda bentuk. Tetapi jika dilihat menurut sistem

33
kristal, kedua bangun tersebut memiliki ciri yang sama-sama tidak mempunyai
pusat simetri yaitu :
1. Merupakan pertemuan semua sumbu simetri
2. Merupakan pertemuan semua bidang simetri
Kemudian sistem kristal ini tidak mempunyai bidang simetri, karena
seluruhnya terdiri dari garis-garis yang miring, tidak sama panjang, sehingga
pada semua garis, apabila dibelah tidak dapat menunjukkan bentuk yang sama
dan ukuran yang sama (kongruen).
Kedua sistem kristal ini juga tidak mempunyai sumbu putar karena
keduanya sama seklai tidak mempunyai sumbu. Jadi walaupun akan diputar ke
segala arah, kristal ini tidak akan menunjukkan kenampakan yang sama.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sistem
kristal ini dapat digolongkan dalam kelas padial, karena tidak memiliki sumbu
putar, sumbu simetri, dan bidang simetri, dengan Hermaan Maugin Symbol :1.
Beberapa contoh mineral sistem triklin adalah okenite, althupite, laueite,
dorrite.

4.5 Deskripsi 5
Sistem kristal nomor 5 merupakan sistem kristal ortorombik. Dikatakan
ortorombik karena sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak
lurus satu sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini mempunyai panjang yang
berbeda-beda. Sumbu-sumbu simetri ini diberi tanda huruf a, b, dan c denga
parameter sumbu a<b<c. Sumbu a disebut sumbu brakia, sumbu b disebut
sumbu makro, dan sumbu c disebut sumbu vertikal.
Sistem kristal ini memiliki pusat simetri yang merupakan titik pertemuan
antara bidang dan sumbu simetri yang ada pada sistem kristal tersebut.
Sistem kristal ini juga mempunyai 3 bidang simetri karena jika bangun
tersebut dibagi oleh sumbu simetri akan menghasilkan 2 bagian yang sama
besarnya.

34
Sistem kristal ini mempunyai 1 simetri putar 2-fold pada ketiga sumbunya
yaitu apabila diputar berdasar sumbu a, b, c akan menunjukkan 2 kenampakan
yang sama.
Berdasar contoh di atas, maka sistem kristal ini digolongkan dalam kelas
dypiramidal dengan Herman maugin Symbol 2/m 2/m 2/m. Beberapa contoh
mineral yang mempunyai sistem kristal ortorombik kelas dypiramidal adalah
phurcalite, chesterite, epsomite.

4.6 Deskripsi 6
Sistem kristal nomor 6 ini merupakan sistem kristal hexagonal karena
memiliki 4 sumbu simetri yang terdiri dari 3 sumbu horizontal dan 1 sumbu
vertikal. 3 sumbu horizontal ini mepunyai panjang yang sama yang
dinotasikan dengan simbol a1, a2, dan a3 dan lebih pendek dari sumbu c
sebagai sumbu vertikal. Sistem kristal nomor 6 ini mempunyai 7 bidang
simetri, yang artinya jika pada bangun tersebut dibelah maka akan
menghasilkan dua bagian yang sma (kongruen). Yaitu 6 bidang simetri
vertikal dan 1 bidang simetri horizontal yang tegak lurus sumbu c, disebut
bidang pinacoid. 6 bidang simetri vertikal ini didapatkan dari sumbu simetri
a1, a2 dan a3 serta 3 sumbu tambahan lain yang dapat membagi sistem kristal
ini sama bentuk dan besar. Katakanlah ketiga sumbu tersebut adalah a1’, a2’
dan a3’. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
Selain bidang dan sumbu simetri, sistem kristal nomor 6 ini juga
mempunyai 2 simetri putar (simetry axes) yaitu 2-fold dan 6-fold artinya,
apabila gambar 6 (dalam bentuk 3 dimensi) diputar pada sumbu (poros)
tersebut, maka akan menunjukkan bentuk muka yang sama, satu sama lain.
Simetri putar 2-fold ini berjumlah 6 sumbu yaitu apabila diputar dengan poros
sumbu a1-3 dan a1’-a3’akan menghasilkan 2 kenampakan yang sama. Simetri
putar 6-fold hanya 1 buah sumbu, dapat diketahui jika kita memutar bangun
tersebut dengan poros sumbu c akan didapatkan 6 kenampakan yang sama.
Dari ciri-ciri diatas, sistem kristal ini dapat digolongkan dalam kelas
dihexagonal dypiramidal dengan Herman Maugin Symbol : 6/m 2/m 2/m.

35
Contoh mineral yang mempunyai sistem kristal hexagonal kelas dihexagonal
dypiramidal adalah chaoite dan eifelite.

4.7 Deskripsi 7
Sistem kristal nomor 7 ini merupakan sistem kristal isometric. Sistem
kristal ini memiliki 3 sumbu simetri yaitu a, b dan c yang ketiganya memiliki
panjang yang sama. Sistem kristal ini juga mempunyai 9 bidang simetri yang
artinya jika dibelah tepat pada bidang tersebut akan menghasilkan dua bagian
yang sama besar. 9 bidang simetri ini adalah 1 bidang simetri horizontal, 4
bidang simetri vertikal, dan 4 bidang simetri diagonal yang memotong sistem
kristal sepanjang diagonal ruang gambar tersebut.
Sistem kristal nomor 7 ini mempunyai pusat simetri yang merupakan
pertemuan antara bidang dan sumbu simetri yang ada pada sistem kristal
tersebut.
Sistem kristal ini juga mempunyai sumbu putar (simetry axes), artinya
apabila sistem kristal ini diputar maka akan menunjukkan bentuk muka yang
sama. Pada sistem kristal ini mempunyai simetri putar 2-fold sebanyak 6 buah.
Simetri 3-fold sebanyak 4 buah. Simetri putar 4-fold sebanyak 3 buah.
Berdasar ciri-ciri di atas maka sistem kristal ini dapat digolongkan dalam
kelas hexoctahedral dengan Herman Maugin Symbol : 4/m 3 2/m. Beberapa
contoh mineral sistem isometrik kelas hexotahedral adalah cooper, nickel,
eugenite, mcalpineite, awaruite.

4.8 Deskripsi Kristalografi Model 3D KL 5


Sistem kristal nomor delapan ini merupakan sistem kristal trigonal.
Disebut trigonal karena mempunyai sumbu simetri yang berjumlah 4 yaitu
sumbu a1, a2, dan a3, yang merupakan sumbu horizontal dan sumbu c yan
merupakan sumbu vertikal. Panjang dari sumbu-sumbunya berbeda. Sumbu
horizontal lebih pendek dari sumbu vertikal. Ketiga sumbu horizontal
memiliki panjang yang sama dan apabila dihubungkan dengan garis yang satu
dengan yang lainnya, maka akan terbentuk bidang datar yaitu segitiga sama

36
sisi. Bidang datar yang tegak lurus dengan sumbu c (vertikal) ini disebut
dengan bidang pinacoid. Sudut-sudut yang dibentuk antara sumbu vertikal dan
horizontal sebesar 90o.
Sistem kristal ini mempunyai pusat simetri karena terdapat pertemuan
semua bidang simetri di satu titik. Selain itu, sumbu c pada sistem kristal ini
tepat dibagi dua sama panjang di titik pertemuan bidang simetri tersebut.
Sistem kristal ini mempunyai empat bidang simetri, 3 bidang simetri
vertikal dan satu bidang simeri horizontal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar dengan warna sebagai pembedanya.
Sistem kristal ini mempunyai sumbu putar (simetry axes). Sumbu putar
adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal
diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan
didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Jika sistem kristal ini
diputar dengan poros sumbu c akan menunjukkan 3 kenampakan yang sama.
Jika sistem kristal 1 diputar berdasarkan sumbu a1 akan menunjukkan 2
kenampakan yang sama. Begitu juga jika diputar terhadap sumbu a2 dan a3
maka akan menunjukkan 2 muka yang sama pula. Namun geometri 1 tidak
mempunyai simetry axes 4-fold, 5-fold, 6-fold, karena apabila sumbu-sumbu
diputar tidak dapat menunjukkan 4, 5, 6 muka yang sama. Jadi sistem kristal
ini tidak mempunyai simetry axes 2-fold sebanyak 3 buah dan simetry axes 3-
fold sebanyak 1 buah.
Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, makan sistem kristal
ini dapat dimasukkan dalam kelas hexagonal scalenohedral. Dalam Hermann
Maugin Symbols yaitu-3 2/m. Beberapa contoh mineral dari sistem kristal ini
adalah hyalokite, taseqite, pectolite, analcime.

4.9 Deskripsi Kristalografi Model 3D KR 22


Sistem kristal nomor 9 merupakan sistem kristal ortorombik. Dikatakan
ortorombik karena sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak
lurus satu sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini mempunyai panjang yang
berbeda-beda. Sumbu-sumbu simetri ini diberi tanda huruf a, b, dan c denga

37
parameter sumbu a<b<c. Sumbu a disebut sumbu brakia, sumbu b disebut
sumbu makro, dan sumbu c disebut sumbu vertikal.
Sistem kristal ini memiliki pusat simetri yang merupakan titik pertemuan
antara bidang dan sumbu simetri yang ada pada sistem kristal tersebut.
Sistem kristal ini juga mempunyai 3 bidang simetri karena jika bangun
tersebut dibagi oleh sumbu simetri akan menghasilkan 2 bagian yang sama
besarnya.
Sistem kristal ini mempunyai 1 simetri putar 2-fold pada ketiga sumbunya
yaitu apabila diputar berdasar sumbu a, b, c akan menunjukkan 2 kenampakan
yang sama.
Berdasar contoh di atas, maka sistem kristal ini digolongkan dalam kelas
dypiramidal dengan Herman maugin Symbol 2/m 2/m 2/m. Beberapa contoh
mineral yang mempunyai sistem kristal ortorombik kelas dypiramidal adalah
phurcalite, chesterite, epsomite.

4.10 Deskripsi Kristalografi Model 3D KL 15


Sistem kristal nomor 10 ini merupakan sistem kristal hexagonal karena
memiliki 4 sumbu simetri yang terdiri dari 3 sumbu horizontal dan 1 sumbu
vertikal. 3 sumbu horizontal ini mepunyai panjang yang sama yang
dinotasikan dengan simbol a1, a2, dan a3 dan lebih pendek dari sumbu c
sebagai sumbu vertikal. Sistem kristal nomor 6 ini mempunyai 7 bidang
simetri, yang artinya jika pada bangun tersebut dibelah maka akan
menghasilkan dua bagian yang sma (kongruen). Yaitu 6 bidang simetri
vertikal dan 1 bidang simetri horizontal yang tegak lurus sumbu c, disebut
bidang pinacoid. 6 bidang simetri vertikal ini didapatkan dari sumbu simetri
a1, a2 dan a3 serta 3 sumbu tambahan lain yang dapat membagi sistem kristal
ini sama bentuk dan besar. Katakanlah ketiga sumbu tersebut adalah a1’, a2’
dan a3’. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
Selain bidang dan sumbu simetri, sistem kristal nomor 6 ini juga
mempunyai 2 simetri putar (simetry axes) yaitu 2-fold dan 6-fold artinya,
apabila gambar 6 (dalam bentuk 3 dimensi) diputar pada sumbu (poros)

38
tersebut, maka akan menunjukkan bentuk muka yang sama, satu sama lain.
Simetri putar 2-fold ini berjumlah 6 sumbu yaitu apabila diputar dengan poros
sumbu a1-3 dan a1’-a3’akan menghasilkan 2 kenampakan yang sama. Simetri
putar 6-fold hanya 1 buah sumbu, dapat diketahui jika kita memutar bangun
tersebut dengan poros sumbu c akan didapatkan 6 kenampakan yang sama.
Dari ciri-ciri diatas, sistem kristal ini dapat digolongkan dalam kelas
dihexagonal dypiramidal dengan Herman Maugin Symbol : 6/m 2/m 2/m.
Contoh mineral yang mempunyai sistem kristal hexagonal kelas dihexagonal
dypiramidal adalah chaoite dan eifelite.

4.11 Deskripsi Kristalografi Model 3D 1


Sistem kristal nomor 11 ini merupakan sistem kristal tetragonal. Memiliki
3 buah sumbu simetri, yaitu sumbu a dan b sebagai sumbu horizontal dan
sumbu c sebagai sumbu vertikal. Sumbu a dan b memiliki panjang yang sama
sering dinotasikan dalam a1 dan a2. ketiga sumbu tersebut salaing tegak lurus.
Sistem kristal ini mempunyai pusat simetri yang berhimpit pada pusat
kristal. Dapat dibuktikan dengan membuat garis lurus sedemikian rupa pada
pusat kristal sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain mempunyai jarak
yang sama dan dijumpai kenampakan yang sama pula berupa tepi, sudut, dan
bidang.
Sistem kristal ini memiliki 5 bidang simetri yang terdiri dari 4 sumbu
vertikal yang sejajar pada sumbu c dan 1 bidang yang tegak lurus sumbu c.
Bidang simetri ini membelah bangun ini menjadi dua bagian yang sama besar.
Pada sistem kristal ini mempunyai sumbu putar (simetry axes), yang artinya,
apabil sistem kristal 1 (dalam bentuk 3 dimensi) diputar pada sumbu (poros)
tersebut, maka akan menunjukkan bentuk muka yang sama, satu sama yang
lain. Yaitu : jika sistem kristal diputar terhadap bidang simetri vertikal maka
akan menunjukkan 2 muka yang sama. Jika diputar dengan poros sumbu c
menghasilkan 4 kenampakan yang sama. Jadi sistem kristal ini memiliki
simetry axes 2-fold sebanyak 4 dan simetry axes 4-fold sebanyak 1.

39
Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, maka sistem kristal ini
masuk dalam kelas ditetragonal-dipyramidal. Dalam Hermann Maugin
Symbol yaitu 4/m 2/m 2/m. Beberapa contoh mineral yang termasuk dalam
ciri ini antara lain argutite, albernathyite, albernathyite.

40

Anda mungkin juga menyukai