Anda di halaman 1dari 10

James A.

Gosling Bapak Java yang 


Jadi’Buronan’

“Pertanyaan tentang mengapa saya pergi—meninggalkan


Sun Microsystems—adalah hal sulit untuk dijawab: Apapun
yang saya katakan, jika saya jujur dan sesuai faktanya,
justru akan lebih banyak membawa keburukan daripada
kebaikan.”
Kalimat itu adalah salam perpisahan James Arthur Gosling
saat meninggalkan Sun Microsystems setelah perusahaan
itu dibeli oleh Oracle. Ini merupakan momen yang
mengguncang bagi banyak pihak karena Gosling adalah
“Bapak Java”, bahasa pemrograman yang menjadi milik Sun
yang paling berharga.
Namun, perginya Gosling seharusnya sudah bukan kejutan
lagi bagi banyak orang, terutama mereka yang tahu seperti
apa Gosling dan seperti apa Sun. Dalam sebuah wawancara
dengan Computer Business Review, Gosling mengatakan
akan terjadi “prahara budaya” jika Sun bergabung dengan
perusahaan IT lain.
Ketika itu Gosling membicarakan kemungkinan dibelinya
Sun oleh IBM. “Sudah pasti akan ada prahara budaya. Kami
jelas jauh lebih ajaib dari mereka. Kami tumbuh dari
segerombolan hippies, bahkan nyaris lengkap dengan
hiasan bunga di rambut,” tuturnya.

Rupanya, “prahara budaya” itu punya dampak lebih besar


saat Sun akhirnya dibeli oleh Oracle. Gosling adalah tokoh
besar ketiga yang meninggalkan Sun pasca- akuisisi,
sebelumnya pendiri Sun, Scott McNealy dan CEO Sun,
Jonathan Scharz telah lebih dulu hengkang.
Bagai Buronan
Namun Gosling pergi meninggalkan api yang membara. Ia
pun bagai seorang buronan politik yang meninggalkan
negaranya, senantiasa membuat kritikan pedas pada yang
terjadi di tempat asal.
Kritikan Gosling pada Oracle cukup luas, termasuk sindiran
pada Larry Ellison pendiri dan bos besar Oracle. “Dia (Larry)
adalah seseorang yang membuat bulu kudukku merinding,”
sebut Gosling dalam sebuah wawancara dengan e-Week. Di
blog pribadinya, Gosling mengadopsi sebutan LPOD (Larry,
Prince of Darkness) bagi Ellison. Sebutan itu menurut
Gosling bukanlah karangan dirinya, melainkan sebuah
sebutan yang memang sudah banyak beredar di Internet.
Gosling merasa Oracle, dan terutama Ellison, terlalu banyak
mengatur hal-hal kecil di Sun. Ia pun pesimis Java akan
berjalan pada rel Open Source yang sesungguhnya dan
dilepaskan ke komunitas, di bawah kendali Oracle.
Hal itu yang mendorong Gosling membuat kampanye nekat
menjelang pertemuan tahunan JavaOne di San Francisco. Ia
merancang sebuah kaos yang intinya mendesak Oracle agar
Java segera dibebaskan. Kaos itu bertuliskan ‘Just Free It’,
lengkap dengan maskot Java dan tulisan lainnya.
Salah satu versi “nakal” dari kaos kampanye itu adalah
gambar wajah Ellison dan tulisan, “We’re long past 1984. It’s
time to set Java Free!” (1984 sudah lama lewat, saatnya
membebaskan Java!).  Kaos itu merujuk pada novel 1984
karya George Orwell dan iklan legendaris Apple yang
menggunakan simbol-simbol serupa dari novel itu.
Dari Mana Asal Nama Java?
James Gosling, bapak bahasa Java, mencoba mengingat-
ingat kembali asal-usul nama Java sampai bisa digunakan.
Berikut adalah e-mail yang dikirimkan Gosling pada
Jonathan Schwartz, salah satu eksekutif Sun (CEO pada
2008 – 2010), yang kemudian diterbitkan Schwartz dalam
blognya.
Dari: James Gosling
Tanggal: 24 Agustus 2007; 8:16:58 PM PDT
Untuk: Jonathan Schwartz
Judul: Dari Mana Asal Nama Java?
Ceritanya seperti ini:
Kami butuh sebuah nama. Sebelumnya kami menggunakan
‘oak’ (yang pada dasarnya dipilih oleh saya secara asal saja)
dan meskipun tim sudah akrab dengan nama ini, para
pengacara trademark mencoret nama itu. Kami pun banyak
bertukar e-mail mendebatkan nama yang cocok, tapi tak
pernah ada kesimpulannya. Sampai kami ada di posisi yang
ganjil. Alasan nomor satu  kami tidak bisa merilis produk ini
hanya gara-gara belum punya nama.
Orang marketing kami kenal seseorang yang bekerja
sebagai ‘konsultan merek’ (Saya tidak ingat namanya, tapi
orangnya hebat). Kami waktu itu tidak punya uang dan
waktu untuk melalui proses penamaan produk yang
konvensional. Akhirnya orang itu setuju melakukan hal di
luar kebiasaan, tapi efektif dan cepat, ia menjadi fasilitator
dalam sebuah rapat yang mengumpulkan sekitar selusin
anggota tim di dalam sebuah ruangan, pada suatu sore.
Ia memulai dengan menanyakan pertanyaan seperti
“Perasaan apa yang ditimbulkan dari ‘benda ini’? (Jawab:
semangat!) “Hal apa lagi yang bisa membuat Anda merasa
begitu?” (Java!).
Pada akhirnya, melalui proses itu, kami mengisi papan tulis
dengan serombongan nama yang pada dasarnya adalah
kata-kata acak saja. Ia lalu menggiring kami dalam sebuah
proses penyortiran yang menempatkan kata-kata itu pada
sebuah daftar berurutan.
Daftar tersebut, berisi sekitar selusin kandidat nama,
akhirnya kami kirimkan ke para pengacara: mereka mulai
dari yang paling atas, mencocokkan nama yang lolos
pencarian merek dagang.
‘Java’ adalah nama di urutan keempat dalam daftar itu.
Nama pertama adalah ‘Silk’, yang saya benci tapi orang lain
suka. Favorit saya adalah ‘Lyric’, nomor tiga dalam daftar,
tapi ternyata tidak lolos uji para pengacara. Saya tak ingat
kandidat nama lainnya apa saja.
Jadi, siapa yang menamai Java? Rapatnya digelar oleh
marketing, dijalankan oleh konsultan, dan ada segerombolan
engineer yang meneriakkan kata-kata acak. Sejujurnya,
saya tidak yakin siapa yang pertama mengatakan ‘Java’, tapi
sepertinya itu adalah Mark Opperman.
Satu hal yang pasti, tak ada ‘otak cerdas’ marketing yang
menggunakan proses berpikir yang runut dalam membuat
nama itu.
Gilanya, Gosling berkeliaran di dekat gelaran JavaOne
dengan menggunakan kaos itu. Ia juga berusaha agar
pendukung Java mengenakan kaos Just Free It di acara
tersebut agar Ellison dan konco-konconya tahu yang
diinginkan komunitas.
Namun, keinginan Gosling tak terwujud, kebanyakan
engineer yang ditemui Gosling mengatakan mereka memiliki
kaos itu namun tak mampu untuk mengenakannya saat
JavaOne. “Rupanya, salah satu yang berpameran (di
JavaOne) memiliki sekotak kaos “Just Free It” yang sempat
dibagikan di booth mereka, sampai hal itu dihentikan oleh
thought police,” ujar Gosling, lagi-lagi merujuk pada novel
1984.
Mad Scientist
Dari penampilan fisiknya, Gosling sangat cocok dengan
tipikal “mad scientist” alias profesor jenius yang sedikit gila.
Pria kelahiran 19 Mei 1955 ini memiliki rambut botak di
depan, gondrong di belakang, plus brewok abu-abu  yang
senantiasa memenuhi wajahnya.
Gosling mengembangkan Java selama karirnya di Sun
Microsystems yang dimulai pada 1984 dan berakhir pada
2010. Pada 1994, Gosling membuat rancangan asli Java
dan menerapkan compiler serta virtual machine pertama
bahasa pemrograman tersebut.
Talenta Gosling pada dunia pemrograman telah lama
dipupuk. Ia mendapatkan gelar B.Sc (sarjana) bidang Ilmu
Komputer dari University of Calgary pada 1977. Kemudian
pada 1983, ia meraih Ph.D (doktor) di bidang yang sama
dari Carnegie Mellon University.
Tak sekadar “makan” bangku kuliah, selama periode itu,
Gosling menulis beberapa piranti lunak seperti Gosmacs
(versi Emacs buatannya sendiri) serta sebuah sistem
operasi Unix multi-prosesor, beberapa compiler dan mail
systems.
Generasi Awal James Gosling berpose bersama “generasi awal” tim Sun Microsystems Lab pada tahun
1990.

Di Sun Microsystems, Gosling termasuk salah seorang


generasi awal yang menghuni Sun Labs, sebuah fasilitas
riset terapan yang dibuat oleh Sun. Sebagai seorang
Distinguished Engineer (semacam gelar yang diberikan Sun
pada engineer ngetop mereka) Gosling mengepalai sebuah
divisi yang diberi judul “Imagination”.
Dari Sun Labs, Gosling akhirnya melahirkan Java. Ia
bersama dengan Mike Sheridan dan Patrick Naughton mulai
menggarap proyek itu pada Juni 1991, awalnya bahasa
yang mereka buat dinamai Oak,  gara-gara sebuah pohon
Oak yang tumbuh di luar kantor Gosling.
Setelah Oak, nama Green sempat melekat pada bahasa
pemrograman itu, sebelum akhirnya menjadi Java.  Istilah
Java di kalangan developer saat itu dikenal sebagai salah
satu sebutan untuk kopi.
Oracle vs Google
Kepergian Gosling dari Oracle, pascaakuisisi Sun,
disebabkan oleh beberapa faktor. Esensi dari faktor itu
adalah: pertama, Gosling tak merasa cukup dihargai sebagai
seorang peneliti senior dan “Bapak Java”. Oracle
menempatkan Gosling dalam posisi yang sulit dengan
potongan penghasilan yang cukup besar dan tak adanya
level “Fellow” di Oracle.
Faktor berikutnya, Oracle menurut Gosling telah mengambil
alih kendali pada Java. Ia dan tim merasa tak lagi punya
kekuatan untuk mengambil keputusan apapun.
Dan terakhir, Gosling merasa bagai sebuah boneka karena
peranannya di Oracle adalah menjadi simbol, maskot, dan
juru bicara seputar Java. Hal ini, ujar Gosling dalam sebuah
wawancara di eWeek, tidak cocok dengan sifatnya.
Setelah keluar, Gosling pun melihat langkah “terburuk”
Oracle ketika perusahaan itu akhirnya menuntut Google
terkait penerapan Java pada Android. Oracle menuding
Google melakukan pelanggaran hak paten, termasuk di
antaranya adalah paten atas nama Gosling.
“(Kejadian itu) bukan kejutan besar. Pada saat rapat
penggabungan Sun dan Oracle, ketika kami ditanyai soal
situasi paten antara Sun dan Google, kami bisa melihat
kilatan di mata para pengacara Oracle. Mengajukan gugatan
paten tak pernah ada dalam kode genetik Sun. Sial.” tulis
Gosling dalam blog pribadinya, tak berapa lama setelah
Oracle mengajukan tuntutannya pada Google.
Di satu sisi, Gosling tidaklah membela Google. Ia merasa,
pada saat masih di Sun, ada hal-hal yang dilakukan Google
lewat Android yang tidak pas dengan seleranya. Termasuk
dalam hal ini fragmentasi platform Android dan masalah
komersialisasi.
Di sisi lain, ia merasa Oracle mengambil langkah yang salah
dengan melakukan perang di pengadilan. Gosling masih i-
ngat betapa beratnya  terlibat dalam tuntutan paten dari IBM
terhadap Sun di masa-masa awal. Ia juga terlibat dalam
kasus Anti-Trust Microsoft yang sama-sama membuatnya
banyak kehilangan waktu dan produktivitas.
“Tak ada pihak ‘bertopi putih’ dan tak bersalah dalam drama
ini. Pertarungan ini bukanlah soal paten atau bahasa
pemrograman. Tuntutan itu lebih soal ego, uang, dan
kekuasaan,” tukas Gosling.
INFO
Nama: James Arthur Gosling
Lahir: 19 Mei 1955 di Calgary, Alberta, Canada
Pendidikan: Carnegie Mellon University (Ph.D) dan
University of Calgary (Bsc)
Gelar: Officer of the Order of Canada
Pekerjaan: Pengangguran (mantan VP dan Fellow di Sun
Microsystems)
Prestasi: Dikenal sebagai ‘Bapak’ Bahasa Java

Redaksi Doctor Komputer

Anda mungkin juga menyukai