Anda di halaman 1dari 1

Upacara Pengerebongan di Pura Petilan, Desa Kesiman, Denpasar, Minggu (10/2) sore diikuti ratusan orang.

Upacara ini di gelar setiap delapan hari setelah Hari Raya Kuningan. Upacara Pengerebongan terg olong dalam upacara bhuta yadnya atau pacaruan . Upacara itu bertujuan untuk men gingatkan umat Hindu melalui media ritual sakral untuk memelihara keharmonisan h ubungan antarmanusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan sesama umat manusia dan dengan alam lingkungannya. Salah satu yang ditunggu-tunggu adalah tradisi ngurek, yakni atraksi menusuk dir i dengan keris ketika si pelaku setengah sadar atau di Bali biasa disebut kerauh an . Khusus di Kesiman, keris yang digunakan saat ngurek adalah keris khusus yan g sering disebut luk Kesiman. Upacara Pengerebongan diawali dengan upacara Nyanjan dan Nuwur. Tujuan upacara i ni untuk memohon kekuatan suci batara-batari agar turun melalui pradasar-nya dar i para umat. Umumnya para pengusung rangsa dan pepatihnya setelah dilakukan upac ara Nyanjan dan Nuwur itu dalam keadaan kerauhan. Selanjutnya semua Barong dan Rangda serta para pepatih yang trance itu keluar da ri dalam kompleks pura utama dan mengelilingi wantilan pura sebanyak tiga kali. Disela-sela itu, para pepatih melakukan Ngurek dengan keris. Tak ada darah tak a da luka, yang ada hanya suasana sakral dari tradisi ngurek ini. Setelah upacara selesai, semuanya kembali ke kompleks pura utama.

Anda mungkin juga menyukai