Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL SGD 2 BLOK SPIRITUALITY SEMESTER 3

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Kelompok 5 Anggota : Venny tri harlani Nurhanif Imam Fungani Rahmatia nurlete Restu Hidayat Sofyana nastiti Bayu Aji P Ika Septia Henny rahmaniah Austinia Putri

G1D010005 G1D010020 G1D010037 G1D010080 G1D010028 G1D010062 G1D010047 G1D010009 G1D010010 G1D010076

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2010

1. 2. 3. 4. 5.

1.

2.

Proses keperawatan merupakan suatu metode dalam berpikir kritis dalam memberikan asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan ini harus dilakukan secara sistematis yang dimulai dari pengkajian data, penetapan diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian adalah proses dimana perawat melihat, mengobservasi dan mengumpulkan data yang nantinya dianalisis, dimana data-data ini dapat berupa data objektif (dapat diobservasi) dan data subjektif (berupa pernyataan Proses pengkajian perawatan dari segi spiritual yaitu dilhat dari pasien yang merasa tidak bisa beribadah dikarenakan sakit. Dalam melakukan pengkajian, perawat memandang kondisi pasien dari segi fisik dan spiritualnya.. Pengkajian sangat perlu dan dari pengkajian itulah kita bisa mengetahui dan menggali informasi untuk selanjutnya memberikan intervensi keperawatan yang tepat dan sesuai dengan diagnosanya. Manusia memiliki sifat unik, oleh karena itu setiap pasien memiliki pengkajian dan intervensi masing-masing, karena kasus yang dihadapi pasien berbeda-beda. Seperti yang kita ketahui, banyak perawat yang kurang tepat dalam melakukan intervensi dikarenakan kurang mendalamnya pengkajian terhadap klien. Untuk mengidentifikasi masalah keperawatan spiritual ada beberapa hal yang perlu dilakukan, salah satunya dengan pengkajian. Pengkajian ini dilakukan dengan mengamati data objektif dan data subjektif. Data objektif yaitu data yang didapat dari hasil observasi pada pasien. Pengkajian data objektif dilakukan melalui pengkajian klinik yang meliputi pengkajian efek dan sikap, perilaku, veralisasi, hubungan interpersonal dan lingkungan. Pengkajian data objektif terutama dilakukan melalui observasi. Perawat perlu mengobservasi aspek aspek berikut ini untuk mendapatkan data objektif atau data klinik: Afektif , dalam hal ini dapat diaplikasikan seperti murung, merasa kesepian, dari kasus tersebut terlihat si pasien mendiamkan istrinya sendiri. Perilaku, hal ini dapat diaplikasikan seperti menangis, mendiamkan istri, terbangun saat malam hari. Organisasi, hal ini dapat dialikasikan seperti pasien takut jika meninggal dengan tubuh yang tidak lengkap. Interpersonal, dalam kasus yang telah dibahas hubungan pasien dengan orang lain baik baik saja. Tidak mengalami kekurangan. Lingkungan, dalam kasus tersebut pasien merasa tidak bersih karena terpasang kantong kolostomi, jadi ia tidak dapat menjalankan sholat karena takut najis. Data subjektif juga dapat diamati dalam melakukan pengkajian. Data subjektif merupakan data yang didapat dari pernyataan pasien atau keluarga. Sehingga dalam mengambil data subjektif ini kita harus langsung menanyakannya. Data subjektif ini juga terbagi menjadi lima, yaitu: Konsep ketuhanan Dalam konsep ketuhanan ini kita bisa menanyakan kepada pasien dengan pertanyaan: 1.1. Apakah agama itu penting bagi Tn.Z? 1.2. Apakah anda merasa kepercayaan (agama) membantu anda? Jika ya, jelaskan bagaimana dapat membantu anda? 1.3. Apakah sakit membuat perasaan anda terhadap Tuhan atau praktik kepercayaan yang anda anut berubah ? Sumber kekuatan

Sumber kekuatan bagi Tn.Z, kita bisa langsung saja menanyakan kepada Tn.Z, kepada siapa biasanya anda meminta bantuan? Mungkin kita juga bisa bertanya tentang orang yang paling dia senangi, dengan hadirnya orang tersebut di harapkan mampu memberikan kekuatan bagi pasien. Praktek agama Apakah Tn.Z merasa bahwa agama itu membantu dalam kehidupan bapak? Dan bagaimana cara membantunya? Dalam hal apa? 4. Keyakinan dan spiritual Apakah sakit ini merubah keyakinan Tn.Z terhdap agamanya? 5. Kebutuhan kesehatan Selain itu menurut Fish and shelly dalam Craven dan hirnle ( 1996 ) juga menambahkan beberapa pertanyaan yang bermanfaat untuk mengkaji data subjektif ini, sebagai berikut : 1. Mengapa anda berada dirumah sakit? 2. Apakah kondisi sakit yang anda alami ini telah mempengaruhi cara pandang anda terhadap kehidupan? 3. Apakah yang paling anda butuhkan saat ini? 4. Apakah penyakit anda telah mempengaruhi hubungan anda dengan orang yang paling berarti dalam kehidupan anda?
3.

Kasus Tn. Z dengan operasi kolostomi didapatkan diagnosa keperawatan yaitu distress spiritual berhubungan dengan penyakit kronis, yang dapat dibuat rencana tindakan keperawatan sebagai berikut: Tujuan Kriteria Keberhasilan Jenis Tindakan Mengidentifikasi keyakinan Menggali akar Fokuskan perhatian spiritual yang memenuhi keyakinan dan praktik pada persepsi klien kebutuhan untuk memperoleh spiritual terhadap kebutuhan arti dan tujuan, mencintai dan spiritual. ketertarikan serta Mengetahui pesan non pengampunan. verbal tentang kebutuhan spiritual pasien Menggunakan kekuatan Menggali alternatif : Mendengarkan secara keyakinan, harapan dan rasa mengingkari, aktif dan menunjukkan nyaman ketika menghadapi memodifikasi atau empati yang berarti tantangan berupa penyakit, menguatkan menghayati masalah cidera atau krisis kehidupan keyakinan; klien lainnya mengembangkan Meningkatkan keyakinan baru kesadaran dengan kepekaan pada ucapan atau pesan verbal klien Mengekspresikan kepuasan dengan keharmonisan antara keyakinan spiritual dengan kehidupan sehari hari
Melaporkan atau Membantu

mendemonstrasikan berkurangnya distress spiritual setelah

memfasilitasi klien agar dapat memenuhi kewajiban agama

keberhasilan intervensi

Memberitahu

palayanan spiritual yang tersedia di rumah sakit.

Penyakit Kanker Colostomy

Operasi Luka Kehilangan Fungsi Tubuh

Gangguan Gambaran Diri

Distress Spriritual Distress spiritual b.d penyakit kronis Gangguan pola tidur b.d distress spiritual 3. Gangguan harga diri yang b.d kegagalan untuk sesuai dengan ajaran agama
1. 2.

Dalam diagnosa keperawatan ini yang prioritas yaitu diagnosanya Distress spiritual b.d penyakit kronis. sebelumnya kita harus mengetahuinya batasan pasien yang termasuk kedalam distress spiritual. Menurut teorinya pasien dikatakan distress spiritual yaitu ketika : 1. Klien yang tampak kesepian 2. Klien yang mengekspresikan rasa takut dan cemas 3. Klien yanga kan dioperasi 4. Mengubah gaya hidup 5. Klien yang mengekspresikan rasa takut mati 6. Preokupasi tentang hubungan agama dan kesehatan 7. Penyakit yang berhubungan dengan emosi atau implikasi 8. Tidak mampu atau menolak melakukan ritrual spiritual Batasan karakteristik diatas merupakan batasan karakteristik yang sesuai dengan yang dialami Tn. Z. Batasan karakteristik lainnya yang kurang sesuai dengan kasus yang dialami Tn. Z yakni diantaranya: 1. Klien yang mengekspresikan keraguan terhadap sistem kepercayaan atau agama 2. Memverbalisasikan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan haukuman dari Tuhan 3. Mengekspresikan kemarahannya terhadap Tuhan. 4. Mempertanyakan rencana terapi karena bertentangan dengan keyakinan agama 5. Sedang menghadapi sakaratul maut 6. Tidak dapat dikunjungi oleh pemuka agama Dalam diagnosa ini, memang yang diprioritaskan adalah Distress spiritual b.d penyakit kronis karena lebih dari 50% dari batasan karakteristik yang berkaitan dengan kasus Tn. Z. Tetapi bila dilihat dari kebutuhan fisiologi Tn.Z maka dalam menangani Distress spiritual b.d penyakit kronis harus secara bersamaan juga kita menangani Gangguan pola tidur b.d distress spiritual. Jika keduanya telah di tangani maka maka diagnosa yang ke tiga bisa diatasi.

Bibliography
Hamid, & Syuhaimie, a. y. (1999). Buku Ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai