Anda di halaman 1dari 13

ARUS LISTRIK

Arus listrik adalah aliran muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik tertutup, dari potensial tinggi (kutub positif) ke potensial rendah (kutub negatif). Arus listrik dapat mengalir jika memenuhi dua syarat, yaitu: (1) rangkaian listrik merupakan rangkaian tertutup (2) terdapat sumber tegangan dalam rangkain tertutup tersebut sehingga ada beda potensial (tegangan) antara dua titik. Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrikyang mengalir setiap satuan waktu. Kuat arus listrik dirumuskan: I = Q/t Q = muatan listrik (C) t = waktu (s) I = kuat arus listrik (A)

Amperemeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Alat ini sering digunakan oleh teknisi elektronik yang biasanya menjadi satu dalam multitester atau Avometer. Avometer singkatan dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter. Amperemeter bisa jadi tersusun atas mikroamperemeter dan shunt. Mikroamperemeter berguna untuk mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian dengan Mikroamperemeter ini nilai kuat arus yang kecil pun dapat terdeteksi. Untuk mengukur kuat arus yang lebih besar dibantu dengan hambatan Shunt karena Amperemeter yang sering kita gunakan kemampuan pengukurannya terbatas (sesuai dengan nilai maksimum yang tertera dalam alat urkur itu). sehingga kemampuan mengukurnya disesuaikan dengan perkiraan arus yang ada. Jika kita memperkirakan dalam rentang miliampere, dapat kita gunakan shunt yang tertera 100 mA atau 500 mA. Bagian terpenting dari Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus, Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada galvanometer. Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus kecil (Sesuai batas ukur yang tertera pada Galvometer) yang terhubung secara paralel dengan resistor yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada ampermeter.

Prinsip kerja aMperemeter Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorentz sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk silinder membentuk suatu kumparan, dan diletakkan diantara kutub-kutub sebuah magnet hermanen.

Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang di atas dan di bawah kumparan. Maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorentz yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebebkan kumparan berputar. Putaran kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untuk menunjuk pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan besar arus listrik yang diukur. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar.Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip gaya Lorentz

Persamaan Gaya Lorentz F = B.I. L F = gaya lorentz (N) I = kuat arus listrik (A) B = kuat medan magnet (Tesla) L = panjang penghantar (m)

Bagaimana cara menggunakan Ampermeter ? Misalkan Anda akan mengukur kuat arus yang melewati rangkaian pada gambar di samping Misalkan pada rangkaian di sebelah R adalah lampu, maka: Anda harus memasang secara seri ampermeter dengan lampu. Sehingga harus memutus salah satu ujung (lampu menjadi padam). Selanjutnya hubungkan kedua ujung dengan kabel pada ampermeter, seperti gambar 2

Perhatikan pada saat Anda membaca skala yang digunakan, karena Anda harus memperhatikan batas ukur yang digunakan. Misalnya Anda menggunakan batas ukur 1A, pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10. Ini berarti saat jarum ampermeter menunjuk angka 10 kuat arus yang mengalir hanya 1 A. Jika menunjukkan angka 5 berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A yang berarti 10 adalah skala maksimum. Secara umum hasil pengamatan pada pembacaan ampermeter dapat dituliskan:
I = (skala yang ditunjuk / skala maksimum) x Batas ukur

CARA MEMASANG RANGKAIAN KE AMPEREMETER

Perhatikan gambar di atas, saat pemasangan amperemeter untuk mengukur kuat arus listrik yang melalui lampu ( Perlu di ingat pemasangan Amperemeter dalam mengukur Arus harus dipasang Secara Seri), ujung kabel yang potensialnya lebih tinggi (kabel +, dapat diikuti dari kutub + sumber tegangan), dihubungkan ke kutub (+) amperemeter, dan ujung kabel yang potensialnya lebih rendah, dihubungkan ke kutub (-) amperemeter.

Bagaimana jika saat Anda mengukur kuat arus jarum menyimpang melewati batas ukur maksimal ? Ini berarti kuat arus yang Anda ukur lebih besar dari batas ukur alat. Anda harus memperbesar batas ukur dengan menggeser batas ukur jika masih memungkinkan. Jika tidak Anda harus memasang hambatan shunt secara paralel pada Ampermeter seperti pada gambar 4 berikut ini.

Besar hambatan shunt yang dipasang pada Ampermeter tersebut adalah:

UNTUK LEBIH MEMAHAMI URAIAN DI ATAS PELAJARI CONTOH SOAL BERIKUT INI. 1. Berapa kuat arus yang mengalir pada rangkaian berikut ini, jika skala jarum menunjukan 4 ?

2.

Suatu Ampermeter mempunyai hambatan dalam 4 , hanya mampu mengukur sampai 5 MA. Ampermeter tersebut akan digunakan untuk mengukur arus listrik yang besarnya mencapai 10 A. Tentukan besar hambatan shunt yang harus dipasang secara paralel pada Ampermeter.

3. Seorang siswa mengukur kuat arus listrik yang melalui Resistor dalam suatu rangkaian tertutup. Skala Amperemeter saat pengukuran terlihat gambar berikut! Berapakah besar arus listrik yang melalui Resistor ? Penyelesaian: Skala yang ditunjuk = 19,5 Skala maksimum = 50 Batas Ukur = 25 mA I = ( 19,5/50) x 25 mA = 9,75 mA

Alat ukur yang Anda pelajari di atas adalah untuk arus searah (DC). Jika ingin digunakan pada arus bolak-balik (AC) harus disesuaikan dengan menambahkan diode pada rangkaian. Berikut ini contoh rangkaian AC yang telah di beri dioda bridge sebagai penyearah arus AC menjadi DC:

Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar kiri. Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.

Anda mungkin juga menyukai