Anda di halaman 1dari 7

Promotif, Vol.1 No.

1, Okt 2011 Hal 51-57

Artikel VIII

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECENDERUNGAN MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA NEGERI 5 PALU Muhammad Jufri, Muhammad Yakub Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unismuh Palu ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO) setengah dari infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) di seluruh dunia terjadi pada orang muda yang berusia di bawah 25 tahun. Di seluruh dunia anak-anak remaja baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan, Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS dan masalah kesehatan reproduksi serius lainnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja SMA Negeri 5 palu. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional yang digunakan untuk mengukur variabel independen dan dependen secara bersamaan untuk mengetahui hubungan antara peran media massa, peran teman sebaya dan peran orang tua. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling yang berjumlah 81 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran media dengan perilaku seks pranikah dengan nilai p = 0,019 (p value < 0,05) dan tidak ada hubungan bermakna antara peran teman sebaya dan peran orang tua dengan perilaku seks pranikah. Penelitian ini menyarankan kepada pihak SMA Negeri 5 Palu agar dapat mempertimbangkan untuk memasukkan kurikulum kesehatan reproduksi diberikan kepada siswa-siswi melalui bimbingan konseling yang lebih mendalam. . Kata Kunci : Perilaku Seks Pranikah Daftar Pustaka : 38 (1997-2011)

PENDAHULUAN Menurut World Health Organization (WHO) setengah dari infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) di seluruh dunia terjadi pada orang muda yang berusia di bawah 25 tahun. Di seluruh dunia anak-anak remaja baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan, Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS dan masalah kesehatan reproduksi serius lainnya. (Depkes RI, 2006). Survei di 24 negara di Amerika dan Eropa menunjukkan bahwa perilaku 51

seks bebas remaja sudah dimulai sejak usia 15 tahun. Survei yang dilakukan Service Medical du Rectorat de Toulouse kepada 33.943 remaja tersebut menunjukkan, sebanyak 4480 remaja yang berperilaku seks aktif sejak usia 15 tahun tersebut tidak menggunakan alat kontrasepsi, sedangkan 825 lainnya menggunakan alat kontrasepsi. (WHO, 2002). Sementara Menurut data BKKBN pada 2008, sebanyak 63% remaja di beberapa kota besar di Indonesia telah melakukan seks pra nikah. Hubungan seks yang mereka lakukan ini juga dilandasi pemikiran bahwa berhubungan

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 51-57

Artikel VIII

seks satu kali tidak menyebabkan kehamilan. Data ini didukung dengan pernyataan dari Annisa Foundation yang menyatakan bahwa 42,3% remaja SMP dan SMA di Cianjur, Jawa Barat, melakukan hubungan seks yang pertama di bangku sekolah, dan melakukannya berdasarkan rasa suka dan tanpa paksaan. Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika pertama kali mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia 14 23 tahun dan usia terbanyak adalah antara 17 18 tahun (Fuad, 2003). Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama. (Sarwono, 2003). Perilaku seksual pada remaja disebabkan tidak adanya keterbukaan dalam keluarga tentang pentingnya pendidikan seks. Sulitnya orangtua terbuka dalam memberikan pendidikan seks ini lebih banyak disebabkan adanya persepsi keluarga yang masih mengganggap tabu untuk membicarakan masalah seks terhadap remaja. (Eko, 1997). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Konsumen Hijau dan Yayasan Intan Maharani (2010), menyatakan bahwa di Sulawesi Tengah khususnya di Kota Palu fenomena kehamilan tidak dikehendaki dan hubungan seksual pranikah merupakan bagian dari kehidupan remaja/pelajar dengan hasil penelitian yaitu hampir 29,39% dari 491 pelajar di Kota Palu pernah melakukan hubungan 52

seksual pranikah. (Ririn, 2010). Dari studi pendahuluan yang kami lakukan pada tanggal 10-15 Februari 2011 di SMA Negeri 5 Palu, masih ada siswa yang belum mengetahui dan mengerti arti seks yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena masih ada pandangan siswa yang menganggap pendidikan seks adalah sesuatu yang tabu dan dilarang oleh agama dan orang tua. Adapun jumlah siswa SMA Negeri 5 Palu Tahun Ajaran 2010/2011 berjumlah 427 siswa yang berada pada kelas II dan Kelas III (Zikran, 2011). BAHAN DAN METODE Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Palu dan waktu penelitian dilakukan pada Mei 2011. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang berada di kelas II dengan jumlah siswa 210 dan kelas III berjumlah 217 siswa, jadi total populasi berjumlah 427 siswa. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi yang dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, dengan menggunakan tekhnik accidental sampling. Analisis Data 1. Analisis univariat Dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel, variabel independen (peran media massa , peran teman dan peran orangtua) dan variabel dependen (perilaku seks pranikah). 2. Analisis bivariat Analsis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Uji yang digunakan analisis bivariat adalah ChiSquare dengan menggunakan fasilitas komputerisasi.

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 51-57

Artikel VIII

HASIL Analisis Univariat a. Peran Media Massa Responden yang menyatakan peran media tidak baik adalah berjumlah 36 responden dengan persentase 44.4% dan responden yang menyatakan peran media baik adalah berjumlah 45 responden dengan persentase 56.4%. b. Peran Teman Sebaya Responden yang menyatakan peran teman sebaya tidak baik adalah berjumlah 38 responden dengan persentase 46.9% dan responden yang menyatakan peran teman sebaya baik adalah berjumlah 43 responden dengan persentase 53.1%. c. Peran Orang Tua Responden yang menyatakan peran orang tua tidak baik adalah berjumlah 37 responden dengan persentase 45.7% dan responden yang menyatakan peran orang tua baik adalah berjumlah 44 responden dengan persentase 54.3%. d. Perilaku Seks Pranikah Responden yang menyatakan perilaku tidak baik adalah berjumlah 16 responden dengan persentase 19.8% dan responden yang menyatakan perilaku baik adalah berjumlah 65 responden dengan persentase 80.2%. Analisis Bivariat a. Hubungan Peran Media Massa dengan Perilaku Seks Pranikah Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menyatakan peran media massa tidak baik dengan perilaku seks pranikah tidak baik adalah 3 responden (8.3%), Sedangkan responden yang menyatakan peran media massa tidak baik dengan perilaku seks pranikah baik adalah 33 responden (91.7%). Untuk responden yang menyatakan peran 53

b.

c.

media massa baik dengan perilaku seks pranikah tidak baik adalah 13 responden (28.9%), kemudian responden yang menyatakan peran media massa baik dengan perilaku seks pranikah baik adalah sebanyak 32 responden (71.1 %). Berdasarkan uji chi square dengan koreksi fishers exact test menunjukkan, bahwa nilai P.Value = 0.019 (< 0,05) OR = 0.224 (0.0580.860) artinya bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran media massa dengan perilaku seks pranikah. Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Seks Pranikah Hasil penelitian menunjukkan, bahwa, responden yang menyatakan peran teman sebaya tidak baik dengan perilaku seks pranikah tidak baik adalah 10 responden (26.3%), Sedangkan responden yang menyatakan peran teman sebaya tidak baik dengan perilaku seks pranikah baik adalah 28 responden (73.7%). Untuk responden yang menyatakan peran teman sebaya baik dengan perilaku seks pranikah tidak baik adalah 6 responden (14%), kemudian responden yang menyatakan peran teman sebaya baik dengan perilaku seks pranikah baik adalah sebanyak 37 responden (86%). Berdasarkan uji chi square menunjukkan, bahwa nilai P.Value = 0,163 (> 0,05) OR = 2.202 (0.715-6.783) artinya bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara peran teman sebaya dengan perilaku seks pranikah. Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Seks Pranikah Hasil penelitian menunjukkan, bahwa, responden yang menyatakan peran orang tua tidak baik dengan perilaku seks pranikah tidak baik adalah 10 responden (27%), Sedangkan responden yang menyatakan peran orangtua tidak

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 51-57

Artikel VIII

baik dengan perilaku seks pranikah baik adalah 27 responden (73%). Untuk responden yang menyatakan peran orangtua baik dengan perilaku seks pranikah tidak baik adalah 6 responden (13.6%), kemudian responden yang menyatakan peran orang tua baik dengan perilaku seks pranikah baik adalah sebanyak 38 responden (86.4%). Berdasarkan uji chi square menunjukkan, bahwa nilai P.Value = 0,132 (> 0,05) OR = 2.346 (0.7617.232) artinya bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara peran teman sebaya dengan perilaku seks pranikah. PEMBAHASAN 1. Hubungan Peran Media Massa dengan Perilaku Seks Pranikah Penyebaran dunia informasi atau media semakin luas, sehingga hampir seluruh masyarakat mampu mengaksesnya tanpa mengenal status sosial dan kelompok umur, tak terkecuali para remaja. Jika informasi yang disampaikan atau disalurkan oleh media tidak mampu dicerna dengan baik oleh remaja maka kehidupan remaja akan bergantung pada tekhnologi tersebut dan akan menyebabkan perilaku yang menyimpang pada kehidupannya diantaranya pada saat mereka keinternet mereka lebih memilih konten porno daripada yang lainnya. Namun jika dimanfaatkan dengan baik tentunya media akan menjadi pusat informasi yang mampu menunjang kemampuan remaja untuk meningkatkan kualitas mereka. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juli Astuti (2008), yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara peran media dengan kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah pada siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh 54

2.

Tahun 2009 dimana hasil uji chisquare menunjukkan, P < (0.000 < 0.05). Penelitian ini sejalan dengan teori Gunawan (2008), yang menyatakan bahwa globalisasi menyebabkan aksesbilitas terhadap pornografi menjadi lebih mudah, dukungan teknologi mempermudah remaja memperoleh infomasi, diantaranya adalah handphone dan internet. Berdasarkan penelitian menyebutkan bahwa handphone menduduki urutan teratas daripada internet digunakan remaja untuk mendapatkan informasi pornografi. Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Seks Pranikah Kemampuan siswa dalam memilih teman bergaul meskipun kita ketahui teman merupakan orang yang paling dekat dan mudah mempengaruhi seseorang, selain itu adanya keinginan siswa untuk tidak melakukan perilaku seks pranikah merupakan motivasi utama agar mereka tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juli Astuti (2008), yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara peran teman dengan kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah pada siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun 2009 dimana hasil uji chisquare menunjukkan, P < (0.000 < 0.05). Penelitian ini sejalan dengan teori Andayani (2010) menyatakan dukungan teman sebaya menjadi salah satu motivasi dan membentuk identitas diri seseorang remaja dalam melakukan sosialisasi, terutama ketika ia menjalin asmara dengan pasangannya. Teman sebaya dalam pergaulan kadang kala menjadi salah satu sumber informasi yang cukup signifikan

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 51-57

Artikel VIII

dalam membentuk pengetahuan kesehatan reproduksi dan seks dikalangan siswa, bahkan informasi tersebut bisa menimbulkan dampak negatif karena informasi yang mereka peroleh hanya melalui media maupun pengalaman sendiri. 3. Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Seks Pranikah Perilaku siswa masih bisa dikontrol oleh orang tuanya melalui komunikasi aktif antara orang tua dan siswa, selain itu meskipun saat ini pergaulan remaja sarat dengan pergaulan bebas namun dengan adanya fungsi kontrol dari orang tua mampu tentunya akan membatasi cara atau perilaku mereka kearah yang negatif. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juli Astuti (2008), yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara peran orang tua dengan kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah pada siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun 2009 dimana hasil uji chisquare menunjukkan, P < (0.003 < 0.05). Penelitian ini didukung oleh teori Effendy (2000), yang menyatakan bahwa peran orang tua dalam mendidik anak sangat menentukan pembentukan karakter dan perkembangan kepribadian anak, selanjutnya saluran komunikasi yang baik antar orang tua dan anak akan menciptakan saling memahami terhadap masalah-masalah umum khususnya mengenai problematika remaja sehingga akan berpengaruh terhadap sikap maupun perilaku yang akan diberi anak sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua mereka. KESIMPULAN 1. Hasil analisis bivariat menunjukkan, bahwa ada hubungan bermakna 55

antara peran media massa dengan perilaku seks pranikah dengan nilai P.Value = 0,019 (< 0,05) OR = 0.224 (0.058-0.860). 2. Hasil analisis bivariat menunjukkan, bahwa tidak ada hubungan bermakna antara peran teman sebaya dengan perilaku seks pranikah dengan nilai P.Value = 0,163 (> 0,05) OR = 2.202 (0.7156.783). 3. Hasil analisis bivariat menunjukkan, bahwa tidak ada hubungan bermakna antara peran orang tua dengan perilaku seks pranikah dengan nilai P.Value = 0,132 (> 0,05) OR = 2.346 (0.761-7.232). SARAN 1. Bagi Guru Bimbingan Konseling Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memasukkan kurikulum kesehatan reproduksi kepada siswa-siswi melalui bimbingan konseling yang lebih mendalam. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan pihak akademik agar selalu mendorong dan memotivasi mahasiswa guna mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja nantinya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja seperti sosial budaya, pengendalian diri dan gaya hidup. DAFTAR PUSTAKA Al-Gifari, 2004. Peran Media Massa terhadap Perilaku Seks Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Andayani, 2010. Peran Teman Terhadap Perilaku Seks Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com.

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 51-57

Artikel VIII

Astuti, J. 2008. Pengaruh Karakteristik Siswa dan Sumber Informasi terhadap Kecendrungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah pada Siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun 2008. Diunduh tanggal 15 Juli 2011. http://pdf-searchengine.com. BKKBN, 2000. Peran Media Terhadap Perilaku Seks Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. ________, 2002. Survei Perilaku Seks Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-searchengine.com. ________, 2008. Prevalensi Perilaku Seks Remaja di Indonesia. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Chilman, 1980. Peran Media terhadap Perilaku Seks Pranikah. Diunduh tanggal 15 Juli 2011. http://pdfsearch-engine.com. Depkes, RI. 2002. Ciri-Ciri Seks Primer. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Depkes, RI, 2006. Prevalensi Perilaku Seks Pada Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Efendy, 2000. Peran Orangtua terhadap Perilaku Seks Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Eko, 1997. Faktor Penyebab terjadinya Seks Pranikah di Kalangan Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-searchengine.com. Friedman, 1998. Pengertian Peran Keluarga. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-searchengine.com. Fuad, et al. 2003. Usia Remaja Melakukan Hubungan Seksual. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Green, 2000. Definis Perilaku dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 56

Perilaku. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-searchengine.com. ____, 2003.. Teori Sikap dan Perilaku. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Gunarsa, 2001. Ciri-Ciri Masa Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Gunawan, 2008. Peran Media terhadap Perilaku Seks Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Hurlock, 1998. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. ______, 2004. Definisi Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Irawati, 2002. Perilaku Seksual Pada Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-searchengine.com. Kunjroningrat, 2000. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Makmun, 2003. Karakteristik Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Monks, 2002. Pengertian Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Mutadin, 2002. Definisi Perilaku Seksual. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-searchengine.com. Notoatmodjo, 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. ___________, 2005a. Metode Peneletian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Rahmat, 1998. Pengertian Peran. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Ririn, 2010. Faktor yang Mempengaruhi Seks Pranikah di Kalangan Remaja. Diunduh tanggal 28

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 51-57

Artikel VIII

Desember 2010. http://pdf-searchengine.com. Rumini dan Sundari, 2004. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-searchengine.com. Santrock, 2003. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdfsearch-engine.com. Sarwono, 2003. Perilaku Seks di Kalangan Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdfsearch-engine.com. Sianipar, 2000. Peran Orangtua terhadap Perilaku Seks Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Soetjiningsih, 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks

Pranikah di Kalangan Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-search-engine.com. Suryoputro, 2006. Faktor Internal yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-searchengine.com. Thomas, 1998. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdf-searchengine.com. WHO, 2002. Prevalensi Perilaku Seks Pranikah di Dunia. Diunduh tanggal 28 Desember 2010. http://pdfsearch-engine.com. Zikran, 2011. Profile SMA Negeri 5 Palu (tidak dipublikasikan). Palu.

57

Anda mungkin juga menyukai