Anda di halaman 1dari 19

Presentasi case

Demam Typhoid

Identitas
Nama : An. F Jenis kelamin : Perempuan Umur : 9 th Alamat : Arya Kemuning Pendidikan : SD Pekerjaan :Tanggal masuk : 31 Oktober 2011 Tanggal keluar : 02 November 2011

Anamnesis
Keluhan Utama Demam Keluhan Tambahan Mual, muntah, nyeri perut dan BAB hitam, mimisan, batuk dengan dahak darah.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poliklinik anak RSUD Gunung Jati dengan keluhan demam yang terjadi naik turun sejak 6 hari SMRS dan masih berlanjut hingga sekarang. Demam dirasakan naikturun dan lebih tinggi saat sore hari menjelang malam. Awal terjadinya demam tidak dirasakan tinggi mendadak. Selain itu, pasien juga mengeluh mual dan muntah, nafsu makan menurun disertai nyeri perut di bagian bawah pusar sebelah kanan dan BAB hitam. Pasien mengaku sering mimisan jika cuaca panas dan sejak demam dirasakan, mimisan semakin sering. Pasien juga merasakan batuk dengan dahak darah sudah 2 hari. Pasien belum berobat sebelumnya dan hanya dikompres untuk menurunkan demamnya oleh ibu pasien.

RPD : Pasien sering mimisan sebelumnya Demam naik-turun yang berlangsung lama seperti ini disangkal RPK : Disangkal

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Keadaan Umum Tanda Vital
Berat Badan Kepala Mata Hidung Mulut Thorax Cor Pulmo Abdomen

Auskultasi Ekstremitas

: Compos mentis : Tampak sakit sedang : Suhu : 37,90 C Laju pernapasan : 27x/menit Frekuensi nadi : 120x/menit : 25 kg : Normocephal : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/: Nafas cuping hidung (-), epistaksis (+) : Sianosis (-) : Retraksi (-) : Bunyi jantung: I-II reguler, bising (-) : VBS +/+, rhonki -/-, wheezing -/: Inspeksi : Permukaan datar, simetris, tidak terlihat penonjolan massa Palpasi : Supel, tidak teraba massa/benjolan, NT/NL +/+ Pada kuadran kanan bawah Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen : Bising usus (+) normal : Akral hangat, edema -/-, sianosis tidak ada pada empat ekstremitas -/-

PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah rutin (Tgl 01/11/2011) Leukosit Haemoglobin Hematokrit Trombosit : 4.700/mm3 (n : 4,0-11,0/mm3) : 10,7 gr/dl (n : 11-18,8 gr/dl) : 32,6 % (n : 35-55%) : 256.000/mm3 (n : 150-400/mm3)

DIAGNOSIS Demam Typhoid PENATALAKSANAAN IVFD RL 16 gtt makro/menit Ranitidin 2 x 25 mg Cefotaxime 2 x 1 g Lab darah rutin, tes widal PROGNOSIS Quo ad vitam Quo fungsionam

: ad bonam : ad bonam

FOLLOW UP

Tanggal 31-11-11

Keluhan KU : Demam hari ke 6 KT : perut kanan bawah terasa sakit, mimisan (1x), batuk dengan dahak darah (kemarin 2x), mual-muntah (+) Kesadaran : CM Ku : Tampak sakit sedang Tanda vital : T : 37,9 0C N : 120 x/mnt RR : 27 x/mnt -/- , SI -/ Mata : CA Hidung : NCH (-), epistaksis (+) Mulut : sianosis Thorak : Retraksi (-) Cor : BJ I-II reg, M(-), G(-) Pulmo: VBS +/+, Rh -/- , Wh -/Abdomen: BU (+), Nyeri tekan pada perut kuadran kanan bawah Ekstremitas: Akral hangat, udem (-), sianosis (-)

Terapi IVFD RL 16 gtt makro/mnt Ranitidin 2 x 25 mg Cefotaxime 2 x 1 g Lab darah rutin, tes widal

Tanggal

Keluhan

Terapi

FOLLOW UP

01-11-11

KU : Demam kemarin malam IVFD RL 16 gtt makro/mnt KT : nyeri perut berkurang, batuk (+) tidak berdarah, Ranitidin 2 x 25 mg mimisan (-), mual-muntah (+) Cefotaxime 2 x 1 g Kesadaran : CM Ku : Tampak sakit sedang Darah rutin (01-11-2011) 0C Tanda vital : T : 36 Leukosit : 4.700/mm3 N : 115 x/mnt Haemoglobin : 10,7 gr/dl RR : 27 x/mnt Hematokrit : 32,6 % -/ , SI -/ Mata : CA Trombosit : 256.000/mm3 Hidung : NCH (-), epistaksis (-) Mulut : sianosis Tes Widal (01-11-11) Thorak : Titer Aglutinin O (T) : 1/320 Retraksi (-) Titer Aglutinin H (A) : 1/160 Cor : BJ I-II reg, M(-), G(-) Pulmo: VBS +/+, Rh -/- , Wh -/Abdomen: BU (+), Nyeri tekan pada perut kuadran kanan bawah Ekstremitas: Akral hangat, udem (-), sianosis (-)

FOLLOW UP

Tanggal 02-11-11

Keluhan KU: Demam (-) KT: nyeri perut berkurang, batuk (+) Kesadaran : CM Ku: Tampak sakit sedang Tanda vital : T : 36,6 0C N : 114 x/mnt RR : 26 x/mnt -/ , SI -/ Mata : CA Hidung : NCH Mulut : sianosis Thorak : retraksi (-) Cor : BJ I-II reg, M(-), G(-) Pulmo: VBS +/+, Rh -/- , Wh -/Abdomen : BU +, nyeri tekan (-) Ekstremitas: akral hangat, udem (-), sianosis (-)

Terapi IVFD RL 16 gtt makro/mnt Ranitidin 2 x 25 mg Cefotaxime 2 x 1 g

os kemudian pulang paksa karena merasa sudah tidak demam

Dasar Diagnosa
Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, didapatkan data-data sebagai berikut: Didapatkan hasil anamnesa, dimana gejala-gelaja pasien adalah sebagai berikut: demam, mual, muntah, nyeri perut kanan bawah.
Demam pada pasien ini yaitu demam yang turun naik, sudah berlangsung selama > 7 hari, suhu naik pada sore atau malam hari (khas pada demam typhoid). Lalu disertai pula keluhan seperti mual, muntah dan nyeri perut di kuadran kanan bawah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan:

Tanda Vital

: Suhu Laju pernapasan Frekuensi nadi

: 37,90C : 27x/menit : 120x/menit

Pada pemeriksaan Abdomen didapatkan : Inspeksi : Permukaan datar, simetris, tidak terlihat penonjolan massa Palpasi : Supel, tidak teraba massa/benjolan, NT/NL +/+ pada kuadran kanan bawah Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen Auskultasi : Bising usus (+) normal Pemeriksaan di atas menunjukkan adanya nyeri perut di kuadran kanan bawah

Dari pemeriksaan penunjang didapatkan: Darah rutin Leukosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit : 4.700/mm3 (4,0-11,0/mm3 ) : 10,7 gr/dl (11-18,8 gr/dl) : 32,6% (35-55%) : 256.000/mm3 (150-400/mm3)

Dapat terlihat penurunan hemoglobin yang menandakan terjadinya anemia ringan. Tidak terjadi peningkatan hematokrit.

Tes Widal (01-11-11)


Titer Aglutinin O (T) : 1/320 Titer Aglutinin H (A) : 1/160 Dari data-data yang ada diagnosa akhir pada kasus ini ialah Demam Typhoid

Analisa Penatalaksanaan
1. 2. 3. Tirah baring Nutrisi yang baik, makan yang lunak, seperti bubur Cairan Kebutuhan Cairan = 1500 + 20 (BB-20) = 1500 + 20 (25-20) = 1600 ml/24 jam Jumlah tetesan infus (makro) = 1600 x 15 = 16 gtt makro/menit 24 x 60 4. Terapi Antibiotik
Pada pasien digunakan antibiotik cefotaxime dengan dosis 50 mg/KgBB

Pembahasan

.. Demam Typhoid ..
Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Etiologi Salmonella typhi Salmonella adalah bakteri gram negatif, mempunyai flagel, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif anaerob. Mempunyai antigen somatik ( O ) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari polisakarida. Mempunyai makromolekular lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinamakan endotoksin. Salmonella typhi juga dapat memperoleh plasmid factor-R yang berkaitan dengan resistensi terhadap multiple antibiotik.

.. Patogenesis ..
Dalam usus kecil bakteri menginvasi epitel mukosa, memasuki jaringan limfoid usus (melalui plaques peyeri) berkembang biak dalam jaringan retikuloendotelial hati dan limpa. Bakteri dilepaskan ke dalam sirkulasi sistemik, tersebar luas ke seluruh tubuh. Masa inkubasi 7-14 hari. Typhoid menginduksi respon imun selular dan humoral tetapi menghasilkan perlindungan yang tidak sempurna. Antigen Vi pada kapsula yang ditemukan pada S.typhi menghalangi fagositosis dengan mencegah terjadinya ikatan permukaan bakteri dengan komplemen C3. Endotoksin dan sitokin yang diinduksi oleh endotoksin menyebabkan gejala demam.

.. Manisfestasi Klinis ..
Usia sekolah dan remaja Demam, malaise, anoreksia, myalgia, nyeri kepala dan nyeri perut memberat dalam 2-3 hari. Minggu pertama, Diare terjadi pada fase awal penyakit, kemudian diikuti oleh konstipasi. Demam naik seperti anak tangga dan menjadi demam tinggi terus-menerus setelah 1 minggu. Minggu kedua, demam tinggi, fatigue, anoreksia, batuk kering, gejala saluran cerna memberat. Delirium dan letargi sering terjadi, PF didapat bradikardi relatif, hepatomegali, splenomegali, distensi abdomen, dengan nyeri difus, rose spots, ronchi. Bayi dan balita

Demam dan malaise, diare jarang Neonatus

Penularan dari ibu yang menderita demam typhoid dapat menyebabkan abortus, kelahiran prematur dan transmisi vertikal. Diare, muntah, distensi abdomen, hepatomegali, splenomegali, anoreksia dan penurunan berat badan. Dapat terjadi demam sampai 40,5 dan kejang.

Diagnosa Kultur Darah Deteksi dini : antigen Vi pada serum atau urin Widal : mendeteksi antibodi terhadap antigen O dan H Laboratorium Anemia Leukopenia dengan limfositosis relatif Trombositopenia Terapi 1. Tirah baring 2. Nutrisi, makanan yang ringan dan lunak 3. Terapi cairan 4. Terapi antibiotik - Kloramfenikol (50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis per oral atau iv) selama 10-14 hari - Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari peroral atau ampicilin iv selama 10 hari, atau kotrimoksazol 48 mg/kgBB/hari (dibagi 2 dosis) peroral selama 10 hari - Sefalosprin generasi ketiga seperti ceftriakson (80 mg/kg im atau iv, sekali sehari, selama 5-7 hari) atau cefixim oral (20 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 10 hari)

Komplikasi Perdarahan gastrointestinal Perforasi Ensefalopati

Daftar Pustaka
Soedarmo. S, Garna. H, Hadinegoro. S, Satari. H. I. 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia WHO Indonesia. 2009. Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Jakarta Mansjoer, Arief M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi ke-3, Jakarta: Media Aesculaplus Dahlan, Zul 2007. Ilmu Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Indonesia

terima

Anda mungkin juga menyukai