Anda di halaman 1dari 27

Pemicu 2 endokrin

Hadi hermawan 405090205

obesitas

DEFINISI
Suatu kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan
(WHO,2000; Syarif, 2002, 2003)

Suatu kondisi medis akibat akumulasi lemak tubuh yang berlebih, yang dapat berefek kepada kondisi kesehatan yang menuju kepada menurunnya tingkat hidup seseorang
(Haslam DW, James WP, 2005 )

Peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh
(Kamus Kedokteran Dorland)
3

EPIDEMIOLOGI

Wabah Obesitas di Indonesia


Pria overweight 12,8 % Wanita overweight 20 % P+W overweight 17,5 % Pria obese 2,5 % Wanita obese 5,9 % P+W obese 4,7 %

Data dari 14 kota di Indonesia (Jawa & Bali) Overweight : BMI > 25 Obese : BMI > 30
Sumber : Satoto, Askandar, et al. Widya Karya Nasional Pangan & Gizi VI, 1997.
5

ETIOLOGI

FAKTOR RESIKO
Diet Konsumsi makan yang tinggi kalori seperti fast food, kue bakar. Banyak minum minuman ringan, permen, makanan pencuci mulut juga berperan dalam penambahan berat badan. Aktifitas Aktifitas waktu senggang yang tidak aktif seperti menonton televisi, bermain video game juga turut andil timbulnya masalah kegemukan. Genetik atau faktor keturunan Faktor Psikologis Beberapa anak makan terlalu berlebihan pada saat menghadapi masalah atau karena faktor emosional seperti stress atau bosan. Faktor Keluarga Faktor Sosial Ekonomi
8

FAKTOR RESIKO
Predisposisi
Obesitas bayi 26,5% obesitas remaja Obesitas anak 50% obesitas remaja Obesitas anak 33,3% obesitas dewasa Obesitas remaja 80% obesitas dewasa

Risiko genetik
Kedua ortu obesitas 80% anak obesitas Salah satu ortu obesitas 40% anak obesitas Ortu tidak obesitas 14% anak obesitas
9

Tanda-tanda Anak Obesitas


Anak terlihat gemuk Tidak sehat dan tidak bersih Malas Kurang percaya diri > Tinggi dari anak normal seumurnya Double chin Payudara seolah-olah berkembang Perut menggantung ke bawah Penis terlihat kecil Sindrom hipoventilasi Hipersomnolesi Obstructive sleep apneu Polisitemia

10

Obesitas idiopatik (90% kasus) Perawakan tinggi (TB/U P50) Riwayat obesitas keluarga (+) Fungsi mental pdu dbN Usia tulang normal

Obesitas endogen (10% kasus) Perawakan pendek (TB/U P5) Riwayat obesitas keluarga (-) Fungsi mental sering retardasi Usia tulang terlambat

11

Ringan 1

Sedang Berat a. Primer dan sekunder

Klasifikas obesitasi

b. Android dan ginekoid c. Kondisi sel

3 4

Asia pasifik IMT WHO

12

Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40% Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100% Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

13

a. Obesitas primer dan sekunder b. Obesitas tipe android dan ginoid c. Obesitas menurut kondisi sel

14

2.a

Obesitas primer:
masukan makanan berlebih dibanding dengan kebutuhan energi yang diperlukan

Obesitas sekunder:
Yang disebabkan adanya penyakit/kelainan kongenital atau kondisi lain

15

2.a

Obesitas Sekunder

16

2.b
Tempat penumpukan Lemak Sering ditemukan Jenis lemak Resiko

Tipe Android Apple

Tipe Genoid Pear

bagian tubuh sebelah atas (dada, bagian tubuh sebelah bawah, pundak, leher, dan muka) yaitu sekitar perut, pinggul, paha, dan pantat pria dan wanita yang sudah mengalami menopouse Lemak jenuh yang mengandung sel-sel besar banyak menumpuk
lebih tinggi penyakit yang berhubungan dengan metabolisme lemak dan glukosa seperti penyakit gula, jantung koroner, stroke, pendarahan otak, dan tekanan darah tinggi, dan kanker payudara

Wanita lemak tidak jenuh serta sel lemak kecil dan lembek lemak tidak jenuh serta sel lemak kecil dan lembek

lebih mudah menurunkan berat tubuh

lebih sukar menurunkan kelebihan berat tubuh pada tipe ini karena lemak-lemak tersebut lebih sukar mengalami proses metabolisme 17

2.b

18

2.b TIPE ANDROID TIPE GINOID

19

2.c

OBESITAS MENURUT KONDISI SEL Tipe Hiperlastik


jumlah sel lemak lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal. Tetapi , ukuran sel lemak tersebut masih sesuai dengan ukuran sel yang normal. biasanya sejak masa anak-anak dan sulit untuk diturunkan ke berat badan normal. Bila terjadi penurunan berat tubuh sifatnya hanya sementara dan kondisi tubuh akan mudah kembali ke keadaan semula.

20

Tipe Hipertropik
jumlah sel yang normal, tetapi ukuran sel lebih besar dari ukuran normal. biasanya pada orang dewasa dan relatif lebih mudah menurunkan berat tubuh dibanding tipe hiperlastik. Mempunyai risiko lebih mudah terserang penyakit gula dan tekanan darah tinggi.

Tipe Hiperlastik-Hipertropik
jumlah maupun ukuran sel yang terdapat pada tubuh seseorang melebihi ukuran normal. Proses kegemukan dimulai sejak masa anak-anak dan berlangsung terus hingga dewasa. Tipe ini paling sulit menurunkan berat tubuh. sehingga paling mudah terserang berbagai penyakit degeneratif.
21

Asia-Pasifik
Risiko ko-morbiditas Lingkar perut

Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas bersadasrkan IMT dan Lingkar perut menurut kriteria asia pasifik

Klasifikasi

IMT(kg/m2)

<90 cm (laki2) <80 cm (perempuan) Rendah(risiko meningkat pada masalah klinis lain)

90 cm(laki2) 80 cm( perempuan) Sedang

Berat badan kurang

<18,5

Kisaran normal BB lebih Beresiko Obes I Obes II

18,5- 22,9 23,0 23,0-24,9 25,0-29,9 30,0

Sedang Meningkat Moderat Berat

Meningkat Moderat Berat Sangat berat


22

Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia Pasific Perspective : redefining Obesity And Its Treatment (2000)

4 IMT WHO

Klasifikasi berdasarkan IMT menurut WHO Klasifikasi IMT (kg/m2) BB kurang < 18.5 Kisaran normal 18.5 24.9 BB lebih > 25 Pra-obes Obes I 25 29.9 30 -34.9

Obes II 35 39.9 Sumber : WHO IPD Obes III technical series, 2000> 40

23

Fisiologi lapar vs kenyang Pusat Saraf Yang Mengatur Asupan Makan Nukleus lateral hipotalamus pusat lapar. Nukleus ventromedial hipotalamus pusat kenyang. Nukleus paraventrikular, dorsomedial dan akuarta.

24

Pengendali rasa lapar dan kenyang


Hipotalamus Neukleus Ventromedial Pusat kenyang Neukleus lateralis Nukleus Dorsomedial Nukleus Paraventrikular

Pusat lapar

Sekresi air liur Batang otak menjilat mengunyah menelan Substansi biokim

Orexigenic

anorexigenic

25

makanan

lambung Saluran cerna distensi duodenum Sinyal ke N.vagus Ileum dan kolon Insulin >> CCK melanokortin Peptide YY glucagon-like peptide

KENYANG
26

Anda mungkin juga menyukai