Anda di halaman 1dari 71

PRESENTASI KASUS

dr. Rina Dwi Indriyani

i
s
i
n
i
f
De
a
i
m
i
k
u
e
L
leukemia adalah suatu

penyakit yang
disebabkan oleh pertumbuhan yang
sangat cepat (poliferasi) sel darah putih
yang
abnormal
pada
jaringan
pembentuk darah.

Etiologi leukimia
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi
terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya
leukemia yaitu :
Faktor genetik: virus tertentu meyebabkan terjadinya
perubahan struktur gen (T cell leukemia-lymphoma
virus/HTLV). Dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia
pada anak kembar monozigot.
Radiasi ionisasi: lingkungan kerja, pranatal, pengobatan
kanker sebelumnya.
Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen,
kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.
Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti
diethylstilbestrol.

Faktor herediter, misalnya pada kembar


monozigot.
Kelainan kromosom: Trisomi 21 misalnya pada
Sindrom Down, Trisomi G (Sindrom Klinefelters),
Sindrom fanconis, Kromosom Philadelphia positif,
Telangiektasis ataksia
Neoplasma. Ada persamaan jelas antara leukemia
dan penyakit neoplastik lain, misalnya proliferasi
sel yang tidak terkendali, abnormalitas morfologi
sel, dan infiltrasi organ. Selain dari itu kelainan
sum sum kronis dapat berubah bentuk akhirnya
menjadi leukemia akut, misalnya polisefemia vera,
mielosklerosis atau anemia plastik.

Klasifikasi leukimia
Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa
leukemia mempengaruhi limfosit atau sel
limfoid, maka disebut leukemia limfositik.
Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel
mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil,
disebut leukemia mielositik

Leukemia Limfositik Akut (LLA)

Leukemia Limfositik Akut (LLA)


Merupakan keganasan klonal sel prekursor
limfoid
80% dari limfosit B, lainnya dari
limfosit T.
Paling banyak pada anak-anak.
Jika tidak diobati, fatal.

Kecil seragam
Sitoplasma <<
Nukleoli jelas

L1

Klasifikasi
Morfologi
FAB

Sel
Blast

L2

L3

FAB: French-American-British

Besar heterogen
Sitoplasma <<
Nukleoli jelas
Sitoplasma
bervakuola &
basofilik

L1

L2

L3

Insiden
Estimated New Cases*

LEUKEMIA

Estimated Deaths

17,600 13,200 30,800

12,100 9,600

21,700

2,200

1,600

3,800

800

600

1,400

4,100

2,900

7,000

2,600

1,900

4,500

5,900

4,700

10,600

4,000

3,400

7,400

Chronic myeloid leukemia

2,500

1,900

4,400

1,100

900

2,000

Other leukemia

2,900

2,100

5,000

3,600

2,800

6,400

Acute lymphocytic
leukemia
Chronic lymphocytic
leukemia
Acute myeloid leukemia

Etiologi
Idiopatik
Faktor-faktor yang berpengaruh:
- Virus

- Radiasi ionisasi
- Iaterogenic
- Kimia (benzene, pestisida, destilasi petroleum pada LMA)
- Obat-obatan
- Beberapa kondisi genetik (Syndr. Down)
- Merokok

PATOFISIOLOGI
Transformasi maligna progenitor
hematopoetik, diikuti oleh replikasi sel &
ekspansi klon yang mengalami transformasi
tersebut Leukemia
Defek pada pematangan setelah tingkat
mieloblas/ promielosit (LMA) & tingkat
limfoblas pada LLA penumpukan sel
leukemia di SST penekanan hematopoiesis
N unsur N tersingkir anemia, infeksi,
penyulit perdarahan.

PATOFISIOLOGI
Sel leukemia secara primer berproliferasi di
SST darah jaringan lain: kelenjar limfe,
hati, limpa, kulit, gusi, viscera & SSP.

PATOFISIOLOGI)
Infiltrasi sel leukemik ke organ:
1. Sumsum tulang:

berwarna coklat kemerahan putih kelabu, keruh.

2. Limpa:

Splenomegali sedang (500-1000 gram)

3. Hepar: Hepatomegali
4. Ginjal:
Agregat kecil perivascular yang menyebar ke
seluruh stroma.

5. Adrenal
6. Testis
7. SSP

PATOGENESIS

Metastatik
sel leukemik
sumsum tulang

Menyerbu
tulang
Infiltrasi
selaput
otak

Infeksi

Pengaruh
Umum

N
Y
E
R
I

Mudah
Fraktur
Sakit kepala, muntah,
edema papil,
palsi saraf kranial,
manifestasi SSP,
Perdarahan
intracerebral,
subarachnoid

Anemia berat
Trombositopenia mudah berdarah
Karena adanya pergantian sel N dlm
sumsum tulang & limfoid oleh sel leukemik
yg tidak berfungsi.

3 TANDA LEUKEMIA

1. Pucat (pansitopenia)
2. Panas
3. Perdarahan disertai dg splenomegali

GAMBARAN KLINIS
1. Gejala Sistemik
Anemia: pucat, mudah lelah, sesak
gangguan eritropoietik.
Perdarahan: petekie, purpura
gangguan trombopoietik.
Demam
gangguan granulopoietik.

GAMBARAN KLINIS (2)


2. Infiltrasi ke organ:
Limfadenopati
Splenomegali
Hepatomegali
Hipertrophy gusi
SSP [nyeri kepala, muntah (TIK ), perubahan status
mental, lumpuh saraf otak (N.VI & VII), kelainan
neurologik fokal]

gejala meningeal
Nyeri tulang & sendi

DIAGNOSIS
Anamnesis
1. Identitas pasien
2. Riwayat penyakit sekarang
- Keluhan utama: malaise, pucat, purpura, panas.
- Keluhan lain: mudah lelah saat beraktivitas,
anoreksia, epistaksis, nyeri tulang & sendi, mudah
terinfeksi, gusi berdarah.

3. Riwayat penyakit terdahulu


4. Riwayat kehamilan ibu
5. Riwayat makanan
6. Riwayat pertumbuhan & perkembangan
7. Riwayat penyakit anggota keluarga

DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik:
1. Inspeksi:
melihat ada/ tidaknya perdarahan (petekie, gusi),
pucat (konjungtiva, mukosa bibir, hiperplasia
gingiva)

2. Palpasi:

teraba hepatomegali, splenomegali, limfadenopati.

3. Perkusi:

menemukan batas pembesaran organ

4. Auskultasi:

terdengar murmur sistolik

Pemeriksaan
1. Hitung Darah Lengkap & Apus Darah Tepi
Laboratorium

Jumlah leukosit dapat / N saat diagnosis.


Umumnya terjadi Anemia & Trombositopenia

2. Aspirasi & Biopsi Sumsum Tulang

Sangat penting; semua pasien LLA harus menjalaninya.


Untuk konfirmasi Diagnosis & Klasifikasi
Apus SST hiperseluler, limfoblas yang sangat banyak
Jika SST seluruhnya diganti oleh sel Leukemia aspirasi
berhasil lakukan biopsi untuk evaluasi gambaran sitologi.

3. Sitokimia
* Membedakan LLA & LMA
(jika apus darah tepi gagal)
LLA: pewarnaan sudan black & mieloperoksidase (-)
* Membedakan precursor B & B-ALL dari T-ALL.
T-ALL
: pewarnaan fosfatase asam (+)
B/ B-ALL : Pewarnaan PAS (+)
* Mendeteksi TdT yang diekspresikan oleh limfoblas
pewanaan imunoperoksidase/ flow cytometry.

4. Imunofenotip (Flow Cytometry)


* Menggunakan reagen antibodi yang berbeda untuk setiap
subtipe imunologi.

5. Sitogenik
* Mengetahui subtipe dari LLA.
* Memberikan informasi prognostik.

6. Biologi Molekular

* Dilakukan bila analisis sitogenik rutin gagal.


* Untuk mendeteksi kelainan yang tidak dapat dilakukan dg
sitogenik standar.
* Untuk mendeteksi kromosom philadelphi dg prognosis buruk.

7. Pemeriksaan Lainnya

* Kelainan metabolik:
- hiperurikemia
pada pasien dengan sel-sel leukemia yang cepat
membelah
* Pungsi Lumbal

Indikasi Pungsi Lumbal

Meningitis
Kaku kuduk.
Kejang.
Kesadaran menurun.

Interpretasi Hasil Pungsi Lumbal


Cairan Cerebrospinalis
(CSS):
Jumlah sel yang
bertambah (Sel blas
leukemik)
Peningkatan
konsentrasi protein
CSS
Penurunan glukosa
CSS.

Terapi LLA

1. Induksi Remisi
Untuk mencapai remisi komplit hematologik
eradikasi sel leukemia yang dapat dideteksi
secara
morfologi dalam darah & sumsum tulang.
hematopoieses kembali normal.

2. Intensifikasi atau Konsolidasi


Untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk
mencegah relaps & juga timbulnya sel yang
resisten obat.

3. Profilaksis Susunan Saraf Pusat


(SSP)

Sangat penting untuk terapi LLA


Kombinasi terapi intratekal, radiasi kranial & pemberian
sistemik obat dengan bioavibilitas SSP yang tinggi
memberi hasil yang superior.
No 3. & 4 dilakukan sejalan.

4. Pemeliharaan Jangka Panjang


Memperpanjang disease-free survival.
Diulang kembali lagi ke induksi

Pasien LLA yang mencapai remisi & mendapat 2


kali terapi intensifikasi memiliki durasi remisi &
kelangsungan hidup yang lebih baik daripada
pasien yang tidak mendapat terapi intensifikasi

PENGOBATAN
1.

Transfusi darah,
bila kadar Hb < 6 g%.
transfusi trombosit u/ penderita trombositopenia
berat & perdarahan masif,
heparin jika terdapat tanda-tanda DIC.

2.

Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason,


dll.) Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit
demi sedikit dan akhirnya dihentikan.

3.

Sitostatika.
diberikan kombinasi dengan prednison.
efek samping: alopesia, stomatitis, leukopenia,
infeksi sekunder atau kandidiasis.

4. Infeksi sekunder dihindarkan


5. Imunoterapi
- cara pengobatan terbaru.
- diberi setelah tercapai remisi & jumlah sel leukemia cukup
rendah.
- Pengobatan aspesifik
Co/: pemberian imunisasi BCG atau dg Corynae
bacterium
agar terbentuk antibodi yang memperkuat daya
tahan tubuh.
- Pengobatan spesifik
penyuntikan sel leukemia yang telah diradiasi
terbentuk antibodi spesifik terhadap sel leukemia
semua sel patologis dihancurkan diharapkan
penderita leukemia dapat sembuh sempurna.
6. Transplantasi sumsum tulang

Producing Monoclonal Antibodies


In the creation of a monoclonal antibody, a normal B cell (a type of lymphocyte, or white blood cell)
is united with a myeloma cell (a type of cancer). This union results in the formation of hybridomas
(hybrid cells) that have the cancer cells trait of dividing endlessly and the B cells ability to
produce a specific type of antibody. Monoclonal antibodies are designed to target specific
molecules in the body. They have a variety of uses, including as part of an experimental treatment
for leukemia.

Penjelasan Kepada Keluarga Tentang


Ramalan Penyakit
Leukemia merupakan penyakit yang fatal. Serangan
pertama dengan induksi menyebabkan keadaan remisi untuk
beberapa bulan.
Dapat timbul serangan kedua (kambuh) disusul oleh masa
remisi lebih pendek dari pertama. Penderita ini merupakan
kandidat untuk transplantasi SST dengan 35 - 65 %
kemingkinan hidup lebih lama.
Prednison dapat memperpanjang masa hidup sampai
beberapa bulan. Ditambah obat sitostatika maka masa
hidup dapat diperpanjang 3-4 tahun.
Dengan kemoterapi, lebih dari 90 % anak dengan LLA
mengalami remisi lengkap dan lebih dari 60 % dapat hidup 5
tahun lagi. Sebagian besar sangat mungkin disembuhkan.

Radiation Therapy

15 Mei 2015

Identitas Pasien

Nama
Tgl lahir (umur)
Jenis kelamin
Alamat
Agama
Pendidikan
Suku

: An. AP
: 7 tahun.
: Perempuan
: Kateng
: Islam
: Pelajar
: Sasak

Identitas
Ibu Wali

Ayah
Nama

: Tn. S

Nama

: Ny. A

Umur

: 28 tahun

Suku

: Sasak

Alamat

: Kateng
: Islam

Umur

: 29 tahun

Suku

: Sasak

Agama

Alamat

: Kateng

Pendidikan : SMP

Agama

: Islam

Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh

Pekerjaan : Ibu rumah

tangga

ANAMNESIS
Diambil dari : Alloanamnesis kepada ibu pasien
Keluhan utama
: Demam sejak 3 bulan yang lalu
Keluhan tambahan : perdarahan pada gigi, lemas, BAB
kehitaman, berat badan menurun

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan demam sejak 3 bulan SMRS.


Demam dirasakan hilang timbul selama tiga bulan terakhir,
demam biasanya muncul selama satu minggu lalu membaik
dalam beberapa hari, kemudian demam muncul kembali. Ketika
demam muncul, demam dirasakan sepanjang hari. Demam
dirasakan tidak terlalu tinggi, namun tidak sampai diukur dengan
thermometer. Sebelumnya paisen sudah berobat ke dokter, saat
itu keluhan membaik namun tidak lama muncul kembali.
Selain demam pasien juga mengeluhkan perdarahan pada gusi yang
timbul satu minggu sebelum masuk rumah sakit, darah tidak
terlalu banyak dan dapat berhenti dalam waktu cepat. Pasien juga
mengeluhkan rasa lemas sejak timbul sakit dalam 3 bulan
terakhir. Menurut ibu pasien, terjadi penurunan berat badan pada
anaknya, namun tidak ditimbang secara pasti.
Riwayat buang air kecil normal tidak ada keluhan. Riwayat buang air
besar berwarna kehitaman sejak 1 minggu lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa.
Riwayat penyakit dalam keluarga :
Dalam keluarga pasien, nenek buyut pasien pernah
memiliki riwayat kekurangan darah yang didahului
dengan demam. Tidak ada keluarga pasien yang
memiliki riwayat kanker atau penyakit kronik lainnya.
Riwayat Sosial dan Ekonomi :
Pasien tinggal di rumah yang jauh dari tegangan tinggi.
Pasien beraal dari keluarga menengah. Ayah pasien
merupakan seorang perokok aktif.

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Riwayat Perkembangan
Pertumbuhan gigi pertama : 6 bulan
Psikomotor

Tengkurap
Duduk
Berdiri
Berjalan
Berbicara

: 4 bulan
: 8 bulan
: 12 bulan
: 15 bulan
: 12 bulan

Kesan : tidak terdapat gangguan perkembangan


fisik maupun mental. Pasien belum pubertas.

Riwayat Imunisasi

Kesan : Imunisasi dasar PPI lengkap

Riwayat Makanan

Kesan : tidak ada kesulitan makan pada pasien.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Pemeriksaan Umum
- Kead. umum
: Tampak Sakit Sedang
- Kesadaran
: Composmentis
- Frek. nadi
: 80 x/mnt (reguler, isi cukup, kuat angkat)
- Tek. Darah
: 90/60 mmHg
- Frek. napas
: 16 x/mnt (reguler, adekuat)
- Suhu tubuh
: 37 C (axilla)
Data Antropometri
Berat badan : 16 kg
Tinggi badan : 110 cm
BB ideal berdasarkan TB = 19 kg
Kesan : malnutrisi ringan / gizi kurang

Kepala
- Bentuk dan ukuran
: Bulat, normosefali
- Rambut dan kulit kepala : Distribusi merata, hitam, tidak mudah dicabut
- Mata
: Konjungtiva anemis +/+ , sklera ikterik -/- , edema periorbita
-/- Telinga : lapang, serumen -/-.
- Hidung : lapang, secret -/- Bibir
: mukosa lembab
- Mulut
: sianosis sirkumoral (-)
- Lidah
: Tidak kotor
- tonsil
: T1 T1, hiperemis (-)
- Faring : sulit dinilai
- Leher
: KGB tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)

Toraks
Paru
:
I : Pergerakan dada simetris kanan = kiri.
Pa : Vocal fremitus kanan = kiri
Pe : sonor kanan = kiri
A : BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Jantung :
I : Iktus kordis tidak terlihat
Pa : iktus kordis tidak teraba
A : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
I : tampak datar
Pa : supel, teraba hepar 4 jari dibawah arcus costa,
permukaan rata, tepi tumpul, nodul (-) , nyeri tekan
(+), lien teraba membesar pada S1, nyeri tekan (-)
A : bising usus (+) 6x/ menit
Pe : timpani
Ekstremitas: akral hangat, capillary refill > 2 detik
Kulit
: turgor baik, sianosis (-)

Darah Lengkap

Golongan darah : B
GDS : 84,1 mg/dl

Resume
Pasien seorang anak perempuan, umur 7 tahun dengan BB = 16 kg
datang ke IGD RSUD Praya dengan keluhan demam sejak 3 bulan SMRS.
Demam dirasakan hilang timbul selama tiga bulan terakhir, demam
biasanya muncul selama satu minggu lalu membaik dalam beberapa hari,
kemudian demam muncul kembali. Ketika demam muncul, demam
dirasakan sepanjang hari. Demam dirasakan tidak terlalu tinggi, namun
tidak sampai diukur dengan thermometer. Sebelumnya paisen sudah
berobat ke dokter, saat itu keluhan membaik namun tidak lama muncul
kembali.
Selain demam pasien juga mengeluhkan perdarahan pada gusi yang timbul
satu minggu sebelum masuk rumah sakit, darah tidak terlalu banyak dan
dapat berhenti dalam waktu cepat. Pasien juga mengeluhkan rasa lemas
sejak timbul sakit dalam 3 bulan terakhir. Menurut ibu pasien, terjadi
penurunan berat badan pada anaknya, namun tidak ditimbang secara pasti.

Riwayat buang air kecil normal tidak ada keluhan.


Riwayat buang air besar berwarna kehitaman sejak
1 minggu lalu.
Dalam keluarga pasien, nenek buyut pasien pernah
memiliki riwayat kekurangan darah yang didahului
dengan demam. Tidak ada keluarga pasien yang
memiliki riwayat kanker atau penyakit kronik
lainnya. Ayah pasien merupakan seorang perokok
aktif.

Pemeriksaan umum didapatkan Keadaan umum


: Tampak
Sakit Sedang , Kesadaran Composmentis, Frekuensi nadi 80
x/mnt (reguler, isi cukup, kuat angkat) , Tekanan Darah 90/60
mmHg, Frekuensi napas 16 x/mnt (reguler, adekuat), Suhu
tubuh 37 C (axilla). Data Antropometri, Berat badan : 16 kg,
Tinggi badan : 110 cm
Pemeriksaan fisik didaptkan konjungtiva anemis +/+ , KGB
tidak teraba membesar, nyeri tekan (-). Paru , Pergerakan
dada simetris kanan = kiri, BND vesikuler, ronki -/-, wheezing
-/-. Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen : tampak datar, supel, teraba hepar 4 jari dibawah
arcus costa, permukaan rata, tepi tumpul, nodul (-) nyeri
tekan (+), lien teraba membesar pada S1, nyeri tekan (-),
bising usus (+) 6x/ menit, timpani. Ekstremitas akral hangat,
capillary refill > 2 detik. Kulit, turgor baik, sianosis (-)

WBC

5,36 x 103/uL

NEU

0,665

12,4%

LYM

4,51

84,2%

MONO

0.099

1,85%

EOS

0.024

0.445%

BASO

0.058

1,09%

RBC

1,70 x 106/uL

HGB

4,32 g/dL

HCT

14,5 %

MCV

85,4 fL

MCH

25,4 pg

MCHC
RDW

29,7 g/dL
22,1 %

PLT

27.800/uL

MPV

8,94 fL

Golongan
darah
B

DIAGNOSIS KERJA
Observasi febris
Pansitopenia
Organomegali

DIAGNOSIS BANDING
Leukemia
Anemia aplastik

ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hapusan Darah Tepi

PENATALAKSANAAN

Rawat inap
Diet : biasa
IVFD D5 NS 20 tts/m (makro)
Medikamentosa :
Cefotaxime
3 x 1 gr (iv)
Paracetamol tab 500 mg
3 x tab (po)
Pro tranfusi PRC (400 cc)
I. 100 cc
II. 150 cc
III.150 cc
Pro lasix 15 mg sebelum transfusi

FOLLOW UP

18/05/2015
S : demam (+), lemas (+), gusi berdarrah (-), BAB hitam (-).
Sudah transfusi 250 cc
O :
KU
: Tampak Sakit Sedang
Kes
: Compos Mentis
TD: 90/60 mmHg
FN: 80 x/mnt (reguler, isi cukup, kuat angkat)
RR
: 18 x/menit (regular, adekuat)
S : 36.7C (axilla)
Kepala dan leher : normosefali, konjungtiva anemis +/+ , sklera ikterik -/- , edema periorbita -/- ,
tonsil
T1 T1, hiperemis (-), KGB tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
Toraks
Paru
: BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Jantung
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
I : tampak datar
Pa : supel, teraba hepar 4 jari dibawah arcus costa, permukaan rata, tepi tumpul, nodul (-) nyeri
tekan (+), lien teraba membesar pada S1, nyeri tekan (-)
A : bising usus (+) 6x/ menit
Pe : timpani
Ekstremitas : akral hangat, capillary refill > 2 detik
Kulit
: turgor baik, sianosis (-)
A
P

: Pansitopenia + Organomegali, susp. Leukemia


:
Diet : biasa
IVFD D5 NS 20 tts/m (makro)
Medikamentosa :
Cefotaxime
3 x 1 gr (iv)
Paracetamol tab 500 mg
3 x tab (po)
Pro tranfusi PRC 150 cc

19/05/2015
S : demam (+), lemas (+), gusi berdarrah (-), BAB hitam (+).
Sudah transfusi 400 cc
O :
KU
: Tampak Sakit Sedang
Kes
: Compos Mentis
TD: 90/60 mmHg
FN: 84 x/mnt (reguler, isi cukup, kuat angkat)
RR
: 20 x/menit (regular, adekuat)
S : 36.8C (axilla)
Kepala dan leher : normosefali, konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/- , edema periorbita -/- ,
tonsil
T1 T1, hiperemis (-), KGB tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
Toraks
Paru
: BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Jantung
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
I : tampak datar
Pa : supel, teraba hepar 4 jari dibawah arcus costa, permukaan rata, tepi tumpul, nodul (-) , nyeri
tekan (+), lien teraba membesar pada S1, nyeri tekan (-)
A : bising usus (+) 7x/ menit
Pe : timpani
Ekstremitas : akral hangat, capillary refill < 2 detik
Kulit
: turgor baik, sianosis (-)
A
P

: Pansitopenia + Organomegali, susp. Leukemia


:
Diet : biasa
IVFD D5 NS 20 tts/m (makro)
Medikamentosa :
Cefotaxime
3 x 1 gr (iv)
Paracetamol tab 500 mg
3 x tab (po)
Cek darah lengkap

20/05/2015
S : demam (+), lemas (-), gusi berdarrah (-), BAB (+) tidak hitam.
O :
KU
: Tampak Sakit Sedang
Kes
: Compos Mentis
TD: 100/60 mmHg
FN: 80x/mnt (reguler, isi cukup, kuat angkat)
RR
: 21 x/menit (regular, adekuat)
S : 36.6C (axilla)
Kepala dan leher : normosefali, konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/- , edema periorbita -/- ,
tonsil
T1 T1, hiperemis (-), KGB tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
Toraks
Paru
: BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Jantung
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
I : tampak datar
Pa : supel, teraba hepar 4 jari dibawah arcus costa, permukaan rata, tepi tumpul, nodul (-)
nyeri tekan (-), lien teraba membesar pada S1, nyeri tekan (-)
A : bising usus (+) 5x/ menit
Pe : timpani
Ekstremitas : akral hangat, capillary refill < 2 detik
Kulit
: turgor baik, sianosis (-)
A
P

: Pansitopenia + Organomegali, susp. Leukemia


:
Diet : biasa
IVFD D5 NS 20 tts/m (makro)
Medikamentosa :
Cefotaxime
3 x 1 gr (iv)
Paracetamol tab 500 mg
3 x tab (po)

21/05/2015
S : demam (-), lemas (-), gusi berdarrah (-), BAB (+) tidak hitam.
O :
KU
: Tampak Sakit Sedang
Kes
: Compos Mentis
TD
: 100/60 mmHg
FN: 90x/mnt (reguler, isi cukup, kuat angkat)
RR
: 20 x/menit (regular, adekuat)
S : 36.2C (axilla)
Kepala dan leher : normosefali, konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/- , edema periorbita -/- ,
tonsil
T1 T1, hiperemis (-), KGB tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
Toraks
Paru
: BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Jantung
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
I : tampak datar
Pa : supel, teraba hepar 4 jari dibawah arcus costa, permukaan ratatepi tumpul, nodul (-) ,
nyeri tekan (-), lien tidak teraba membesar .
A : bising usus (+) 5x/ menit
Pe : timpani
Ekstremitas : akral hangat, capillary refill < 2 detik
Kulit
: turgor baik, sianosis (-)
A : Pansitopenia + Organomegali, susp. Leukemia
P :
Diet : biasa
IVFD D5 NS 20 tts/m (makro)
Medikamentosa :
Cefotaxime
3 x 1 gr (iv)
Paracetamol tab 500 mg
3 x tab (po) prn demam

22/05/2015
S : demam (-), lemas (-), gusi berdarrah (-), BAB (+) tidak hitam.
O :
KU
: Tampak Sakit Sedang
Kes
: Compos Mentis
TD
: 100/70 mmHg
FN: 92x/mnt (reguler, isi cukup, kuat angkat)
RR
: 21 x/menit (regular, adekuat)
S : 37.3C (axilla)
Kepala dan leher : normosefali, konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/- , edema periorbita -/- ,
tonsil
T1 T1, hiperemis (-), KGB tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
Toraks
Paru
: BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Jantung
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
I : tampak datar
Pa : supel, teraba hepar 4 jari dibawah arcus costa, permukaan rata, tepi tumpul, nodul (-) ,
nyeri tekan (-), lien tidak teraba membesar .
A : bising usus (+) 5x/ menit
Pe : timpani
Ekstremitas : akral hangat, capillary refill < 2 detik
Kulit
: turgor baik, sianosis (-)
A : Pansitopenia + Organomegali, susp. Leukemia
P :
Diet : biasa
IVFD D5 NS 20 tts/m (makro)
Medikamentosa :
Cefotaxime
3 x 1 gr (iv)
Paracetamol tab 500 mg
3 x tab (po) prn demam
Nystin drop 3 x 1 cc

23/05/2015
S : demam (-), lemas (-), gusi berdarrah (-), BAB (+) tidak hitam.
O :
KU
: Tampak Sakit Sedang
Kes
: Compos Mentis
TD
: 100/70 mmHg
FN: 88x/mnt (reguler, isi cukup, kuat angkat)
RR
: 22 x/menit (regular, adekuat)
S : 37.0C (axilla)
Kepala dan leher : normosefali, konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/- , edema periorbita -/- ,
tonsil
T1 T1, hiperemis (-), KGB tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
Toraks
Paru
: BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Jantung
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
I : tampak datar
Pa : supel, teraba hepar 4 jari dibawah arcus costa, permukaan rata, tepi tumpul, nodul (-)
nyeri tekan (-), lien tidak teraba membesar .
A : bising usus (+) 6x/ menit
Pe : timpani
Ekstremitas : akral hangat, capillary refill < 2 detik
Kulit
: turgor baik, sianosis (-)
A : Pansitopenia + Organomegali, susp. Leukemia
P :
Diet : biasa
IVFD D5 NS 20 tts/m (makro)
Medikamentosa :
Cefotaxime
3 x 1 gr (iv)
Paracetamol tab 500 mg
3 x tab (po) prn demam
Nystin drop 3 x 1 cc

Hasil Pemeriksaan Hapusan Darah Tepi


Eritrosit

: Normokromik aniopoikilositosis (mikrositik, normositik, sel


target, sel pensil, ovalosit, sel helmet, sel teardrop).
Leukosit : Kesan jumlah menurun. Limfosit matur meningkat. Ditemukan
limfosit besar, atipikal limfosit dan deret myeloid (mielosit,
metamielosit, stab netrofil dan segmen netrofil) sel muda (-)
granula toksik (-).
Trombosit : Kesan jumlah menurun. Giant trombosit (-).
Kesan :

Menunjukkan
anemia
normokromik
anisopoikilositosis,
normoblast + limfositosis, limfosit besar, atipikal limfosit, shift to
the left + trombositopenia.

Mencurigakan Anemia Aplastik mengarah ke Pre Leukimia deret


Limfoid. DD AML Tipe Deferensiasi minimal/ AML M0.
Saran : Bone Marrow Punction.

Anda mungkin juga menyukai