Anda di halaman 1dari 48

Terapi Inhalasi

A. Pengertian
Terapi inhalasi adalah terapi dengan memanfaatkan uap hasil dari kerja mesin Nebulizer. Uap air yang berasal dari campuran obat dan pelarutnya dipercaya dapat langsung mencapai saluran pernafasan, sehingga efektif untuk mengatasi masalah di daerah tersebut.

B. Indikasi
Terapi inhalasi dianjurkan diberikan kepada penderita asma, alergi saluran pernafasan, atau penderita batuk pilek dengan slem atau lendir berlebihan.

C. Jenis obat yang dipakai dalam terapi inhalasi


1. Bronchodilatator , untuk memperlebar saluran nafas, 2. Pengencer dahak dan 3. Anti alergi. Ketiga obat tersebut memiliki ukuran molekul yang berbeda, sehingga perlu dilakukan pemilihan Nebulizer yang sesuai.

D. Jenis Nebulizer
Ultrasound Nebulizer paling sering menjadi pilihan

dalam pemberian terapi inhalasi pada anak-anak karena memiliki keunggulan meng hasilkan uap yang banyak dan memberikan waktu terapi yang singkat serta tidak terlalu berisik. Jet Nebulizer

Ultrasound Nebulizer

Jet Nebulizer

E. Prosedur Inhalasi
1. Selang dan masker yang digunakan pasien harus

masing-masing, artinya setiap pasien harus memiliki sendiri. 2. Ikuti resep yang dianjurkan oleh dokter, jangan memakai resep yang diberikan pada sakit sebelumnya. 3. Perhatikan obat mana yang dapat digabung atau harus dipisah dalam pemberian terapi inhalasi.

4. Pada saat mesin dihidupkan, pasien tarik nafas dalam perlahan dengan mulut, tahan 2-3 detik dan hembuskan kembali. Pada anak-anak cukup dianjurkan bernafas normal. 5. Ajarkan kepada pasien untuk tidak bernafas terlalu cepat, karena ini akan menyebabkan pusing, gemetar dan mual. 6. Terapi dilangsungkan kurang lebih 10-15 menit. Obat pengencer lendir kadang-kadang akan meningkatkan frekuensi batuk, hal ini wajar karena batuk adalah suatu reaksi reflek untuk mengeluarkan lender yang telah encer. Setelah selesai inhalasi fisioterapi akan memberikan terapi lanjutan berupa Postural Drainage ( Pembahasannya telah ada di artikel sebelumnya ) guna membantu mengalirkan lendir.

F. PENGHISAPAN LENDIR PADA ANAK

SUCTION
A. PENGERTIAN
Suction (penghisapan) adalah aspirasi sekresi, seringkali melalui suatu kateter karet atau yang dihubungkan kesuatu mesin penghisap (penghisap portable atau dinding).

B. Ada beberapa jenis suction


Oropharingeal suction
Nasopharyngeal suction Endotracheal suction

Oropharingeal suction
Nasopharyngeal suction

C. Tujuan suction
1. Mengangkat sekresi yang menghambat (obtruksi) jalan nafas. 2. Memfasilitas ventilasi pernafasan. 3. Mendapat sekresi untuk tujuan diagnostic. 4. Mencegah infeksi yang dapat terjadi akibat penumpukan sekresi.

D. Indikasi
Suction di lakukan bila klien tidak mampu membersihkan sekresi dengan mengeluarkan atau menelan.Tindakan ini sering dilakukan setelah klien batuk. Penghisapan oropharingeal dan nasopharingeal mungkin yang tepat pada klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan pembuangan sekresi oral

E. Peralatan
Alat-alat yang diperlukan adalah: 1. Penghisap portable atau dinding dengan selang penghisap dan konektor yang bila perlu 2. Kateter steril dengan ukuran yang tepat(lihat table) 3. Air steril atu normal salin 4. Sarung tangan steril 5. Kotak atau cangkir(wadah)steril 6. Tissue 7. Pelumas larut cair 8. Selimut atau handuk untuk melindungi linen dan baju klein 9. Masker wqajah (google)jika diperlukan.

F. Prosedur kerja
1. Siapkan peralatan di samping tempat tidur 2. Cuci tangan 3. Jelaskan klien apa yang akan dilakukan dan tujuannya.Jelas bahwa batuk,atau menelan adalah normal. 4. Jika pencahayaan ruangan kurang,yakinkan bahwa pencahayaan cukup 5. Atur posisi tidur klien dengan tepat: - Penghisapan oropharingel :posisi semi fowler dengan kepala menghadap ke areah perut - Penghisapan nasopharingel:posisi semi fowler dengan kepala hiperektensi Pasien tidak Sabar :posisi lateral menghadap kearah perut. 6. Tempatkan handuk bersih pada bantal atau diatas dada atau dibawah dagu klien..Pasang tirai atau sampiran untuk menjaga privacy klien

8. Tuangkan air steril atau normal saline kedalam wadah 9. Hubungkan selang penghubung kealat / mesin penghisap. 10. Hidupkan mesin dan test dengan menempatkan ibu jari pada ujung selang 11. Pakai sarung tangan steril pada tangan dominant 12. Ambil kateter dengan tangan yang telah menggunakan sarung tangan dan gunakan tangn yang tidak dominan untuk menggunakan ujung konektor dengan suction 13. Uji coba alat, basahi ujung kateter dengan larutan streil dengan menghisap air melalui tubing dan kateter . 14. Masukkan kateter sesuai rute suctionnya, jarak anatar hidung klien dan daun telinga jangan mengisap saat masukan section. 15. Untuk oropharingeal section. Anjurkan klien untuk membuka mulut (jika sadar) atau buka mulut klie dengan car menarik rahangbawah ke bawah (pasien tidak sadar). Tarik lidah kedepan, jika perlu gunaka tongue spatel, perlahalahan masukkan kateter kedalam mulut dan arahkan ke oropharing.

G. Komplikasi
Nasopharingeal yang dilakukan berulang-ulang dapat mengkibatkan iritasi dan bahkan pendarahan pada lubang hidung Epitaksis Hidung

H. Evaluasi
1. Bunyi nafas bersih. 2. Tanda vital stabil. 3. Pasien nyaman.

DRAINASE
Merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru dengan mempergunakan gaya berat dari sekretnya itu sendiri

Jenis-jenis WSD
WSD dengan sistem satu botol 2. WSD dengan sistem 2 botol 3. WSD dengan sistem 3 botol
1.

Indikasi untuk Drainase


1.
2. 3. 4. 5.

Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada Mobilisasi sekret yang tertahan Pneumothoraks Hemothoraks Emfiema

Persiapan pasien untuk postural drainase


1. Longgarkan seluruh pakaian terutama daerah leher dan pinggang. 2. Terangkan cara pengobatan kepada pasien secara ringkas tetapi lengkap. 3. Periksa nadi dan tekanan darah. 4. Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan suction untuk mengeluarkan sekret.

Alat :
1. Pinset 2. Microfore 3. Kapas lidi 4. Betadine 10% 5. Nierbekken 6. Was bensin 7. Kom steril. 8. handscoon steril dan possible. 9. NaCl 10. Set WSD

Pelaksanaan
Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat dilaksanakan dengan baik , dan perawat member dukungan moril pada pasien

Macam-macam posisi postural drainage

Kedua lobus atas - segmen apikal

Lobus atas kanan - segmen anterior

Lobus atas kanan segmen posterior ( dipandang dari depan )

Prosedur kerja :
1) Jelaskan prosedur 2) Kaji area paru, data klinis, foto x-ray 3) Cuci tangan 4) Pakai masker 5) Dekatkan sputum pot 6) Berikan minum air hangat 7) Atur posisi pasien sesuai dengan area paru yang akan didrainage 8) Minta pasien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit. Sambil PD bisa dilakukan clapping dan vibrating

9) Berikan tisu untuk membersihkan sputum 10) Minta pasien untuk duduk, nafas dalam dan batuk efektif 11) Evaluasi respon pasien (pola nafas, sputum: warna, volume, suara pernafasan) 12) Cuci tangan 13) Dokumentasi (jam, hari, tanggal, respon pasien) 14) Jika sputum masih belum bisa keluar, maka prosedur dapat diulangi kembali dengan memperhatikan kondisi pasien

Evaluasi
1. Perhatikan undulasi pada sleng WSD 2. Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar 3. Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air 4. Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah cairan yg keluar

5. Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama 6. Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan 7. Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai slang terlipat 8. Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi 9. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu

CLAPPING/PERKUSI

Pengertian
Perkusi adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkok, Perkusi dada merupakan energi mekanik pada dada yang diteruskan pada saluran nafas paru. Perkusi dapat dilakukan dengan membentuk kedua tangan deperti mangkok.

Tujuan
Melepaskan sekret yang tertahan atau melekat pada bronkhus.

lndikasi
Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.

Perkusi harus dilakukan hatihati pada keadaan


1. Patah tulang rusuk 2. Emfisema subkutan daerah leher dan dada 3. Skin graf yang baru 4. Luka bakar, infeksi kulit 5. Emboli paru 6. Pneumotoraks tension yang tidak diobati

Alat dan bahan


1. Handuk

Prosedur kerja :
1. Tutup area yang akan dilakukan clapping dengan handuk untuk mengurangi ketidaknyamanan 2. Anjurkan pasien untuk rileks, napas dalam dengan Purse lips breathing 3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit dengan kedua tangan membentuk mangkok kecil

Vibrating/Vibrasi
Teknik memberikan kompresi dan getaran manual pada dinding dada selama pase ekhalasi pernapasan. Vibrasi secara umum dilakukan bersamaan dengan clapping. Sesama postural drainase terapis biasanya secara umum memilih cara perkusi atau vibrasi untuk mengeluarkan sekret

Vibrasi dengan kompresi dada menggerakkan sekret ke jalan nafas yang besar sedangkan perkusi melepaskan/melonggarkan sekret. Vibrasi dilakukan hanya pada waktu pasien mengeluarkan nafas. Pasien disuruh bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilaksanakan pada puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir ekspirasi. Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan tangan bertumpang tindih pada dada kemudian dengan dorongan bergetar.

Tujuan
untuk meningkatkan verositas udara yang di ekpirasikan dari jalan napas yang kecil, dengan demikian akan membebaskan mucus

Kontra Indikasi
patah tulang dan hemoptisis

Persiapan pasien
1. jelaskan prosedur pada pasien dan partisipasi pasien 2. berikan posisi yang nyaman

Alat-alat
1. seputum pot 2. tissue 3. underdug

Prosedur kerja :
1) Meletakkan kedua telapak tangan tumpang tindih diatas area paru yang akan dilakukan vibrasi dengan posisi tangan terkuat berada di luar 2) Anjurkan pasien napas dalam dengan Purse lips breathing 3) Lakukan vibrasi atau menggetarkan tangan dengan tumpuan pada pergelangan tangan saat pasien ekspirasi dan hentikan saat pasien inspirasi 4) Istirahatkan pasien 5) Ulangi vibrasi hingga 3X, minta pasien untuk batuk

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai