Anda di halaman 1dari 20

Biwan No 12 Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

DARI KAMI
Pembaca yang budiman, Hari-hari bangsa kita disibukkan dengan upaya memenuhi kebutuhan hidup yang nampak tak pernah berujung pangkal. Dari pergulatan sekedar menyambung hidup hingga pergulatan menyambung pengaruh di dunia politik. Namun di lain pihak Lingkungan yang menampung kita hidup seperti terabaikan. Tak pernah bosan kiranya BIWAN menyampaikan perluanya kita melestarikan hutan.Menteri kehutanan dengan gegap gempita mencanangkan Kebun Bibit Rakyat bahkan moratorium penebangan hutan alam agaknya perlu kita sambut baik.Terlepas apakah sudah tepat atau belum,tetapi langkah ini bisa memberi kesempatan hutan kita untuk bernafas. Pembaca yang budiman, Beberpa rubrik baru coba disajikan pada edisi kali ini. Rubrik-rubrik baru tidak lain untuk menilik diri sendiri, kesadaran dan nurani kita. Adalah kewajiban kita untuk menjadi lebih baik dari semula. Bukan demi surga atau neraka tapi tanggung jawab sebagai manusia yang dilengkapi tuhan dengan banyak nikmat hikmah. Salam rimbawan....!

DAFTAR ISI
Dari Kami ..................................................................2 Kebun Bibit Rakyat, Menu Baru Resep Lama?............ 3 Menyelamatkan Hutan yang Terlanjur Rusak............ 6 Jenis mahang untuk memulihkan Ekologi dan penutupan Lahan Bekas tambang dan lahan Kritis......................................................................... 8 Zeolit, Mineral Penuh manfaat.................................. 10 Budidaya Gaharu, Meningkatkan Sosial Ekonomi Masyarakat dan Lingkungan............. ........12 Pemulung ...............................................................15 Lensa Biwan............................................................ 16 Gambar Cover depan dan Belakang, didesign oleh Tim Infokom Kehutanan Kalsel M e r u b a h

Redaksi menerima artikel pembaca dari mana saja yang bermanfaat bagi kepentingan pembangunan kehutanan dan kelestarian sumberdaya hutan. Naskah yang masuk diketik dengan spasi ganda dan disertai identitas penulis. Redaksi berhak mengedit naskah yang masuk tanpa mengurangi bobot dan maksud tulisan.

Sikap dan pandangan penulis dalam majalah ini tidaklah mencerminkan kebijakan Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Selatan maupun UPT Departemen Kehutanan di Kalimantan Selatan

PEMBINA : Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, . Selatan.TIM PENGARAH : Sekretaris, Para Kepala Bidang lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, Para Kepala UPT Departemen Kehutanan di Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. PEMIMPIN UMUM : L . Andi Widyarto. PEMIMPIN REDAKSI : L. Andi Widyarto. STAF REDAKSI : Munandar, Purnawan, Iriyanto, Alip Winarto, M. Hamroni, Budi Isa AL, Syarif Rachman REPORTER : Tim Infokom Kehutanan Kalsel, ALAMAT REDAKSI : Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Jln. Ahmad Yani Timur No.14. Banjarbaru 70713. Telephone : (0511)-4777534, 4772234. Fax (0511)-4772234. url : http://www.rimbakalsel.org.

_____________________________________________________________________Biwan No 12/Tahun V I/ 2010

TOPIK UTAMA
KEBUN BIBIT RAKYAT, MENU BARU RESEP LAMA ? Oleh : Munandar, Muhammad Hamroni, Paidil KBR dan Aglomerasi
Kementerian Kehutan berencana merangkul rakyat untuk membangun Kebun Bibit Rakyat (KBR). Tahun 2010 hingga 2014 nanti konon akan dibangun 48.000 unit KBR di 65.189 desa dan 7.878 kelurahan se Indonesia. Setiap KBR, menurut Menteri, akan mendapat bantuan dana pembangunan sebesar 50 juta

tanamannya.Tidak jelas benar, system aglomerasi ini, sekedar nama, sekedar jargon atau kah system yang dibuat komprehensif. Sistem aglomerasi kehutanan seperti ini yang akan didorong di luar Jawa dengan membangun koridor ekonomi di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua melalui industri berbasis hutan tanaman, termasuk HTR.
Menanam kayu diharapkan dapat menyediakan bahan baku industri perkayuan

Reaksi the Good Boy

rupiah untuk memproduksi 50.000 batang bibit tanaman kehidupan atau tanaman kayu untuk memasok kebutuhan bahan baku industri.Tahun 2010 telah disediakan anggaran 400 milyar rupiah. KBR digadang-gadar untuk mendukung peningkatan ekonomi rakyat. Pemerintah berniat meng-kloning sistem aglomerasi yang tumbuh di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk dikembangkan di luar Jawa. Menurut Kementrian Kehutanan sistem aglomerasi ini dipilih karena mampu menciptakan divisi antardaerah dan memperpendek jarak angkutan kayu dari hulu ke industri pengolahan kayu. hutan sengon milik rakyat di Jawa pada 2009 sudah mampu memasok kebutuhan bahan baku kayu sengon sampai 3,2 juta meter kubik untuk industri kayu lapis dan penggergajian. Kemitraan pengusaha dan rakyat dalam penanaman maupun pemasaran kayu sengon lewat sistem aglomerasi telah mengangkat harkat hidup masyarakat pedesan di Jawa. Konon, banyak di antara petani yang berusaha di bidang ini kemudian mampu menjadi haji sengon dari hasil panenan

Kebun Bibit Desa, Kebun Bibit Rakyat, apa itu? Terminologi untuk tujuan berbeda atau kita sudah mati ide, buntu, habis pikir, putus asa untuk melestarikan sumberdaya hutan. Atas carut marut pengelolaan hutannya, Indonesia dianggap sebagai perusak paru-paru dunia yang mengancam kehidupan. Agaknya inilah salah satu sebab, kita kemudian tergopoh-gopoh membuat program Kebun Bibit Rakyat. Kebun rakyat itu nantinya bakal menyuplai bibit untuk merehabilitasi, menanami lahan kritis, lahan kosong dan tidak produktif. Nilai tawar bangsa berkembang memang hanya pada tahap menanam. Supaya dianggap good boy oleh mister-mister dari Negara Kaya?. Melalui tanam-menanam dengan penuh takzim, Indonesia berjanji mengurangi emisi karbon sampai 26 %. Soal jual gagasan, apalagi diplomasi antar bangsa kita tetaplah (maaf) hanya jadi pecundang. Sebagian orang mungkin masih ingat masa Orde Baru, ketika sistem pembangunan nasional menganut pola PELITA Sub sector Kehutanan menerapkan kebijakan Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. Untuk merehabilitasi lahan kritis di dalam dan luar kawasan hutan Departemen Kehutanan

Biwan No 12 Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

TOPIK UTAMA
Kerap kali menjadi semacam pemborosan melaksanakan program 1) program reboisasi dan biaya dan tidak lestari. Di sisi lain keterlibatan rehabilitasi hutan; 2) program penghijauan; 3) masyarakat lokal dan memperhatikan kembali kearifan program hutan tanaman industri (HTI); 4) program yang pernah mereka miliki tidak dilakukan. konservasi Ta n p a tanah; 5) mengecilkan p r o g r a m penghormatan perlindungan k e p a d a hutan dan pemerintah, apa pelestarian alam; yang dapat 6) pembinaan dihasilkan dari 50 perladangan juta rupiah berpindah; dan 7) untuk lima puluh h u t a n ribu batang kemasyarakatan. bibit?. Tentulah Program lima puluh ribu penghijauan batang dengan selanjutnya mutu yang memunculkan (sekali lagi kegiatan yang maaf) dhuafa. disebut Kebun Pemanasan Bibit Desa. G l o b a l , Didanai oleh perubahan iklim I n p r e s Musisi Iwan Fals menyerahkan bibit kepada menjadi agenda Penghijauan dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan penting Negara R e b o i s a s i Industri dan kegiatan ini telah N e g a r a dimulai tahun terkebelakang untuk saling membantu mencari 1970-an atau seumur dengan era berburu kayu di pemecahan. Negara-negara Industri menjadi luar Jawa dengan pola HPH. Dari Kebun Bibit Desa produsen utama carbon dioksida , sedangkan Negara dialirkan bibit murah untuk memasok kegiatan Unit berkembang dituding sebagai penyebab utama Pertanian Menetap ( di luar Jawa), Unit Pelestarian lenyapnya hutan yang menjadi paru-paru dunia. Sumberdaya Alam ( UPSA), Hutan Rakyat dan Hutan Negara berkembang selalu di pihak yang kalah bahkan Kemasyarakatan. Upaya menunjukkan adanya hanya sekedar untuk menyambung hidup dan kesungguhan pemerintah untuk melestarikan membayar utang kepada Negara Maju. Ironis sumberdaya hutan dan pemanfaatannya secara memang. berkelanjutan ini kemudian didelegasikan ke daerah. Di Negeri kita, Indonesia, krisis berkepanjangan Bahkan pemerintah kemudian lebih berbaik hati lagi sejak 1997 telah menghempaskan bangsa ini hingga dengan mekuncurkan Kredit Usaha Konservasi ke titik nadir. Hampir seluruh sendi kehidupan tidak Daerah Aliran Sungai (KUK DAS). Kredit sangat lunak dapat berkelit dari krisis tak terkecuali Kehutanan. ini diharapkan memperkuat upaya petani di Daerah Sektor yang penah menjadi salah satu tulang Aliran Sungai untuk lebih produktif dan meningkatkan punggung perekonomian nasional dan andalan ekspor tindakan-tindakan konservasi Tanah dan Air. Entah non migas selama hampir tiga puluh tahun, semakin karena petani kita dasarnya tak berminat jadi merosot kontribusinya. Keinginan mengembalikan posisi pengusaha, atau sebab lainnya,kredit ini dengan penting itu yang mendasari upaya Departemen serempak macet hingga sekarang. Kehutanan mengambil langkah Restrukturisasi atau Dengan pendekatan yang sentralistik pada Revitalisasi Kehutanan. Sebelumnya SBY telah masa orde baru, maka program perencanaan mencanangkan Revitalisasi Sektor Pertanian Perikanan pengurusan hutan dilakukan di pusat yang tidak dan Kehutanan pada 11 Juni 2005. jarang kurang sesuai dengan permasalahan sumber Tidak terbantahkan pentingnya Revitalisasi daya hutan yang berbeda untuk tiap daerah. Kondisi Sektor Kehutanan khususnya industri kehutanan. ini

_____________________________________________________________________Biwan No 12/Tahun V I/ 2010

TOPIK UTAMA
Kembalinya kondisi sebagai pendukung utama perekonomian nasional memang semestinya harus menjadi tekad bersama. Revitalisasi Sektor Kehutanan akan menyangkut; Pengembangan hutan tanaman , Pengembangan Hasil Hutan Non kayu dan Jasa Lingkungan. Harapan besar dari program prioritas ini adalah mewujudkan Industri perkayuan yang produktif, efisien, ramah perundangan dan layanan pemerintah serta kondisi pasar lokal, regional dan global. Beberapa alternatif dapat dikemukakan disini, terutama yang ada dalam domain pemerintah adalah; bagaimana memberikan insentif bagi kelanjutan pembangunan hutan tanaman dan pelaku usaha industri yang telah memenuhi kriteria tidak terlibat illegal logging, mengeliminasi regulasi yang berpotensi menimbulkan ekonomi biaya tinggi, membantu penetrasi ekspor serta kebijakan publik yang berpihak kepada rakyat. Insentif Bagi Pembangunan Hutan Tanaman Departemen Kehutanan agaknya lupa bahwa kegiatan serupa yang dulu pernah dilakukan pada Masa Pembangunan Nasional menganut pola PELITA. Waktu itu ada program reboisasi dan penghijauan yang outputnya kurang lebih sama dengan pembangunan hutan tananaman berbasis masyarakat. Dalam program penghijauan itu ada pula program hutan kemasyarakatan yang diantaranya mengembangkan hasil hutan non kayu Dharwa Wanita Prov. Kalsel berpartisipasi pada semacam lebah madu, rotan dan pada Penanaman One Bilion Indonesian Trees sebangsanya. Sah-sah saja membuat 2010 program yang konon prioritas, tetapi lebih penting lagi adalah suatu program harus lingkungan, berdaya saing tinggi di pasar global didukung oleh rakyat sebagai subyek sekaligus obyek serta lebih penting lagi ; sumberdaya hutan yang yang menerima dampak pembangunan. lestari. Salah satu penyebab kurang mulusnya Adalah kekeliruan besar, jika kita kegiatan hutan rakyat adalah; petani dihadapkan pada menganggap Revitalisasi Industri akan menjadi obat kesulitan memenuhi prosedur administrasi ketika kayu mujarab untuk menyehatkan seluruh kinerja hasil budidayanya akan dijual. Mereka harus Industri Kayu di Indonesia. Alangkah bijaksananya, melaporkan rencana pemanenan, dilakukan andaikan kita dengan rendah hati belajar pada inventarisasi oleh petugas kehutanan, membuat kaidah ; different post for different purpose ( dalam kontrak jual beli jika kayu akan dibeli oleh Industri bidang ekonomi), satu obat untuk satu keluhan Perkayuan. Untuk birokrasi mungkin wajar saja, tetapi (kedokteran) dan entah apa lagi. Jadi, tidak ada bagi petani menjadi urusan yang perlu kesabaran solusi one for all. Permasalahan yang kompleks ekstra dan disinsentif. Tanpa berprasangka buruk dalam Industri Kehutanan menghendaki macamsebelumnya, banyaknya aturan juga berpeluang macam terapi sesuai gejala yang muncul. menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Hal ini sedikit Penyehatan Industri Kehutanan yang telah banyak menurunkan minat petani menanam kayu. telanjur terpuruk , tentunya menghendaki macamSementara untuk Hasil hutan non kayu, baru rotan macam obat sesuai masalah yang pokoknya. Ada yang sudah mengalami proses produksi di dalam beberapa aspek pokok yang mendesak disehatkan negeri. Proses industri lanjutan yang dilakukan di dalam paling tidak menyangkut; aspek internal dan negeri kalaupun ada baru berupa meubelair, lampit eksternal. Aspek Internal yang melekat dan berada atau barang kerajinan. dalam kontrol perusahaan ; effiensi, diversifikasi , manajemen. Aspek Eksternal yang berada dalam kontrol pemerintah dan sistem pasar yang tengah berlaku; potensi sumber bahan baku, peraturan

Biwan No 12 Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

TOPIK UTAMA
MENYELAMATKAN HUTAN YANG TERLANJUR RUSAK
Oleh : Alip Winarto, S. Hut. M. Si.

Proses berlangsungnya kehidupan manusia sangat bergantung pada bumi dengan berbagai sumberdaya yang dimilikinya baik hayati maupun nonhayati, yang ada di permukaan maupun terkandung di dalamnya. Bumi, ditakdirkan Nya untuk menyediakan syarat bagi berlangsungnya kehidupan manusia. Meskipun ilmu dan teknologi berkembang pesat, begitu juga dengan berbagai eksperimen dan rekayasa teknologi yang memberikan sinyal bahwa manusia bisa hidup di planet lain, tetapi bumi tetap menjadi tempat hidup paling ideal bagi manusia. Oleh itu karena itu, memanfaatkan sumberdaya yang ada di bumi dalam mendukung berlangsungnya kehidupan harus hati-hati, agar bumi tetap menjadi tempat hidup yang ideal bagi manusia.

Sumber daya hutan (SDH) memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan bumi, sebagai penyedia syarat untuk berlangsungnya kehidupan. Hutan merupakan produsen oksigen terbesar, paruparu dunia, pengatur tataair, penyedia bahan baku bagi industri perkayuan, sumber penghidupan sebagian masyarakat. Banyak lagi peran SDH yang sangat vital dan tidak bisa tergantikan oleh sumberdaya lain. Oleh karena itu, SDH merupakan salah satu sektor terpenting yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Indonesia, merupakan negara yang memiliki hutan cukup luas yaitu sekitar 120 juta hektare, atau sekitar 63 persen luas daratannya. SDH Indonesia yang konon memiliki keanekaragaman sumberdaya hayati cukup tinggi, saat ini keadaannya cukup memprihatinkan. Semakin tingginya kerusakan hutan Indonesia, menyebabkan terancamnya peran vital SDH bagi kehidupan manusia yang tidak bisa tergantikan dengan sumberdaya lain. Menurut Zulkifli Hasan (2010), kawasan hutan itu mencakup 70 persen dari wilayah Indonesia yang mencapai 180 juta hektar. Dari seluruh wilayah hutan itu, 23 persen atau 43 juta hektar di antaranya masih berbentuk hutan primer yang masih bagus kondisinya. Adapun, 25 persen lainnya atau 48 juta hektar dalam kondisi separuh bagus separuh rusak karena bekas area HPH (hak penguasaan hutan). Sementara sekitar 21 persen lainnya sudah dijarah dan rusak tidak ada hutannya lagi. Berita mengenai bencana alam kian mewarnai pemberitaan di hampir semua media elektronik dan

Kawasan Hutan Rusak oleh Pertaambangan Rakayat

cetak. Sebut saja banjir, tsunami, kekeringan, badai tropis yang melanda beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Seringkali timbul kesalahpahaman, bencana alam hanya dianggap sebagai bagian dari kehidupan. Padahal banyak ahli yang mensinyalir bencana tersebut akibat kerusakan sumber daya alam yang salah satunya adalah SDH yang tidak diperdulikan. Illegal logging, illegal minning, konversi kawasan hutan untuk fungsi non kehutanan dan sebagainya memberikan andil yang cukup besar bagi kerusakan tersebut. Meskipun analisis World Bank yang pernah dilontarkan beberapa waktu lalu bahwa setelah hutan alam di Sumatera, hutan alam di Kalimantan akan habis pada

_____________________________________________________________________Biwan No 12/Tahun V I/ 2010

TOPIK UTAMA
2010 tidak terbukti namun kenyataannya kondisi hutan di hampir seluruh Indonesia telah mengalami degradsi yang luar biasa. Tugas berat forester adalah dalam mengelola hutan dituntut tidak hanya mengakomodasi kepentingan kehutanan, tetapi juga kepentingan lain di luar kehutanan. Oleh karena itu, pengelolaan hutan harus menganut azas manfaat, kelestarian, keadilan, kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan. Menurunnya kuantitas dan kualitas hutan, dalam perkembangannya diikuti meluasnya kawasan rawan bencana. Bencana itu antara lain kebakaran hutan, banjir dan tanah longsor. Bencana ini seolah-olah siklus rutin yang tidak terhindarkan. Kebakaran hutan terjadi di musim kemarau, sedangkan banjir dan tanah longsor di musim penghujan. Menjelang berakhirnya 2006, kebakaran hutan dan lahan melanda sebagian wilayah Indonesia khususnya Sumatera dan Kalimantan. Saat itulah Indonesia kembali menuai kritik dari berbagai kalangan baik di tingkat lokal, nasional maupun global akibat teror asap yang berdampak sangat buruk. Hal ini berulang kembali pada tahun 2009 lalu. Sehingga pada 2010 ini Indonesia mencanangkan program untuk menurunkan hotspot sebesar 20%. Tidak ada salahnya kita kembali bercermin dan mengambil hikmah dari berbagai bencana yang telah terjadi. Kalau kita renungkan lebih dalam, di samping disebabkan faktor alam yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia, sebenarnya musibah yang terjadi di negeri ini sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari perilaku manusia sendiri. Perambahan dan pembakaran hutan yang semena-mena, penambangan di dalam kawasan hutan dan lainnya hanya sebagian contoh perubahan lingkungan yang secara sengaja dilakukan manusia. Faktor ini yang semestinya bisa dikendalikan. Berbagai fakta itu menunjukkan, pengelolaan hutan secara lestari (sutainable forest management) yang selalu menjadi bahan pembicaraan birokrat, akademisi dan pemerhati hutan dalam berbagai kesempatan belum dapat diwujudkan. Sebagaimana dikemukakan San Afri Awang (2005), pembangunan hutan di Indonesia masih jalan di tempat. Sampai 2005 belum banyak cerita sukses dalam sektor pembangunan kehutanan. Bahkan instansi kehutanan nyaris tidak percaya pada diri sendiri dalam melaksanakan pembangunan hutan. Banyak kritik, kegagalan, kerusakan hutan, batas hutan yang tidak jelas, konflik dan batas hutan tidak diakui masyarakat, masyarakat di sekitar hutan milik negara masih terbelit persoalan kemiskinan dan ketidakberdayaan. Berdasarkan hal itu, banyak yang harus dilakukan untuk menyelamatkan hutan yang masih tersisa. Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi bahan renungan bagi para rimbawan baik yang duduk di lembaga pemerintah maupun non pemerintah.

Pertama, semakin langkanya bahan baku kayu, harus dilakukan restrukturisasi terhadap industri perkayuan yang ada agar lebih efisien dan mampu mendayagunakan limbah industri dan limbah pembalakan yang selama ini belum termanfaatkan dengan optimal. Dengan demikian penggunaan bahan baku kayu untuk industri dapat dihemat. Kedua, prioritas pembangunan kehutanan sudah saatnya difokuskan pada rehabilitasi dan konservasi bukan eksploitasi, mengingat kerusakan hutan sudah sampai tahap yang mengkhawatirkan. Sudah saatnya memberikan kesempatan kepada hutan untuk bernafas. Beberapa program rehabilitasi yang dicanangkan Departemen Kehutanan yang didukung oleh Pemerintah Daerah seperti Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL), Gerakan Indonesia Menanam, One Man One Tree, One Billion Indonesian Trees dan sebagainya harus didukung oleh semua pihak. Begitu pula dengan kebijkan soft landing dan penetapan quota tebangan dan kebijakan lainnya yang bertujuan mengendalikan eksploitasi hutan. Ketiga, mengoptimalkan pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Paradigma pengelolaan hutan yang hanya tertumpu pada kayu harus ditinggalkan dan diubah dengan paradigma baru yang

Biwan No 12 Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

KHAZANAH
JENIS MAHANG , UNTUK PEMULIHAN EKOLOGI DAN PENUTUPAN LAHAN BEKAS TAMBANG DAN LAHAN KRITIS
Oleh : Edi Suryanto *)
Hutan merupakan salah satu penghasil devisa Negara yang potensial, seiring berkembangnya pembangunan di negeri ini eksploitasi hutan terus berlangsung dan cenderung meningkat dengan berbagai pola dan pembenaran. Berbagai kebijakan yang diambil tidak sedikit yang mengakibatkan kondisi hutan semakin parah dan luas lahan kritis terus bertambah. Pada era orde baru hingga awal reformasi kegiatan eksploitasi hutan khususnya kayu sangat tinggi yang merupakan tuntutan dari pendapatan Negara. Dengan era otonomi daerah hutan pun merupakan komoditas yang menjanjikan untuk dijadikan target untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Saat ini meskipun peredaran kayu sudah dibatasi, namun kegiatan pengrusakan hutan masih terus berlangsung dengan model dan paradigma baru. Pengkonversian kawasan hutan menjadi kebun kelapa sawit dan terbitnya Kuasa Pertambangan (KP) di dalam kawasan hutan memakan luasan yang tidak sedikit.
Pengawasan yang lemah dan pemilihan jenis pionir yang tidak tepat merupakan faktorfaktor yang mengakibatkan kegiatan reklamasi dan penanaman di lahan kritis mengalami kegagalan. Jenis yang ditanam tidak dapat tumbuh dengan baik dan tidak dapat memberikan seresah yang cukup sebagai pemulihan unsur hara tanah. Seperti kita ketahui kondisi tanah bekas tambang dan lahan kritis lainnya merupakan areal yang sangat miskin hara sehingga tubuhan sulit hidup dan berkembang di areal tersebut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang dapat hidup pada areal bekas tambang dan lahan kritis. Umumnya jenis yang dapat tumbuh adalah jenis-jenis pionir yang dapat tumbuh pada kondisi lahan miskin hara dengan lingkungan terbuka (tanpa naungan) diantaranya adalah jenis-jenis mahang. Berikut beberapa jenis mahang yang potensial dikembangkan di Kalimantan selatan adalah : A. Mahang gajah (Macaranga gigantea) Jenis ini umumnya memiliki tinggi mencapai 20 meter dengan diameter batang mencapai 25 cm. Di daerah Sumatera jenis ini terdapat pada hutan sekunder dataran rendah. Kayu jenis ini tidak awet namun mudah dalam hal pengerjaannya sehingga dapat digunakan kelomkelom kayu dan sarung pisau. Di sumatera tangkai dari kayu ini banyak digunakan untuk gagang cangkul. Kayu ini memiliki getah coklat kemerahmerahan yang dapat digunakan sebagai bahan perekat barang-barang yang terbuat dari kayu namun sebelum digunakan getahnya dikeringkan sejenak di udara. Daun jenis ini berukuran besar-besar sehingga

_____________________________________________________________________Biwan No 12/Tahun V I/ 2010

KHAZANAH
mengahasilkan seresah yang banyak serta dapat menutupi permukaan tanah. B. Mahang putih (Macaranga hypoleuca) Kayu ini memiliki tinggi hingga 30 m dengan diameter batang mencapai 40 cm. Jenis ini merupakan jenis pionir di hutan sekunder pada ketinggian tempat hingga 3000 meter diatas permukaan laut. Jenis ini umumnya tumbuh di tanah berpasir, tufa dan tanah liat. Batang kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan sementara yang tidak berhubungan langsung dengan tanah. Kayunya juga dapat digunakan untuk rangka ringan, perlengkapan interior, moulding, reng, peti pengepak, pelampung, kano dan terutama untuk tangkai korek api. Di Filipina kahu ini disukai untuk kelom. Dari kayu ini dapat dihasilkan pulp berkualitas tinggi dan untuk pembuatan kayu lapis. Kayu ini cukup baik untuk kayu bakar. dapat digunakan sebagai bahan bangunan sementara, pulp dan kayu bakar.

E. Macaranga triloba Jenis ini merupakan pohon kecil/perdu yang biasanya memiliki tinggi 3-6m namun kadangkadang mencapai 13 m dengan diameter hingga 23 cm. Tumbuh pada ketinggian kurang dari 1350 meter diatas permukaan laut. Kayu berwarna putih lunak sehingga baik untuk digunakan sebagai sarung alat-alat pemotong. Getah dari jenis ini dapat digunakan sebagai perekat sarung pisau dan di Bogor air rebusan daun dan buahnya dapat digunakan sebagai obat diare. Pada daun jenis ini memiliki kadar zat penyamak sangat tinggi. F. Macaranga pruinosa Jenis ini memiliki tinggi hingga 32 m dengan diameter batang mencapai 55 cm. Batangnya umumnya bengkok bersegi dan tajuk yang tinggi letaknya. Kayu jenis ini lunak dan tidak lebih baik dari beberapa jenis mahang yang lain akan tetapi para panglong di Bengkalis senang mengusahakan jenis ini juga.
Ke enam jenis mahang tersebut di atas ada dan hidup di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kintap. Bahkan pada tahun 2009 jenis jenis tersebut mengalami panen raya dan benihnya dieksploitasi oleh peneliti dari Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Samboja Kalimantan Timur dan Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat Kuok Riau. Selain kayunya dapat dimanfaatkan yang terpenting dari mahang adalah jenis ini baik untuk tujuan perbaikan hydroorologis karena dapat hidup di tempat-tempat terbuka yang lahannya kritis (pionir), tumbuh cepat, bertajuk lebat dan dapat memberikan serasah yang banyak.

C. Macaranga hosei Jenis ini umumnya terdapat di Thailand, Malaya dan Sumatera. Jenis ini memiliki tinggi hingga 24 m dengan diameter batang mencapai 60 cm. Jenis ini dapat tumbuh pada hutan sekunder dataran rendah. Kayu dari jenis ini juga baik untuk digunakan rangka ringan dan bahan bangunan sementara.
D. Buta-buta lalat (Macaranga conifera) Jenis ini memiliki tinggi hingga 30 m dengan diameter batang mencapai 60 cm. Di hutan kayu ini dijumpai ada yang berbanir dan ada yang tidak, tinggi banir dapat mencapai 1 m. Kulit luar berwarna abu-abu, putih bahkan coklat. Kulit dalam berwarna merah kecoklatan. Warna kayunya putih dan lunak dengan tekstur sedikit kasar. Seperti jenis mahang lainnya kayu ini juga

*)
Banjarbaru

Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian Kehutanan

visit and join with us http://www.rimbakalsel.org


beyond the sustainable forest management

Biwan No 12 Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

KHAZANAH
ZEOLIT, MINERAL PENUH MANFAAT Oleh : Pranatasari Dyah Susanti *)
Kemampuan zeolit sebagai mineral mampu meningkatkan kapasitas tukar kation. Nilai penting mineral ini ialah sebagai penunjang ketersediaan nutrisi tanaman dan mencegah keracunan dari unsur-unsur yang membahayakan tanaman. Pemanfaatan zeolit perlu mulai dikenalkan kepada masyarakat baik pertanian maupun kehutanan. Pemanfaatan zeolit selama ini dikenal pada berbagai bidang terutama bidang lingkungan hidup. Zeolit merupakan salah satu sumber daya alam lokal yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat secara optimal. Zeolit digunakan pula di industri yang berorientasi pada pemanfaatan produk hasil. Atom Aluminium ini hanya memiliki muatan Indonesia merupakan negara yang kaya akan 3+, sedangkan Silicon sendiri memiliki muatan 4+. sumber daya alam yang sebagaian belum tergali dan termanfaatkan secara optimal. Penggunaan Keberadaan atom Aluminium ini secara keseluruhan akan menyebababkan sumber daya alam untuk zeolit memiliki muatan teknologi yang bertujuan negatif. Muatan negatif m e n i n g k a t k a n inilah yang menyebabkan kesejahteraan masyarakat zeolit mampu mengikat merupakan harapan kita kation. Zeolit juga sering semua. Salah satu contoh disebut sebagai molecular sumber daya alam lokal sieve atau molecular yang terlewatkan dan belum mesh (saringan molekuler) disosialisasikan kepada karena zeolit memiliki porimasyarakat secara pori berukuran melekuler terperinci adalah zeolit. Zeolit sehingga mampu merupakan mineral unik memisahkan atau yang dapat digunakan menyaring molekul Gamber Bongkahan Zeolit di Alam secara langsung oleh petanidengan ukuran tertentu petani kita tanpa harus (Wikipedia,2010). melewati proses pengolahan Muatan negatif zeolit dapat dinetralkan oleh yang rumit dan panjang. Selama ini zeolit memang + + telah dimanfaatkan di berbagai bidang, namun logam-logam alkali atau alkali tanah seperti Na , K , 2+ 2+ pemanfaatan tersebut belum menyentuh kepada Ca , dan Mg . Kation-kation ini, akan menduduki petani yang secara langsung dapat mengaplikasikan kisi-kisi permukaan di dalam struktur zeolit yang dapat dipertukarkan. Selain sebagai penukar kation, zeolit nya dalam kegiatan bercocok tanam. juga berfungsi sebagai penyerap kation-kation yang Apakah Zeolit ? dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti Zeolit merupakan kelompok mineral alumina Pb, Al, Fe, Mn, Zn, dan Cu. silikat terhidrasi yang secara umum memiliki rumus Zeolit alam dapat terbentuk dalam berbagai empiris Mx.Dy.(Alx+2Y.Six+2y.O2n).m.H2O, dimana notasi macam deposit sedimenter, dan pada umumnya M dan D adalah K, Na, atau kation monovalen dalam batuan induk yang berasal dari bahan induk lainnya, x dan y adalah bilangan tertentu, n adalah volkanik. Menurut Pambudi (1999) bahan muatan dari ion logam, dan m merupakan jumlah pembentuk mineral zeolit diantaranya adalah batuan molekul air kristal yang selalu berubah-ubah (Setiyadi, piroklastik berbutir halus yang berasal dari erupsi 1999). Secara umum, zeolit memiliki molekular sruktur gunung berapi, hal ini seperti zeolit alam yang ada di yang unik, dimana atom silikon dikelilingi oleh 4 atom Indonesia. Zeolit banyak ditemukan di Sumatera, oksigen sehingga membentuk semacam jaringan Sulawesi, Flores, Lombok, Jawa barat, dan Malang. dengan pola yang teratur. Di beberapa tempat di jaringan ini, atom Silicon digantikan degan atom Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit Aluminium, yang hanya terkoordinasi dengan 3 atom beserta rumus kimianya (Zinly, 2007) : Oksigen.

10 _____________________________________________________________________Biwan No 12/Tahun V I/ 2010

Nama Mineral Analsim Kabasit Klipnoptolotit Erionit Ferrierit Heulandit Laumonit Mordenit Filipsit Natrolit Wairakit

Rumus Kimia Unit Sel Na16(Al16Si32O96). 16H2O (Na2,Ca)6 (Al12Si24O72). 40H2O (Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O (Na,Ca5K) (Al9Si27O72). 27H2O (Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O Ca4(Al8Si28O72). 24H2O Ca(Al8Si16O48). 16H2O Na8(Al8Si40O96). 24H2O (Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O Na4(Al4Si6O20). 4H2O Ca(Al2Si4O12). 12H2O

KHAZANAH
kompos perlu ditambahkan bahan yang mempunyai kemampuan menjerap kation yang tinggi. Bahan baku dengan kandungan nitrogen yang tinggi seperti rumput-rumputan atau limbah pasar dan limbah rumah tangga organik, dikombinasikan dengan kotoran ternak dan zeolit, akan memantapkan kandungan unsur hara dalam kompos serta mempercepat kematangan kompos.Dengan ditambahkannya zeolit maka senyawa nitrogen tersebut akan dapat ditangkap dan disimpan oleh zeolit. Keunggulan zeolit dapat diaplikasikan secara langsung oleh para petani dalam pembuatan kompos. Dua hal yang penting yang dapat diambil pada pemanfaatan zeolit dalam kompos adalahah ; pertama, petani dapat memanfaatkan kompos sebagai pupuk organik, dan kedua, kandungan unsur hara dalam kompos akan meningkat. Manfaatnya, kebutuhan tanaman akan nutrisi terpenuhi tanpa harus menggunakan pupuk anorganik yang jelas tidak ramah lingkungan. Penutup Zeolit merupakan mineral dari sumberdaya alam lokal yang harus dikenalkan kepada masyarakat khususnya petani. Sifat-sifatnya yang menguntungkan dalam setiap proses pemanfaatannya diharapkan dapat meningkatkan kandungan dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan. Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan zeolit pada proses pengomposan maupun pemanfaatannnya sebagai slow release fertilizer sederhana, petani dapat memanfaatkan mineral unik ini secara langsung. Pemanfaatan zeolit dalam proses pengomposan, menggambarkan pemanfaatan sumber daya alam lokal yang dikombinasikan dengan bahan alami atau organik, menciptakan produk yang sangat menguntungkan petani. Selain menghemat biaya, mengurangi penggunaan pupuk anorganik, zeolit juga mampu meningkatkan kadungan nutrisi dan hara dalam kompos.
*) Calon Peneliti bidang silvikultur pada Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru Kalimantan Selatan

Pemanfaatan Zeolit Secara Umum Zeolit dapat dimanfaatkan sebagai katalis, penukar ion, absorban dan filter bahan pada industri kertas, bahan-bahan pengikat senyawa pada industri kayu lapis dan besi baja, serta bahan baku yang penting untuk industri keramik dan cat. Mineral zeolit juga dimanfaatkan dalam pengolahan limbah industri sebagai penyerap bau dan warna seperti pada industri gula. Menurut Sinly (2007) bidang-bidang yang sudah menggunakan zeolit dalam pemanfaatan zeolit adalah bidang peternakan yang memanfaatkan zeolit untuk meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat mereduksi penyakit lembuhg pada hewan ruminensia, pengontrol kelembaban kotoran hewan dan kandungan amonia kotoran hewan. Pada bidang energi zeolit sudah sering digunakan sebagai katalis pada proses pemecahan hidrokarbon minyak bumi, sebagai panel-panel pada pengembangan energi matahari, dan penyerap gas freon, sedangkan di bidang industri zeolit juga sudah dimanfaatkan pada industri kertas, semen, beton, kayu lapis, besi baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri tekstil dan minyak sawit, bahan baku pembuatan keramik. Bidang yang tidak kalah penting dan banyak dibutuhkan masyarakat adalah bidang lingkungan hidup baik itu pertanian maupun kehutanan. Pemanfaatan Zeolit Dalam Kompos Zeolit merupakan mineral unik yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation. Kemampuan zeolit inilah yang dapat digunakan sebagai pupuk slow release fertilizer atau dapat dikombinasikan dengan bahan-bahan pembuat kompos. Dalam pembuatan kompos zeolit dapat memperbaiki sifat fisik kompos dan mengurangi bau yang menyengat dari gas amonia serta dapat meningkatkan kadar nitrogen kompos. Hal ini terjadi melalui penjerapan nitrogen oleh zeolit yang dapat dilepas kembali secara berlahan untuk keperluan tanaman (Suryapratama, 2004). Untuk meningkatkan kapasitas tukar kation pupuk

Biwan No 12 Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

11

KHAZANAH
BUDIDAYA GAHARU, MENINGKATKAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN Oleh : Purnawan, S.Hut *) Iriyanto, S.Hut *) Budi Isa Albatros, S.Hut *) Beragam manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan dapat diperoleh dari keberadaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan salah satu hasil hutan selain kayu dan jasa lingkungan. Peraturan Menteri Kehutanan No. 35 tahun 2007 memberi definisi HHBK, seabagai hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidayanya kecuali kayu yang berasal dari hutan. Hutan Indonesia mempunyai potensi dari HHBK yang cukup tinggi, namun belum termanfaatkan secara optimal. Diperlukan penanganan lebih intensif dan terencana serta melibatkan seluruh pihak terkait. Pengelolaan HHBK secara terpadu dari hulu sampai hilir diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan pada gilirannya mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan. Sekilas Gaharu Salah satu komoditi HHBK yang tengah ramai dibudidayakan di Kalimantan Selatan adalah Gaharu. Menurut SNI, Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aquilaria sp. (Nama daerah : Karas, Alim, Garu dan lain-lain). Karena mahalnya harga jual getah dan pohon gaharu saat ini membuat banyak petani di Kabupaten Hulu Sungai Tengah khusunya di Kecamatan Batubenawa mulai tertarik untuk mengembangkan dan membudidayakan pohon gaharu. Di Kalimantan Selatan selain di Kabupaten Hulu Sungai Tengah budidaya gaharu juga dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Sungai Selatan, Tapin dan Kotabaru. Gaharu ( Aquilaria, ) dengan sp berbagai bentuk dan warna yang khas, memiliki kandungan damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi secara alami atau buatan pada pohon Aguilaria sp (Thymelaeaceae). Gaharu dikenal berasal dari marga t u m b u h a n bernama Aquilaria. Di Indonesia tumbuh berbagai m a c a m spesiesnya, seperti A. malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A. beccariana, dan A. Filaria. Karena banyaknya species yang tumbuh di Indonesia, maka bukan barang aneh, bila kemudian tumbuhan ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat. Pemanfaatan gaharu antara lain sebagai bahan pembuat obat dan parfum. Selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi, pohon gaharu juga dapat tumbuh di kawasan hutan tropis. Budidaya pohon gaharu saat ini belum banyak dikenal. Pengembangannya baru pada kalangan tertentu yang mengembangkan dan menanam pohon ini. Padahal, keuntungan dari bisnis pohon gaharu dapat meningkatkan sejahteraan masyarakat sekitar hutan hanya dalam waktu beberapa tahun.

12 _____________________________________________________________________Biwan No 12/Tahun V I/ 2010

KHAZANAH
Di Kecamatan Batubenawa saat ini berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah ditanam pohon Gaharu seluas kurang lebih 10 hektar. Pohon Gaharu selain dapat tumbuh di kawasan hutan, juga dapat tumbuh di tanah pekarangan masyarakat. Karena itu sebenarnya warga memiliki banyak kesempatan untuk menanam pohon yang menghasilkan getah wangi ini. Banyaknya getah yang dihasilkan dari pohon gaharu tergantung dari masa tanam dan panen pohon tersebut. Misalnya untuk usia tanam selama 9 sampai 10 tahun, setiap batang pohon mampu menghasilkan sekitar 2 kilogram gaharu. Sementara harga gaharu di pasaran mencapai Rp. 5-20 juta per kilogram. Harga itu tergantung dari jenis dan kualitas gaharu. Untuk gaharu yang memiliki kualitas rendah dan berwarna kuning laku dijual Rp. 5 juta per Kg, sedangkan untuk gaharu yang berwarga hitam atau dengan kualitas baik laku dijual Rp. 15-20 juta per Kg. Pembuatan Resin Gaharu Beberapa jenis tumbuhan Gaharu berpotensi untuk memproduksi resin gaharu sudah tereksplorasi. Jenis tumbuhan itu meliputi Aquilaria spp , Aetoxylon sympetallum, Gyrinops, dan Gonsystylus. Berbagai jenis pohon gaharu itu tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua dan salah satu jenis Aquilaria, sp di Kalimantan dikenal dengan nama lokal Karas keberadaannyapun saat ini mulai jarang dijumpai. Teknik budidaya resin gaharu dilakukan dengan cara penginfeksian/inokulasi jamur pembentuk getah gaharu ke dalam batang pohon potensial. Isolat jamur penginfeksi atau pembentuk resin gaharu sudah dieksplorasi Balitbang Kehutanan yaitu dari genus Fusarium dan Cylindrocarpon. menunjukkan tanda-tanda keberhasilannya. Kemudian gaharu buatan itu bisa dipetik pada masa satu hingga tiga tahun. Ukuran pohon potensial yang dipilih untuk membentuk gaharu, yang sudah berdiameter lebih dari 15 sentimeter dan usianya di atas 5-6 tahun. Untuk menyuntikkan isolat jamur penginfeksi, sebelumnya pohon potensial dilukai. Pada bagian pelukaan tersebut, isolat jamur disuntikkan. Dalam satu pohon disuntikkan isolat jamur antara 200 sampai 300 titik pelukaan batang . Dalam pelukaan kemudian terjadi infeksi jamur yang membentuk warna kehitamhitaman. Selama tiga tahun, semburat warna kehitaman itu akan menyebar ke atas dalam jarak hanya 3-4 sentimeter saja. Semburat warna kehitamhitaman pada serat kayu itulah yang disebut gaharu. Saat ini telah diketahui jenis jamur isolat dari genus Fusarium sebanyak 23 isolat, empat isolat jamur Fusarium (Fusarium nivale, Fusarium solani, Fasarium fusariodes, Fusarium roseum ) paling cepat menginfeksi kayu berpotensi menjadi gaharu. Dalam satu bulan kayu yang terinfeksi dengan keempat isolat jamur tersebut sudah mampu

Biwan No 12 Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

13

INFO
Gaharu alam yang paling bagus disebut gaharu super yang berwarna hitam pekat, padat, keras, mengilap, dan beraroma kuat khas gaharu. Gaharu super tidak menampakkan serat kayunya. Bentuknya seperti bongkahan yang di dalamnya tidak berlubang. Klasifikasi mutu gaharu ditetapkan ada enam. Berturut-turut dari yang paling bagus, yaitu kelas super, tanggung, kacangan, teri, kemedangan, dan cincangan. Kelas cincangan merupakan potongan kecil-kecil dari kayu yang terinfeksi menjadi gaharu. Meskipun tidak berwarna kehitaman atau tidak mengandung getah gaharu, kelas cincangan masih menunjukkan aroma khasnya. Biasanya, gaharu ini digunakan untuk pembuatan dupa atau hio. Dalam proses produksi gaharu buatan, yang sangat penting dikuasai adalah proses pembenihan, persemaian, penanaman, dan pemeliharaan pohonpohon berpotensi gaharu. Dan yang tidak kalah pentingnya, adalah tahapan pembentukan isolat jamur yang akan diinfeksikan. Metodenya, meliputi isolasi jamur pembentuk yang diambil dari jenis pohon penghasil gaharu. Setelah jamur berhasil diidentifikasi kesesuaiannya, kemudian diperbanyak ke dalam media cair atau padat. Isolat jamur hasil perbanyakan pun siap disuntikkan ke pohon berpotensi gaharu. Pengolahan Minyak Gaharu Sebelum dijadikan bahan baku parfum, gaharu harus diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan minyak dan senyawa aromatik yang terkandung di dalamnya. Sebagian kayu gaharu dapat dijual ke tempat penyulingan minyak yang biasanya menggunakan teknik distilasi uap atau air untuk mengekstraksi minyak dari kayu tersebut. Untuk mendapatkan minyak gaharu dengan distilasiair, kayu gaharu direndam dalam air kemudian dipindahkan ke dalam suatu tempat untuk menguapkan air hingga minyak yang terkandung keluar ke permukaan wadah dan senyawa aromatik yang menguap dapat dikumpulkan secara terpisah. Teknik distilasi uap menggunakan potongan gaharu yang dimasukkan ke dalam peralatan destilasi. Tenaga uap yang menyebabkan sel tanaman terbuka sehingga minyak dan senyawa aromatik dapat keluar. Uap air akan membawa senyawa aromatik tersebut kemudian melalui tempat pendinginan yang membuatnya terkondensasi kembali menjadi cairan. Cairan yang berisi campuran air dan minyak akan dipisahkan hingga terbentuk lapisan minyak di bagian atas dan air di bawah.
*) Anggota Tim Infokom

Serpihan kayu Gaharu yang beredar di pasaran

Resin Gaharu tampak pada penampang melintang kayupada pohon Aguilaria sp

(Thymelaeaceae).

14 _____________________________________________________________________Biwan No 12/Tahun V I/ 2010

FORUM
PEMULUNG
Oleh: Markus Kanoh
Maaf pemulung,peminta sumbangan dilarang masuk di kompleks ini. Kalimat ini sering kita temui didepan komplek perumahan dikota maupun dipinggiran kota. Kalimat ini menyiratkan bahwa pemulung adalah orang orang yang tidak bisa diterima bahkan dicurigai keberadaannya. Dalam kesibukan kota setiap hari pagi hingga malam, kita selalu mendapati pemulung tidak pernah istirahat menjalankan profesinya. Mereka memelototi setiap jengkal tanah, dipinggir jalan raya, dihalaman rumah,kantor,warung,rumah makan sampai penampungan sampah warga. Dengan alat seadanya berupa pengait besi atau kawat, karung atau gerobak mereka menyisiri jalan dan gang sampai dikampung kampung mengais sampah apa saja yang sekiranya laku dijual. Sampah yang paling dicari adalah gelas, botol plastik,kardus atau karton,kertas koran,besi atau seng dan kalengkaleng bekas cat. Sampah sampah itu dipilah pilah kemudian dijual kepenampungan. Pemerintah memang memiliki armada angkutan sampah dengan awaknya untuk mengumpulkan sampah dari lokasi penampungan atau pembuangan sampah warga yang disediakan. Tugas mereka hanya memindahkan sampah sampah itu ketempat pembuangan akhir. Tidak ada beban tugas untuk memungut sampah yang berceceran dipinggir jalan, dihalaman rumah,toko,restorant ataupun kantor kantor. Apalagi sampah hasil kegiatan masal seperti pesta perkawinan,pameran,kampanye,pawai,dll. Para pemulung dengan tekun menyusuri jalanan dan memungut semua barang buangan itu dengan sabar dan tanpa rasa jijik sedikitpun. Tidak tertutup kemungkinan sampah buangan itu telah dipergunakan untuk menampung barang yang kotor dan menjijikan seperti (maaf ) ludah,dahak bahkan muntahan dari penumpang yang mabuk didalam kendaraan. Siapa yang peduli dan ingat sama mereka ini? Mungkin hampir tidak ada yang memperhatikan peran mereka membersihkan kotoran berupa sampah tadi. Jika seorang pemulung pria dengan sebuah gerobak dorong dalam sehari mampu mengumpulkan sampah berupa kartas bekas 5 kg, kardus bekas 5 kg, botol plastic 5 kg, gelas plastic 5 kg dan bahan bahan lain setara 5 kg, berapa banyak sampah yang sudah terangkut jika dalam satu wilayah tertentu beroperasi lima orang pemulung. Dapat dibayangkan peran sertanya dalam memelihara kebersihan lingkungan hidup. Kota kota peraih adipura untuk kebersihan dan keindahan kota membuat sejenis show window sebagai tampilkan wajah kota. Biasanya sekitar jalan raya utama,pusat perbelanjaan atau perkantoran dan taman taman kota. Tempat tempat itu dipoles sedemikian rupa agar terlihat indah,asri dan berbudaya dalam arti orang tidak akan membuang sampah sembarang,tidak membuang puntung rokok sembarangan bahkan tidak meludah sembarangan. Tempat penampungan sampah disediakan berjejer rapi, dicat mencolok dan diberi label yang jelas terbaca. Tetapi diluar tempat tempat itu dikerjakan secara apa adanya. Saya rasa sudah saatnya dan pada tempatnya jika pemerintah kota/kabupaten member perhatian kepadapara pemulung ini supaya mereka bekerja lebih bermartabat dan merasa dimanusiakan. Pertama, komplek perumahan diminta tidak memasang larangan tanda dilarang masuk bagi para pemulung. Untuk menghindari terjadinya hal hal yang kurang baik seperti pencurian, dapat ditempuh cara memberi tanda pengenal bagi pemulung. Kedua, Pemerintah memberi bantuan cuma cuma peralatan kerja berupa gerobak dorong, sarung tangan yang bisa dicuci,sepatu lars, masker penutup hidung minimal satu kali setahun. Perlu diingat bahwa dalam situasi dimana lapangan pekerjaan semakin sulit ditambah lagi pendidikan yang semakin mahal bagi rakyat kecil, sector non formal ini merupakan jaring pengaman yang dapat memberikan lapangan pekerjaan serta penghasilan yang memadai. Tersedianya pekerjaan ini akan berdampak bagi kehidupan sector informal lainnya. Semoga..

Biwan No 12 Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

15

LENSA BIWAN
Pameran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan informasi atau perkenalan tentang suatu produk, kegiatan maupun rencana pengembangan dari suatu kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat secara umum atau kepada masyarakat dengan segmen tertentu agar masyarakat mengetahui dan memahami informasi yang disampaikan.

Tahun 2010 ini Kehutanan Kalimantan Selatan dalam berbagai kesempatan telah mengikuti kegiatan Pameran dimaksud diberbagai kota di Indonesia antara lain Indogreen Expo di Jakarta

16 _____________________________________________________________________Biwan No 12/Tahun V I/ 2010

LENSA BIWAN

Stand Kehutanan Kalimantan Selatan pada Indogreen Expo di Jakarta

Gebyar produk Unggulan di Yogyakarta

Kalimantan Selatan Expo di Banjarbaru.

Biwan No 12 Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

17

LENSA BIWAN

Pengunjung tertarik dengan Produk Sasirangan Keikutsertaan Kehutanan Kalimantan Selatan pada Kalsel Expo di Banjarbaru

Pengunjung tertarik dengan Anggrek

18 _____________________________________________________________________Biwan No 12/Tahun V I/ 2010

LENSA BIWAN

Pengunjung tertarik dengan Produk HHBK

Stand Kehutanan Kalimantan Selatan pada Kalsel Expo di Banjarbaru

Biwan No 12 Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

19

20 _____________________________________________________________________Biwan No 12/Tahun V I/ 2010

Anda mungkin juga menyukai