Anda di halaman 1dari 20

Biwan No 13/Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

DARI KAMI
Pembaca yang budiman, Entah apa yang salah pada bangsa ini. Bencana susul menyusul, seperti enggan meninggalkan kita Di Wasior diperkirakan ratusan orang tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor, sementara di Mentawai 200 orang meninggal dan 400 diperkirakan hilang. Di Yogyakarta letusan Merapi sudah menelan korban 29 orang. Jumlah ini pun masih sementara, sebab korban lain terus dicari di daerah siraman debu vulkanik. Kita menjadi nelangsa, putus asa bahkan suudhon bhwa tuhan telah murka. Pembaca, Sejatinya tuhan tak pernah murka. Ia telah memberi semuanya, untuk kita kelola. Kita lupa seolah semua menjadi milik kita. Maka ketika sang maha pemberi itu mengambilnya, tak ada hak kita menahannya. Ihwal para korban yang tewas, sesungguhnya tuhan lebih cinta mereka. Tak dibiarkannya mereka hanyut dalam dosa dan sengsara dunia. Baiklah, tak perlu penyesalan berkepanjangan. Alam dan hutan telah memenuhi kewajibannya, kini giliran kita membuatnya sehat dan tetap ada. Pembaca yang budiman, Biwan edisi ini mengambil tema upaya merawat hutan sebagai sumber kehidupan. Membangun kesadaran cinta pepohonan dan hutan yang telah semena-mena diperlakukan. Salam rimbawan...!
Redaksi menerima artikel pembaca dari mana saja yang bermanfaat bagi kepentingan pembangunan kehutanan dan kelestarian sumberdaya hutan. Naskah yang masuk diketik dengan spasi ganda dan disertai identitas penulis. Redaksi berhak mengedit naskah yang masuk tanpa mengurangi bobot dan maksud tulisan.

DAFTAR ISI
Dari kami .............................................................. 2 Era Baru Pengelolaan Taman Hutan Raya Sultan Adam ....................................................... 3 Banjir...Banjir...Banjir ...................................... 7 Prospek Pengembangan Jenis Tanaman Sungkai (Peronema canescens) di Pulau Kalimantan .........................................................10 Liku-Liku Study Banding...................................13 Memahami Konsep Pemberdayaan dalam Pembangunan (Renungan Pendek Tentang Kebun Bibit Rakyat) ......................................... 14 M e r u b a h Menanam Pohon untuk Kehidupan ................ 16

Cover depan dan Belakang didesign oleh Tim Infokom Kehutanan Kalsel

Sikap dan pandangan penulis dalam majalah ini tidaklah mencerminkan kebijakan Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Selatan maupun UPT Departemen Kehutanan di Kalimantan Selatan

PEMBINA : Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, . Selatan.TIM PENGARAH : Sekretaris, Para Kepala Bidang lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, Para Kepala UPT Departemen Kehutanan di Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. PEMIMPIN UMUM : L . Andi Widyarto. PEMIMPIN REDAKSI : L. Andi Widyarto. STAF REDAKSI : Munandar, Purnawan, Iriyanto, Alip Winarto, M. Hamroni, Budi Isa AL, Syarif Rachman REPORTER : Tim Infokom Kehutanan Kalsel, ALAMAT REDAKSI : Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Jln. Ahmad Yani Timur No.14. Banjarbaru 70713. Telephone : (0511)-4777534, 4772234. Fax (0511)-4772234. url : http://www.rimbakalsel.org.

_____________________________________________________________________Biwan No 13/Tahun V I/ 2010

TOPIK UTAMA
ERA BARU PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA SULTAN ADAM
Oleh : Alip Winarto, S. Hut., M. Si. Gambaran umum Taman Hutan Raya Sultan Adam merupakan salah satu aset besar kehutanan yang yang memiliki fungsi strategis bagi pemerintah, masyarakat maupun pihak-pihak lain yang memperoleh manfaat dengan keberadaan kawasan ini. Fungsi konservasi, fungsi sebagai catchment area, keberlangsungan produksi air bersih oleh PDAM di Banjarbaru dan sekitarnya, produksi listrik oleh PLTA Ir. PM Noor, produksi air minum oleh beberapa perusahaan air kemasan di sekitar kawasan, produksi pertanian, perkebunan dan perikanan, dan fungsi-fungsi lainnya baik yang secara langsung dan tidak langsung dinikmati oleh masyarakat sangat tergantung pada kualitas kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam. Selain fungsi-fungsi tersebut beberapa potensi yang sangat mungin dikembangkan di kawasan ini potensi pariwisata, penunjang pendidikan dan penelitian, pembinaan pembinaan sarana camping ground dan sarana latihan militer. Kawasan ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 52 Tahun 1989 seluas 112.000 Ha yang secara geografis terletak di antara 32 345 LS dan 1145 - 11510 BT dan secara administratif meliputi wilayah Kabupaten Banjar dan wilayah Kabupaten Tanah Laut. Sebagai tindak lanjut dari Keppres ini selanjutnya telah dilakukan tata batas dan reposisi batas kawasan yang dilaksanakan pada tahun 2005 dan 2006. Kabupaten Banjar juga mengusulkan kepada Menteri Kehutanan agar kawasan pemukiman dan lahan usaha masyarakat yang ada dalam kawasan dilakukan enclave. Sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 435/ Menhut-II/2009 tanggal 23 Juli 2009 tentang Penunjukkan Wilayah Hutan Provinsi Kalimantan Selatan telah ditetapkan batas aktual di lapangan mengakomodir reposisi batas kawasan dan sebagian usulan enclave dari Kabupaten Banjar. Dinamika Pengelolaan Adanya dinamika dalam manajemen pemerintahan menyebabkan pengelolaan kawasan ini juga mengalami perobahan dari waktu ke waktu. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan Nomor 0155 Tahun 1990 tanggal 2 Mei 1990, telah dibentuk Badan Pengelola Taman Hutan Raya Sultan Adam. Badan ini terdiri dari berbagai instansi yang terkait antara lain adalah : Pemda Tingkat I, Pemda Tingkat II Banjar, Kanwil Departemen Kehutanan, Kanwil Departemen Pariwisata, Dinas Pariwisata, Dinas Kehutanan, Fakultas Kehutanan Unlam, PLN dan BKSDA dan lain-lain. Sebagai Penanggung Jawab adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan. Ketua dijabat oleh Pembantu Gubernur Wilayah II, Wakil Ketua I adalah Kanwil Departemen Kehutanan dan Pemda Tingkat II Banjar sebagai Anggota. Implementasi otonomi daerah pada tahun 2001, mengakibatkan struktur organisasi khususnya untuk jabatan Ketua dan Wakil Ketua I sudah tidak ada lagi. Gubernur Kalimantan Selatan kemudian memperbaharui Badan Pengelola melalui Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No. 0283 Tahun 2003 tentang Badan Pengelola Tahura Sultan Adam. Sebagai Penanggung Jawab adalah Gubernur Kalimantan Selatan. Ketua dijabat oleh Wakil Gubernur Kalimantan Selatan dengan Sekretaris Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan. Badan Pengelola Taman Hutan Raya Sultan Adam sejak dibentuk belum berfungsi maksimal dalam pengelolaan Tahura Sultan Adam. Hal ini menjadikan salah satu pertimbangan dalam pembentukan sebuah lembaga baru yang tugas pokok dan fungsinya fokus pada pengelolaan kawasan ini. Perlu diketahui bahwa permasalahan yang muncul di kawasan ini sangat kompleks. Antara lain adalah sering terjadinya kebakaran hutan, gangguan keamanan (illegal logging, illegal minning dan okupasi lahan), penggembalaan liar, tidak terpeliharanya sarana prasarana yang ada dalam kawasan, belum maksimalnya pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan dan lain-lain. Kondisi seperti ini

Biwan No 13/Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

TOPIK UTAMA
memerlukan penanganan secara intensif yang salah satunya melalui pembentukan lembaga baru tersebut diharapkan berbagai permasalahan yang dalam jangka panjang atau pendek dapat menurunkan fungsi strategis kawasan ini. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selat dan Peraturan Gubernur nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan Provinsi Kalimantan Selatan sejak tahun 2009 kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam dikelola oleh UPT Taman Hutan Raya Sultan Adam yang secara kelembagaan merupakan salah satu UPT Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan. Sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 7 Tahun 2009 lembaga ini memiliki tugas tugas melaksakan perlindungan, perbaikan dan pemanfatan sumberdaya alam hutan lindung dan hutan wisata. Uraian tugas Balai Taman Hutan Raya Sultan Adam adalah sebagai berikut. a. Menyusun program, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi Perlindungan, rehabilitasi dan perbaikan serta pemanfaatan sumberdaya alam hutan lindung dan hutan wisata. b. Melaksanakan perlindungan dan pelestarian kawasan hutan. c. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan wisata alam. d. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan hutan penelitian dan pendidikan. e. Melaksankan pelayanan jasa penelitian dan pendidikan serta wisata alam. f. Melaksanakan pemungutan retribusi pelayanan jasa. g. Mengelola urusan ketatausahaan. h. Menyusun laporan kinerja pengelolaan Taman Hutan raya Sultan Adam i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas seduai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Untuk mendukung tugas tersebut di atas kelembagaan unsur-unsur organisasi UPT Taman Hutan Raya Sultan Adam terdiri dari : Kepala Balai, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Perlindungan dan Kepala Seksi Pemanfaatan serta Kelompok Jabatan Fungsional. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan program, pengelolaan penatausahaan keuangan, administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, surat-menyurat, rumah tangga dan perlengkapan. Seksi perlindungan mempunyai tugas melaksanakan perlindungan, pengawetan, pelestarian dan pengamanan, rehabilitasi hutan dan lahan serta penelitian dan pengembangan kehutanan. Sedangkan Seksi Pemanfaatan mempunyai tugas melaksanakan pemangkuan dan pengembangan, pemanfaatan kawsan dan promosi serta pelayanan informasi. Visi dan Misi Visi Balai Taman Hutan Raya Sultan Adam adalah : Mewujudkan Tahura Lestari Sebagai Penyangga Kehidupan. Sedangkan misi yang ditetapkan dalam rangka mencapai visi adalah sebagai berikut : 1. Mengelola Tahura secara profesional dengan didukung kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. 2. Memantapkan kawasan dan zonasi Tahura. 3. Mengelola potensi sumberdaya alam Tahura secara lestari. 4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pihak swasta dalam pengelolaan Tahura. 5. Meningkatkan kegiatan konservasi dan pelestarian alam. 6. Mengoptimalkan kegiatan pariwisata. 7. Menyediakan kawasan Tahura sebagai areal penelitian, pendidikan dan ilmu pengetahuan Kegiatan yang telah dilaksanakan Pada tahun 2009 kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pada Taman Hutan Raya Sultan Adam yang bersumber pada APBD Provinsi Kalimantan Selatan tercakup dalam Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur dan Pemanfaatan Kawasan Hutan Industri. Mengingat Balai Taman Hutan Raya Sultan Adam adalah merupakan lembaga baru maka pada tahun pertama ini kegiatan yang dilaksanakan lebih banyak kegiatan pembangunan fisik sarana prasarana yang mendukung aktifitas administrasi perkantoran. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

_____________________________________________________________________Biwan No 13/Tahun V I/ 2010

TOPIK UTAMA
1. Pembangunan kantor tahura, pos/loket retribusi, shellter 2. Pengadaan sarana prasarana pendukung 3. Sosialisasi eksistensi Tahura Sultan Adam 4. Rapat koordinasi 5. Patroli pengamanan tahura 6. Pembinaan dan pemberian honorarium petugas keamanan tahura 7. Orientasi pengembangan obyek wisata tahura 8. Pengembangan wawasan pengelolaan tahura 9. Pembuatan design bendungan/pintu air 10. Pembuatan demplot tanaman Pada tahun 2009 Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional III Departemen Kehutanan melaui alokasi dana APBN juga telah merealisasikan fasilitasi percepatan penyusunan Masterplan Pengelolaan Taman Hutan Raya Sultan Adam. Kegiatan yang pelaksanaan sedang dalam proses

Pada tahun 2010 kegiatan UPT Taman Hutan Raya Sultan Adam tercakup dalam beberapa program yang terdiri sebagai berikut : Program Program Pelayanan Administrasi Perkantoran : 1. Penyedia jasa surat menyurat 2. Jasa komunikasi, sumber data air dan listrik 3. Penyedia jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional 4. Penyedia jasa kebersihan kantor 5. Penyedia jasa perbaikan peralatan kerja 6. Alat tulis kantor 7. Penyedia jasa barang cetakan dan penggandaan 8. Penyedia komponen instalasi/penerangan bangunan kantor 9. Bahan bacaan dan peraturan Disamping kegiatanperundang-undangan kegiatan tersebut 10. P e n y e d i a yang mengandalkan makanan dan minuman pada sumber dana 11. Rapat-rapat APBD Provinsi koordinasi dan konsultasi Kalimantan Selatan ke luar daerah maupun APBN, Balai Peningkatan Sarana dan Taman Hutan Raya Prasarana Aparatur Sultan Adam telah 1. Pembangunan memfasilitasi pihak gedung kantor ketiga yang akan 2. Pengadaan melaksanakan peralatan gedung kantor kegiatan dalam 3. Penyediaan k a w a s a n . kelengkapan pendukung Diantaranya adalah Penambangan emas semacam ini juga berpotensi aparatur penanaman yang merusak kawasan tahura Sultan Adam 4. Pemeliharaan dilaksanakan oleh rutin/berkala kendaraan M a h a s i s w a dinas/operasional Penerima Bea Study Etos bekerjasama dengan PT. 5. Honorarium non pegawai Arutmin Indonesia, Bank Indonesia, instansi Program Pemantapan Pemanfaatan Potensi Sumber kehutanan di Kalimantan Selatan, LDII, STIE Panca Daya Hutan Setia, Fakultas Kehutanan Unlam. UPT Taman Hutan Raya Sultan Adam juga terlibat dalam operasi penertiban illegal logging dan illegal minning , pemadaman kebakaran hutan bersama-sama dengan pihak terkait yaitu Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, Pemerintah Kabupaten Banjar, Manggala Agni, POLDA Kalimantan Selatan, Korem 101 Antasari, dan sebagainya.

Biwan No 13/Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

TOPIK UTAMA
1. 2. Pengembangan dan pemantapan kawasan Pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana 3. Pembangunan demplot agro forestry 4. Pengembangan wawasan pengelolaan wisata ekologi 5. Penyusunan perda pengelolaan Tahura 6. Pembuatan demplot lebah madu Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 1. Pengendalian kebakaran hutan dan lahan 2. Pengendalian illegal logging dan kegiatan illegal lainnya 3. Rehabilitasi lahan kritis Disamping mengandalkan dana APBD, Kementrian Kehutanan cq Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional III Pada tahun 2010 akan memfasilitasi sosialisasi tata batas dan Perda Pengelolaan Tahura. Sedangkan JIFPRO salah satu LSM Jepang yang peduli pada lingkungan berencana akan mengalokasikan pembuatan jalur hijau di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam seluas kurang lebih 10 Ha untuk tahap pertama. Penutup UPT Taman Hutan Raya Sultan Adam yang barmendapatkan kewenangan pengelolaan kawasan sejak awal tahun 2009 lalu menghadapi permasalahan yang semakin kompleks yang berkaitan dengan keberadaan desa-desa definitif dalam kawasan, maraknya aktifitas illegal yang destruktif, belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dan stakeholder lainnya dan sebagainya. Dengan kata lain lembaga yang baru berdiri ini bukan memulai dari zero tetapi memulai dari posisi minus . Berbagai hambatan, gangguan, ancaman, tantangan, potensi dan peluang yang telah teridentifikasi pada masa lalu dapat menjadi referensi bagi pengelola dalam mengambil kebijakan dalam pengelolaan kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam. Di dalam dan sekitar Tahura Sultan Adam ada beberapa pihak yang kinerjanya secara langsung atau tidak langsung sangat berkaitan dengan kualitas Tahura Sultan Adam. Mereka adalah PT. PLN, PDAM Intan Banjar, Pengusaha air kemasan (Prof, Aura, dan HN), para pelaku usaha budidaya perikanan air tawar di sepanjang aliran irigasi dari Riam Kanan, dll. Sampai saat ini kontribusi pihak-pihak tersebut belum dioptimalkan dalam rangka menjaga kualitas Tahura Sultan Adam. Berkaca pada beberapa studi yang dilakukan di Tahura yang lain, pihak-pihak yang tidak berkaitan sama sekali dengan kualitas Tahura juga telah memberikan kontribusi terhadap kelestarian Tahura. Misalnya di Tahura WAR di Lampung, PT. Nestle yang bergerak di bidang food material, PT. Telkomsel yang bergerak di bidang telekomunikasi, RCTI, SCTV, Indosiar yang bergerak di bidang media audio visual telah memberikan kontribusi secara nyata dalam memelihara kelestarian Tahura. Sangat disayangkan apabila keberadaan beberapa pelaku usaha di Tahura tidak memberikan kontribusi dalam menjaga kelestarian Tahura Sultan Adam. Pola kolaborasi yang melibatkan pemerintah, masyarakat dan para pelaku usaha atau investor menjadi salah satu alternatif dalam pengelolaan kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam. Hal ini mengingat kompleksitas masalah dan untuk menjadikan sebuah kawasan konservasi yang memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dan pihak-pihak lainnya memerlukan beaya yang cukup tinggi. Dengan pola kolaborasi inilah diharapkan semua pihak yang terlibat disamping mengambil manfaatnya juga akan merasa memiliki dan memiliki komitmen yang sama untuk memelihara kelestariannya. Karena sesungguhnya eksistensi Taman Hutan Raya Sultan Adam bukan hanya tanggung jawab UPT Taman Hutan Raya Sultan Adam atau Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, tetapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama. Semoga, ....

_____________________________________________________________________Biwan No 13/Tahun V I/ 2010

TOPIK UTAMA BANJIR... BANJIR... BANJIR


Oleh Munandar *)
Banjir menjadi momok masyarakat perkotaan
Menjelang musim hujan, banjir menjadi momok utama bagi penduduk di kota besar. Masyarakat perkotaan tersandera permasalahan menyangkut ; drainase yang buruk pada proyek pembangunan pemukiman dan menyusutnya lahan terbuka sebagai infiltrasi air. Bencana yang hampir selalu berulang namun selalu pula terasa gagal ditanggulangi. Berbagai kota di kawasan beriklim tropis akhir-akhir ini dilanda bencana banjir. Curah hujan yang sangat ekstrim ditengarai menjadi penyebab utama becana musiman tersebut. Angka curah hujan ratarata di daratan Kalimantan selama bulan Oktober mencapai 721 milimeter, padahal kondisi normalnya hanya 250 milimeter per bulan ( Banjarmasin Post 3/11/ 2010). Kawasan perkotaan khususnya daerah yang beriklim tropis secara geologis tergolong kawasan yang fragile . Curah hujan tinggi, kemudian jatuh ke permukaan bumi dalam sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Banjir di perkotaan secara hidrologis Banjir di Jakarta (Photo sebenarnya lebih disebabkan oleh aktivitas di perkotaan itu sendiri. Aktivitas pembangunan fisik yang terkadang menghambat siklus hidrologis. Unsur penting hidrologis seperti curah hujan, aliran permukaan dan infiltrasi seringkali terlupakan. Kita lebih suka menuding bahwa banjir selalu erat berhubungan dengan keberadaan hutan. Bisa saja iya, tapi tidak selalu benar. Dinamika perkotaan yang berupa penggunaan lahan yang dipakai untuk bangunan, jalan, lahan yang diaspal/beton, empang yang ditimbun untuk perumahan.Pengalihan lahan seperti hutan, belukar dan rawa menjadi perumahan menyebabkan tidak ada lagi area terbuka sebagai zona resapan air (infiltrasi). Aliran permukaan yang timbulkan oleh bangunan perumahan oleh beberapa ahli diduga mencapai 80 % dari total hujan yang diterima. Intensifnya penggunaan lahan bisa menjadi salah satu faktor penyebab banjir dan menurunnya permukaan air tanah di SITUS k a w a s a n perumahan, s e i r i n g dinamika pembangunan d a n pertambahan penduduk :www.google.com) aktivitas perekonomian mengalami kemajuan pesat. Aliran permukaan berbanding terbalik dengan infiltrasi, artinya semakin besar aliran permukaan semakin kecil infiltrasi. Air yang masuk ke dalam tanah sampai batas perakaran pohon, dengan sendirinya mengurangi air permukaan. Air permukaan yang berlebihan, tidak berinfiltrasi menyebabkan fenomena yang disebut banjir.

Biwan No 13/Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

TOPIK UTAMA
Aliran Permukaan versus Infiltrasi
Dalam pola DAS pencegahan banjir dapat juga berarti mengurangi bencana kekeringan pada musim kemarau. Teknik konservasi tanah dan air dalam pengendalian banjir adalah teknik memanipulasi proses dalam sistem DAS yang bertujuan mengurangi debit aliran pada musim hujan dan menjaga debit pada musim kemarau (Hadinugroho;2002). Mengurangi aliran permukaan dilakukan dengan meningkatkan laju infiltrasi. Teknik yang cocok diterapkan di kawasan perkotaan adalah dengan membangun Rorak (Silt Pit), Saluran Pembuangan (Drainage Ditch) dan Sumur Resapan ( Infiltration Well ). Intensitas Aliran permukaan (run off) akan meningkat daya rusaknya jika intensitas hujan tinggi sementara resapan makin Pembangunan pemukiman skala besar, sungai yang bantarannya dibebani pemukiman padat dan lahan terbuka yang tertutup semen menjadi lazim ditemui di kota-kota yang mulai berkembang. Permasalahan yang kemudian muncul adalah terganggunya fungsi sungai bahkan timbul banjir diberbagai tempat. Ditinjau dari aspek hydrologi dapat kenali permasalahan pokok yang tengah dan akan dihadapi masyarakat perkotaan yakni ; 1. Drainase yang buruk pada proyek pembangunan pemukiman 2.Menyusutnya lahan terbuka sebagai infiltrasi air

Optimalisasi Infiltrasi
Sistem drainase pada kawasan perumahan umumnya direncanakan berdasarkan jumlah volume air permukaan yang berasal dari rumahrumah per-blok dengan kondisi rumah yang standar (rumah belum dikembangkan). Pengembangan bangunan selanjutnya membuat dimensi saluran drainase tidak dapat menampung lagi volume air permukaan. Daerahdaerah kedap air biasanya akan terdapat banyak genangan dan aliran permukaan yang berasal dari hujan. Bangunan rorak dan SPA yang dilengkapi terjunan dirancang untuk mengurangi laju aliran permukaan dan mempertinggi infiltrasi. Sumur resapan dapat menampung sejumlah air hujan yang jatuh ke zona kedap air kemudian diresapkan ke dalam tanah sehingga tidak mengalir menjadi run off. A. Rorak ( Silt Pit ) Rorak merupakan suatu bangunan Konservasi Tanah dan Air yang berupa lubang galian dalam tanah sejajar kontur dan berfungsi sebagai peresapan aliran permukaan dan penampung sedimen. Rorak cocok dibuat pada lahan dengan kemiringan < 15 %. Ukuran rorak umumnya lebar 30 -50 cm dalam 50 -60 cm. Barisan rorak dibuat sejajar kontur dengan jarak antar baris tergantung kepada kemiringan, semakin tinggi kemiringan semakin pendek jarak antar baris rorak.

kecil atau telah jenuh.Kondisi seperti ini mudah dikenali sebagai salah satu sebab terjadinya banjir. Secara umum timbulnya banjir di perekotaan dapat diklasifikasikan kedalam tiga golongan besar.a) luapan sungai b) genangan c) pasang muka air laut. Dalam konteks pembangunan fisik di perkotaan dapat ditemui fenomena sebagai berikut : a). Pesatnya pembangunan pemukiman b). Banjir berkala di pemukiman c). Kecenderungan warga masyarakat menutup halaman dengan semen d). Rusaknya jalan-jalan oleh aliran air permukaan

_____________________________________________________________________Biwan No 13/Tahun V I/ 2010

TOPIK UTAMA
B. Saluran Pembuangan Air ( Drainage Ditch) Untuk kawasan perkotaan pembuatan Saluran Pembuangan Air (SPA) merupakan pekerjaan yang menjadi satu paket dengan pekerjaan teknik pembuatan jalan. SPA dibuat menuruni lereng yang diperkuat dengan pasangan batu dan dilengkapi dengan bangunan terjunan (drop structure) sehingga kecepatan aliran dapat dihambat ( Hadinugroho, 2002). C. Sumur Resapan Sumur resapan dapat dikatakan sebagai rekayasa teknik konservasi air yang diperuntukkan bagi daerah dengan curah hujan tinggi dan mempunyai kelerengan dibawah 25 %. Bangunan sumur resapan akan sangat bermanfaat di daerah hilir, kawasan pemukiman baik pedesaan maupun Air yang mengisi sumur resapan berasal antara lain dari atap rumah/bangunan yang dialirkan melalui talang dan masuk ke sumur melalui pipa-pipa. Dimensi sumur ditentukan berdasarkan tiga parameter utama yang perlu diperhatikan yaitu : a)permeabilitas tanah, b)curah hujan, c) luas atap rumah/permukaan kedap air. Antisipasi banjir akibat menurunnya permukaan air tanah di kawasan pemukiman diperkotaan dari aspek hydrology adalah adanya ancaman kekurang pasokan air tanah dan tingginya run off yang merusak bangunan jalan. Wilayah kedap (atap rumah), jalan aspal dan pelataran yang disemenair memperbanyak genangan dan aliran permukaan yang berasal dari hujan. Banyaknya Rorak, Saluran Pembuangan Air dan Sumur Resapan yang sesuai kondisi dapat meningkatkan laju infiltrasi sehingga dapat mengeliminasi terjadinya genangan bahkan menangkal banjir

*) Penulis adalah Anggota Infokom e-mail:endar228@yahoo.com tulisan lengkap dalam versi online dapat dibaca pada http:// mounandar.blogspot.com

perkotaan, dimana banyak terdapat zona kedap air (atap bangunan, rumah, jalan aspal). Semakin banyak zona kedap air semakin banyak volume run off akibat sedikitnya air hujan yang meresap ke dalam tanah.
*

visit and join with us http://www.rimbakalsel.org


beyond the sustainable forest management

Biwan No 13/Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

KHAZANAH
PROSPEK PENGEMBANGAN JENIS TANAMAN SUNGKAI (Peronema canescens) di PULAU KALIMANTAN Oleh: Johansen Silalahi,S.Hut *]
I. PENDAHULUAN Salah satu hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan kayu dalam negeri adalah kayu sungkai (Peronema canescens). Kayu sungkai semakin popular penggunaannya sebagai pengganti kayu jati yang mahal. Kegunaan kayu ini untuk keperluan bahan bangunan, mebel dan ukir-ukiran karena berkualitas baik dan awet. Kayu sungkai juga cocok untuk rangka atap, tiang rumah, bangunan jembatan, kayu lapis ,dan bahan pembuatan cenderamata. Perbanyakan bibit sungkai secara vegetatif dengan stek batang menjadi suatu pilihan karena perbanyakan melalui biji sulit dilakukan mengingat sungkai hanya berbunga 1-2 kali setahun. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam budidaya sungkai dapat berhasil adalah: pengadaan bibit, persiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan.

Ha/Daur dan Tanaman Unggulan (Mahoni dan SungKai) seluas 1.742 Ha/Daur. Pengembangan sungkai di Kalimantan Selatan berprospek baik, mengingat luas lahan kritis yang ada di Kalimantan Selatan cukup luas dan cocok untuk budidaya sungkai. Secara geografis, sungkai termasuk monotipe dan tersebar di kawasan Malaysia, Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa Barat, dan Kalimantan (de Graaf dkk., 1994).

Luas areal hutan di Provinsi Kalimantan Selatan Gamber adalah 1.659.003 Ha termasuk dialamnya; hutanBongkahan Zeolit di Alam lindung, hutan alam, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan konversi dan hutan bakau. Produksi sektor kehutanan terdiri dari dua jenis yaitu kayu dan non kayu. Hasil hutan non HPH berupa kayu bulat pada tahun 2004 adalah sebesar 719.980,01 m dan kayu olahan sebesar 1.568.715,38 m. Produksi rotan adalah sebesar 239.206 ton; produksi kayu manis adalah sebesar 1.056 ton, produksi karet adalah sebesar 91.406 ton. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.5249/ MENHUT-VI/BRPHP/2006 tentang Persetujuan dan Pengesahan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK) pada Hutan Tanaman Atas Nama PT. Inhutani III Unit Pelaihari Propinsi Kalimantan Selatan menyetujui dan mengesahkan Usulan RKUPHH PT.Inhutani III yang salah satu rencananya adalah penanaman Tanaman Pokok (Acacia mangium, Acacia crassicarpa) seluas 14.375

Sosok Pohon Sungkai


Mengingat sifat anatomis kayu sungkai yang memiliki potensi dalam industri mebel (furniture), bahan bangunan dan ukir-ukiran maka dibutuhkan suatu informasi ilmiah dan teknik dalam pengembangan budidaya sungkai di Kalimantan. Tulisan ini akan mencoba membahas profil dari

10 _____________________________________________________________________Biwan No 13/Tahun V I/ 2010

KHAZANAH
sungkai serta prospek pengembangannya di masa datang, khususnya di Kalimantan. Informasi tentang prospek jenis sungkai (Peronema canescens Jack) sebagai salah satu hasil hutan kayu di Kalimantan khususnya dalam teknik pengembangan budidaya diharapkan kelestarian jenis ini tetap terjaga. atau lebih, batang lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus. D. Kegunaan Sungkai Kayu sungkai popular sebagai pengganti kayu jati. Seratnya lebih lunak dan warnanya pun lebih terang dari kayu jati. Kayu sungkai cocok untuk furniture dalam ruangan. Kegunaan untuk berbagai keperluan bangunan, mebel dan ukir-ukiran karena kayu sungkai berkualitas baik dan awet. Kayu sungkai juga cocok untuk rangka atap, karena ringan dan cukup kuat. Selain itu dipakai juga untuk tiang rumah dan bangunan jembatan. E. Pemasaran Sungkai Kayu olahan sungkai dipasarkan untuk konsumsi dalam negeri dan diekspor ke luar negeri misalnya ke Jepang, Belanda dan Korea. Pola pemasaran dari produsen ke pengumpul kecil lalu ke konsumen akhir, merupakan pola yang dominan terjadi karena pada dasarnya kayu sungkai lebih mengarah kepada usaha ekspor kayu ke beberapa negara. III. TEKNIK BUDIDAYA JENIS SUNGKAI

II. SIFAT BOTANIS SUNGKAI


A. Nama Jenis

Sungkai termasuk kedalam famili Vebernaceae yang dikenal dengan nama daerah jati seberang atau ki sabrang. Nama perdagangan adalah sungkai, nama botanisnya Peronema canescens Jack sinonim dengan Peronema heterophylla Miq. B. Daerah Penyebaran dan Karakteristik Tumbuh Daerah penyebaran sungkai di Indonesia adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan seluruh Kalimantan. Tempat tumbuh utama di hutan sekunder yang berair dan kadangkadang terdapat juga di hutan sekunder yang kering, akan tetapi tidak dijumpai di hutan primer serta daerah yang periodik tergenang air. Pohon sungkai dapat tumbuh di hutan tropis dengan tipe curah hujan A sampai C menurut Schmidt dan Ferguson, pada tanah kering atau sedikit basah dengan ketinggian sampai 600 m diatas permukaan laut. Tanaman sungkai perlu tanah yang baik, sedangkan di tanah mergel tidak dianjurkan. C. Bentuk Batang dan Tingginya Kayu sungkai mempunya berat jenis 0,62 dan termasuk kelas kuat II III. Bentuk batang adalah lurus dengan parit kecil, tetapi kadang-kadang bentuk batangnya jelek akibat serangan hama pucuk, kulit luarnya bewarna abu-abu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kulit luar penampangnya bewarna kuning, coklat atau merah muda dan rantingnya penuh dengan bulu-bulu. Tinggi pohon mencapai 2030 m panjang batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan diameter 60 cm

A. Pengadaan Bibit

Tanaman sungkai umumnya diperbanyak secara vegetatif dengan stek batang, namun dengan cara

Biwan No 13/Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

11

KHAZANAH
ini penyediaan bibit menjadi terbatas karena ketersediaan bahan tanaman yang baik juga terbatas. Perbanyakan melalui biji sulit dilakukan mengingat sungkai hanya berbunga 1-2 kali setahun, viabilitas bijinya sangat rendah serta menurun dengan cepat sehingga tidak dapat disimpan lama (Faizah dkk., 1995). Dalam rangka keperluan pembibitan pemilihan benih (biji) dilakukan dengan cara mengambil buahbuah yang sudah tua yang ditandai warna coklat tua. Akan tetapi mengingat perbanyakan secara vegetatif lebih mudah dilaksanakan, maka untuk pengadaan benih penanaman dipakai stek batang, yang diambil dari terubusan-terubusan yang berumur lebih kurang dua tahun pada tunggul bekas tebangan. B. Persiapan Lahan Dalam persiapan lahan yang pertama kali dilaksanakan adalah land clearing/pembabatan semak belukar, kemudian di ikuti dengan pengolahan tanah. Untuk sistim jalur dan cemplongan, pekerjaan utama yang perlu dilaksanakan adalah pembuatan dan pemasangan ajir. Arah pembersihan lapangan dilaksanakan sesuai dengan ajir. Tahap selanjutnya adalah pembuatan lubang tanaman yang jaraknya sisesuaikan dengan jarak tanam yang telah direncanakan yaitu 3 m X 2 m atau 4 m X 2m kemudian setelah berumur 5 tahun dilakukan penjarangan pertama. Lubang tanaman sebaiknya dibuat 7 15 hari sebelum pelaksanaan penanaman, dengan ukuran lubang 30 cm X 40 cm X 30 cm. C. Penanaman Penanaman sungkai dilakukan setelah persiapan lahan selesai dilakukan. Penanaman sungkai dapat dilakukan dengan sistem tumpang sari dan cemplongan yang disesuaikan oleh ketersediaan biaya, tenaga kerja, keadaan tanah dan keadaan sosial ekonomi masyarakat disekitarnya. Bibit dalam kantong plastik yang telah diseleksi diangkut kea areal penanaman yang jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan tanam perhari. Bibit ditanam satu persatu pada setiap lubang denga terlebih dahulu melepas/

menyobek bagian bawah kantong plastik secara hati-hati agar tanahnya tidak pecah. Bibit ditanam berdiri tegak dan ditutup dengan tanah di sekelilingnya ditekan dengan tangan dari samping agar tanah padat. Dalam penanaman harus diusahakan agar batang dan akar tidak rusak atau bengkok. D. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman adalah penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemberantasan hama/penyakit. Penyulaman dilakukan pada tahun pertama dan tahun kedua, sedangkan kegiatan penyiangan, pendangiran dan pemupukan sebaiknya dilaksanakan dua kali dalam setahun yaitu pada awal dan akhir musim penghujan serta dilaksanakan sampai tanaman cukup besar. Pemberantasan hama dan penyakit hanya dilaksanakan sewaktu-waktu yaitu jika ada serangan hama/penyakit atau diperkirakan akan terjadi serangan penyakit. Hama yang menyerang tanaman sungkai antara lain penggerek batang dan penggerek pucuk. Serangan penggerek tersebut dapat diberantas dengan insektisida yang bersifat sistemik. V. PENUTUP Kayu sungkai memiliki kegunaan untuk berbagai keperluan misalnya bahan bangunan, mebel dan ukirukiran karena kayu sungkai berkualitas baik dan awet. Sungkai umumnya diperbanyak secara vegetatif karena lebih mudah dilaksanakan. Penelitian tentang sungkai masih sangat minim, sehingga perlu diteliti secara lengkap tentang budidaya sungkai dimulai dari pembibitan, persiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan *] Calon Peneliti Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru

12 _____________________________________________________________________Biwan No 13/Tahun V I/ 2010

FORUM
LIKA-LIKU STUDY BANDING
Oleh Markus Kanoh *)

Seorang teman mantan pegawai negeri sipil didaerah, bercerita pernah merasakan keinginan yang kuat untuk bisa ikut dalam sebuah study banding yang dilaksanakan oleh instansi tempat nya bertugas atau instansi dimana ia memiliki hubungan kerja. Keinginan kuat itu bukan karena ingin memperoleh tambahan pengetahuan untuk diterapkan dalam tugasya, tetapi lebih disebabkan oleh keinginan melihat negeri orang dan menikmati fasilitas yang belum pernah dinikmatinya. Hasrat besar PNS itu juga rupanya ada didalam diri anggota Dewan Perwakilan Rakyat baik pusat maupun daerah.Gejolak untuk bisa jalan jalan keluar daerah atau keluar negeri cukup besar karena inilah kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Siapa yang bisa menjamin kalau dalam pemilihan mendatang bisa duduk lagi dikursi nan empuk itu. Jadi mumpung ada kesempatan, maka baiklah waktu yang ada ini digunakan untuk berpiknik ria dinegeri seberang. Penyakit study banding yang menghinggapi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD ) dibungkus alasan formal, menggali pengalaman Pemda lain dalam mengelola sesuatu objek misalnya pengelolaan perparkiran, taman kota, kebersihan kota, pasar rakyat,atau pariwisata dan banyak objek lainnya.Sebuah rencana study banding misalnya ke Jogja atau Bali atau Bandung, Jakarta,Manado,Medan,Padang,Balikpapan. Yang menjadi tanda tanya kenapa objek study banding anggota DPRD atau pun aparat Pemda lebih suka memilih Jogja, Bali,Jakarta,Bandung ?. Apakah memang kota atau Pemda setempat memang memiliki kelebihan yang patut jadi acuan ? Jawaban sementara adalah karena kota kota itu mempunyai daya tarik tersendiri. Bali karena terkenal objek wisatanya . Jakarta atau Bandung dipilih karena kedua tempat itu sesak dengan tempat hiburan pemuas mata dan telinga atau yang lainnya. Pendek kata study banding adalah alasan yang tepat untuk melihat dan sekaligus menikmati apapun yang bisa gratis karena dibekali oleh Negara atau Daerah. Begitu pula dengan anggota DPR pusat, study banding keluar negeri tentu memilih kota atau Negara - Negara yang hebat walaupun tidak sesuai dengan objek study banding. Itulah sebabnya jika tugas pokok sudah dapat dilaksanakan misalnya pertemuan singkat dengan Pemda atau Instansi terkait sekitar 2 3 jam, maka bak panah lepas dari busurnya. Masing masing personil mulai mencari informasi tempat mana yang layak untuk dikunjungi, baik sendiri sendiri maupun berkelompok dua tiga orang yang sama seleranya. Bagaimana nasibnya dengan materi study banding? Ah itu mudah saja, minta brosur dan peraturan yang ada atau buku buku yang kebetulan sudah diterbitkan oleh instansi tertentu dan serahkan kepada ketua tim untuk dibawa pulang. Untuk pembuatan laporan sudah ada formatnya, tinggal isi sesuai dengan kebutuhan oleh staf yang kebetulan juga ikut serta. Laporan tinggal laporan, bisa diarsipkan dengan baik, foto foto dokumentasi pertemuan sejenak itupun isinya sudah bisa diduga, yaitu foto sambutan ketua tim / rombongan, sambutan tuan rumah, penyerahan cindera mata dan satu dua foto pembicara saat diskusi / pertemuan dilaksanakan. A p a k a h hasil study banding bisa diterapkan ? Ada yang bisa tetapi banyak yang tidak bisa karena memang situasi dan kondisi, berbeda baik social, fisik,ekonomi dan budaya atau sumberdaya lainnya. Akhirnya study banding tinggal study banding. Ada kemungkinan study banding yang sama (misalnya perparkiran ) dengan tempat yang sama akan dilakukan lagi oleh komisi atau fraksi lain di Dewan tersebut. Cuma dibedakan dalam stressing atau titik perhatiannya. Kalau fraksi yang satu dari sudut pendapatan fraksi lainnya mengenai pertisipasi swasta dalam pengelolaan perparkiran. Untuk objek yang tumpang tindih ini, tidak ada yang terlalu peduli karena yang penting bukan tujuannya tetapi efek sampingnya. Lalu bagaimana dengan anggaran, apakah daerah atau pemerintah meyediakan dana untuk memenuhi semua kebutuhan perjalanan study banding ini ? Secara normative sudah terpenuhi, misalnya tiket pesawat pp, taksi airport ke kota pp, biaya penginapan hotel, uang harian atau lumpsum. Akhirnya semua terpulang kepada hati nurani para pemimpin kita, apakah mereka masih memilikinya atau sudah menutupnya. Ya itu lah Indonesiaku saat ini.
*) penulis Purnakarya PNS

Biwan No 13/Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

13

INFO
MEMAHAMI KONSEP PEMBERDAYAAN DALAM PEMBANGUNAN (Renungan Pendek tentang Kebun Bibit Rakyat) Oleh Munandar *) Ketika sebuah program Nasional bertajuk Kebun Bibit Rakyat (KBR) dengan segala jargon politiknya dicanangkan, para birokrat serentak sibuk bahu membahu. Beberapa wakil kelompok tani tampak canggung menerima bibit secara simbolik di atas panggung. Menteri Kehutanan mencanagkan Tahun 2010 hingga 2014 akan dibangun 48.000 unit KBR di 65.189 desa dan 7.878 kelurahan se Indonesia. Setiap KBR,dibantu dana pembangunan sebesar 50 juta rupiah per unit bakal memproduksi 50.000 batang bibit tanaman kehidupan atau tanaman kayu. Usaha ini juga konon akan bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat Pertanyaanya adalah ; Aksi ini sekedar seremonial mercu suar atau gerakan yang dibangun dari kristalisasi harapan bangsa yang tengah menyongsong masa depan ? Pendek kata masyarakat akan diberi kail supaya kelak berusaha mengembangkan budidaya komoditi kayu. Ada baiknya kita mengaji kepada Mahbub Ul Haq (1976), ia menyatakan strategi Pembangunan di negara-negara berkembang umumnya masih berpegang pada model pertumbuhan ekonomi. Keberhasilannya pertumbuhan sangat ditentukan oleh syaratsyarat diantaranya ; bahwa pertumbuhan pendapatan harus merupakan bagian yang produktif untuk semua orang, sehingga ketimpangan pendapatan dapat dieliminir. Kemudian Schoorl (1974), yang melakukan penelitian community-development di India mengemukakan pentingnya suatu pemberdayaan masyarakat harus bertolak dari gagasan dasar akan pentingya kebutuhan yang dirasakan ( felt-needs) . Kebutuhan yang paling dirasakan oleh masyarakat lokal. Fokus pemberdayaan masyarakat terletak pada wilayah pemerintahan lokal melalui kegiatan ektensifikasi perekonomian daerah, penerimaan pajak ; proses pembuatan atau perumusan kebijakan dilaksanakan secara bottomup , mendorong kemandirian daerah sebagai prioritas. Kebutuhan - kebutuhan yang dirasakan oleh penduduk adalah ungkapan sistem budaya penduduk. Sistem ini merupakan keseluruhan nilai-nilai, norma, sikap dan harapanharapan, tujuan penduduk serta agama yang dianut. Ada kecenderungan di Indonesia, secara tradisional , penyelenggaraan pelayanan publik bersifat power oriented. Birokrasi dan pejabatnya lebih menampakkan diri sebagai penguasa dari pada sebagai penyelenggara dan pelayanan publik cenderung mengabaikan kepentingan masyarakat ( Agus Dwiyanto et al , 2002). Keadaan ini menyebabkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap brokrasi publik. Lebih jauh hal ini berakibat pada tumbuh suburnya apatisme di masyarakat. Setiap usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan publik melalui program-prgram dan proyek sebaik apapun konsepnya, akan ditanggapi secara apatis. Sejak jaman kolonial sampai dengan orde baru, kepentingan masyarakat dan warga negara selalu dalam posisi marjinal. Agaknya perlu kearifan memahami system yang berlaku dimasyakat . Ketetapatan analisa atas gejala gejala dalam system tersebut akan diperoleh syntesa tepat bagi pemberdayaan masyarakat. Konsep Pemberdayaan Konsep Pemberdayaan lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan barat terutama Eropa. Pemberdayaan atau empowerment adalah suatu proses ataupun usaha yang dilakukan dalam rangka memberdayakan orang yang tidak berdaya agar menjadi lebih berdaya. Dalam perkembangannya konsep pemberdayaan menjadi luas baik dalam hal pemahaman maupun ruang lingkupnya. Ketidakberdayaan dapat diakibatkan oleh kondisi

14 _____________________________________________________________________Biwan No 13/Tahun V I/ 2010

INFO
dan disposisi subyektif, sehingga dalam hal ini pemberdayaan menjadi gerakan yang tumbuh dari dalam. Ketidak berdayaan dapat muncul akibat dari struktur sosial, hubungan antar manusia, situasi keluarga, situasi masyarakat, situasi kerja, kondisi ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan tentunya dari struktur kekuasaan yang terdapat di dalam tatanan politik dan Pemerintahan ( Priyono, 1996). Pemberdayaan merupakan upaya mengubah kondisi dari kurang menjadi lebih baik dengan melibatkan peran aktif masyarakat sebagai subyek, dalam menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi tanpa harus menggantungkan atau menunggu campur tangan pihak lain. Strategi Pemberdayaan Pemberdayaan atau empowerment merupakan strategi atau paradigma pembangunan yang diimplementasikan dan dikembangkan melalui kegiatan pembangunan masyarakat khususnya di negara-negara sedang berkembang. Dalam proses selanjutnya paradigma ini muncul sebagai jawaban atau reaksi atas kegagalan implementasi model-model pembangunan yang cenderung sentralisitis , seperti halnya community development atau model partisipasi rakyat ( Korten, 1995). Model ini menurut Korten tidak memberi kesempatan kepada rakyat untuk terlibat dalam proses pembangunan, terutama dalam pengambilan keputusan. Bryant dan White dalam Riswanda Imawan (1992), aspek empowerment , yakni pemberian hak atau wewenang untuk menentukan hal-hal yang dianggap penting ) merupakan salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pembangunan untuk rakyat. Birokrasi yang responsif diperlukan untuk membangun martabat manusia. Unsur yang diperlukan untuk terbentuknya birokrasi responsif tersebut adalah : a) Demokratisasi, memberi hak yang lebih luas kepada masyarakat ( Organisasi Sosial) untuk ikut dalam proses pemerintahan, b) Desentralisasi, memberi hak kepada anggota masyarakat mengurus kepentingan mereka sendiri sesuai kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia khususnya lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu untuk melepaskan diri dai kemiskinan dan keterbelakangan. Sebagai salah satu strategi pembangunan, pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranatapranatanya. Menanamkan nilainilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, tanggungjawab adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan. Proses Pemberdayaan Untuk membangun masyarakat yang berdaya melalui empowerment paling tidak harus melalui tahap-tahap yang berjenjang. ( Pranarka et Prijono, 1886) menyebutkan proses pemberdayaan dapat dilakukan secara bertahap melalui tiga fase yaitu : a. Fase Inisial, adalah proses pemberdayaan berasal dari pemerintah oleh pemerintah. Masyarakat bersifat pasif, hanya melaksanakan apa yang direncanakan dan diinginkan oleh pemerintah. b. Fase Partisipatoris, proses pemberdayaan berasal dari pemerintah bersama masyarakat. Masyarakat telah dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembangunan menuju kemandirian. c. Fase Emansipatoris,proses pemberdayaan berasal dari rakyat, untuk rakyat dengan didukung oleh pemerintah bersama masyarakat. Masyarakat sudah dapat menemukan kekuatan dan mengaktualisasikan dirinya. Tidak ada yang diragukan tentang niat baik pemerintah membantu petani membangun KBR. Namun manakala dilaksanakan meniru Santa Claus, tentu tidak pas. Mengubah kondisi dari kurang menjadi lebih baik dengan melibatkan peran aktif masyarakat sebagai subyek, memberi kesempatan kepada rakyat untuk terlibat dalam proses pembangunan terutama dalam pengambilan keputusan adalah menjadi dasar yang utama (end).
*) Anggota Infokom, e-mail : endar228@yahoo.com

Biwan No 13/Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

15

FORUM
MENANAM POHON UNTUK KEHIDUPAN
Oleh : Alip Winarto, S. Hut., M. Si. *) Akhir-akhir ini gerakan untuk memotivasi semua pihak untuk go green semakin gencar. Beberapa program telah dilaunching oleh pemerintah melalui Departemen Kehutanan yang kemudian juga didukung oleh pemerintah daerah dan juga pihak-pihak lainnya. Kita semua terlalu sering diingatkan melalui berbagai desempatan bahwa sumber daya hutan kita telah mengalami penurunan kualitas dan kuantitas yang harus kita perbaiki bersama-sama. Pada 16 Desember 2009 lalu Gubernur Kalimantan Selatan dan sejumlah petinggi pemerintahaan di daerah melakukan penanaman secara simbolis dalam rangka mendukung program One Man One Tree di Kalimantan Selatan yang dipusatkan di Desa Ida Manggala, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Ini hanya salah satu momentum saja untuk mengggugah kesadaran semuah pihak bahwa menanam adalah sangat penting dalam rangka mendukung kehidupan yang berkualitas. Di level internasional juga muncul satu isu bahwa negara-negara maju yang merupakan sebagian besar negara industri sebagai penghasil CO2 terbesar harus komitmen untuk menghargai pepohonan/hutan yang menghasilkan O2 yang kemudian dikenal dengan carbon trade. Negeri ini yang memiliki kawasan hutan cukup luas sebenarnya memiliki potensi yang cukup baik untuk terlibat dalam carbon trade. Hal ini seharusnya juga memacu kita semua untuk mengembalikan sumber daya hutan kita yang memang sudah mengalami penurunan kualitas dan kuantitas dengan gerakan menanam baik dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan yang memungkinkan untuk dilakukan penanaman. H u t a n merupakan sebuah bioekosistem yang memainkan peran penting dalam m e n d u k u n g pembangunan ekonomi, sekaligus penyedia pelayanan berbasis lingkungan. Ibu-ibu ikut berperan serta dalam kegiatan Beberapa waktu lalu LSM internasional OBIT di Kalimantan Selatan ternama Green Peace pernah mengeluarkan pernyataan yang cukup memerahkan telinga. Bagaimana tidak, ketika itu Indonesia disebut-sebut direkomendasikan sebagai pemecah rekor perusak hutan tercepat di dunia. Seiring dinamika pembangunan di negeri ini, sumber daya hutan (SDH) memang telah mengalami penurunan dari kualitas dan kuantitas. Hal ini diakibatkan adanya akses terhadap SDH yang memang tidak bisa dihindarkan. Aktivitas tersebut di atas berlangsung secara legal dan illegal, untuk keperluan sektor kehutanan maupun nonkehutanan. Perlahan tapi pasti, keanekaragaman hayati yang dikandung hutan dihadapkan pada penurunan. Bahkan ada kekhawatiran suatu saat keanekaragaman hayati akan sampai pada ketegori paling kritis atau zero yaitu musnahnya spesies flora dan fauna. Fungsi ekonomi dan non ekonomi juga ikut hilang seiring musnahnya SDH. Tidaklah berlebihan kalau hutan kemudian sering disebut sebagai paru-paru dunia. Hutan menjadi salah satu komponen utama dalam mendukung siklus alami dan berbagai proses berlangsungnya kehidupan organisme di muka bumi ini. Dasar Ilmu Alam yang kita pelajari juga menegaskan, bahwa tumbuhan hijau adalah merupakan produsen oksigen. Meskipun banyak yang menyadari betapa pentingnya SDH, degradasi dan deforestasi dengan berbagai tujuan adalah sesuatu yang tidak mungkin terhindarkan. Sejak lama ahli

16 _____________________________________________________________________Biwan No 13/Tahun V I/ 2010

FORUM

menyatakan, hutan punya peran sangat penting dalam menjaga ketersediaan oksigen dan zat lain yang dibutuhkan organisme yang hidup di bumi. Berdasarkan uraian tersebut, tanaman hijau memiliki andil cukup besar dalam mendukung aktivitas kehidupan organisme di muka bumi. Hutan punya andil yang signifikan dalam menyuplai oksigen bagi seluruh organisme di muka bumi. Sementara manusia yang konon disebut sebagai organisme atau makhluk hidup paling beradab dan top manajement dalam pengelolaan SDH, memiliki peran kunci dalam menentukan keberlangsungan SDA. Manusia sebagai konsumen utama bisa saja menjadi penghancur utama (destroyer), atau sebaliknya pelindung SDH. Sebagai makhluk yang m e m i l i k i kemampuan berpikir dan bernalar, maka manusia menjadi komponen penentu dalam sebuah ekosistem. Baik buruknya eksosistem sangat ditentukan oleh perilaku manusia. Oleh karena itu, semestinya kita menunjukkan kepedulian dengan berperan aktif m e n j a g a berbagai siklus alam agar t e t a p berlangsung dengan azas alaminya dan keseimbangannya tetap terjaga. Kita bisa melakukan gerakan rehabilitasi dan konservasi hutan, mengurangi polusi udara dan air, penghematan pemanfaatan SDH, menanam pohon dan sebagainya. Upaya itu bisa dilakukan baik secara perorangan maupun kolektif. Upaya l e m b a g a pemerintah dan nonpemerintah yang selama ini mendorong, Hj. Hayatun Fardah (ketua PKK Prov. Kalsel) memfasilitasi dan menjadi teladan dalam dan Dharma Wanita Persatuan Dinas Kehutanan menyukseskan gerakan ini harus kita Prov. Kalsel menanam Pohon pada acara OBIT dukung sepenuh hati. 2010 di Kalsel. Seandainya, satu manusia di muka bumi ini melakukan g e r a k a n menanam pohon, cukup satu pohon. Berarti, satu manusia telah menyumbangkan sebuah mesin/produsen oksigen. Dengan asumsi di muka bumi ini terdapat sekitar lima miliar manusia, maka akan ada lima miliar pohon baru yang nantinya otomatis berfungsi sebagai penyuplai oksigen bagi semua organisme di muka bumi. Juga, seandainya saja hutan di muka bumi ini dipertahankan sekitar 40% dari luas daratan, pepohonan yang ditanam manusia dapat membuat kita sedikit bernafas lega. Satu pohon yang kita tanam itu, akan menghasilkan oksigen bersama pohon lainnya. Secara tidak langsung kita juga memberikan kontribusi nyata dalam memperbaiki kualitas lingkungan dan atmosfer, serta siklus air dan alam lainnya. Bahkan bukan itu saja. Secara ekonomis di masa akan datang, pohon itu dapat diambil manfaat ekonomisnya. Jadi, menanam pohon untuk kehidupan, mengapa tidak,

Biwan No 13/Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

17

LENSA BIWAN
PENCANANGAN ONE BILLION INDONESIAN TREES 2010 DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN OLEH MENTERI KEHUTANAN ZULKIFLI HASAN DI LAPANGAN MURJANI, KOTA BANJARBARU BULAN DESEMBER 2010

Musisi Iwan Fals menyerahkan bibit tanaman secara simbolis kepada Menteri Kehutanan menandai apresiasi kaum muda pada upaya pelestarian hutan dan lingkungan

Berlokasi di areal Tambang batubaru PT. Kalimantan Prima Persada Kabupaten Tapin, Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Selatan dan Dharmawanita Persatuan ikut berpartisipasi aktif pada kegiatan penanaman satu milyar pohon tanggal 30 November 2010

Hutan dan pepohonan menyediakan oksigen gratis untuk kita setiap hari. Sungguh layak bila kita berinfak untuk kelestarian hutan kita.

18 _____________________________________________________________________Biwan No 13/Tahun V I/ 2010

LENSA BIWAN
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Selatan, ibu Hajah Hayatun Fardah Rudy Ariffin ikut aktif pada pencanangan One Billion Indonesian Trees beserta ibuibu PKK dan Dharmawanita Persatuan

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten ibu Hajah Elin Idis Nurdin Halidi ikut aktif pada pencanangan One Billion Indonesian Trees beserta ibuibu PKK dan Dharmawanita Persatuan

Iwan Fals menghibur fans fanatiknya di Lapangan Murjani Kota Banjarbaru, sekaligus memeriahkan pencanangan One Billion Indonesian Trees di Provinsi Kalimantan Selatan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan

Biwan No 13/Tahun VI/ 2010____________________________________________________________________

19

20 _____________________________________________________________________Biwan No 13/Tahun V I/ 2010

Anda mungkin juga menyukai