Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGANTAR INDUSTRI KIMIA Industri Minyak Sawit

oleh Arbhy Indera Ikhwansyah Elia Simanjuntak Juliana Rizki Meilano Azhari Akbar Wahyu Okta Rinanda

JURUSAN TEKNI KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2010

KATA PENGANTAR

Seperti diketahui bersama bahwa Indonesia mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit. Bila ditinjau dari segi produktivitas, Indonesia dari tahun 2006 sudah mengalami peningkatan dan mengalahkan produktivitas Malaysia. Ini memperlihatkan efisiennya pengolahan kelapa sawit di Indonesia selama ini. Dengan melihat kondisi potensi lahan, industri minyak kelapa sawit, pasar hasil industri kelapa sawit baik dalam negeri maupun luar negeri serta membandingkannya dengan nilai perdagangan kelapa sawit Indonesia dan dunia, buku ini menyajikan paket informasi berkaitan dengan minyak kelapa sawit.Unsur-unsur penunjang perekonomian nasional seperti sektor perkebunan, industri minyak kelapa sawit. Paket informasi ini serta menggunakannya sebagai referensi pengembangan bisnisnya pada bidang masingmasing. Semoga dengan adanya Paket Informasi kelapa sawit ini bisa menambah khasanah informasi bagi para stake holder dalam menunjang pengembangan industri kelapa sawit nasional.

Pekanbaru, November 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... BAB II PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT ............................... 1. Stasiun Penerimaan TBS.................................................................. a. Jembatan Timbang (Weight Bridge) .................................... b. Loading Ramp ...................................................................... c. Alat Penarik (Capstan) ......................................................... d. Lori Buah (Fruit Cages) ...................................................... e. Jaringan Rail (Rail Track) .................................................... f. Transfer Carriage System ..................................................... 2. Stasiun Rebusan (sterilizer station) .................................................. 3. Stasiunn Penebahan (Threshing Station) ......................................... 4. Stasiun Pembakaran Janjangan Kosong (Incenerator Station) ........ 5. Stasiun Pengempasan (Pressing Station) a. Fruit Elevatot dan Distributing Conveyor ............................ b. Digester (Ketel Aduk) ........................................................... c. Screw Press ........................................................................... 6. Stasiun Pemurnian ............................................................................ a. Sand Trap Tank .................................................................... b. Vibrating Screen ................................................................... c. Crude Oil Tank ..................................................................... d. Clarifier Tank ....................................................................... e. Wet Oil Tnk .......................................................................... f. Sludge Tank .......................................................................... g. Sand Cyclone ........................................................................ h. Buffer Tank .......................................................................... 6 7 7 8 8 8 8 8 9 9 9 9 i ii 1 3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 6

i. Decanter ................................................................................ j. Oil Purrifier ........................................................................... k. Vacuum Dryer ...................................................................... l. Srtorage Dryer ....................................................................... m. Collecting Tank ................................................................... n. Fat Fit ................................................................................... 7. Stasiun Pengolaha Biji (Karnel Station) .......................................... a. Cake Breaker Conveyor (CBC) ............................................ b. Depericarper ......................................................................... c. Polishing Drum ..................................................................... d. Secondary Depericarper ....................................................... e. Ripple Mill............................................................................ f. Shell Winower ...................................................................... g. Hidrocyclone ........................................................................ h. Karnel Drying (Pengering Inti ) ........................................... i. Bunker Karnel ....................................................................... j. Diagram Proses Pengolahan Sawit........................................ k. Diagram Prtoses Pengolahan Sawit (secara ringkasi) ......... BAB IV MANFAAT SAWIT ........................................................................ a. Daging Buah ......................................................................... b.Biji ......................................................................................... c.Tandan Kosong ...................................................................... d.Ampas.................................................................................... e.Batang Pohon......................................................................... BAB V KESINPULAN ................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

9 10 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11 11 12 12 12 13 14 15 15 15 15 16 16 17 18

Bab I Pendahuluan Perkembangan Industri Kelapa Sawit Indonesia selama periode 20 tahun terakhir (1985-2005) sangat pesat dimana terjadi penambahan luas kebun mencapai lima juta hektare atau meningkat 837%. Masa depan industri kelapa sawit sangat cerah. Kontribusi minyak sawit terhadap ekspor nasional mencapai 6%. Komoditas ini juga nomor satu dari produksi Indonesia, dengan share 8%. Jumlah nilai ekspor minyak sawit pada 2004 terhadap nilai ekspor non migas mencapai 8% atau sebesar US$54 miliar. Selama 2005, minyak sawit menjadi minyak makan terbesar di dunia. Konsumsi minyak sawit dunia mencapai 26% dari total konsumsi minyak makan dunia. Begitu juga dengan pertumbuhannya, yang mencapai 9%, lebih tinggi dibandingkan minyak soya. Pasokan crude palm oil (CPO) untuk produksi dalam negeri meningkat menjadi 12,8 juta ton pada 2005, bila dibandingkan dengan 12,5 juta ton pada 2004. Pada 2010 diperkirakan perkebunan kelapa sawit dapat menyerap hingga 500.000 tenaga kerja dan menghasilkan 2,7 juta TBS (tandan buah segar) per tahun. Komposisi kepemilikan kebun kelapa sawit adalah 57% swasta, 30% perkebunan rakyat, dan 13% perkebunan negara keterangan dari Wakil Presiden Direktur PT Smart Tbk. Tan Siauw Liang, pada diskusi Strategi Perkebunan Nasional di Dalam Kompetisi Global: Tantangan dan Peluang. Managing Director SMART Simon Lim menjelaskan bahwa perseroan terus menambah jumlahlahan perkebunan minimal 5.000 ha setiap tahunnya. Arifin Panigoro dari Medco mengakui bahwa pengembangan kebun kelapa sawit tidak gampang dan memiliki keterbatasan, misalnya satu tahun hanya bisa dibuka 5.000 ha dan maksimal 10.000 ha. Kecenderungan penggunaan bio fuel sebagai alternatif pengganti fossil fuel memberikan alternatif penggunaan baru yang pada akhirnya akan meningkatkan kebutuhan dunia akan minyak sawit. Beberapa perusahaan besar yang siap mengembangkan bio fuel antara lain Medco agribisnis [melalui anak perusahaan Meta Epsi Agro (MEA), PT Ciptatani Kumai Sejahtera melalui pola Inti - Plasma, PT Sabuk Mas Abadi, Astra Agro, Itochu, Bakrie Sumatra, Wilmar International Holding, Elnusa dan SMART - sumber: Investor Indonesia Anak perusahaan PT Indofood Sukses

Makmur Tbk, PT Salim Ivomas Pratama, segera merealisasikan pembelian 60% saham Rascal Holdings Ltd (Rascal). Rencana akuisisi tersebut meliputi lahan perkebunan kelapa sawit milik Rascal seluas 85.500 hektare (ha) atau senilai Rp 125 miliar. Rascal memiliki saham pada tiga perusahaan,yaitu PT Mentari Subur Abadi (MSA), PT Swadaya Bhakti Negaramas (SBN), dan PT Mega Citra Perdana (MCP). Kebun sawit yang akan diakuisisi tersebut berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah.

Bab II Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah tandan buah segas (TBS). Minyak kelapa sawit (Palm Oil) berasal dari serabut kelapa sawit, sedangkan minyak inti sawit (Palm Kernet Oil) berasal dari inti buah kelapa sawit. CPO atau minyak sawit mentah didapat dari hasil pengepresan serabut (fiber) kelapa sawit.Untuk mendapatkan minyak kelapa sawit yang berkualitas baik, diperlukan proses panjang dan kontrol yang cermat. Mulai dari pengangkutan tandan buah segar (TBS) dari kebun ke pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingan lain. Secara garis besar, Proses Pengolahan Kelapa sawit melalui tahap tahap: 1. Stasiun Penerimaan TBS (fruit Reception Station) 2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station) 3. Stasiun Penebahan (Threshing Station) 4. Stasiun Pembakaran Jajangan Kosong (Incenerator Station) 5. Stasiun Pengepressan (Pressing Station) 6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) 7. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station) Berikut ini akan diuraikan mengenai tahapan tahapan tersebut: 1. Stasiun Penerimaan TBS Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan TBS dari kebun. Kualitas minyak kelapa sawit yang baik adalah dihasilkan dari kualitas yang baik. Stasiun penerimaan buah adalah stasiun pertama yang paling menentukan hasil pabrik. Bila operasi di stasiun penerimaan buah sudah tidak baik, maka tujuan dan tugas pabrik dapat dinyatakan gagal. Pada stasiun ini terdapat beberapa peralatan, yaitu:

a.

Jembatan Timbang (Weight Bridge) Jembatan Timbang (Weight Bridge) berfungsi untuk menimbang berapa banyak

TBS yang masuk ke dalam pabrik. Selain itu, jembatan timbang juga berfungsi untuk Menimbang minyak kelapa sawit dan kernel yang dipasarkan.

b.

Loading Ramp Loading ramp adalah tempat penerimaan buah di dalam pabrik yang berfungsi : Sebagai tempat penerimaan dan pensortasian Sortasi dilakukan untuk mengontrol mutu TBS yang akan diolah dan untuk mengetahui sejauh mana kualitas buah dari TBS yang dihasilkan oleh pihak kebun. Mengurangi kadar kotoran TBS, seperti pasir, batu, kelopak buah, dan lain lain. Memudahkan pengisian TBS kedalam lori buah.

c.

Alat Penarik (Capstan) Fungsi capstan adalah untuk menarik lori keluar dan masuk sterilizer.

d.

Lori Buah (Fruit Cages) Dari loading ramp, TBS diisikan kedalam lori lori yang terbuat dari besi plat dan

mempunyai lubang lubang kecil yang berfungsi untuk meratakan distribusi steam dan pengeluaran air kondensat.

e.

Jaringan Rail (Rail Track) Rail Track adalah sebagai fasilitator untuk pergerakan lori dari dank e loading

ramp, transfer carriage dan rebusan. Lori berisi TBS ditarik kedalam sterilizer untuk diteruskan kepengolahan berikutnya.

f.

Transfer Carriage System Fungsi transfer carriage system adalah : Memindahkan lori berisi TBS ke jalur rebusan Memindahkan lori kosong ke jalur loading ramp.

2. Stasiun Rebusan (Sterilizer Station) Lori yang telah berisi TBS dimasukkan kedalam sterilizer untuk proses perebusan. Sterilizer merupakan bejana tekan yang menggunakan uap dengan tekanan sekitar 3.5 kg/cm2 dan dilengkapi dengan pintu (depan dan belakang). Proses perebusan adalah menggunakan panas uap untuk merebus TBS dengan cara perpindahan panas, yaitu : 1. Perpindahan secara konveksi, yaitu dari uap ke fruitlet 2. Perpindahan secara konduksi, yaitu panas masuk ke dalam kernel dan lapisan dalam buah Pada stasiun ini, buah serta lorinya direbus dalam tempat rebusan dengan mengalirkan / menekankan uap panas selama 60 menit ke dalam tempat rebusan. Suhu uap yang digunakan adalah 125 0C dan tekanan dalam ruang sterilisasi 2,5 atmosfir. Adapun tujuan perebusan TBS : Menonaktifkan enzym-enzym (lipase) yang dapat menyebabkan

kenaikan ALB (asam lemak bebas), karena enzym lipase non aktif pada suhu 45 derajat celcius Memudahkan proses pelepasan fruitlet (brondolan) dari janjang Mengkondisikan daging buah, sehingga sel minyak dapat terlepas untuk diekstraksi di stasiun press dan dimurnikan di stasiun klarifikasi. Mengurangi kadar air pada biji, sehingga memudahkan pemecahan dan menaikkan efisiensi pemecahan Untuk memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya. Untuk mengkoagulasikan protein sehingga proses pemurnian minyak lebih mudah. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses perebusan ini adalah sebaiknya perebusan jangan terlalu lama dan jangan terlalu cepat. Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan minyak. Sebaliknya, perebusan yang terlalu cepat menyebabkan semakin banyak buah yang tidak lepas dari tandannya.

3. Stasiun Penebahan (Threshing Station) Stasiun penebahan merupakan stasiun setelah proses perebusan. Stasiun ini berfungsi untuk melepaskan/ mengeluarkan/ memisahkan buah dari tandan atau

janjangan. Lori yang berisikan TBS masak dituangkan ke dalam automatic feeder. Automatic feeder (pengumpan otomatis) adalah alat yang berfungsi untuk mengatur pemasukan buah yang akan ditebahkan ke dalam thresher. Di thresher terjadi pemisahan brondolan dengan janjangan kosong. Janjangan kosong akan masuk pada horizontal Empty Bunch Conveyor, sedangkan brondolan jatuh melalui kisi kisi thresher dan masuk ke Conveyor janjangan. Below Thresher, yang kemudian diteruskan ke fruit elevator untuk dinaikkan ke Top Cross Conveyor dan kemudian masuk ke Disgester.

4. Station Pembakaran Janjangan Kosong (Incenerator Station) Tandan buah kosong yang sudah tidak mengandung buah diangkut oleh horizontal Empty Bunch Conveyor ke tempat pembakaran (incinerator) sampai menjadi abu yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap yang digunakan dalam proses sterilisasi. Sisa pembakaran berupa abu yang mengandung 30% K2O, yang digunakan untuk pemupukan Kalium di kebun. Sebagian tandan kosong digunakan sebagai bahan mulsa. Incenerator dilengkapi dengan : Pintu masuk janjangan kosong Cerobong asap Celah celah pada bagian bawahnya Pintu tempat pengeluaran abu, tempat masuknya udara untuk memperlancar pembakaran.

5. Stasiun Pengempaan (Pressing Station) Berondolan yang terpisah dari janjangan (tandan) selanjutnya akan di proses pada stasiun pengempaan (Press Station). Tujuan utama proses pengempaan adalah untuk mengeluarkan minyak dari buah. Press station terdiri dari beberapa unit peralatan, yaitu: a. Fruit Elevator dan Distributing Conveyor Alat ini berfungsi untuk membawa buah yang telah dipipil atau ditebas menuju ketel aduk atau digester guna mempersiapkan proses pelumatan buah. b. Digester (Ketel Aduk) Fungsi Digester :

10

Melepaskan sel - sel minyak dari daging buah dengan cara mencabik dan mengaduknya Memisahkan daging buah dengan nut dan Menghomogenkan massa

brondolan/fruitlet sebelum diumpan ke press. Mempertahankan temperatur massa campuran fruitlet agar tetap pada suhu 90 - 95 derajat celcius , untuk dapat menghasilkan pengutipan minyak yang efektif pada proses pengepresan. Hal hal yang perlu diperhatikan pada digester : Pelumatan (peremasan) buah harus baik, maksudnya daging buah dengan sempurna terlepas dari bijinya Temperatur digester harus tetap dijaga yaitu antara 90 100oC Pisau pisau pengaduk harus pada kondisi baik, jika aus segera diganti.

c. Screw Press Fungsi alat pengempa (Screw Press) adalah untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (mesocarp) dan biji (nut). Proses pengempaan bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak dan melarutkan sisa-sisa minyak yang terdapat di dalam ampas. Proses pengempaan dilakukan dengan melakukan penekanan dan pemerasan pulp yang dicampur dengan air yang bersuhu 95o C. Prinsip kerja screw press adalah menekan bahan lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak akan keluar lewat lubang lubang tabung. Minyak dari screw press ditampung oil gutter dan dialirkan ke sand trap tank sedangkan ampas press di umpan ke Cake Breaker Conveyor (CBC) untuk diproses lebih lanjut.

6. Stasiun Pemurnian (Clarification Station) Cairan yang dihasilkan dari stasiun pengempaan pada awalnya ditampung pada crude oil gutter (talang minyak). Selanjutnya minyak akan dikirim ke stasiun pemurnian. Stasiun ini merupakan stasiun terpenting di dalam usaha memperkecil kehilangan minyak (oil losses). Peralatan utama yang digunakan :

11

a. Sand Trap Tank Minyak yang berasal dari screw press ditampung dalam oil gutter. Selanjutnya minyak tersebut dialirkan ke sand trap tank untuk mengendapkan pasir pasir yang terikut secara gravitasi. Minyak yang telah terpisah dengan pasir selanjutnya akan dialirkan ke ayakan getar (vibration screen).

b. Vibrating Screen Minyak kasar dari sand trap tank dipompakan ke vibrating screen untuk memisahkan kotoran yang bukan padatan/ non oil solid (NOS) yang masih terbawa oleh minyak dimana kotoran dikembalikan ke digester sedangkan minyak ditampung pada crude oil tank. Fraksi yang dipisahkan dalam ayakan getar ini adalah : Pasir dan tanah yang berasal dari panenan Serat atau ampas yang terikut dalam minyak

c. Crude Oil Tank Alat ini berfungsi untuk mengendapkan partikel partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar (vibrating screen). Di dalamnya terjadi proses pemanasan dengan menggunakan coil pemanas yang bertujuan untuk memprtahankan suhu pada 90o C.

d. Clarifier Tank Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke clarifier tank setelah melalui distributing tank untuk proses sentrifusi. Prinsip dari proses pemurnian minyak di tangki pemisah (clarifier tank) adalah melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air. Tangki ini berupa dua ruangan bersekat untuk memisahkan minyak pada bagian atas tangki dan sludge di bagian bawah tangki. Minyak yang mengalir dari atas dipompakan oleh skimmer menuju wet oil tank sedangkan bagian bawah dipompakan menuju sludge tank.

12

e. Wet Oil Tank WO Tank merupakan tempat penampungan minyak yang berasal dari clarifier tank yang untuk selanjutnya akan dipompakan pada oil purifier.

f. Sludge Tank Sludge tank berfungsi sebagai penampung sludge dari clarifier yang masih mengandung minyak sekitar 7 9 %.

g. Sand Cyclone Alat ini berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dan padatan yang mungkin masih terdapat pada minyak yang berasal dari sludge tank. Alat ini terbuat dari logam yang dapat memisahkan lumpur/ pasir secara grafitasi dan ditempatkan pada pipa aliran antara sludge tank dengan sand tank yang kemudian dialirkan menuju buffer tank.

h. Buffer Tank Buffer tank berfungsi untuk menampung minyak yang berasal dari sludge tank untuk diteruskan ke decanter. Letaknya disamping Hot Water Tank yaitu wadah yang berisikan air panas yang diperlukan untuk menambah kebutuhan air pengenceran disamping air kondensat, dan untuk pencucian decanter dan purifier.

i. Decanter Decanter merupakan peralatan untuk menjernihkan minyak dari buffer tank, dimana crude oil dipisah menjadi solid, light phase (oil), dan heavy phase (sludge). Solid akan jatuh pada decanter solid conveyer dan diangkut keluar pabrik untuk dijadikan pupuk. Minyak yang terdapat pada sludge dipompakan ke crude oil tank melalui oil recovery tank. Light phase (oil) dialirkan ke wet oil tank menuju oil purifier untuk dimurnikan dari Lumpur yang masih ada. j. Oil Purifier Berfungsi untuk memisahkan minyak dengan air dan kotoran kotoran halus yang masih ada di dalam minyak.

13

k. Vacuum Dryer Minyak yang terpisah oleh tekanan dari oil purifier akan naik ke vacuum dryer untuk dikeringkan kandungan airnya dengan system pengapan hampa. Pemisahan air dari minyak dalam vacuum dryer dipengaruhi oleh suhu minyak, kehampaan udara dan interaksi suhu minyak dengan kehampaan.

l. Strorage Tank Storage tank merupakan tangki penimbunan minyak sementara sebelum dikirim ke konsumen. Tangki ini dilengkapi dengan alat pemanas dimana agar kondisi minyak tetap berkualitas baik.

m. Collecting Tank Colleting tank berfungsi untuk menampung minyak yang over flow dari semua tangki. Alat ini terletak di lantai bawah sehingga mudah menampung minyak yang berlebih tersebut.

n. Fat Pit Di dalam fat pit ini dilakukan pengutipan minyak untuk mengurangi banyaknya minyak yang hilang pada buangan akhir. Minyak hasil kutipan ini dikumpulkan di recovery tank.

7. Station Pengolahan Biji (Kernel Station) Pada stasiun ini biji yang tidak dipakai untuk mendapatkan minyak akan diolah sehingga dapat menjadi barang produksi. Peralatan yang digunakan dalam stasiun pengolahan biji ini :

a. Cake Breaker Conveyor (CBC) CBC berfungsi sebagai pemecah cake yang bergumpal dari pressan, sehingga serat dan biji dapat dipisahkan.

14

b. Depericarper Depericarper berfungsi untuk memisahkan ampas dan biji yang telah terurai pada CBC, dimana terjadi pemisahan fraksi ringan dan fraksi berat. Fraksi ringan akan keluar melalui bagian atas menuju shell hopper untuk dijadikan bahan bakar boiler. Fraksi berat diolah dengan Polishing Drum. Pada depericarper ampas buah yang masih mengandung serabut dan biji diaduk dan dipanaskan sampai keduanya terpisah. Selanjutnya dilakukan pemisahan secara pneumatis. Serabut selanjutnya dibawa ke boiler, sedangkan biji disalurkan ke dalam nut cleaning atau polishing drum. Tujuannya adalah agar biji bersih dan seragam.

c. Polishing Drum Polishing Drum berfungsi menghilangkan serat serat yang asih melekat pada biji yang dapat mengganggu jalannya proses pemecahan biji pada Nut Creaker.

d. Secondary Depericarper Serat yang telah dipisahkan dari biji pada polishing drum akan diteruskan ke secondary depericarter, sehingga biji akan jatuh ke ripple mill.

e. Ripple Mill Ripple Mill berfungsi untuk memecahkan biji. Pada Ripple Mill, biji akan dipecah menjadi kernel (inti) dan cangkang (shell).

f. Shell Winower Shell Winower berfungsi untuk memisahkan cangkang dari kernel.

g. Hydrocyclone Hydrocyclone berfungsi untuk mengutip kernel dari cracked mixture terutama broken kernel.

15

h. Kernel Drying (pengering inti) Kernel drying berfungsi untuk menurunkan kandungan air dengan menghembuskan udara panas dan keluar dari lubang lubang yang sudah ada, sehingga pengeringan inti setiap lapisan terjadi dengan baik.

i. Bunker Kernel Bunker kernel berfungsi untuk penyimpanan kernel produksi sebelum dipasarkan atau dikirim pada proses lebih lanjut.

16

j. Diagram Proses Pengolahan Sawit

Fresh Fruit Bunches

Weight Bridge Loading Ramp Sterilizer Thresher Digester


Janjangan Kosong

Bak Penampungan

Biji - Ampas

Screw Press

Crude Oil Sand Trap Tank

Depericarper
Nut Polishing Drum

Vibrating Screen

Ripple Mill LTDS


Minyak + Sludge Kernel Separating Drum

CO Tank Clarifier Tank


Minyak

Sludge Tank Sand Cyclone

Oil Tank Oil Purifier Float Tank Vacuum Dryer Strorage Tank

Hidrocyclone Kernel Dryer Buffer Tank Bunker Kernel Decanter

Boiler
Solid Bak Penampung Oil

CPO Despat

Recycle Tank Sludge Pit


Efluent Treatment

17

k. Diagram Proses Pengolahan Sawit (secara ringkas)

18

BAB IV Manfaat kelapa sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki beberapa kegunaan di antaranya: A. Daging buah 1. Minyak sawit (CPO) Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku untuk industri : B. Biji 1. Inti sawit Inti sawit yang menghasilkan minyak inti sawit (KPO) digunakan sebagai bahan kosmetika, minyak goreng, salad oil dan oleokimia. bungkil : makanan ternak dan pupuk Pangan : minyak goreng, margarin, lemak kue, dan lain lain Oleokimia : stearin, sabun, asam lemak, detergen, pelumas, dan kosmetik

2. Sabut Bahan bakar boiler Bahan baku pulp kertas

3. Sludge Makanan ternak Sabun Pupuk

2. Cangkang Cangkang atau tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan baker, yaitu arang aktif yang biasa digunakan dalam industri kesehatan. Arang, karbon aktif Bahan pengis

C. Tandan Kosong Tandan kosong digunakan sebagai bahan bakar ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk kalium. D. Ampas Ampas lumatan daging buah digunakan untuk bahan baker ketel uap.

19

E. Batang pohon Batang pohon digunakan sebagai bahan kontruksi dan sumber energi

20

Bab V Kesimpulan

Kelapa sawit merupakan penghasil minyak yang penting dan pengolahannya memerlukan proses yang panjang serta control yang cermat, agar didapat hasil dengan kualitas yang baik. Dalam pengolahannya kelapa sawit melewati 7 tahapan proses : 1. Stasiun Penerimaan TBS (fruit Reception Station) 2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station) 3. Stasiun Penebahan (Threshing Station) 4. Stasiun Pembakaran Jajangan Kosong (Incenerator Station) 5. Stasiun Pengepressan (Prssing Station) 6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) 7. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station) Setelah melewati 7 tahap ini maka akan didapat minyak kelapa sawit dan hasil samping. Minyak kelapa sawit didapat dari pengolahan daging buah. Sebenarnya kelapa sawit memiliki banyak kegunaan. Setiap bagian dari kelapa sawit memiliki kegunaannya masing masing. Daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit, sabut dan sludge.Biji sawit terdiri dari Inti sawit dan cangkang. Inti sawit menghasilkan minyak inti sawit (KPO) dan bungkil. Sedangkan cangkang digunakan sebagai bahan bakar, arang, dan bahan pengisi. Tandan kosong digunakan sebagai bahan baker ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk kalium. Ampas lumatan daging buah digunakan untuk bahan baker ketel uap. Batang pohon digunakan sebagai bahan kontruksi dan sumber energi

21

Anda mungkin juga menyukai