Anda di halaman 1dari 5

SANTY KUSNO HANDOYO 25010110120073/ RI-A.2 1. REVIEW DASAR EPIDEMIOLOGI 1.

1 Aspek epidemiologi penyakit Cuaca Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi. Vektor Organisme hidup yang dapat menularkan agent penyakot dari satu hewan ke hewan lain atau ke manusia. Reservoir Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen sementara hewan itu sendiri tidak terkena penyakit Geografis Terjadinya suatu insidensi suatu penyakit tergantung daerah geografis tempat reservoir dan vektor berada. Perilaku manusia Interaksi antar manusia serta kebiasaan manusia yang memiliki perilaku yang buruk terhadap lingkungan menyebabkan pengaruh timbulnya suatu penyakit. 1.2 Agen penyakit infeksi Agent penyakit infeksi tediri dari : virus, bakteri, jamur, dan parasit 1.3 Host-agent relation Hubungan antara Host dan Agent saling berkaitan, hal ini bisa tergambarkan dalam Segitiga Epidemiologi (Epidemiologic Triangle). Dimana Host adalah Semua faktor yang ada pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan penyakit. Misalnya: Keturunan, umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, dsb. Sedangkan Agent adalah suatu substansi atau elemen makhluk hidup/bukan makhluk hidup yang kehadirannya /ketidakhadirannya dapat menimbulkan /mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Sehingga jika terjadi perubahan pada salah satu faktor/komponen akan mengubah keseimbangan dan apabila agent telah masuk ke dalam tubuh host, maka akan menyebabkan gangguan pada diri host tersebut.

1.4 Mekanisme transmisi Dalam garis besarnya, mekanisme transmisi mikroba patogen ke pejamu yang rentan (suseptable host) melalui dua cara: 1. Transmisi langsung (diret transmission) Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari pejamu. Sebagai ontoh adalah adanya sentuhan, gigitan, iuman atau adanya droplet nulei saat bersin, batuk, berbiara, atau saat transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi mikroba patogen.

2. Transmisi tidak Iangsung (indiret transmission) Penularan mikroba patogen yang memerlukan adanya media perantara, baik berupa barang/ bahan, air, udara, makanan/minuman, maupun vektor. 1.5 Latar belakang pemberantasan penyakit Sejak dahulu kala penyakit menular telah timbul, dan berefek pada kesehatan manusia terganggu. Ditambah lagi dengan sifat-sifatnya yang khas, yaitu : mudah menular, frekuensi penderitanya cepat meningkat, dapat menyebabkakan kematian yang tinggi di masyarakat. Untuk mempertahankan hidup dan mengurangi penderitaan, manusia berusaha untuk meuhynangani penderita penyakit-penyakit yang bersangkutan, dengan memberi obat dan mengisolasinya.Usaha ini dikenal dengan istilah tindakan medis (klinis), namun akibat berkembangnya zaman yang semakin maju seimbang dengan peningkatan penularan penyakit yang semakin berkembang, maka tindakan medis dirasa kurang. Berdasarkan keadaan tersebut kemudian manusia manusia berusaha menempuh jalan lain, yaitu mencegah penyakit daripada mengobatinya. Maka timbulah suatu usaha baru yaitu program PENCEGAHAN dan PEMBERANTASAN PENYAKIT. Usaha dirasakan masyarakat sangat bermanfaat karena menjadi pioner pertama secara menyeluruh yang terus berkembang sampai sekarang ini dalam mengatasi gangguan kesehatan pada masyarakat. Pengetahuan pemberantasan penyakit dibagi menjadi 2, yakni: Dasar-dasar pemberantasan penyakit dan Program pemberantasan penyakit. 1.6 Sejarah perkembangan pemberantasan penyakit di Indonesia Dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Saat itu masih dilakukan oleh pemerintah penjajahan Belanda pada abad ke 16 peristiwa upaya pemberantasan dianggap sebagai sejarah mula perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Pada tahun 1935-1950 : Program pemberantasan penyakit semakin maju, berupa penemuan Arsfenamin(untuk sifilis), Kinine(untuk malaria), Triparsamid( untuk penyakit tidur), ditemukan juga Vaksin cacar dan difteri. Pada tahun 1940-an : penemuan obat Sulfonamid dan penisilin serta antibiotika lain Penemuan insektisida sintetis (DDT serta HCH) untuk memberantas vektor secara murah dan efektif. Pada tahun 1945 : Program pemberantasan penyakit menular berkembang dimanamana sehingga timbul konsep kontrol dan eradikasi. 1.7 Istilah-istilah penting : Pemberantasan : menangani penyakit di masyarakat secara menyeluruh ( baik penderita, orang sehat, lingkungan dan sebagainya), dan yang hilang hanya agent dari host yang ditularkan. Eliminasi : Salah satu usaha dalam pemberantasan suatu penyakit, yang bertujuan untuk mengurangi penularan penyakit tersebut. Pengendalian : Suatu usaha dalam penanganan penyebaran penyakit, dengan meggunakan metode atau cara-cara pemberantasan penyakit. Kontrol : Hampir sama dengan pemberantasan, namun sifatnya lebih teknis . 2. TINJAUAN UMUM TENTANG MENGONTROL PENYAKIT MENULAR 2.1 Tujuan Pemberantasan Penyakit Tujuan Pemberantasan Penyakit secara Umum, ialah:

a. Mengurangi/ mengeliminasi jumlah penderita sehingga penularan menjadi berkurang pula, penularan rendah b. Menurunkan jumlah carier dan sumber bukan manusia sampai tingkat serendah mungkin c. Meningkatjkan daya tahan dan kekebalan masyarakat, khususnya terhadap penyakit menular d. Menurunkan jumlah vektor sampai tingkat yang menyulitkan penularan e. Menangani lingkungan supaya tidak membantu menjadi tempat penularan penyakit f. Mencegah timbulnya penyakit non menular sampai tingkat serendah mungkin g. Menggerakkan masyarakat supaya turut serta mencegah dan memberantas penyakit h. Memonitor tngkat penyakit dan penularannya sepanjang waktu 2.2 Ruang Lingkup a. Lingkup materi Dalam lingkup materi terdiri dari penyakit yang perlu diperhatikan, yakni Penyakit menular, penyakit non menular, dan penyakit-penyakit yang belum diprogramkan oleh bidang lainnya, seperti KIA,UKS, Kesehatan kerja. b. Lingkup masalah Adalah penyakit yang biasanya lebih diperhatikan karena banyak menimbulkan kerugian yang disebabkan : Angka kematian cukup tinggi Menimbulkan kecacatan yang cukup berat Frekuensinya di masyarakat sangat tinggi Mempunyai kecenderungann yang meningkat. c. Lingkup kegiatan Ruang lingkup yang meliputi perantara penyakit, monitoring, dan administratif. d. Lingkup waktu Meliputi kegiatan jangka panjang yaitu terhadap penyakit-penyakit yang bersifat endemis,dan ditangani dengan program pemberantasab penyakit, sedangkan kegiatan jangka pendek, yaitu ditujukan terhadap wabah/epidemi/KLB. e. Lingkup metode Adalah ruang lingkup yang biasanya untuk deteksi dan pengobatab penderita menggunakan metode yang lebih sederhana dibanding kegiatan klinis, tetapi masih efektif dan efisien. Metode yang perlu diperhatikan ialah menganggap penderita sebagai bagian dari masyarakat dan objeknya ialah masyarakat secara menyeluruh bukan hanya sekelompok penderita. 2.3 Sistematika pemberantasan a. Berdasarkan menular-tidaknya penyakit yang bersangkutan : Pemberantasan penyakit menular, hanya meliputi penyakit-penyakit yang dapat ditularkan baik secara langsung maupun tidak

Pemberantasan penyakit non menular, meliputi penyakit-penyakit yang tidak dapat ditularkan seperti, kecelakaan, keracunan,dsb.

b. Berdasarkan waktu perjalanan penyakit secara alami : Pemberantasan penyakit akut, yaitu penyakit-penyakit yang massa inkubasinnya pendek dan sakitnya juga tidak lama. Umumnya penyakit tersebut lebih parah, tetapi cepet sembuh atau cepat berakhir dengan kematian. Pemberantasan penyakit kronis, biasanya meliputi penyakipenyakit yang perjalanannya cukup lama, dan penderita umumnya tidak terlalu parah.

c. Berdasarkan cara penularannya (khusus penyakit menular) : Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat udara Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat serangga Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat makanan Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat kontak Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat darah.

2.4 Ilmu-ilmu yang terkait a) Ilmu penyakit umum, yaitu ilmu tentang penyakit secara medis pada umumnya. b) Ilmu-ilmu Pre-klinik, yaitu ilmu-ilmu seperti mikrobiologi, parasitologi. Ilmu ini berhubungan erat denga pemberantasan penyakit c) Ilmu administrasi, administrasi kesehatan merupakan pengetahuan utama dalm melaksanakan tiap program pemberantasan. d) Epidemiologi, ilmu yang memberikan sumbangan terbesar dalam pemberantasan penyakit karena digunakan untuk menganalisa masalah-masalah yang timbul juga memberikan pengarahan untuk jalannya program. e) Ilmi-ilmu kesehatan masyarakat, antara lain kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan,memberikan sumbangan metodologik dalam melaksanakan tindakantindakan tertentu yang biasanya harus dilaksanakan. f) Ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, psikologi sosial, ekonomi,dsb. Terutama pengetahuan dan metode nya telah diorientasikan khusus pada bidang kesehatan masyarakat. 2.5 Manfaat pemberantasan penyakit Mudah untuk mempelajari program-program pemberantasan penyakit satu per satu Mudah untuk mengetahui dan mengadakan penyesuaian dengan perubahan-perubahan kebijaksanaan yang biasanya dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi dan pengetahuan yang ada Metode berfikirnya dapat diterapkan dalam menghadapiu program-program yang lain diluar pemberantasan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai