Anda di halaman 1dari 1

KOMUNITAS

#4 | APRIL 2011 |
HALAMAN

14

KEGIATAN

SUARA WARGA
Kirimkan surat pembaca, pendapat, kritik, dan saran Anda via e-mail: suaragading@tempo.co.id dan pesan pendek (SMS) ke 021-70293020

Mengasah Kreativitas Melalui Kompetisi Robot Junior


ARIF FADILLAH (TEMPO)

Kisruh Parkir di Gading Nias Residence

PEMENANG:
Juara Mosaic 1D Diero Arga Purnama Juara Mosaic 2D Samuel Sven Juara Mosaic 3D Igor Epifanio Alkhalifa Juara Elementary Lazuardi Azkha Rangkuti Juara Junior Reynaldi Setiadi Juara Senior M. Yusuf Ibrahim

Berbagai kategori dilombakan dari usia 5 tahun sampai 18 tahun.

jang tahunan Jakarta Junior Robotic Competition (JJRC) kembali digelar. Acara yang diadakan di Mal Artha Gading pada 15-17 April 2011 ini telah memasuki pergelaran yang keenam. Acara ini melibatkan seluruh siswa dan siswi Robotic

Education Centre (REC) di seluruh Indonesia serta diramaikan oleh partisipasi perwakilan dari beberapa sekolah, mulai usia 5 hingga 18 tahun (mulai taman kanak-kanak sampai SMA). Diero Arga Purnama, peserta dari Lippo Cikarang, yang meraih gelar juara pertama dalam kategori Mosaic 1 dimensi, terlihat begitu senang ketika namanya disebutkan sebagai juara pertama. Tanpa ragu, ia langsung naik panggung untuk selanjutnya menerima piala. Aku hanya menggunakan banyak warna dalam menyusun brick tersebut, sehingga menjadi terlihat menarik, dan ternyata menang,

katanya, Minggu pekan lalu. Dalam JJRC terdapat beberapa kategori yang dilombakan, di antaranya Mosaic-Deep Sea, yakni menyusun sejumlah brick untuk membentuk suatu bangunan 1D dan 3D, untuk kategori peserta berusia 5 tahun. Kategori selanjutnya adalah Mechanic-Hoisting Machines, yakni merangkai mesin yang mampu membawa beban (500 gram) dari start dan melewati rintangan-rintangan menuju garis finis. Di kategori ini, pesertanya berusia mulai 7 hingga 9 tahun. Lalu ada Junior-Insect Bot, yakni merangkai robot serangga dengan minimal enam kaki yang

mampu melewati tembok dan kemudian mengambil bola di tengah-tengah arena, serta membawanya ke area finis. Usia peserta dalam kategori ini di atas 9 tahun. Sedangkan peserta kategori SeniorPeak of Load bertugas merangkai robot yang mampu mengambil dan membawa beban (3 boks) menuju area finis. Usia peserta dalam kategori ini sama dengan kategori Junior-Insect Bot. Tujuan JJRC untuk menguji kemampuan siswa dan siswi dalam menerapkan ilmu robotika, yakni konstruksi, mekanik, maupun programming). Acara ini juga meningkatkan jiwa kompetisi dengan bertanding secara team work, kata Yudi Mintoro Sumali, ketua panitia penyelenggara JJRC. Sebanyak 300 anak yang tergabung menjadi 150 tim terdaftar dalam JJRC kali ini. Hampir ratarata peserta yang ambil bagian mengikuti lomba ini adalah anakanak dari tempat kursus dari 13 tempat kursus yang terdapat di Jabodetabek. Acara ini sekaligus menyaring siswa dan siswi berbakat untuk mewakili dalam kompetisi tingkat nasional (Indonesian Robotic Olympiad) pada Agustus nanti, yang diadakan di Jakarta, serta dalam kompetisi International World Robotic Olympiad pada November di Dubai, kata Yudi. M. FAHRIZAL

ksi protes penghuni apartemen bersubsidi Gading Nias Residence belum juga usai. Sebagian penghuni ada yang belum setuju dengan tarif parkir bagi kendaraan Rp 120 ribu per bulan untuk mobil. Banyak penghuni apartemen itu tidak keberatan atas tarif ini dengan harapan semua mobil penghuni bisa terparkir dengan tertib. Namun penyerobotan lahan parkir tetap sering terjadi oleh para penghuni baru yang masih diberikan fasilitas bebas parkir. Terpaksa para penghuni lama yang rutin membayar tarif parkir memarkirkan mobilnya hingga ke jalan raya. Aksi protes pun mencuat lagi. Kemudian sistem parkir pun ditiadakan. Namun kini pemberlakuan tarif parkir akan diadakan lagi. Tarif parkir kendaraan roda empat Rp 60 ribu per bulan dan sepeda motor Rp 25 ribu. Sebenarnya saya setuju dengan pemberlakuan tarif parkir, selama itu nyaman dan tertib, tidak main serobot, ujar Jimmy Kadir, salah satu penghuni apartemen Gading Nias Residence. Sampai sekarang, setiap malamnya, saya masih belum kebagian lahan parkir. Menurut Jimmy, pengelola seharusnya memfasilitasi dengan maksimal, bukan menyarankan agar penghuni memarkir kendaraannya di Mal of Indonesia (MOI), yang letaknya jauh dari apartemen. Memang ada bus dari MOI ke apartemen, tapi tidak pasti waktunya dan ini ide yang tidak masuk akal, ujar Jimmy, geram. Wakil Personalia Gading Nias Residence Ismail Ginajar berpendapat bahwa, dalam waktu dekat, kisruh masalah parkir akan teratasi, mengingat sudah ada kesepakatan antara warga dan pemberlakuan tarif parkir. Demikian pula, apabila fasilitas parkir masih kurang memadai, penghuni disarankan untuk memarkir mobilnya di MOI, yang memang masih satu pengembang dengan apartemen Gading Nias Residence, yaitu PT Agung Podomoro. Parkir di MOI juga aman dan tertib. Dari MOI ke apartemen, begitu juga sebaliknya, mereka bisa naik bus yang telah disediakan, ujar Ismail. SRI SUGIARTI

Andery dan Voni Juara Turnamen Tenis Gubernur


ARIF FADILLAH (TEMPO)

Voni Darlina, atlet tenis putri DKI Jakarta, saat pertandingan tenis "Gubernur DKI Open 2011" di Kelapa Gading, Minggu lalu. Ia mengalahkan Beatrice Gumulya, atlet tenis Kalimantan Timur, dengan angka 3-6, 7-6 (4), 6-3.

urnamen tenis Piala Gubernur 2011 kali ini melahirkan juara baru, Andery Setyawanto dan Voni Darlina. Kedua petenis ini adalah wajah baru dalam deretan juara turnamen yang sudah satu dasawarsa didukung Bank DKI. Partai final, Minggu lalu, menjadi pembuktian petenis muda asal DKI Jakarta, Voni Darlina, yang mengalahkan Beatrice Gumulya dengan skor 3-6, 7-6 (4), 6-3. Sedangkan Andery menaklukkan perlawanan Nesa dengan mudah, 6-3, 6-4. Dengan gelar juara I Tunggal Putri Turnamen Tenis Piala Gubernur 2011, Voni menerima hadiah Rp 6,3 juta, sedangkan Beatrice menerima Rp 3.710.000. Sementara itu, Andery mengantongi hadiah Rp 15.894.375 dan Nesa mendapat Rp 9.463.125. Peserta turnamen yang digelar setiap tahun ini tak hanya dari Ja-

karta, tapi juga dari luar kota, seperti Kalimantan Timur, Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Riau. Ada sekitar 100 pemain yang meramaikan turnamen yang diselenggarakan Persatuan Tenis Indonesia itu. Mereka memperebutkan hadiah total Rp 175 juta. Voni mengaku bahwa turnamen ini memang target dia untuk meraih gelar juara. Saya cuma persiapan diri berlatih dua minggu untuk turnamen ini. Saya mencoba main lepas saja, meski pada saat ketinggalan, dan bersyukur akhirnya meraih gelar juara, kata Voni. Menurut Ketua PB Pelti Martina Widjaja, para pemain tenis putri sudah terlihat kemampuannya dengan trik permainan yang bagus, dan terlihat pada Voni Darlina. Voni bermain dengan bagus dan mampu mengalahkan Beatrice Gumulya, yang merupakan pemain se-

nior. Ini pembuktian bahwa pemain muda mulai berkembang di kancah tenis, ujar Martina. Ketua panitia turnamen Tenis Piala Gubernur 2011, Imam Supandi, mengatakan sudah ada regenerasi; yang muda sudah mulai bangkit menjadi pemain tenis dengan pola permainan yang bagus. Voni adalah aset dan akan terus dibina oleh Pelti karena ia akan diproyeksikan maju pada PON 2012, ujar Imam, yang juga menjabat Sekretaris PB Pelti DKI Jakarta. Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta Ratiyono sangat antusias bahwa generasi muda mampu memberi warna pada dunia tenis Indonesia dengan segudang prestasi yang tak kalah oleh para pemain luar negeri. Mereka harus terus dibina, sehingga bisa mengharumkan nama bangsa. SRI SUGIARTI

Anda mungkin juga menyukai