Anda di halaman 1dari 17

A.

PENGERTIAN Acquired Imunne Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. HIV (Human Imunnodeficiency Virus) adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital system kekebalan manusia sehingga menurunkan system tubuh manusia. AIDS adalah sindroma yang menunjukkan deficiency imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan terjadinya defisiensi tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya.

B. KLASIFIKASI Sejak 1 januari 1993, orang-orang dengan keadaan yang merupakan indicator AIDS (kategori C) dan orang yang termasuk didalam kategori A3 atau B3 dianggap menderita AIDS. a. Kategori Klinis A Mencakup satu atau lebih keadaan ini pada dewasa/remaja dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang sudah dapat dipastikan tanpa keadaan dalam kategori klinis B dan C. 1. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang simptomatik. 2. Limpanodenopati generalisata yang persisten ( PGI : Persistent Generalized Limpanodenophaty ) 3. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) primer akut dengan sakit yang menyertai atau riwayat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang akut. b. Kategori Klinis B Contoh-contoh keadaan dalam kategori klinis B mencakup : 1. Angiomatosis Baksilaris 2. Kandidiasis Orofaring/ Vulvavaginal (peristen,frekuen / responnya jelek terhadap terapi

3. Displasia Serviks ( sedang / berat karsinoma serviks in situ ) 4. Gejala konstitusional seperti panas ( 38,5o C ) atau diare lebih dari 1 bulan. 5. Leukoplakial yang berambut. 6. Herpes Zoster yang meliputi 2 kejadian yang bebeda / terjadi pada lebih dari satu dermaton saraf. 7. Idiopatik Trombositopenik Purpura. 8. Penyakit inflamasi pelvis, khusus dengan abses Tubo Varii. c. Kategori Klinis C Contoh keadaan dalam kategori pada dewasa dan remaja mencakup : 1. Kandidiasis bronkus,trakea / paru-paru, esophagus. 2. Kanker serviks inpasif. 3. Koksidiomikosis ekstrapulmoner / diseminata. 4. Kriptokokosis ekstrapulmoner. 5. Kriptosporidosis internal kronis. 6. Cytomegalovirus ( bukan hati,lien, atau kelenjar limfe ). 7. Refinitis Cytomegalovirus ( gangguan penglihatan ). 8. Enselopathy berhubungan dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV). 9. Herpes simpleks (ulkus kronis,bronchitis,pneumonitis /

esophagitis. 10. Histoplamosis diseminata / ekstrapulmoner ). 11. Isoproasis intestinal yang kronis. 12. Sarkoma Kaposi. 13. Limpoma Burkit , Imunoblastik, dan limfoma primer otak. 14. Kompleks mycobacterium avium ( M.kansasi yang diseminata / ekstrapulmoner. 15. M.Tubercolusis pada tiap lokasi (pulmoner / ekstrapulmoner ). 16. Mycobacterium, spesies lain,diseminata / ekstrapulmoner. 17. Pneumonia Pneumocystic Cranii. 18. Pneumonia Rekuren.

19. Leukoenselophaty multifokal progresiva. 20. Septikemia salmonella yang rekuren. 21. Toksoplamosis otak. 22. Sindrom pelisutan akibat Human Immunodeficiency Virus ( HIV)

C. FAKTOR RESIKO Melalui hubungan seksual ( baik homo maupun heteroseksual ) dengan seseorang yang telah mengidap HIV. Transfuse darah yang mengandung HIV / AIDS. Melalui alat suntik atau alat tusuk lainnya ( akupuntur, tatto, tindik ) bekas dipakai orang yang mengidap virus HIV / AIDS. Pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada janin dikandungnya.

D. PATOFISIOLOGI

Infeksi HIV ( Konsentrasi pada limfe, limpa & sumsum tulang )

Pengikatan dengan protein perifer CD4 dgn bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120

Sel T Terinfeksi

Kematian Sel T sebagai respon imun sel killer penjamu, mengeliminasi virus dan sel T terinfeksi

System imun seluler menurun, fungsi sel B, makrofag berkurang, sel T penolong menurun

HIV berpindah ke sel T helper

Fungsi reseptor sel T helper berubah, menempel dan melebur pada sel lain

HIV menginjeksi 2 utas benang RNA yang identic ke dalam sel T helper

Program ulang materi genetic sel T4 membuat double standed DNA (DNA utas ganda)disatukan dalam nucleus sel T4

Infeksi permanen

Mekanisme pencetus (infeksi virus lain)

Pembentukan RNA & menyerang sel lain

Tidak ada mekanisme pembentukan sel B, sel T killer dan sel fagosit lainnya (kelumpuhan mekanisme kekebalan)

Sel T < 200 = AIDS

E. ETIOLOGI Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu : 1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala. 2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness. 3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada. 4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut. 5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.

F. TANDA DAN GEJALA Manifestasi Klinis Gejala dan tanda HIV/AID menurut WHO: a. Stadium Klinis I : 1. Asimtomatik (tanpa gejala) 2. Limfadenopati Generalisata (pembesaran kelenjar getah bening/limfe seluruh tubuh). 3. Skala Penampilan 1 : asimtomatik, aktivitas normal. b. Stadium Klinis II : 1. Berat badan berkurang <> 10% 2. Diare berkepanjangan > 1 bulan 3. Jamur pada mulut

4. TB Paru 5. Infeksi bakterial berat 6. Skala Penampilan 3 : <> 1 bulan) 7. Kanker kulit (Sarcoma Kaposi) 8. Radang Otak (Toksoplasmosis, Ensefalopati HIV) 9. Skala Penampilan 4 : terbaring di tempat tidur > 50% dalam masa 1 bulan terakhir.

G. KOMPLIKASI 1. Oral Lesi Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat. Kandidiasis oral ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim dalam rongga mulut. Jika tidak diobati, kandidiasis oral akan berlanjut mengeni esophagus dan lambung. Tanda dan gejala yang menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit dan rasa sakit di balik sternum (nyeri retrosternal). 2. Neurologik a.ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia AIDS (ADC; AIDS dementia complex).

Manifestasi dini mencakup gangguan daya ingat, sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi, konfusi progresif, perlambatan psikomotorik, apatis dan ataksia. stadium lanjut mencakup gangguan kognitif global, kelambatan dalam respon verbal, gangguan efektif seperti pandangan yang kosong, hiperefleksi paraparesis spastic, psikosis, halusinasi, tremor, inkontinensia, dan kematian. Meningitis kriptokokus ditandai oleh gejala seperti demam, sakit kepala, malaise, kaku kuduk, mual, muntah, perubahan status mental dan kejangkejang. diagnosis ditegakkan dengan analisis cairan serebospinal. 3. Gastrointestinal Wasting syndrome kini diikutsertakan dalam definisi kasus yang diperbarui untuk penyakit AIDS. Kriteria diagnostiknya mencakup penurunan BB > 10% dari BB awal, diare yang kronis selama lebih dari 30 hari atau kelemahan yang kronis, dan demam yang kambuhan atau menetap tanpa adanya penyakit lain yang dapat menjelaskan gejala ini. a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi. b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis. c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rektal, gatalgatal dan diare. 4. Respirasi Pneumocystic Carinii. Gejala napas yang pendek, sesak nafas (dispnea), batuk-batuk, nyeri dada, hipoksia, keletihan dan demam akan menyertai pelbagi infeksi oportunis, seperti yang disebabkan oleh Mycobacterium Intracellulare (MAI), cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides. 5. Dermatologik Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis. Infeksi oportunis seperti herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai dengan pembentukan vesikel yang nyeri dan merusak integritas kulit. moluskum kontangiosum merupakan infeksi virus yang ditandai oleh pembentukan plak yang disertai deformitas. dermatitis sosoreika akan disertai ruam

yang difus, bersisik dengan indurasi yang mengenai kulit kepala serta wajah.penderita AIDS juga dapat memperlihatkan folikulitis menyeluruh yang disertai dengan kulit yang kering dan mengelupas atau dengan dermatitis atopik seperti ekzema dan psoriasis. 6. Sensorik Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva atau kelopak mata : retinitis sitomegalovirus berefek kebutaan. Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek nyeri yang berhubungan dengan mielopati, meningitis, sitomegalovirus dan reaksi-reaksi obat.

7. PENATALAKSANAAN Pengendalian Infeksi Opurtunistik Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien di lingkungan perawatan kritis. Terapi AZT (Azidotimidin) Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3. Terapi Antiviral Baru Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah : a.Didanosine b.Ribavirin c.Diedoxycytidine d.Recombinant CD 4 dapat larut. Vaksin dan Rekonstruksi Virus Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.

Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang

mengganggu fungsi imun.

8. PENCEGAHAN A (Abstinent): Puasa, jangan melakukan hubungan seksual yang tidak sah. B (Be Faithful)Setialah pada pasangan, melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan yang sah. C (use Condom) Pergunakan kondom saat melakukan hubungan seksual bila berisiko menularkan/tertular penyakit. D (Dont use Drugs) Hindari penyalahgunaan narkoba. E (Education) Edukasi, sebarkan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dalam setiap kesempatan

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostic yang sebagian masih bersifat penelitian. Tes dan pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mendiagnosis Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan memantau perkembangan penyakit serta responnya terhadap terapi Human Immunodeficiency Virus (HIV) a. Serologis Tes antibody serum Skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan ELISA. Hasil tes positif, tapi bukan merupakan diagnosa Tes blot western Mengkonfirmasi diagnosa Human Immunodeficiency Virus (HIV) Sel T limfosit Penurunan jumlah total Sel T4 helper Indikator system imun (jumlah <200> T8 ( sel supresor sitopatik )

Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel helper ( T8 ke T4 ) mengindikasikan supresi imun. P24 ( Protein pembungkus Human ImmunodeficiencyVirus (HIV ) ) Peningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi infeksi Kadar Ig Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang normal atau mendekati normal. Reaksi rantai polimerase Mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler. Tes PHS Pembungkus hepatitis B dan antibody, sifilis, CMV mungkin positif b. Budaya Histologis, pemeriksaan sitologis urine, darah, feces, cairan spina, luka, sputum, dan sekresi, untuk mengidentifikasi adanya infeksi : parasit, protozoa, jamur, bakteri, viral. c. Neurologis EEG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf). d. Tes Lainnya Sinar X dada Menyatakan perkembangan filtrasi interstisial dari PCP tahap lanjut atau adanya komplikasi lain. Tes Fungsi Pulmonal Deteksi awal pneumonia interstisial. Skan Gallium Ambilan difusi pulmonal terjadi pada PCP dan bentuk pneumonia lainnya. Biopsis Diagnosa lain dari sarcoma Kaposi Brankoskopi / pencucian trakeobronkial

Dilakukan dengan biopsy pada waktu PCP ataupun dugaan kerusakan paru-paru. e. Tes Antibodi Jika seseorang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka system imun akan bereaksi dengan memproduksi antibody terhadap virus tersebut. Antibody terbentuk dalam 3 12 minggu setelah infeksi, atau bisa sampai 6 12 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa orang yang terinfeksi awalnya tidak memperlihatkan hasil tes positif. Tapi antibody ternyata tidak efektif, kemampuan mendeteksi antibody Human Immunodeficiency Virus (HIV) dalam darah memungkinkan skrining produk darah dan memudahkan evaluasi diagnostic.

SATUAN ACARA PELAKSANAAN

Tema Sub Tema Waktu Hari / tanggal Tempat Sasaran

: Penyakit HIV/AIDS : Pencegahan Penularan HIV : 30 menit : Rabu, 9 Maret 2011 : Ruang X : Ny. T

1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dapat memahami tentang pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS

2. Tujuan Instruksional Khusus setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien mampu : a. b. c. d. e. Pasien dapat menjelaskan pengertian penyakit HIV/AIDS Pasien dapat menyebutkan tanda dan gejala AIDS Pasien dapat menjelaskan bahaya HIV/AIDS Pasien dapat menyebutkan cara cara penularan HIV/AIDS Pasien dapat menyebutkan cara pencegahan penyakit HIV/AIDS

3. Pokok - Pokok Materi a. Pengertian penyakit HIV/AIDS b. Tanda dan gejala HIV/AIDS

c. Bahaya HIV/AIDS d. Cara cara penularan HIV/AIDS e. Cara pencegahan HIV/AIDS 4. Metode a. Ceramah b. Tanya jawab 5. Media a. Leaflet

6.

Proses Kegiatan No 1

Kegiatan

Respon peserta

Waktu

Pendahuluan : a. Menyampaikan salam Menjawab salam b. Menjelaskan tujuan Mendengarkan c. Mengkomunikasikan pokok Memberikan bahasan respon d. Apersepsi Kegiatan Inti a. Memberikan penjelasan mengenai AIDS dan IMS b. Memutar video mengenai AIDS dan IMS c. Memberikan kesempatan Mendengarkan,melihat peserta untuk bertanya

5 menit

20 menit

d. Menjawab peserta Penutup

pertanyaan dan memperhatikan

a. Menyimpulkan hasil Aktif bersama penyuluhan dalam b. Memberikan evaluasi sacara menyimpulkan lisan Membalas salam c. Memberikan salam penutup

5 menit

9. Evaluasi a. b. c. d. e. Sebutkan pengertian HIV/AIDS Sebutkan tanda dan gejala HIV/AIDS Sebutkan bahaya HIV/AIDS bagi kesehatan Sebutkan cara cara penularan HIV/AIDS Sebutkan cara pencegahan penyakit HIV/AIDS

10. Daftar Pustaka http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html

Lampiran Materi AIDS

1. Pengertian AIDS AIDS adalah singkatan dari Aquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut dinamakan HIV (Human Immuno Deficiency Virus). Biasanya sistem kekebalan tubuh melindungi tubuh terhadap penyakit. Kalau sistem kekebalan tubuhdirusak oleh virus AIDS, maka serangan penyakit yang biasany tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit dan meninggal. Penderita AIDS yang meninggal, bukan semata-mata disebabkan oleh virus, tetapi oleh penyakit lain yang sebenarnya bisa ditolak, seandainya daya tahan tubuhnyatidak dirusak oleh virus AIDS. 2. Penyebab AIDS AIDS disebakan oleh virus yang disebut Human Immuno Deficiency Virus. Virus ini merusak 2 jenis sel darah putih yang dikenal dengan sel T Helper dan monosit serta sel tubuh lainnya misalnya sel otak. Sel T Helper ini merupakan pusat sistem pertahanan tubuh (kekebalan tubuh), sehingga infeksi HIV akan menyebabkan rusaknya daya tahan tubuh. Virus ini dapat merusak selsel tuan rumah yang diserangnya, tetapi dapat pula seakan tidur, tidak menunjukkan keaktifan dalam periode waktu yang kadang-kadang cukup lama. Virus AIDS mudah mati diluar tubuh manusia. 3. Tanda dan gejala AIDS a. Rasa lelah yang berkepanjangan b. Sesak napas dan batuk berkepanjangan c. Pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab yang jelas d. Sering demam (lebih dari 380C) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas e. Berat badan menurun secara mencolok f. Bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit) 4. Caracara penularan HIV AIDS Sebenarnya virus AIDS tidak mudah menularseperti penularan virus influensa. Virus AIDS terutama terdapat didalam darah, air mani, dan cairan vagina. Penularan AIDS terutama berlangsung dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Melalui hubungan seksual (homo maupun heteroseksual) dengan seorang yang tubuhnya mengidap HIV b. Transfusi darah yang mengandung virus HIV c. Melalui alat suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas dipakai orang yang mengidap virus AIDS d. Pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada janin yang dikandungnya Tidak benar bahwa AIDS ditularkan karena: a. Hidup serumah dengan penderita AIDS (asal tidak mengadakan hubungan seksual) b. Bersenggolan dengan penderita c. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS d. Berjabatan tangan e. Penderita AIDS bersin atau batuk didekat kita f. Berciuman g. Makanan dan minuman h. Gigitan nyamuk dan serangga lain i. Sama-sama berenang di kolam renang 5. Kelompok risiko tinggi tertular AIDS a. Mereka yang mempunyai banyak pasangan seksual (homo dan heteroseksual) seperti wanita/pria tuna susila dan pelanggannya, mucikari, kelompok homoseks, biseks, dan waria. Semula diduga bahwa penyakit AIDS hanya merupakan penyakit yang menimpa kelompok laki-laki homoseks yang biasa berhubungan seksual dengan sesama laki-laki biseks yang berhubungan seksual dengan wanita maupun dengan sesama laki-laki. Sekarang diketahui bahwa AIDS bisa menjangkiti siapa saja melalui berbagai cara penularan AIDS. b. Penerima transfusi darah c. Bayi yang dilahirkan dari ibu penderita AIDS d. Pecandu narkotika suntukan e. Pasangan dari pengidap AIDS 6. Cara pencegahan penyakit AIDS a. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain. b. Pergunakan kondom bagi kelompok risiko tinggi c. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil, karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya. d. Kelompok risiko tinggi dianjurkan untuk tidak menjadi donor darah

e. Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) harus dijamin sterilitasnya

Anda mungkin juga menyukai