Anda di halaman 1dari 5

Quality Assurance di bidang recognise the characteristics of

pendidikan kedokteran health care providers that over a


benchmark for excellence in patient
safety internationally;
Dody Firmanda 4. Encouragement of research into
RS Fatmawati, Jakarta. patient safety.”

Keempat aspek diatas sangat erat


kaitannya dengan era globalisasi bidang
kesehatan yang menitikberatkan akan
Pendahuluan
‘mutu’. Maka tidak heran bila setiap
Dalam World Health Assembly pada negara maju maupun berkembang
tanggal 18 Januari 2002 lalu, WHO berusaha meskipun secara implisit untuk
Executive Board yang terdiri 32 wakil memproteksi ‘jasa
dari 191 negara anggota telah kedokteran/kesehatan’ yang merupakan
mengeluarkan suatu resolusi yang sebagai salah satu industri jasa strategis
disponsori oleh pemerintah Inggris, bagi negara masing masing.4-7 Sebagai
Belgia, Itali dan Jepang untuk contoh, negara Inggris dengan Clinical
membentuk program manajemen resiko Governance (yang merupakan suatu
(‘patient safety’) yang terdiri dari 4 pengembangan dari sistem quality
aspek utama yakni: 1-3 assurance),8-10 negara Eropa daratan
dengan EFQM 11-12 dan Amerika dengan
1. “Determination of global norms, MBNQA.13-14
standards and guidelines for
definition, measurement and Evolusi dan Permasalahan Mutu
reporting in taking preventive
action, and implementing measures Istilah dan definisi ‘mutu’ mempunyai
to reduce risks; arti/makna dan perspektif yang berbeda
bagi setiap individu tergantung dari
2. Framing of Evidence-based Policies sudut pandang masing masing. Dapat
in global standards that will ditinjau dari segi profesi medis/perawat,
improve patient care with particular manajer, birokrat maupun konsumen
emphasis on such aspects as pengguna jasa pelayanan sarana
product safety, safe clinical practice kesehatan. (‘Quality is different things to
in compliance with appropriate different people based on their belief
guidelines and safe use of medical and norms’).15-18 Begitu juga mengenai
products and medical devices and perkembangan akan ‘mutu’ itu sendiri
creation of a culture of safety within dari cara ‘inspection’, quality control,
healthcare and teaching quality assurance sampai ke total
organisations; quality. Jepang menggunakan istilah
quality control untuk seluruhnya,
3. Development of mechanism through sedangkan di Amerika memakai istilah
accreditation and other means, to ‘continuous quality improvement’ untuk
‘total quality’ dan Inggris memakai

istilah quality assurance untuk ‘quality
Disampaikan pada Sidang Komisi Akreditasi assurance’, ‘continuous quality
Kolegium Rapat Kerja IDAI, Jakarta 18 Oktober
2002. improvement’ maupun untuk ‘total

1
quality’ dan tidak membedakannya. Di yang merupakan 2 dari 3 komponen
negara kita dikenal juga akan istilah ‘quality assurance’. Komponen ke tiga
‘Gugus Kendali Mutu/GKM’ dan (‘continuous quality improvement’) tidak
‘Akreditasi Rumah Sakit’. berkembang, sehingga akibatnya
meskipun suatu organisasi pelayanan
Bila kita pelajari, evolusi perkembangan kesehatan tersebut telah mendapat
mutu itu sendiri berasal dari bidang akreditasi akan tetapi ‘mutu’nya tetap
industri pada awal akhir abad ke tidak bergeming dan tidak meningkat.14,19
sembilan belas dan awal abad ke dua Apa yang yang salah?
puluh di masa perang dunia pertama.
Pada waktu itu industri senjata Akhir akhir sering muncul dan semakin
menerapkan kaidah ‘inspection’ dalam popular akan istilah ‘Clinical
menjaga kualitas produksi amunisi dan Governance (CG)’ yang dikatakan
senjata. Kemudian Shewart sebagai upaya dalam rangka continuous
mengembangkan dan mengadopsi serta quality improvement (CQI) berdasarkan
menerapkan kaidah statistik sebagai pendekatan “Evidence-based
‘quality control’ serta memperkenalkan Medicine/EBM” dan “Evidence-based
pendekatan siklus P-D-S-A (Plan, Do, Health Care/EBHC” yang terdiri dari
Study dan Act) yang mana hal ini empat aspek yaitu professional
kemudian dikembangkan oleh muridnya performance, resource use (efficiency),
Deming sebagai P-D-C-A (Plan, Do, risk management dan patients’
Check dan Action). Kaidah PDCA ini satisfaction. Penerapan ‘Clinical
menjadi cikal bakal yang kemudian Governance’ dalam suatu organisasi
dikenal sebagai ‘generic form of quality pelayanan kesehatan memerlukan
system’ dalam ‘quality assurance’ dari beberapa persyaratan yakni
BSI 5751 (British Standards of Institute) organisastion-wide transformation,
yang kemudian menjadi seri EN/ISO clinical leadership dan positive
9000 dan 14 000. Tatkala Deming organizational cultures. Istilah Clinical
diperbantukan ke Jepang dalam upaya Governance ini pertama kali muncul di
memperbaiki dan mengembangkan negara Inggris sekitar tahun 1998 tatkala
industri, beliau mengembangkan dengan kampanye politik Partai Buruh yang
memadukan unsur budaya Jepang dipimpin oleh Tony Blair yang
‘kaizen’ dan filosofi Sun Tzu dalam hal mengangkat isu kesehatan dan sentimen
‘benchmarking’ maupun manajemen dan masyarakat pada saat itu dengan
dikenal sebagai ‘total quality’.15-17 terbongkarnya kasus di RS Bristol
dikarenakan keteledoran penanganan
Sedangkan untuk bidang kesehatan, kasus tersebut.8-10
Donabedian dengan ‘structure, process
dan outcome’ pada awal tahun 80an Secara sederhana Clinical Governance
memperkenalkan tentang cara penilaian (CG) adalah suatu cara (sistem) upaya
untuk standar, kriteria dan indikator.18 menjamin dan meningkatkan mutu
Selang beberapa tahun kemudian pelayanan secara sistematis dalam satu
Maxwell mengembangkan ‘six organisasi penyelenggara pelayanan
dimensions of quality’. Tehnik kesehatan (rumah sakit) yang efisien.
Donabedian dan Maxwell ini lebih Clinical governance is “a framework
menitikberatkan tentang hal membuat through which organisations are
standar dan penilaiannya (akreditasi) accountable for continuously improving

2
the quality of their services and jasa organisasi organisasi tersebut.
safeguarding high standards of care by (‘Process driven’ dan ‘customer-focused
creating an environment in which oriented’). Ini merupakan suatu tingkat
excellence in clinical care will flourish.” tertinggi dalam upaya organisasi tersebut
Secara konsep komponen utama CG untuk mencapai tingkat dunia (World
terdiri dari:8 Class Quality).
1. Akauntabilitas dan alur
pertanggung jawaban yang jelas Secara ringkas ada 5 struktur kompenen
bagi mutu pelayanan secara utama dalam Total Quality Management
umum dan khusus. (TQM) yakni understanding the
2. Kegiatan program peningkatan customer, understanding the hospital’s
mutu yang berkesinambumgan. business, quality systems, continuous
3. Kebijakan manajemen resiko. quality improvement dan quality tools.
4. Prosedur profesi dalam Untuk dapat menguasai TQM harus
identifikasi dan upaya menguasai akan kaidah/tehnik dari
perbaikan/peningkatan kinerja. perkembangan mutu itu sendiri dari
inspection, quality control dengan seven
Agar keempat komponen utama tersebut basic statistics process control/ SPC,
dapat terlaksana dengan baik dan hasil dan quality assurance dengan ketiga
yang optimum, maka dalam rencana kompenen utamanya yang terdiri setting
strategisnya ditekankan akan ‘mutu’ dari standards, checking the standards (audit
segi ‘inputs’ (dalam hal ini pendidikan and accreditation) dan continuous
profesi kedokteran). Sudah seyogyanya quality improvement (CQI).
pendidikan kedokteran terstruktur dan
dengan baik serta diselenggarakan secara 1. Standar
simultan dan berkesinambungan melalui
suatu sistem dan subsistem yang jelas Standar dibuat berdasarkan kebijakan
dan konsisten dalam hal kebijakan (policy), tujuan (aims) dan objektif
(policy) dan panduan (manual). yang telah disepakati bersama dalam
institusi tersebut untuk dijadikan kriteria
yang dapat dapat ditinjau dari segi
Quality Assurance di bidang input/struktur, proses dan output/
pendidikan kedokteran income. Ada beberapa tehnik/cara dalam
membuat standar tersebut: cara
Quality Assurance adalah tahap ke tiga Donabedian atau Maxwell atau bahkan
dan yang paling penting dalam kombinasi antar keduanya (cara Don-
perkembangan mutu suatu Max).
institusi/organisasi menuju tingkat yang
lebih luas dan tinggi (‘total quality’). 2. Audit dan Akreditasi
Total Quality Management (TQM) Audit dapat dilaksanakan dalam 3 tahap
adalah suatu cara pendekatan organisasi dengan maksud dan tujuan yang
dalam upaya meningkatakan efektivitas, berbeda. Audit pertama sebagai
efisiensi dan responsif organisasi secara ‘internal audit’ atau ‘self-assessment’
melibatkan seluruh staf/karyawan dalam untuk penilaian promotif dalam rangka
segala proses aktivitas peningkatan mutu deteksi dini dan melakukan
dalam rangka memenuhi perbaikan/peningkatan standar
kebutuhan/tuntutan konsumen pengguna (‘corrective action’). Audit kedua

3
dilakukan oleh pihak lain dari dalam Indonesian Health Decentralized
institusi yang sama atau satu regional System in 21st Century”. Center for
sebagai suatu ‘benchmarking’. Audit Public Health Research, Faculty of
ke tiga merupakan ‘external audit/peer Medicine, Gadjah Mada University,
Yogyakarta 1st March 2001.
review’ yang dilakukan oleh pihak
5. Dollar D, Collier P. Globalization,
ketiga dari satu badan independen yang
growth, and poverty: building an
berwenang memberikan penilaian inclusive world economy. Oxford
pendekatan sistem (‘system- University Press; Washington 2002.
approached’) dan memberikan 6. Moss F, Barach P. Quality and safety in
rekomendasi terakreditasi untuk health care: a time of transition. Qual
menyelenggarakan pendidikan suatu Saf Health Care 2002;11:1.
bidang tertentu (‘scope’) selama sekian 7. Moss F, Palmberg M, Plsek P,
tahun untuk di akreditasi kembali. Schellekens W. Quality improvement
around the world: how much we learn
3. Continuous Quality Improvement from each other. Qual Health Care
(CQI) 2000;8:63-6.
8. Scally G, Donaldson LJ. Clinical
Upaya institusi pendidikan tersebut governance and the drive for quality
improvement in the new NHS in
mempertahankan (monitoring) dan
England. BMJ 1998; 317(7150):61-5.
meningkatkan mutu melalui berbagai
9. Heard SR, Schiller G, Aitken M, Fergie
kegiatan sesuai kriteria yang telah C, Hall LM. Continuous quality
ditetapkan sebelumnya dalam suatu improvement: educating towards a
sistem manajemen mutu. culture of clinical governance. Qual
Health Care 2001; 10:70-8.
Implementasi QA dapat dilaksanakan 10. Sausman C. New roles and
untuk tingkat skala nasional maupun responsibilities of chief executives in
regional dalam suatu sistem yang dapat relation to quality and clinical
terdiri dari berbagai subsistem. governance. Qual Health Care 2001;10
(Suppl II):13-20.
Daftar Rujukan: 11. Nabitz U, Klazinga N, Walburg J. The
EFQM excellence model: European and
1. US Department of Health and Human Dutch experiences with the EFQM
Services. US and UK sign agreements to approach in health care. Int J Qual
collaborate on health care quality. 10 Health Care 2000;12(3): 191-201.
October 2001. 12. Shaw CD. External quality mechanisms
2. World Health Organization. World for health care: summary of the
Health Organization Executive Board ExPERT project on visitatie,
Resolution EB109.R16, 18 January accreditation, EFQM and ISO
2002. assessment in European countries. Int J
3. Donaldson L. Championing patient Qual Health Care 2000;12(3): 169-75.
safety: going global – a resolution by 13. Adams C, Neely A. The performance
the World Health Assembly. Qual Saf prism to boost success. Measuring
Health Care 2002; 11:112. Health Business Excellence 2000; 4(3):
4. Firmanda D. The evolution and roles of 19-23.
Evidence-based Health Policy in Health 14. Brook RH, McGlynn EA, Shekelle PG.
Service Management. Presented in Defining and measuring quality of care:
seminar and discussion panel on a perspective from US researchers. Int
“Evidence-based Policy for the era of J Qual Health Care 2000;12(4): 281-5.

4
15. Crosby PB. Quality without tears. New 28. Lilford RJ. Patient safety research: does
York:McGraw-Hill, 1985. it have legs? Qual Saf Health Care
16. Deming WE. Out of crisis. Cambridge: 2002; 11:113-4.
MIT, 1986 29. Osseo-Asare Jr AE, Longbottom D. The
17. Firmanda D. Total quality management need for education and training in the
in health care (Part One). Indones J use of the EFQM model for quality
Cardiol Pediatr 1999; 1(1):43-9. management in UK higher education.
18. Donabedian A. The quality of care: how Qual Assur Education 2002; 10(1):26-
can it be assessed ? JAMA 1988; 36.
260:1743-8. 30. Pittilo RM, Morgan G, Fergy S.
19. Firmanda D. The pursuit of excellence Developing programme specifications
in quality care: a review of its meaning, with professional bodies and statutory
elements, and implementation. Global regulators in health and social care.
Health Journal 2000;1(2) Qual Assur Education 2000; 8(4):215-
http://www.interloq.com/a39vlis2.htm 21.
20. Coyle YM, Battles JB. Using 31. Spencer J, Jordan R. Educational
antecedents of medical care to develop outcomes and leadership to meet the
valid quality of care measures. Int J needs of modern health care. Qual
Qual Health Care 1999; 11(1):5-12. Health Care 2001; 10:38-45.
21. Detmer DE. Your privacy or your health 32. Stevens DP. Finding safety in medical
– will medical privacy legislation stop education. Qual Saf Health Care 2002;
quality health care? Int J Qual Health 11:109-10.
Care 2000; 12(1):1-3. 33. Welsh JF, Dey S. Quality measurement
22. Drennan LT, Beck M. Teaching quality and quality assurance in higher
performance indicators – key influences education. Quality Assur Education
on the UK universities’ scores. Qual 2002; 10(1):17-25.
Assur Education 2001; 9(2):92-102.
23. Groll R, Baker R, Moss F. Quality
improvement research: understanding
the science of change in health care –
essential for all who want to improve
health care and education. Qual Saf
Health Care 2002; 11:110-1.
24. Jackson N. Benchmarking in UK higher
education: an overview. Qual Assur
Education 2001; 9(4):218-35.
25. Laugharne M. Benchmarking academic
standards. Qual Assur Education 2002;
10(3):134-8.
26. Lawrence JJ, Dangerfield B. Integrating
professional reaccreditation and quality
award. Qual Assur Education 2001; 9
(2):80-91.
27. Leach DC. Changing education to
improve patient care. Qual Health Care
2001; 10:54-8.

Anda mungkin juga menyukai