Anda di halaman 1dari 1

1.

ALBENDAZOL Mekanisme Kerja : Obat ini berikatan dengan -tubulin parasit sehingga menghambat polimerase mikrotubulus dan memblok

pengambilan glukosa oleh larva maupun cacing dewasa. Akibatnya persediaan glikogen menurun dan pembentukan ATP berkurang akibat deplesi energi dan terjadinya imobilisasi (Lacy, dkk., 2010). Indikasi : Untuk infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale), cacing kremi

(Enterobius vermicularis). Kombinasi albendazol dengan dietilkarbamazin digunakan oleh WHO untuk program eliminasi global filariasis limfatik di dunia (Ganiswara, 2005; Lacy, dkk., 2010). Efek samping : Efek samping: nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, mual, lemah, pusing, insomnia. Pada penggunaan albendazol dalam pengobatan penyakit hydatid selama 3 bulan akan muncul efek samping seperti alopesia, leukopenia yang reversibel, gangguan cerna seperti mual, muntah, dan nyeri perut. Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap albendazol, benzimidazol.

Dikontraindikasikan pada anak-anak usia di bawah 2 tahun, wanita hamil, dan sirosis hati (Lacy, dkk., 2010). Dosis : Dewasa dan anak umur > 2 tahun digunakan dosis tunggal 400 mg (DiPiro, dkk., 2005; Lacy, dkk., 2010). Aturan Pemakaian : Diminum bersamaan atau tanpa makanan. Nama Dagang Jenis Sediaan : Zentel (Smithkline Beecham Indonesia) : Tablet mengandung albendazol 200 mg, Sirup tiap 5 mL mengandung albendazol 100 mg (BPOM, 2008).

Anda mungkin juga menyukai