Anda di halaman 1dari 7

SOLUSIO PLASENTA 1.

Definisi

Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablatio plasentae, abruptio plasentae, accidental haemorrhage dan premature separation of the normally implanted placenta. Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya terhitung sejak kehamilan 28 minggu. Definisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi diatas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram. Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplsenter. Hematoma dapat semakin membesar ke arah pinggir plasenta sehingga jika amnio khorion sampai terlepas, perdarahan akan keluar melalui ostium uteri (perdarahan keluar), sebaliknya apabila amniokhorion tidak terlepas. Perdarahan tertampung dalam uterus (perdarahan tersembunyi). Terdapat 2 jenis perdarahan yang terjadi : a. Jenis perdarahan tersembunyi (concealed) : 20%

Pada jenis tersembunyi, perdarahan terperangkap dalam cavum uteri [hematoma retroplasenta] dan seluruh bagian plasenta dapat terlepas, komplikasi yang diakibatkan biasanya sangat berat dan 10% disertai dengan Disseminated Intravascular Coagulation. b. Jenis perdarahan keluar (revealed) : 80%

Pada jenis terbuka, darah keluar dari ostium uteri, umumnya hanya sebagian dari plasenta yang terlepas dan komplikasi yang diakibatkan umumnya tidak berat. Kadang-kadang, plasenta tidak lepas semua namun darah yang keluar terperangkap dibalik selaput ketuban (relativelly concealed). plasenta. 2. Etiologi Sampai saat ini etiologi belum diketahui dengan jelas, keadaan tertentu dapat menyertai seperti umur ibu yang tua, multiparitas, penyakit hipertensi menahun, preeklamsia, trauma, pre-eklamsia, tali pusat pendek, tekanan pada vena kava inferior dan defisiensi asam folik. 3. Patofisiologi Solusio plasenta diawali dengan terjadinya perdarahan kedalam desidua basalis. Desidua terkelupas dan tersisa sebuah lapisan tipis yang melekat pada miometrium. 30% perdarahan antepartum disebabkan oleh solusio

Hematoma pada desiduaakan menyebabkan separasi dan plasenta tertekan oleh hematoma desidua yang terjadi Pada awalnya kejadian ini tak memberikan gejala apapun. Namun beberapa saat kemudian, arteri spiralis desidua pecah sehingga menyebabkan terjadinya hematoma retroplasenta yang menjadi semakin bertambah luas. Daerah plasenta yang terkelupas menjadi semakin luas sampai mendekati tepi plasenta. Oleh karena didalam uterus masih terdapat produk konsepsi maka uterus tak mampu berkontraksi untuk menekan pembuluh yang pecah tersebut. Darah dapat merembes ke pinggiran membran dan keluar dari uterus maka terjadilah perdarahan yang keluar ( revealed hemorrhage). Perdarahan tersembunyi ( concealed hemorrhage): 1. Terjadi efusi darah dibelakang plasenta dengan tepi yang masih utuh. 2. Plasenta dapat terlepas secara keseluruhan sementara selaput ketuban masih menempel dengan baik pada dinding uterus. 3. Darah dapat mencapai cavum uteri bila terdapat robekan selaput ketuban. 4. Kepala janin umumnya sangat menekan SBR sehingga darah sulit keluar. 5. Bekuan darah dapat masuk kedalam miometrium sehingga

menyebabkan uterus couvellair. c. Klasifikasi 1. Menurut derajat lepasnya plasenta: a. Solusio Plasenta Parsialis : Bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari perlekatannya. b. Solusio Plasenta Totalis : Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari perlekatannya.

c. Prolapsus Plasenta : Plasenta turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam. 2. Menurut klinisnya solusio plasenta terbagi atas: a. Solusio Plasenta Ringan Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak akan menyebabkan perdarahan pervaginam berwarna kehitaman dan sedikit. Perut terasa agak sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah diraba. b. Solusio Plasenta Sedang Plasenta telah lepas lebih dari seperempat. Tanda dan gejala dapat timbul perlahan atau mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan pervaginam. Dinding uterus teraba tegang. c. Solusio Plasenta Berat Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan. Penderita shock. d. Gejala klinis 1. Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri di perut yang terus menerus, wama darah merah kehitaman. 2. Uterus tegang seperti papan (uterus enbois, wooden uterus). 3. Palpasi janin sulit. 4. Auskultasi djj(denyut jantung janin) sering negatif. 5. KU pasien lebih buruk dari jumlah darah yang keluar. 6. Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik). 7. Pasien kelihatan pucar, sejak, gelisah dan kesakitan. Catatan: : Pada gejala solusio plasenta ringan dengan gejala tidak menonjol, harus hati-hati, karena anak bisa mati. e. Diagnosis 1. Gejala klinis 2. Periksa dalam (VT) : ketuban menonjol walaupun tidak ada his 3. Pemeriksaan USG

4. Plasenta kelihatan cekung atau lebih tipis di tempat adanya hematom (diagnosa setelah plasenta lahir). f. Diagnosis banding 1. Plasenta praevia 2. Vasa Previa g. Komplikasi 1. Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung. Komplikasi yang dapat terjadi adalah : 2. kelainan pembekuan darah 3. oliguria 4. gawat janin 5. kematian 6. perdarahan. 7. Perdarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila persalinan telah selesai, penderita belum bebas dari bahaya perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala 3 dan kelainan pembekuan darah. Kontraksi uterus yang tidak kuat itu disebabkan ekstravasasi darah diantara otot-otot miometrium, seperti yang terjadi pada uterus couvelaire. h. Penatalaksanaan Tergantung dari berat ringannya kasus. Pada solusio plasenta ringan dilakukan istirahat, pemberian sedatif lalu tentukan apakah gejala semakin progresif atau akan berhenti. Bila proses berhenti secara berangsur, penderita dimobilisasi. Selama perawatan dilakukan pemeriksaan Hb, fibrinogen, hematokrit dan trombosit. Pada solusio plasenta sedang dan berat maka penanganan bertujuan untuk mengatasi renjatan, memperbaiki anemia, menghentikan perdarahan dan mengosongkan uterus secepat mungkin.

Penatalaksanaannya meliputi : a. Pemberian transfusi darah. b. Pemecahan ketuban (amniotomi) c. Pemberian infus oksitosin d. Kalau perlu dilakukan seksio sesar. Bila diagnosa solusio plasenta secara klinis sudah dapat ditegakkan, berarti perdarahan yang terjadi minimal 1000 cc sehingga transfusi darah harus diberikan minimal 1000 cc. Ketuban segera dipecahkan dengan maksud untuk mengurangi regangan dinding uterus dan untuk mempercepat persalinan diberikan infus oksitosin 5 UI dalam 500 cc dekstrose 5 %. Seksio sesar dilakukan bila : a. Persalinan tidak selesai atau diharapkan tidak selesai dalam 6 jam. b. Perdarahan banyak. c. Pembukaan tidak ada atau kurang 4 cm. d. Panggul sempit. e. Letak lintang. f. Pre eklampsia berat. g. Pelvik score kurang 5. i. prognosis Ibu

Baik, kalau persalinan sudah selesai dalam batas waktu 6 jam sejak saat mulai terjadinya keadaan patologik solusio plasenta dan pasien segera mendapat transfusi darah segar. Anak Pada solusio plasenta berat, 100% janin mengalami kematian; pada solusio plasenta ringan dan sedang, kematian janin tergantung pada luasnya plasenta yang terlepas, umur kehamilan dan cepatnya pertolongan

Anda mungkin juga menyukai