Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat spesies oksigen reaktif, spesies nitrogen, dan radikal bebas lainnya sehingga mampu mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti kardiovaskular, kanker, dan penuaan. Senyawa antioksidan merupakan substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal 11bebas terhadap sel normal, protein, dan lemak. Salah satu vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan adalah vitamin E.

B. Tujuan Mahasiswa mampu melakukan analisis kadar tokoferol total dalam sampel (natur-e)

C. Manfaat Mahasiswa mampu menganalisis kadar tokoferol total dalam natur-e

BAB II DASAR TEORI

Struktur kimia Vitamin E disebut juga sebagai tokoferol. Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik yang dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin E tidak larut dalam air, larut dalam lemak, alkohol serta pelarut organik seperti aseton, kloroform, eter dan sebagainya serta minyak nabati. (Almatsier, 2002 ; Bieri, 1987) Tokoferol tersusun atas cincin aromatik tersubstitusi oleh metal dan rantai panjang isoprenoid sebagai rantai samping. Ada empat jenis tokoferol yang penting dalam makanan yaitu alfa-, beta-, gama-, delta- tokoferol dan tokotrienol. Jenis tokoferol ini ditentukan oleh jumlah dan letak metil yang tersubstitusi pada cincin aromatik. (Almatsier, 2002 ; Lehninger, 1982) Stabilitas Tokoferol stabil terhadap pengaruh asam, panas, dan alkali tetapi dapat rusak oleh oksigen dan proses oksidasi. adanya ikatan tidak jenuh pada tokoferol membuatnya mudah teroksidasi. Oksidasi vitamin E dipercepat dengan adanya cahaya, panas, kondisi alkali dan adanya mineral kelumit seperti besi (Fe3+) dan tembaga (Cu2+). Kehadiran asam askorbat akan mencegahefek katalitik dari ion besi dan tembaga terhadap reaksi oksidasi vitamin E. Vitamin E stabil terhadap panas dan alkali dalam kondisi tanpa oksigen dan tidak dipengaruhi asam pada suhu di atas 100oC. (Ball, 1988) Sumber Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan. Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. umber vitamin E lainnya adalah minyak tumbuh - tumbuhan, susu, telur, daging, ikan, padi-padian, dan sayuran hijau. (Almatsier, 2002 ; Lehninger, 1982)

Sumber vitamin E lainnya adalah minyak tumbuh-tumbuhan, susu, telur, daging, ikan, padi-padian, dan sayuran hijau. Kandungan vitamin E yang tinggi dijumpai pada jaringan-jaringan berwarna hijau gelap, masa pertengahan pertumbuhan, daun-daun hijau, dan buah-buahan berwarna. Produk-produk hewani seperti daging, ikan, unggas, dan produk-produk hewani turunan seperti susu dan telur memiliki kandungan tokoferol yang lebih rendah dibandingkan dengan produk serealia dan sayuran. Minyak kelapa dan zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E yaitu sebesar 33-73 mg. (Draper, 1970 ; Garow J.S dan W.P.T James, 1993) Fungsi Fungsi vitamin E di dalam tubuh adalah melindungi asam-asam lemak tak jenuh pada membran sel, mampu meningkatkan respon imun, sebagai zat pengatur (regulasi) pada aktivasi protein kinase C, fungsi mitokondria, metabolisme protein dan produksi hormon. Vitamin E juga melindungi vitamin A dari kerusakan yang terjadi di dalam tubuh. Fungsi vitamin E sangat penting bagi tubuh seperti dapat mencegah kanker, penyakit kardiovaskuler, proses penuaan, osteoporosis dan meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh. (Landviket al., 2002 di dalam Cadenas dan Packer, 2002) Defisiensi Akibat kekurangan vitamin E: 1. Perubahan degeneratif pada sistem saraf dan otot 2. Kelemahan dan kesulitan berjalan 3. Nyeri pada otot betis 4. Gangguan penglihatan 5. Anemia 6. Retensi cairan 7. Kelainan kulit (Youngson R, 2005)

Pada bayi, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kelainan yang mengganggu penyerapan lemak pada bayi yang prematur dan kekurangan gizi. Namun kekurangan vitamin E sesungguhnya sangat jarang terjadi karena vitamin ini banyak terdapat dalam makanan, terutama dalam minyak sayur. (Diplock AT, 1989) Kelebihan Menggunakan vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Gangguan pada sluran cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 mg sehari (60-75 kali kecukupan). Dosis tinggi juga dapat meningkatkan efek obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah penggumpalan darah. (Almatsier, 2002) Analisis kadar total tokoferol Sampel ditimbang dengan tepat sebanyak 200 10 mg ke dalam labu takar 10 ml, lalu ditambahkan 5 ml toluena untuk melarutkan sampel. Kemudian ditambahkan 3.5 ml 2.2-bipiridin (00.7 % b/v dalam etanol 95%) dan 0.5 ml FeCl3.6H2O (0.2% b/v dalam etanol 95%) dan ditepatkan dengan etanol 95% sampai volume total 10 ml (kira-kira 1 ml). Setelah didiamkan selama 1 menit dalam ruang gelap, absorbansinya diukur pada panjang gelombang 520 nm. Larutan blanko dibuat seperti prosedur di atas tetapi tanpa sampel. Absorbansi blanko diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang yang sama. (Wong et all, 1988)

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan 1. Labu ukur 2. Beaker glass 3. Tabung reaksi 4. Pipet tetes 5. Pipet volume + bulb 6. Timbangan analitik 7. Alumunium foil 8. Spektrofotometri

1. Toluen 2. Bipiridin 3. FeCL3 4. Etanol 5. Natur e

B. Skema kerja 1. Sampel natur-e Praktikum dimulai

Natur-e diambil sebanyak 0,2 gram

Ditambahkan toluene sebanyak 5 mg

Ditambahkan bipiridin sebanyak 3,5 gram

Ditambahkan larutan FeCL3 sebanyak 0,5 ml

Ditetapkan menjadi 10 ml dengan etanol

Didiamkan dalam ruang gelap selama 1 menit

Diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 520 nm

Dicatat hasilnya

Praktikum selesai

2. Blanko a Praktikum dimulai

Toluen dituangkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml

Ditambahkan bipiridin sebanyak 3,5 gram

Ditambahkan larutan FeCL3 sebanyak 0,5 ml

Ditetapkan menjadi 10 ml dengan etanol

Didiamkan dalam ruang gelap selama 1 menit

Diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 520 nm kemudian dicatat hasilnya.

Praktikum selesai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kel Sampel Absorbansei sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 Natur - e Natur - e Natur - e Natur - e Natur - e Natur - e Natur - e Natur - e 0,551 0,537 0,555 0,553 0,529 0,536 0,537 0,537 Absorbansi blanko 0,536 0,526 0,538 0,531 0,522 0,531 0,530 0,527 109,6 81,57 126,8 163,53 52,4 37,08 51,6 74,5 Hasil mg/g

B. Pembahasan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil kadar tokoferol total kelompok tiga adalah 126,8 mg/g dengan absorbansi sampel sebesar 0,555 dan aborbansi blanko sebesar 0,538. Hasil kadar tokoferol totaol dalam nautr-e yang diperoleh kelompok tiga berbeda dengan kelompok lainnya. Kelompok satu memperoleh hasil kadar tokoferol total sebesar 109,6 mg/g, kelompok dua 81,57 mg/g, kelompok empat 163,53, kelompok lima 52,4, kelompok enam 37,8, kelompok tujuh 51,6, kelompok delapan 74,5. Perbedaan hasil kadar total tokoferol terjadi mungkin karena kesalahan pada praktikan yang kurang teliti dalam menimbang berat awal natur-e sehingga mempengaruhi hasil kadar tokoferol total. Selain itu perbedaan lamanya penyimpanan dalam ruang gelap juga mempengaruhi karena tokoferol mudah teroksidasi dan tidak stabil terhadap sinar ultra violet, dan suhu ruang seperti yang dikemukakan oleh Dewanti 2012 bahwa tokoferol bersifat stabil pada proses perebusan asam tanpa adanya oksigen dan juga akan stabil terhadap

sinat tampak (visible light). Tokoferol bersifat tidak stabil pada suhu kamar dengan adanya oksigen, alkali, garam feri dan ketika terekspos pada sinar ultra violet. Sehingga jika terlalu lama disimpan dalam suhu ruang maka tokoferol akan mudah teroksidasi, itu yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil kadar total tokoferol tiap kelompok.

10

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Analisis kadar tokoferol total dapat dilakukan dengan cara Sampel ditimbang dengan tepat sebanyak 200 10 mg ke dalam labu takar 10 ml, lalu ditambahkan 5 ml toluena untuk melarutkan sampel. Kemudian ditambahkan 3.5 ml 2.2-bipiridin (00.7 % b/v dalam etanol 95%) dan 0.5 ml FeCl3.6H2O (0.2% b/v dalam etanol 95%) dan ditepatkan dengan etanol 95% sampai volume total 10 ml (kira-kira 1 ml). Setelah didiamkan selama 1 menit dalam ruang gelap, absorbansinya diukur pada panjang gelombang 520 nm. Larutan blanko dibuat seperti prosedur di atas tetapi tanpa sampel. Absorbansi blanko diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang yang sama. Tokoferol tidak stabil dan mudah teroksidasi terhadap sinar ultra violet dan suhu kamar.

B. Saran Mahasiswa harus lebih teliti dalam melakukan penimbangan awal tokoferol. Penyimpanan dalam ruang gelap pada suhu kamar seharusnya tidak terlalu lama karena tokoferol mudah teroksidasi oleh suhu kamar dan sinar ultra vieolet. Mahasiswa harus teliti dalam meletakkan kuvet agar pembacaan sinar tidak terhalang oleh bagaian yang buram dari kaca kuvet.

11

DAFTAR PUSTAKA Almatsier 2002, Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Media Utama. Bieri, J.G. 1987. Vitamin E. Di dalamR.E Olson dan H.P Broquist (eds). Vitamin. PT.Gramedia, Jakarta. Lehninger, A.L.1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Worth Publ. Inc., New York. Terjemahan. M. Thenawijaya. 1993. Penerbit Erlangga, Jakarta. Ball, G.F.M. 1988. Fat Soluble VitaminsAssay in Food Analysis. Elsevier Science Publish. Co. Inc., New York. Dewanti, 2012, Pengaruh Pengolahan Terhadap Zat Gizi, diakses tanggal 3 Juni 2013 < http://tridewanti.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/Pengaruh-pengol.-thdgizi.ppt1_.ppt> Diplock AT. 1989. Vitamin E: biochemistry and health implications. New York: New York Academy of Sciences. Draper, H.H. 1970. The Tocopherol. Di dalamR.A Morton (ed). Fat Soluble Vitamins. Biochemistry Dept, Johnston Laboratories, University of Liverpool. Garow, J.S dan W.P.T. James. 1993. Human Nutrition and Dietetics. Edinburgh: Churchill Livingstone, ed 9. Landvik, S.V., A.T. Diplock & L. Packer. 2002. Efficacy of Vitamin E in Human Health and Disease. In: E. Cadenas & L. Packer (Eds). Handbook of Antioxidants. Marcel Dekker, Inc., New York. Wong, M.L., R.E Tims, dan E.M. Goh. 1988. Colorimetric determination of total tocopherol in palm oil, olein, and stearin. J. Am. Oil Chem Soc. Youngson R. 2005. Antioksidan, Manfaat Vitamin C & E Bagi Kesehatan. Cet.1. Jakarta: Arcan.

Anda mungkin juga menyukai