Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TUTORIAL

Acuired Immunodeficiency syndrome

Disusun oleh : RAHMI MUIN, S. Ked 2003730023

Pembimbing Klinik : Dr. H. A. LUKMAN ALI HUSIN, Sp. PD

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA PERIODE 23 Juli s/d 29 September 2007

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tutorial berjudul :

Acquired Immunodeficiency Syndrome


Disetujui oleh Pembimbing Klinik Tanggal: .................................

Paraf : .................................

Dipresentasikan : Tanggal :..................................

Paraf :..................................

Pembimbing Klinik :

Dr. H. A. LUKMAN ALI HUSIN, Sp. PD

STATUS PASIEN
I. IDENTITAS Nama Tempat tgl lahir Umur Jenis Kelamin Alamat Status perkawinan Pekerjaan Masuk Rumah Sakit No. Rekam medik: Diagnosis saat masuk II. ANAMNESIS Diperoleh dari pasien (autoanamnesis) Keluhan Utama : Demam turun naik disertai mual, lamanya 2 minggu Riwayat Penyakit Sekarang : 2 minggu sebelum masuk RS o.s mengeluh demam turun naik, naik terutama pada sore hari. Keluhan disertai mual dan muntah, buang air besar encer > 4 kali sehari,riwayat sering mencret dalam 2 bulan terakhir. badan lemas, sariawan di mulut yang tidak sembuh-sembuh dan rasa pusing. BB menurun drastis dalam sebulan. O.s berobat di dokter klinik tetapi belum ada perubahan. 1 hari SMRS, o.s mengeluh mual. Demam masih (+), batuk (-), nafsu makan menurun, dan lemas. O.s langsung dibawa berobat ke UGD RS dan dirujuk untuk rawat inap. : Tn. Am : Jakarta, 18 April 1982 : 25 tahun : Laki-laki : Kp. Buaran, Cakung, Jakarta timur : Belum menikah : Tidak bekerja (pengangguran) : 1 Agustus 2007 : 35.43.24 : Demam typoid

Riwayat Penyakit Dahulu : - Riw. Demam typoid tahun tidak diketahui - Riw. TBC disangkal - Belum pernah dirawat di RS. Riwayat penyakit keluarga :

- Ayah menderita DM (+) - HT : disangkal - Stroke : disangkal - Kakak menderita TBC dalam pengobatan.
Riwayat kebiasaan : Riwayat merokok (+) Riwayat penggunaan obat terlarang (suntik)

TANDA VITAL - Suhu - Nadi - Tekanan Darah Tinggi badan Berat badan IMT Status gizi UMUM - Keadaan umum : sedang - Keadaan sakit : sedang - Cara berbaring dan mobilitas : aktif Kepala : normochepali, pertumbuhan rambut normal, pull test (-) Mata : pupil isokhor, ukuran D/S; 3 mm/3mm, refleks terhadap cahaya (+/+). Konjungtiva Anemis (+/+), sklera ikterik (-/-). Sekret (-/-) Telinga : bentuk normal, sekret (-/-) Hidung : bentuk normal, sekret (-) Mulut : mukosa bibir pucat (-), kering (+), sianosis (-). stomatitis (+), coated tongue (-), candidiasis (+) Leher : kaku kuduk (-), KGB tidak teraba membesar Thoraks : simetris - Jantung : iktus kordis tidak tampak, pada auskultasi BJ I dan II reguler. Gallop (-), murmur (-) - Paru : simetris (+/+), nyeri palpasi (-/-), perkusi sonor (+/+), auskultasi: suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-). Wheezing (-/-) Abdomen : simetris, Bising usus (+) meningkat, palpasi supel, nyeri tekan epigastrium (+), Hepar dan lien tidak teraba membesar, palpasi ginjal nyeri (-). Alat kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan Anus dan rektum : tidak dilakukan pemeriksaan Punggung : simetris tanpa retraksi. Skoliosis (-). Anggota gerak : d.b.n : 39,4 0C : 100 kali/menit : 120/90 mmHg : 167 cm : 48 kg : 17,2 kg/m2 : Kurang (underweight) Pernafasan Jenis : 18 kali/menit : thorako-abdominalis

Kulit : akral dingin.

HASIL LABORATORIUM :
HEMATOLOGI Umum : Hb Leukosit LED Hematokrit Trombosit HITUNG JENIS Basofil Eosinofil N. batang 4 N. segmen Limfosit Monosit FAAL HATI SGOT SGPT IMUNO-SEROLOGI S.Typhi O S. Paratyphi AO S. Paratyphi BO S. Paratyphi CO S. Typhi H S. Paratyphi BH S. Paratyphi CH 0 2 % 78 13 3 148 178 (+) 1/80 (+) 1/160 (-) (-) (+) 1/80 (+) 1/80 (-) % % % % % U/L U/L (0 0,9) (2 4) (1 5) (51 67) (20 30) (2 6) (0 40) (0 40) 10,1 g/dL 9.500 mm3 64 mm/jam 31 % 340 ribu/mm3 (12,5 15,5) (4000 10.000) (0-15) (40 -50) (150 400)

HASIL Ro. FOTO THORAKS : Cor CTR > 50 %, aorta normal Mediastinum normal Pulmo : corakan bronkhovaskuler bilateral meningkat Kesuraman di paracardial kanan Sinus, diafragma, dan costa normal KESAN : Cardiomegali + bronkopneumonia URINALISA RUTIN : - Warna - kejernihan - pH - Protein - Reduksi - B. Keton - Bilirubin - Urobilinogen - Leukosit - Eritrosit - Epitel - Kristal - Bakteri - Jamur - Trichomonas - S. Hyalin

Kuning agak Keruh 6.0 + 2-4 lpb 1-3 + / BLAAS + + / AMORF -

Kuning Jernih 4,5 7,5 + 0 5 01 + -

- S. Granula

FAECES ANALISA CO1 - Warna - Konsistensi - Lendir - Pus - Busa - Leukosit - Eritrosit - Epithel - Telur cacing - Ameoba - Bakteri - Jamur - Amylum - Lemak - Serat otot - serat tumbuhan - Lain-lain

Coklat Cair 46 24 + + -

cell/mm3 cell/mm3

IMUNO-SEROLOGIS Penanda Hepatitis - anti HVC Total - /negatid - Anti HIV (screening) Reaktif ( cttn : mohon dilanjutkan pemeriksaan dengan metode ELISA) - HbsAg (screening) (-) / NEGATIF - Anti HAV IgM Reaktif 4,49 KIMIA Faal hati : - Bilirurin Total - Bilirubin Direct - SGOT - SGPT 0,8 mg/dL 0.4 mg/dL 49 U/L 98 U/L 0.0 1.0 0.0 0.3 0 - 40 0 - 40 (on reaktif < 0,8)

III. RESUME o.s datang ke UGD tgl. 1 Agustus 2007, dengan keluhan utama demam turun naik, (naik terutama sore hari), disertai mual dan muntah, BAB encer > 4 x sehari. Riwayat sering mencret dalam 2 bulan terakhir. Nafsu makan menurun, keluhan sariawan di mulut (+) yg tidak sembuh-sembuh, badan lemas, rasa pusing. BB menurun drastis dalam sebulan. Sudah berobat tidak ada perubahan. Hasil pemeriksaan fisis; (TTV) S = 39,4 0 C, TD = 120/90 mmHg, FP = 16 x/menit, PN = 100 x/menit. TB = 167 cm, BB = 48 kg , IMT = 17,2 kg/cm 3 dengan status gizi kurang (underweight). Konjungtiva anemis (+/ +), bibir kering (+), stomatitis (+), candidiasis lidah (+), pd pem. Abdomen BU (+) meningkat, NTE (+). Hasil pemeriksaan penunjang : Hb = 10,1 mg/dL, LED = 64 mm/jam, hematokrit 31 %. Hitung jenis leukosit N segment 78 %, limfosit 13 %, SGOT = 148 U/L, SGPT = 178 U/L, imuno serologi = S.typhi O (+) 1/80, S. Paratyphi AO (+ )1/160, S typhi H (+) 1/80, S. Paratyphi BH (+) 1/80. IV. DIAGNOSIS KERJA - Obs. Febris e.c susp. HIV dd/ Hepatitis virus VI. PENATALAKSANAAN Medikamentosa : - Ciprofloxacin 2 dd 1 - Vometa 3 dd 1

Tripanzym Gastridin Hp pro New diatab Sistenol Lycoxy Fungatin Ceftriaxone inj Metronidazole

3 dd 1 2 dd 1 3 dd 1 3 dd 2 3 dd 1 1 dd 1 2 dd 0,6 3 dd 1 2 dd1

FOLLOW UP PASIEN RUANG RAWAT INAP : Tgl : 3/8/07 (06.00 wib) S Demam (+), mual (-), rasa penuh di perut, BAB encer 4 kali sejak pkl. 04.00 wib tinja cair, wrn kuning, lendir (-), darah (-). Susah tidur, batuk (-), nafsu makan (-). O KU : sedang, kes : cm TTV : TD : 110/80 mmHg P : 390 C P : 18 x/menit N : 100x/mnt - Conjungtiva anemis (+/+) - stomatitis (+), candidiasis (+) - BU (+) meingkat, Nyeri tekan abdomen : (+) A - obs. Febris e.c susp. HIV dd/ hepatitis virus

P cek laboratorium : Petanda Hep B, C, Anti HIV. Tgl : 4/8/2007 (14.00 wib) S Demam (+), mual (-), BAB sudah ada ampas 2 kali td`pagi, lemas (+), nafsu makan mulai membaik, BAK normal. O KU : sedang, kes : cm TTV : TD : 110/70 mmHg P : 16 x/mnt N : 88 x/menit S : 390 C - Conjungtiva anemis (+/+) - stomatitis (+), candidiasis (+) - BU (+) meingkat, Nyeri tekan abdomen : (+) Hasil lab : A HIV positif P. th/ lanjut Di rujuk ke RS Sulianti Suroso

ANALISIS KASUS BERDASARKAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN


A. Epidemiologi Di Indonesia kasus HIV telah dilaporkan Widjanarko dkk. pada tahun 1987 dengan ditemukannya HIV positif sebesar 0,22 % pada 8311 orang calon tenaga kerja di Indonesia sedangkan kasus tuberkulosis dengan AIDS dilaporkan oleh Lidya pada 6 Rumah Sakit di Jakarta dari tahun 1990 s/d 1996 sebanyak 18 kasus (54,5 %) dari 33 kasus AIDS yang di evaluasi. B. Defenisi : AIDS dapat didefenisiskan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan karakterisitk defisiensi imun yang berat, dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi HIV.antibodi HIV positif tidak identik dengan AIDS, karena AIDS harus menunjukkan adanya satu atau lebih gejala penyakit akibat defisiensi sistem imun seluler. Untuk negara-negara yang mempunyai fasilitas diagnostik yg cukup, defenisis AIDS adalah sbb; 1. Suatu penyakit yg menunjukkan adanya defisiensi imun seluler, misalnya sarkoma kaposi, atau salah satu atau lebih jenis bla..bla..bla.. C. D. Cara Penularan : Patogenesis : HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah jenis retrovirus yang penularannya didapat secara hubungan seksual (homo/heteroseksual) melaui sperma/sekret vagina perinatal sewaktu partus, kontaminasi dengan transfusi darah, atau alat-alat kedokteran (jarum suntik, dll). Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia terutama limfosit T. Virus ini dapat diisolasi sebagai Human T lymphocyte virus Type I (HLTV I, II, dst). Infeksi HIV akan menempel pada molekul CD4 yang terdapat pada permukaan sel-sel limfosit (terutama T-helper), monosit, atau makrofag. Setelah beberapa minggu terjadi replikasi virus yang hebat dan penyebaran secara luas yang disertai penurunan CD4 limfosit T atau monosit/makrofag akan diikuti kerudakan membran sel induk dan selanjutnya terjadi sitolisis sel. Jumlah virus dapat berkurang dalam darah karena perlawanan respon imunologis humoral maupun seluler. Sedangkan jumlah CD4 limfosit T terus menurun selama beberapa tahunberikutnya sampai titik kritis dimana akan timbul infeksi-infeksi opportunistik. Keadaan ini

disebut penyakit AIDS. Infeksi opportunistik yang sering pertama terlihat adalah infeksi jamur di daerah mulut atau saluran cerna, sedangkan infeksi tuberkulosis adalah pada fase berikutnya yakni pada kadar CD4 < 300-400 ul/mm3. pada tingkat CD4 yang lebih rendah (< 200-250 ul/mm3) akan terjadi infeksi oportunistik Mycobacterium avium dan Pneumocystis carinii.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief. dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, jilid 1. Penerbit Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta, 2001. Sudoyo, Aru W.dkk. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam . Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. 2006 Farmakologi dan Terapi, edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai