Anda di halaman 1dari 10

*CERPEN

TEMA KETAKUTAN

HARI YANG SIAL

Pada suatu hari aku diajak oleh temanku yang bernama Mila pergi kerumah kakaknya. Katanya sich dia mau mengambil sesuatu disana. Aku menjawab iya tapi aku nggak bisa sekarang, kalau sore bisa nggak? Mila lalu menjawab iya dech daripada aku pergi sekarang aku sendirian dong. Mila lalu pulang kerumahnya dan tak lama kemudian terdengar suara yang dahsyat puuaaaakkk..... Aku sangat kaget ketika mendengar suara itu dan kayaknya sih suara itu berasal dari lorong yang ada disamping rumahku. Orang-orang yang berada disekitar rumahku berlarian kesumber suara tadi. Aku pun keluar dari rumah dan ikut dengan tetanggaku ketempat dimana suara tadi berasal karena aku penasaran banget pengen melihatnya. Setelah sampai ditempat tersebut ternyata ada orang yang kecelakaan. Setelah aku melihat orang yang kecelakaan itu, ternyata dia adalah teman SMP ku namanya Ancha dan dia dibonceng oleh kakaknya sendiri namanya Jusman, kakak kelas aku sewaktu masih duduk dibangku SMP. Dan orang yang ditabrak temanku adalah sepupuku sendiri namanya Sidar. Aku lalu mendekati sepupuku dan temanku karena mereka berdua tidak terlalu parah. Tapi kakak Ancha yaitu Jusman sangat parah sampai-sampai dia pingsan, tapi aku tidak semapt melihatnya karena aku takut mendekat soalnya aku takut banget ngeliat darah. Aku cuma mendapat informasi dari adiknya sendiri.

Kakak Ancha dibawa pulang kerumahnya , sementara Ancha masih tinggal disitu. Dan kebetulan juga didekat rumahku ada seorang bidan namanya Fitri, dia lalu mengobati luka-luka pada tubuh Ancha dan Sidar. Sementara diobati, aku bertanya sama Ancha Kenapa bisa kamu dan kakakmu menabrak sepupuku? Ancha lalu menjawab Aku menabraknya karena pas dia mau belok masuk lorong, disaat itu juga aku dan kakakku langsung datang dari arah utara dan langsung menabrak sepupumu karena kakakku tidak bisa mengendalikan motor soalnya laju motorku memang cukup kencang ceritanya.... Setelah itu, aku pulang kerumahku dan tak lama kemudian Mila datang memanggilku untuk ditemani pergi kerumah kakaknya. Aku lalu keluar dari rumah sambil berkata Aduh...., Mila sorry yach aku nggak jadi nemenin kamu ........Emangnya kenapa? Aku takut.......! Loh kok takut sich, emangnya kamu takut sama siapa sich...? Aku tuh nggak takut ama siapa-siapa. Jadi yang kamu takutin apa dong...? Begini loh, tadi kan aku ngeliat orang yang kecelakaan disitu dekat lorong. Jadinya aku juga takut naik motor. Ooohhh..... Cuma gara-gara itu. Kamu ini gimana sich, gitu aja kok takut. ....Ya iyalah, entar kalau aku jatuh gimana? Ya nggak mungkinlah. Kamu ini pikirannya gimana sich, kelewatan benget tau nggak. Ooohhh...., jadi begitu jalan

Udah....udah...., kamu siap-siap cepat aku mau keluarin motor dulu. Ya..., tapi kan Mila aku nggak mau. Loh... kok nggak mau sich? Aku kan tadi udah bilang sama kamu kalau aku takut. Ya nggak boleh gitu dong. Kamu harus mau menemani aku karena kamu kan udah jani tadi ama aku, jadi kamu harus tepatin janji kamu. Jani itu utang loh...! Iya dech, aku temanin kamu tapi kamu harus pelan-pelan yach! Iya...... iya.......,aku pelan-pelan. Ayo buruan naik...! Aku pun segera naik dan setelah sampai ditengah jalan, nggak ada rumah satu pun yang ada dikiri kanan jalan itu cuma pohon-pohon, sawah, kuburan, dan juga jembatan. Aku jadinya takut dech. Apalagi ketika aku ngeliat kuburankuburan yang ada dipinggir jalan iiihhh..., aku langsung merinding. Dan disaat itu juga aku pengen kencing. Untungnya pas kami lewat disitu ada juga orang yang lewat. Kalau nggak ada orang lain yang lewat, aku nggak tahu apa yang bakalan terjadi. Tidak lama kemudian, akhirnya kami sampai juga dirumah kakaknya Mila. Ternyata Mila punya keponakan yang mukanya genit gitu, namanya Ikhsan pokoknya dia sangat lucu. Aku sempat bermain dengan anak itu. Aku senang banget soalnya anak tu kalau bicara lucu banget. Waktu terus berputar, dan jam dinding telah menunjukkan pukul 04.00 sore, Mila lalu mengajakku pulang. Mendengar perkataan Mila, keponakannya lalu menangis katanya sich dia mau ikut sama kita. Akan tetapi mamanya melarang soalnya hari sudah sore. Aku dan Mila pun segera pulang takut adeknya

tambah nangis. Ketika sampai ditengah jalan yaitu pas dipertigaan, ada mobil truk dari arah utara. Aku lalu menyuruh Mila berhenti sejenak, takut nanti kenapa-napa soalnya Mila juga tidak lancar naik motor soalnya dia juga baru belajar. Akan tetapi dengan tegasnya Mila nggak mau juga berhenti. Sehingga, pas kami berdampingan dengan mobil truk itu, Mila tidak bias mengendalikan motornya, Sehingga motor tersebut jalannya berbelok-belok sampai-sampai aku dan Mila hampir aja jatuh keselokan. Aku lalu memukul bahu Mila sambil berkata Tuh kan tadi aku juga bilang apa? Aku bilang berhenti tapi kamunya n yolot nggak mau. Tau nggak hamper aja kita jatuh keselokan. Iya aku tau, aku minta maaf lagian kan cuma hampir aja jatuh belum terjadi. Maafmaaf,makanya kalau ditanya jangan nyolot, memang benar cuma hampir tapi kalau benar-benar terjadi gimana, apa kamu mau tanggungjawab? Nggak kan.!!? Mendengar perkataanku, Mila langsung tersenyum kepadaku sambil berkata Tolong kamu jangan bilang sama siapa-siapa tentang kejadian ini termasuk kepada orang tuaku karena kalau mereka tau aku pasti bakalan dilarang naik motor lagi. Aku lalu menjawabh Iya aku nggak bakalan bilang sama siapasiapa kok tentang keadaan ini, Tapi lain kali kamu jangan begitu lagi kalau ditanya kamu harus dengar nggak boleh nyolot. Setelah sampai dirumah, aku langsung mandi. Setelah mandi, aku memakai baju lalu aku keluar didepan rumahku duduk-duduk bersama dengan teman-temanku sambil bercakap-cakap. Seru juga yah pada waktu sore hari nongkrong dengan teman-teman, meskipun tadi aku sempat mengalami saat-saat

yang sial dan sangat menyebalkan. Tidak lama kemudian, terdengar suara radio dari masjid yang menandakan bahwa ibadah shalat Maghrib sudah dekat. Ibu memanggilku, akupun segera naik kerumah. Dan waktu aku mau tidur sekitar jam 09.00 malam, aku nggak bias tidur, soalnya aku masih saja selalu memikirkan dan membayangkan kejadian tadi sore. Aku membayangkan bagaimana kira-kira jika tadi sore aku bertabrakan dengan mobil truk itu. Apakah aku bakalan matio, atau apalah.Tak lama kemudian akupun ketiduran. Keesokan harinya sekitar jam 06.00 pagi aku pun bangun. Aku lalu mencuci mukaku. Setelah itu, aku sarapan bersama dengan kakakku. Tak lama kemudian sekitar jam 09.00 pagi, sepupuku yang bernama Ifah datangdari Makassar bersama dengan mamanya. Aku sangat senang karena sudah sekian lamanya aku baru bertemu dengan sepupuku Ifah dan mamanya. Aku bercakapcakap dengan Ifah dan mamanya, pokoknya seru banget. Seakan-akan aku tidak mengingat lagi tentang kejadian kemarin sore. Tapi sayangnya IOfah dan dia juga mau pergi

mamanya tidak sempat bermalam dirumahku soalnya

kerumah neneknya. Tapi, meskipun Ifah dan mamanya tidak bermalam dirumahku, aku juga sudah mersa senang karena aku dapat bertemu dengannya, bercanda dan tertawa meskipun hanya dalam waktu yang singkat.

*UNSUR INTRINSIK CERPEN

1.

Tema : Ketakutan Tema cerpen diatas adalah ketakutan karena didalam cerpen tersebut menceritakan seseorang yang merasa takut dalam suatu hal (kejadian).

2.

Penokohan : Aku (pengarang) Mila Ibu sipengarang Ancha Jusman Sidar Fitri Ikhsan Mama Ikhsan Ifah Mama Ifah Tetangga Sipengarang Kakak pengarang Teman pengarang : Penakut, menepati jani : Baik hati : Baik hati : Baik hati : Baik hati : Baik hati : Baik hati : Baik hati : Baik hati : Baik hati : Baik hati : Baik hati : Baik hati : Baik hati

Pembagian tentang tokoh yaitu : a. Tokoh utama : Aku (Pengarang)

b. c.

Tokoh Pembantu Tokoh figuran

: Mila : Ibu sipengarang, Ancha, Jusman, Sidar, Fitri, Ikhsan, Mama Ikhsan, Tetangga Sipengarang, Kakak Sipengarang, Teman-teman Sipengarang, Ifah, Mama Ifah

3.

Alur : Alur yang digunakan dalam cerpen ini adalah alur maju mundur karena dalam cerpen tersebut setelah menceritakan masa sekarang sipengarang kembali membahas tentang peristiwa yang telah berlalu.

4.

Latar (Setting) a. Latar tempat : Dirumah Dirumah b. c. Latar Waktu Latar suasana sipengarang, dekat lorong, dijalan, Ikhsan, didepan rumah sipengarang,.

: Siang hari, sore hari, malam hari dan pagi hari : Menakutkan, ramai, menyebalkan, menggemBirakan

5.

Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang pertama karena dalam cerpen tersebut lebih mendominasi kata aku dan pengarang seolah-olah terlibat dalam cerpen.

6.

Gaya Bahasa : Bahasa yang digunakan pengarang dalam cerpen ini adalah bahasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau bahasa yang

mudah dipahami sehingga isi dari cerpen tersebut mudah dipahami oleh pembaca.

7.

Amanat : Amanat yang terdapat dalam cerpen ini adalah : Janganlah engkau menjadi orang penakut karena sesungguhnya orang penakut akan merasa lemah dalam mengahadapi segala hal. Dan dengarkanlah nasihat orang tuamu dan orang lain agar engkau selamat.

* UNSUR EKSTRINSIK CERPEN


Nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen ini adalah : 1. Nilai Keagamaan Nilai keagamaan yang terdapat dalam cerpen tersebut yaitu kita harus rajin beribadah dalam mengerjakan ibadah dilandasi dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Dalam cerpen tersebut terdapat nilai keagamaan karena dalam cerpen ini diungkapkan mengenai suara radio dimasjid. Bukti kalimat : Tidak lama kemudian terdengar suara radio dari masjid yang menandakan bahwa ibadah sholat Maghrib sudah dekat.

2.

Nilai sosial : Dalam cerpen ini terdapat nilai sosial karena ketika ada orang kecelakaan, banyak orang lain yang dating menolongnya. Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen tersebut yaitu sebagai seorang manusia kita harus

saling tolong-menolong karena kita adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Bukti kalimat : Orang-orang yang ada disekitar rumahku berkarian menuju kesumber suara tadi. Aku pun keluar dari rumah dan ikut dengan tetanggaku ketempat dimana suara tadi berasal karena aku penasaran banget pengen melihatnya. Setelah sampai ditempat tersebut ternyata ada orang yang kecelakaan.

Anda mungkin juga menyukai