Anda di halaman 1dari 29

RINGKASAN AWAL Pasien datang diantar oleh suaminya ke poli mata RSUD Selong pada hari kamis tanggal

l 5 September 2013 dengan keluhan mata kanan membengkak dan terasa nyeri dan sakit sampai menyebabkan pasien tidak bisa melihat. Pasien mengaku keluhan ini dirasakan se ak satu minggu yang lalu. !"alnya pasien hanya mengeluh mata kanan terasa panas dan mengeluarkan air berlebihan# satu hari kemudian mata kanan pasien terasa membengkak# saat itu ketika pasien melakukan upa$ara % hari kelahiran anaknya pasien men$eritakan hal tersebut kepada tetangganya yang diyakini sebagai dukun disekitar desa tempat tinggal pasien. Dari keterangan suami pasien mengatakan bah"a mata kanan pasien disembur oleh sang dukun menggunakan sumber air murni di sekitar tempat tinggal pasien# dari keterangan selan utnya dikatakn bah"a sumber air murni tersebut selain dipergunakan untuk mengambil air sebagai sumber air minum ternyata uga digunakan untuk mandi# dan kebutuhan sehari&hari oleh "arga disekitar desa tersebut. 'amun keterangan lain yang didapatkan dari pengtakuan pasien bah"a mata kanannya hanya dioleskan dengan air tersebut namun# tidak disemburkan selain itu sang dukun uga mengurut alis pasien hingga terasa sakit. sehari setelah pasien diobati oleh dukun ternyata mata pasien semakin membengkak dan akhirnya pasien memutuskan untuk berobat kesalah satu mantri( pera"at di desanya dan dikasih obat tetes. Setelah satu kali berobat ternyata mata kanan pasien tidak sembuh sembuh dan pasien ahirnya memutuskan untuk datang memeriksakan dirinya di poli mata RSUD Selong setelah satu minggu dirmumah dan dengan kondisi kelopak mata yang sangat bengkak yaitu kelopak mata atas mendesak bagian kelopak mata ba"ah yang menyebabkan bola mata tertutup oleh palpebra yang membengkak dan ahirnya pasien tidak bisa melihat karena hal tersebut. Selain itu uga kon ungti)a mengalami pembengkakan atau edema kon ungti)a. Pasien mengaku tidak pernah mengalami sakit mata sebelumnya# pasien tidak pernah mengalami demem atau *lu se enisnya# pasien uga tidak pernah mengeluhkan tentang sakit gigi dan lainnya.. Pasien mengaku pembengkakan ter adi se$ara tiba tiba dan tidak ada yang menderita sakit seperti dirinya di sekitar lingkungan rumahnya.
1

Dari hasil pemeriksaan didapatkan palpebra mengalami pembengkakan# iritasi# "arna merah# iritasi pada kon ungti)a# khemosis# kornea ernih dengan ta am penglihatan mata kanan 2(+0 dan mata kiri 15(15. ,ornea# lensa pupil dan iris sulit untuk die)aluasi karena pembengkakan palpebra dan kemosis dan rasa nyeri yang hebat. !namnesa dan hasil pemeriksaan *isik menun ukkan kedua mata pasien menderita selulitis orbita. Ren$ana terapi ialah ,-. kepada pasien serta keluarga dan suaminya agar pasien dira"at inap dan ika pembengkakan menurun dian urkan untuk operasi tasiora*i.

STATUS LENGKAP PASIEN 1. IDENTITAS PASIEN 'ama Pasien Umur 1enis kelamin !gama ( suku Peker aan !lamat 'omer R3 2. ANAMNESIS Keluhan utama: 3ata kanan terasa nyeri dan sakit Riwayat enya!it "e!a#an$: Pasien datang diantar oleh suaminya ke poli mata RSUD Selong pada hari kamis tanggal 5 September 2013 dengan keluhan mata kanan membengkak dan terasa nyeri dan sakit sampai menyebabkan pasien tidak bisa melihat. Pasien mengaku keluhan ini dirasakan se ak satu minggu yang lalu. !"alnya pasien hanya mengeluh mata kanan terasa panas dan mengeluarkan air berlebihan# satu hari kemudian mata kanan pasien terasa membengkak# saat itu ketika pasien melakukan upa$ara % hari kelahiran anaknya pasien men$eritakan hal tersebut kepada tetangganya yang diyakini sebagai dukun disekitar desa tempat tinggal pasien. Dari keterangan suami pasien mengatakan bah"a mata kanan pasien disembur oleh sang dukun menggunakan sumber air murni di sekitar tempat tinggal pasien# dari keterangan selan utnya dikatakn bah"a sumber air murni tersebut selain dipergunakan untuk mengambil air sebagai sumber air minum ternyata uga digunakan untuk mandi# dan kebutuhan sehari&hari oleh "arga disekitar desa tersebut. 'amun keterangan lain yang didapatkan dari pengtakuan pasien bah"a
3

/ Sri 0artati / 30 th / perempuan / -slam ( sasak / -R2 / !ikmel / 242204

mata kanannya hanya dioleskan dengan air tersebut namun# tidak disemburkan selain itu sang dukun uga mengurut alis pasien hingga terasa sakit. sehari setelah pasien diobati oleh dukun ternyata mata pasien semakin membengkak dan akhirnya pasien memutuskan untuk berobat kesalah satu mantri( pera"at di desanya dan dikasih obat tetes. Setelah satu kali berobat ternyata mata kanan pasien tidak sembuh sembuh dan pasien ahirnya memutuskan untuk datang memeriksakan dirinya di poli mata RSUD Selong setelah satu minggu dirmumah dan dengan kondisi kelopak mata yang sangat bengkak yaitu kelopak mata atas mendesak bagian kelopak mata ba"ah yang menyebabkan bola mata tertutup oleh palpebra yang membengkak dan ahirnya pasien tidak bisa melihat karena hal tersebut. Selain itu uga kon ungti)a mengalami pembengkakan atau edema kon ungti)a. Pasien mengaku tidak pernah mengalami sakit mata sebelumnya# pasien tidak pernah mengalami demem atau *lu se enisnya# pasien uga tidak pernah mengeluhkan tentang sakit gigi dan lainnya.. Pasien mengaku pembengkakan ter adi se$ara tiba tiba dan tidak ada yang menderita sakit seperti dirinya di sekitar lingkungan rumahnya. Riwayat enya!it %ahulu Pasien mengaku tidak pernah memiliki ri"ayat penyakit berat/ D3 5&6# tekanan darah tinggi 5&67 Ri"ayat mata merah sebelumnya 5&6# Ri"ayat penggunaan obat&obatan dan ri"ayat alergi terhadap makanan dan obat&obatan 5&6# ri"ayat trauma 5&6# ri"ayat sinusitis 5&6# ri"ayat sakit gigi 5&6# Riwayat enya!it !elua#$a Pasien mengatakan tidak ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit atau ge ala&ge ala yang sama seperti yang diderita oleh pasien saat ini.

&. PEMERIKSAAN 'ISIK 2anggal pemeriksaan / 5 September 2013 ,eadaan umum ,esadaran 8erat badan / 8aik / 9ompos mentis /

Status lokalis tanggal 5 September 2013 N( 1. 2 3 4 Peme#i!"aan :isus ;erakan bola mata Mata Kanan 2(+0 Mata Ki#i 15(15 5&6 8aik 5&6 5&6 5=6 5&6 5&6 5&6 5&6 !da > 10 mm 5&6 5&6 5&6 5&6

2idak bisa mengikuti Se a ar# nistagmus

arah <apang pandang dengan teknik 8uruk .dema 0iperemi superior Silia Pseudoptosis Sikatrik Palpebra .dema 0iperemi -n*erior Silia <ebar *issura palpebra ,on ungti)a palpebra Superior 0iperemi 0iperemi -n*erior ,on ungti)a bulbi -n eksi kon ungti)a -n eksi silier ,emosis Sklera 0iperemi Udema ,ornea ,e ernihan kon*rontasi Palpebra 5=6 5=6 5=6 5&6 5=6 5=6 5=6 !da > 10 mm 5=6 5=6 5sulit die)aluasi6 5sulit die)aluasi6 5=6 5=6 5=6 1ernih
5

5 + %

5&6 5&6 1ernih

10

11

8entuk Permukaan -n*iltrat

8ulat 5sulit die)aluasi6 5sulit die)aluasi6 5sulit die)aluasi6 'ormal 5&6 5&6 9oklat 5&6 5&6 5&6 8ulat 5sulit die)aluaassi6 5sulit die)aluasi6 1ernih 2idak tampak Sulit die)aluasi

8ulat 9embung dan rata 5&6 5&6 'ormal 5&6 5&6 9oklat 5&6 5&6 5&6 8ulat 5=6 5=6 1ernih 2idak tampak ,esan normal

8enda asing 8ilik mata depan ,edalaman 0i*ema 0ipopion Aarna -ridodenesis -ridodialisis

12

-ris

13

14

Sinekia Pupil 8entuk Re*leks langsung Re*leks tidak langsung <ensa ,e ernihan

15

-ris shado" 2-B 5palpasi6

Gam)a#an mata a"ien

Palpebra superior

BD

BS

kemosis

Dia$n("i" Ke#*a BD/ selulitis orbita Dia$n("i" )an%in$ Periostitis orbita Rabdomiosarkoma Pseudotumor Peme#i!"aan enun*an$ +a"il la)(#atu#ium & & +, Leu!("it : 1-.1 /N: 11.-011.12 : 12.333 /N:-.&33011.&332
8

& & & & &

E#it#("it T#(m)("i" P67 GDS +,"A$

: 4.25 /N: -.3304.432 : &34 /1430-432 : --.4 /&8.30-1.32 : 133 /91-32 : /02

+a"il 6T & 2amopak gambaran edema pada ekstraokuli deCtra sisi anterior dan lateral. Retrobulbar tampak baik# tak tampak massa dan ner)us optikus tampak baik. Brbita kiri tak tampak keklainan & & & 2ak tampak kelainan pada basis kranii Sinus paranasalis kanan kiri tampak normal 2ulang tulang normal Ke"an : :eluliti" (#)ita %e;t#a

Penatala!"anaan 1. 9e*otaCim 2D1 gr 2. !sam me*enamat 3 D 500 mg 3. 9lorampeni$ol .B 2 D BD 4. ,-. 5. Ren$ana Bperasi

10

IDENTI'IKASI ISU ATAU MASALA+ Setelah dilakukan inspeksi dan pemeriksaaan terlihat hampir semua bagian kon ungti)a mengalami kemosis atau pembengkakan serta ter adi pembengkakan hebat pada palpebra hingga menutupi bola mata. ;e ala dan kronologi ke adian yang didapatkan melalui anamnesis dan pemeriksaan mata menun ukkan telah ter adi selulitis orbita

11

TIN<AUAN PUSTAKA A. Anat(mi Brbita adalah sebuah rongga berbentuk segi empat seperti buah pir yang berada di antara *ossa kranial anterior dan sinus maksilaris. 2iap orbita berukuran sekitar 40 mm pada ketinggian# kedalaman# dan lebarnya. Brbita dibentuk oleh % buah tulang

Se$ara anatomis orbita dibagi men adi enam sisi# yaitu/ 1. Dinding medial# terdiri dari os maCillaris# la$rimalis# ethmoid# dan sphenoid.Dinding medial ini seringkali mengalami *raktur mengikuti sebuah trauma. Bs ethmoid yang men adi salah satu struktur pembangun dinding medial merupakan salah satu lokasi ter adinya sinusitis etmoidales yang merupakan salah satu penyebab tersering selulitis orbita. 2. Dinding lateral# terdiri dari sebagian tulang sphenoid dan Eygomati$um. 3. <angit& langit# berbentuk triangular# terdiri dari tulang sphenoid dan *rontal. De*ek pada sisi ini menyebabkan proptosis pulsatil. 4. <antai# terdiri dari os. Palatina# maCillaris# dan Eygomati$um. 8agian posteromedial dari tulang maksilaris relati* lemah dan seringkali terlibat dalam *raktur blo"out.
12

5. 8asis orbita# merupakan bukaan anterior orbita +. !peks orbita# merupakan bagian posterior orbita dimana keempat dinding orbita bekon)ergensi# *isura orbital superior memiliki dua ori*isium yaitu kanal optikus dan

Se tum (#)ital Pada orbita terdapat suatu membran aringan ikat yang tipis yang melapisi berbagai struktur. 3embran tersebut terdiri dari *as$ia bulbi# mus$ular sheats# intermus$ular septa# dan ligamen lo$k"ood. Di dalam orbita terdapat struktur& struktur sebagai berikut/ bagian n. optikus# muskulus ekstraokular# kelen ar lakrimalis# kantung lakrimalis# arteri o*talmika# ner)us ---# -:# dan :-# sebagian ner)us :# dan *as$ia serta lemak. -n*lamasi periorbital dapat diklasi*ikasikan menurut lokasi dan dera at keparahan. Salah satu pertanda anatomis dalam menentukan lokasi penyakit adalah septum orbital. Septum orbital adalah membran tipis yang berasal dari periosteum orbital dan masuk ke permukaan anterior lempeng tarsal kelopak mata. Septum memisahkan kelopak mata super*isial dari struktur dalam orbital dan membentuk barier yang men$egah in*eksi dari kelopak mata menu u rongga orbita.

13

,. De=ini"i Selulitis orbita adalah in*eksi akut pada aringan lunak orbita di belakang septum orbita. Selulitis orbita dapat berkembang men adi abses subperiosteal atau abses orbital. 6. Eti(l($i Brbita dapat terin*eksi melalui tiga alur seperti pada selulitis preseptal & -n*eksi eksogen# dapat berasal dari trauma tembus pada mata khususnya terkait dengan retensi benda asing intraorbital dan kadang& kadang tindakan bedah seperti e)iserasi# enukleasi# dan orbitotomi. & & Persebaran in*eksi sekitar# seperti sinusitis# in*eksi gigi# dan struktur intraorbita. 3erupakan rute in*eksi tersering. -n*eksi endogen# arang ter adi. Brganisme penyebab hampir serupa dengan selulitis preseptal# ditambah dengan keterlibatan strepto$o$$us pneumoniae. terkait dengan

D. Kla"i=i!a"i
14

E. Pat(l($i Penampakan patologik selulitis orbital mirip seperti in*lamasi supurati* se$ara umum ke$uali dalam beberapa aspek# yaitu/ 1. ,arena tidak terdapat sistem lim*atik# agen protekti* terbatas pada elemen *agositik dari aringan retikular orbital 2. ,arena ruang terbatas# tekanan intraorbital meningkat sehingga mengaugmentasi )irulensi in*eksi menyebabkan nekrosis dini dan ekstensi* terhadap aringan 3. Umumnya# in*eksi menyebar sebagai trombo*lebitis dari struktur sekitar '. Mani=e"ta"i !lini"
15

;e ala meliputi pembengkakan dan nyeri hebat yang meningkat dengan gerakan bola mata atau pada penekanan. ;e ala lainnya dapat berupa demam# mual# muntah# prostrasi# dan terkadang kehilangan penglihatan. 2anda yang sering di umpai pada selulitis orbital adalah pembengkakan kelopak mata yang kemerahan dan keras seperti kayu# kemosis kon ungti)a yang dapat mengalami protrusi dan men adi nekrotik# dbola mata mengalami proptosis aksial# terdapat restriksi dari gerakan okular# dan pada pemeriksaan *undus didapati kongesti )ena retinal dan tanda papilitis atau papiloedema. Dapat uga ditemui dis*ungsi sara* optik. G. K(m li!a"i ,omplikasi dapat ter adi bila selulitis tidak ditangani dengan tepat. ,omplikasi terdiri dari komplikasi okular# orbital# dan komplikasi lainnya. ,omplikasi okular biasanya adalah kebutaan# keratopati# neuritis optik# dan oklusi arteri retina sentral. ,omplikasi orbital adalah perkembangan selulitis orbital men adi abses subperiosteal dan abses orbita. !bses subperiosteal adalah penumpukan material purulen antara dinding tulang orbital dengan periosteum# biasanya terdapat pada dinding orbita media. 8iasanya abses subperiosteal di$urigai bila terdapat mani*estasi selulitis orbita dengan proptosis eksentrik. 'amun# diagnosis dipastikan dengan 92 s$an. !bses orbita merupakan penumpukan material purulen di dalam aringan lunak orbital. Se$ara klinis di$urgai dengan tanda& tandan proptosis parah# kemosis# o*talmoplegia komplit# dan pus di ba"ah kon ungti)a. ,omplikasi lainnya berupa abses parotid atau temporal# komplikasi intrakranial# dan septikemia general atau pyaemia. +. Peme#i!"aan enun*an$ 1. 2. 3. 4. 5. ,ultur bakteri dari usap nasal dan kon ungit)a dan spesimen darah Pemeriksaan darah peri*er lengkap D&Ray P'S untuk mendeteksi adanya sinusitis terkait US; orbital untuk mendeteksi adanya abses intraorbital 92 s$an dan 3R- untuk /
16

& & & &

3embedakan selulitits preseptal dan post septal 3endeteksi abses subperiosteal dan abses orbital 3endeteksi ekstensi intra$ranial 3enentukan kapan dan darimana dilakukan drainase abses orbital

+. Punksi lumbal bila terdapat tanda& tanda keterlibatan meningel dan serebral.

Gambar 6 CT scan selulitis orbita(kiri)

I.

Pen$()atan Selulitis orbital# terutama yang telah menun ukkan komplikasi& komplikasi berbahaya membutuhkan tindakan bedah segera. Pengobatan selulitis preseptal menggunakan $o&amoCi$la) 500(125mg setiap ? am. -n*eksi yang parah membutuhkan antibiotik -:. Pengobatan harus dimulai sebelum organisme penyebab teridenti*ikasi. 2erapi antibiotik a"al harus mengatasi sta*ilokokus# 0. in*luenEae# dan bakteri anaerob. Selulitis pas$atrauma# khususnya setelah gigitan he"an# harus diberikan antibiotik untuk mengatasi basil gram negati)e dan gram positi*. Dekongestan hidung dan )asokonstriktor dapat membantu drainase P'S. 1uga perlu diberikan analgesia dan 'S!-D untuk mengontrol nyeri dan demam. ,onsultasi dengan otorlaringologis se ak dini berman*aat. Sebagian besar kasus berespon $epat dengan pemberian antibiotik. ,asus yang tidak berespon mungkin membutuhkan tindakan bedah seperti drainase P'S melalui pembedahan. Pada selulitis praseptal supurati* diindikasikan drainase melalui pembedahan se ak dini. 3R- berman*aat untuk menentukan kapan dan dimana drainase harus dilakukan. -ndikasi pembedahan
17

lainnya adalah terdapatnya abses intrakranial atau subperiosteal# dan gambaran atipikal yang mungkin membutuhkan biopsi. <. P#($n("i"

Dengan pengenalan dan penanganan yang tepat# prognosis untuk sembuh total tanpa komplikasi sangat baik. 3orbiditas ter adi dari penyebaran patogen ke orbita yang dapat mengan$am penglihatan dan berlan ut ke penyebaran 9'S. Selulitis orbital dapat berlan ut men adi abses orbital dan menyebar se$ara posterior menyebabkan trombosis sinus ka)ernosus. Penyebaran sistemik dapat menyebabkan meningitis dan sepsis.

18

RINGKASAN AK+IR

Pasien datang diantar oleh suaminya ke poli mata RSUD Selong pada hari kamis tanggal 5 September 2013 dengan keluhan mata kanan membengkak dan terasa nyeri dan sakit sampai menyebabkan pasien tidak bisa melihat. Pasien mengaku keluhan ini dirasakan se ak satu minggu yang lalu. !"alnya pasien hanya mengeluh mata kanan terasa panas dan mengeluarkan air berlebihan# satu hari kemudian mata kanan pasien terasa membengkak# saat itu ketika pasien melakukan upa$ara % hari kelahiran anaknya pasien men$eritakan hal tersebut kepada tetangganya yang diyakini sebagai dukun disekitar desa tempat tinggal pasien. Dari keterangan suami pasien mengatakan bah"a mata kanan pasien disembur oleh sang dukun menggunakan sumber air murni di sekitar tempat tinggal pasien# dari keterangan selan utnya dikatakn bah"a sumber air murni tersebut selain dipergunakan untuk mengambil air sebagai sumber air minum ternyata uga digunakan untuk mandi# dan kebutuhan sehari&hari oleh "arga disekitar desa tersebut. 'amun keterangan lain yang didapatkan dari pengtakuan pasien bah"a mata kanannya hanya dioleskan dengan air tersebut namun# tidak disemburkan selain itu sang dukun uga mengurut alis pasien hingga terasa sakit. sehari setelah pasien diobati oleh dukun ternyata mata pasien semakin membengkak dan akhirnya pasien memutuskan untuk berobat kesalah satu mantri( pera"at di desanya dan dikasih obat tetes. Setelah satu kali berobat ternyata mata kanan pasien tidak sembuh sembuh dan pasien ahirnya memutuskan untuk datang memeriksakan dirinya di poli mata RSUD Selong setelah satu minggu dirmumah dan dengan kondisi kelopak mata yang sangat bengkak yaitu kelopak mata atas mendesak bagian kelopak mata ba"ah yang menyebabkan bola mata tertutup oleh palpebra yang membengkak dan ahirnya pasien tidak bisa melihat karena hal tersebut. Selain itu uga kon ungti)a mengalami pembengkakan atau edema kon ungti)a. Pasien mengaku tidak pernah mengalami sakit mata sebelumnya# pasien tidak pernah mengalami demem atau *lu se enisnya# pasien uga tidak pernah mengeluhkan tentang

19

sakit gigi dan lainnya.. Pasien mengaku pembengkakan ter adi se$ara tiba tiba dan tidak ada yang menderita sakit seperti dirinya di sekitar lingkungan rumahnya. Dari hasil pemeriksaan didapatkan palpebra mengalami pembengkakan# iritasi# "arna merah# iritasi pada kon ungti)a# khemosis# kornea ernih dengan ta am penglihatan mata kanan 2(+0 dan mata kiri 15(15. ,ornea# lensa pupil dan iris sulit untuk die)aluasi karena pembengkakan palpebra dan kemosis dan rasa nyeri yang hebat. !namnesa dan hasil pemeriksaan *isik menun ukkan kedua mata pasien menderita selulitis orbita. Ren$ana terapi ialah ,-. kepada pasien serta keluarga dan suaminya agar pasien dira"at inap dan ika pembengkakan menurun dian urkan untuk operasi tasiora*i. Selulitis orbita ini kemungkinan disebabkan oleh dakrosistitis yang dialami oleh pasien# diperberat dengan pengobatan yang tidak selaras dan higienitas yang kurang. Untuk memper elas ke$urigaan terhadap diagnose selulitis maka# dilakukan pemeriksaan laboraturium dan 92&S$an. 0asil laboraturium menun ukkan ter adinya leukositosishal ini menun ukkan ter adinya in*eksi. 0asil 92&S$an menun ukkan adanya edena pada ektraokuler bagian anterior dan lateran# yang lain dalam batas normal dan kesan menun ukkan selulitis orbita deCtra. Ren$ana terapi ialah ,-. kepada pasien dan suaminya agar menyetu ui untuk dilakukan operasi serta operasi dilakukan bila edema palpebra dan kemosis kon ungti)a menurun serta pembengkakan palpebra berkurang. Prognosis penglihatan untuk pasien selulitis orbita yang memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis untuk pasien yang belum memerlukan pembedahan 5tahap a"al6. !danya kemosis yang sulit mengempes dan edema palpebra yang mengeras membatasi tingkat pen$apaian penglihatan pada kelompok pasien ini.

20

TINDAK LANJUT DAN INTER EN!I

Inte#>en"i %an E>alua"i


Tan""al Pemeriksaan I (06 /09/ 2013) di .!"#" Inter#ensi $an" Dilakukan% Dia"nosis &olistik ' Rencana !elan(utn)a $%aluasi& & & & & & & & Pemeriksaan %i'al si(n )elu*an+ ),+ Pemeriksaan ma'a+ -ia(nosis+ .ba' /an( diberikan+ en0ana+

1asil & & #-& 130/702 3adi & 844/meni'2 perna5asan & 204/meni'2 6u*u &362507 & )el & ma'a kanan 'erasa n/eri dan berair. 'idak bisa 'idur pada malam *ari karna saki'. & .- & 8isus (2/60) Palpebra & ble5ari'is (9)2 edema (9)2 epipora (9)2 se0re' (:) )on;u;('i%a & iri'asi (:)2 kemosis (9) 6klera & iri'asi )ornea & keru* (9)2 -< (:)2 !akula (suli' die%aluasi)2 arkus sinilis (:) Iris & suli' die%aluasi Pupil & suli'b die%aluasi 7." & dan(kal (suli' die%aluasi) =ensa &suli' die%aluasi & .6 & 8isus (15/15) !a'a 'enan( & Pen(oba'an & 0e5o'a>im 241 (r (I8/ skin 'es' 'erlebi* da*ulu)2 asam me5enama' 34 500 m(2 0lorampeni0ol $. 2 4 .& en0ana & pemeriksaan labora'urium2 'arsorapi ;ika ben(kak berkuran(

In'er%ensi& & edukasi men(enai 0ara membersi*kan ma'a /an( baik dan benar

21

& edukasi men(enai pen'in(n/a men;a(a kebersi*an un'uk men0e(a* berba(ai pen/aki' 'ermasuk pen/aki' ma'a (07/09/ 2013) E#aluasi* & & $%aluasi dari in'er%ensi sebelumn/a en0ana+

&asil * & #-& 130/702 3adi & 844/meni'2 perna5asan & 204/meni'2 6u*u &362507 & )el & ma'a kanan masi* 'erasa n/eri dan berair. 'idak bisa 'idur pada malam *ari karna saki'. & .- & 8isus (1/60) Palpebra & ble5ari'is (9)2 edema (9)2 epipora (9)2 se0re' (:) )on;u;('i%a & iri'asi (9)2 kemosis (9) 6klera & iri'asi )ornea & keru* (9)2 -< (:)2 !akula (suli' die%aluasi)2 arkus sinilis (:) Iris & suli' die%aluasi Pupil & suli'b die%aluasi 7." & dan(kal (suli' die%aluasi) =ensa &suli' die%aluasi & .6 & 8isus (15/15) !a'a 'enan( & Pen(oba'an & 0e5o'a>im 241 (r (I8/ skin 'es' 'erlebi* da*ulu)2 asam me5enama' 34 500 m(2 0lorampeni0ol $. 2 4 .-2 0l/ndamisin 3 4 300 m( & 1asil labora'urium & leukositosis (+,-...) & en0ana & 'arsorapi ;ika ben(kak berkuran(2

Inter#ensi* & edukasi men(enai 0ara membersi*kan ma'a /an( baik dan benar & edukasi men(enai pen'in(n/a men;a(a kebersi*an un'uk men0e(a* berba(ai pen/aki' 'ermasuk pen/aki' ma'a

22

(08/09/ 2013)

E#aluasi* & & $%aluasi dari in'er%ensi sebelumn/a en0ana+

&asil * & #-& 130/702 3adi & 844/meni'2 perna5asan & 204/meni'2 6u*u &362507 & )el & ma'a kanan masi* 'erasa n/eri. 'idak bisa 'idur pada malam *ari karna saki'. & .- & 8isus (1/60) Palpebra & ble5ari'is (9)2 edema (9)2 epipora (9)2 se0re' (:) )on;u;('i%a & iri'asi (9)2 kemosis (9) 6klera & iri'asi (9) )ornea & keru* (9)2 -< (:)2 !akula (suli' die%aluasi)2 arkus sinilis (:) Iris & suli' die%aluasi Pupil & suli'b die%aluasi 7." & dan(kal (suli' die%aluasi) =ensa &suli' die%aluasi & .6 & 8isus (15/15) !a'a 'enan( & Pen(oba'an & 0e5o'a>im 241 (r (I8/ skin 'es' 'erlebi* da*ulu)2 asam me5enama' 34 500 m(2 0lorampeni0ol $. 2 4 .-2 cl)n/amisin 0 1 0.. m" & 1asil labora'urium & leukositosis (+,-...) & en0ana & 'arsorapi ;ika ben(kak berkuran(2

Inter#ensi* & edukasi men(enai 0ara membersi*kan ma'a /an( baik dan benar & edukasi men(enai pen'in(n/a men;a(a kebersi*an un'uk men0e(a* berba(ai pen/aki' 'ermasuk pen/aki' ma'a E#aluasi* & & $%aluasi dari in'er%ensi sebelumn/a en0ana+

(09/09/2013)

&asil * & #-& 130/702 3adi & 844/meni'2 perna5asan & 204/meni'2 6u*u &362507 & )el & ma'a kanan masi* 'erasa n/eri. 'idak bisa 'idur pada malam *ari karna saki'.

23

& .- & 8isus (1/300) Palpebra & ble5ari'is (9)2 edema (9)2 epipora (:)2 se0re' (:) )on;u;('i%a & iri'asi (9)2 kemosis (9) 6klera & iri'asi (9) )ornea & keru* (9)2 -< (:)2 !akula (suli' die%aluasi)2 arkus sinilis (:) Iris & suli' die%aluasi Pupil & suli'b die%aluasi 7." & dan(kal (suli' die%aluasi) =ensa &suli' die%aluasi & .6 & 8isus (15/15) !a'a 'enan( & Pen(oba'an & 0e5o'a>im 241 (r (I8/ skin 'es' 'erlebi* da*ulu)2 asam me5enama' 34 500 m(2 0lorampeni0ol $. 2 4 .-2 0l/ndamisin 3 4 300 m( & 1asil labora'urium & leukosi'osis (12.000) & en0ana & !T2!can orbita3ke4ala2 'arsorapi ;ika ben(kak berkuran(2

Inter#ensi* & edukasi men(enai 0ara membersi*kan ma'a /an( baik dan benar & edukasi men(enai pen'in(n/a men;a(a kebersi*an un'uk men0e(a* berba(ai pen/aki' 'ermasuk pen/aki' ma'a (10/09/2013) E#aluasi* & & $%aluasi dari in'er%ensi sebelumn/a en0ana+

&asil * & #-& 130/702 3adi & 844/meni'2 perna5asan & 204/meni'2 6u*u &362507 & )el & ma'a kanan masi* 'erasa n/eri & .- & 8isus (1/?) Palpebra & ble5ari'is (9)2 edema (9)2 epipora (:)2 se0re' (:) )on;u;('i%a & iri'asi (9)2 kemosis (9) 6klera & iri'asi (9) )ornea & keru* (9)2 -< (:)2 !akula (suli' die%aluasi)2 arkus sinilis (:) Iris & suli' die%aluasi Pupil & suli'b die%aluasi 7." & dan(kal (suli' die%aluasi)

24

=ensa

&suli' die%aluasi

& .6 & 8isus (15/15) !a'a 'enan( & Pen(oba'an & 0e5o'a>im 241 (r (I8/ skin 'es' 'erlebi* da*ulu)2 asam me5enama' 34 500 m(2 0lorampeni0ol $. 2 4 .-2 0l/ndamisin 3 4 300 m( & 1asil labora'urium & leukosi'osis (12.000) & &asil CT2!can *

&

& & & &

#amopak (ambaran edema pada eks'raokuli de>'ra sisi an'erior dan la'eral. e'robulbar 'ampak baik2 'ak 'ampak massa dan ner%us op'ikus 'ampak baik. .rbi'a kiri 'ak 'ampak keklainan #ak 'ampak kelainan pada basis kranii 6inus paranasalis kanan kiri 'ampak normal #ulan( 'ulan( normal Ke"an : :eluliti" (#)ita %e;t#a

en0ana & 'arsorapi ;ika ben(kak berkuran(2

Inter#ensi* & edukasi men(enai 0ara membersi*kan ma'a /an( baik dan benar & edukasi men(enai pen'in(n/a men;a(a kebersi*an un'uk men0e(a* berba(ai pen/aki' 'ermasuk pen/aki' ma'a 11/09/2013) E#aluasi* & & $%aluasi dari in'er%ensi sebelumn/a en0ana+

&asil * & #-& 130/702 3adi & 844/meni'2 perna5asan & 204/meni'2 6u*u &362507 & )el & ma'a kanan masi* 'erasa n/eri & .- & 8isus (1/?) Palpebra & ble5ari'is (9)2 edema (9)2 epipora (:)2 se0re' (:) )on;u;('i%a & iri'asi (9)2 kemosis (9) 6klera & iri'asi (9) )ornea & keru* (9)2 -< (:)2 !akula (suli' die%aluasi)2 arkus sinilis (:) Iris & suli' die%aluasi

25

Pupil 7." =ensa

& suli'b die%aluasi & dan(kal (suli' die%aluasi) &suli' die%aluasi

& .6 & 8isus (15/15) !a'a 'enan( & Pen(oba'an & 0e5o'a>im 241 (r (I8/ skin 'es' 'erlebi* da*ulu)2 asam me5enama' 34 500 m(2 0lorampeni0ol $. 2 4 .-2 0l/ndamisin 3 4 300 m( & 1asil labora'urium & leukosi'osis (12.000) & en0ana & 'arsorapi ;ika ben(kak berkuran(2

Inter#ensi* & edukasi men(enai 0ara membersi*kan ma'a /an( baik dan benar & edukasi men(enai pen'in(n/a men;a(a kebersi*an un'uk men0e(a* berba(ai pen/aki' 'ermasuk pen/aki' ma'a 12/09/2013 E#aluasi* & & $%aluasi dari in'er%ensi sebelumn/a en0ana+

&asil * & #-& 130/702 3adi & 844/meni'2 perna5asan & 204/meni'2 6u*u &362507 & )el & ma'a kanan masi* 'erasa & .- & 8isus (1/?) Palpebra & ble5ari'is (9)2 edema (9)2 epipora (9)2 se0re' (:) )on;u;('i%a & iri'asi (:)2 kemosis (9) 6klera & iri'asi )ornea & keru* (9)2 -< (:)2 !akula (suli' die%aluasi)2 arkus sinilis (:) Iris & suli' die%aluasi Pupil & suli'b die%aluasi 7." & dan(kal (suli' die%aluasi) =ensa &suli' die%aluasi & .6 & 8isus (15/15) !a'a 'enan( & Pen(oba'an & 0e5o'a>im 241 (r (I8/ skin 'es' 'erlebi* da*ulu)2 asam me5enama' 34 500 m(2 0lorampeni0ol $. 2 4 .-2 0l/ndamisin 3 4 300 m( & 1asil labora'urium & leukosi'osis (12.000)

26

&

en0ana & 'arsorapi ;ika ben(kak berkuran(2

Inter#ensi* & edukasi men(enai 0ara membersi*kan ma'a /an( baik dan benar & edukasi men(enai pen'in(n/a men;a(a kebersi*an un'uk men0e(a* berba(ai pen/aki' 'ermasuk pen/aki' ma'a & 13/09/2013 $%aluasi& & & $%aluasi dari in'er%ensi sebelumn/a en0ana+

&asil * & #-& 130/702 3adi & 844/meni'2 perna5asan & 204/meni'2 6u*u &362507 & )el & ma'a kanan masi* 'erasa n/eri namun kadan( kadan(. & .- & 8isus (1/?) Palpebra & ble5ari'is (menurun)2 edema (menurun)2 epipora (:)2 se0re' (:) )on;u;('i%a & iri'asi (:)2 kemosis (menurun) 6klera & iri'asi )ornea & keru* (9)2 -< (:)2 !akula (suli' die%aluasi)2 arkus sinilis (:) Iris & suli' die%aluasi Pupil & suli'b die%aluasi 7." & dan(kal (suli' die%aluasi) =ensa &suli' die%aluasi & .6 & 8isus (15/15) !a'a 'enan( & Pen(oba'an & 0e5o'a>im 241 (r2 asam me5enama' 34 500 m(2 0lorampeni0ol $. 3 4 .-2 0l/ndamisin 3 4 300 m( & 1asil labora'urium & leukosi'osis (12.000) & en0ana & 'arsorapi ;ika ben(kak berkuran(2

Inter#ensi* & edukasi men(enai 0ara membersi*kan ma'a /an( baik dan benar & edukasi men(enai pen'in(n/a men;a(a kebersi*an un'uk men0e(a* berba(ai pen/aki' 'ermasuk pen/aki' ma'a

27

&

14/09/2013

$%aluasi& & & $%aluasi dari in'er%ensi sebelumn/a en0ana+

&asil * & #-& 130/702 3adi & 844/meni'2 perna5asan & 204/meni'2 6u*u &362507 & )el & ma'a kanan masi* 'erasa n/eri & .- & 8isus (1/?) Palpebra & ble5ari'is (9)2 edema (menurun)2 epipora (:)2 se0re' (:) )on;u;('i%a & iri'asi (:)2 kemosis (menurun) 6klera & iri'asi )ornea & keru* (9)2 -< (:)2 !akula (suli' die%aluasi)2 arkus sinilis (:) Iris & suli' die%aluasi Pupil & suli'b die%aluasi 7." & dan(kal (suli' die%aluasi) =ensa &suli' die%aluasi & .6 & 8isus (15/15) !a'a 'enan( & Pen(oba'an & 0e5o'a>im 241 (r (I8/ skin 'es' 'erlebi* da*ulu)2 56 7m" (,2 +2.)% 0lorampeni0ol $. 3 4 .-2 0l/ndamisin 3 4 450 m( & 1asil labora'urium & leukosi'osis (12.000) & en0ana & 'arsorapi ;ika ben(kak berkuran(2

Inter#ensi* & @ole* pulan( & 7on'rol 3 *ari la(i (selasa2 17:09:13) & $dukasi 0ara memberikan salep ma'a dan 0ara men((a'i perban /ai'u 1 kali se*ari 'iap pa(*i *ari. & edukasi men(enai 0ara membersi*kan ma'a /an( baik dan benar & edukasi men(enai pen'in(n/a men;a(a kebersi*an un'uk men0e(a* berba(ai pen/aki' 'ermasuk pen/aki' ma'a

DA'TAR PUSTAKA
28

-lyas# Sidarta. 200+. Dasar 2eknik Pemeriksaan Dalam llmu Penyakit 3ata. 1akarta/ Fakultas ,edokteran Uni)ersitas -ndonesia -lyas# Sidarta. 200?. -lmu Penyakit 3ata edisi ketiga. 1akarta/ Fakultas ,edokteran Uni)ersitas -ndonesia. :aughan Daniel ;.# !sbury 2. 2002. Oftalmologi Umum# .disi ,eempatbelas 5!lih 8ahasa/ Aaliban dan 8ondan 0ariono67 Aidya 3edika/ 1akarta.

29

Anda mungkin juga menyukai