Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL

Peran Kerangka Kerja Konseptual dalam Praktik Pelaporan Keuangan Kerangka kerja konseptual menyediakan sebuah teori akuntansi yang terstruktur. Kerangka kerja konseptual ini merupakan bagian dari teori normatif dengan salah satu karakteristiknya yaitu prescription. Dalam penyusunannya, Kerangka ini harus lah membahas persetujuan atas isu-isu yang ada secara berurutan. IASC menyebutkan bahwa laporan keuangan memiliki tujuan : provide information about the financial position, performance and changes in financial position of an entity that is useful to a wide range of users in making economic decisions Dengan menyetujuai tujuan tersebut maka perlu ditentukan asumsi dan karakteristik kualitatif dari informasi keuangan yang penting untuk membuat pengguna dapat membuat keputusan.

Sejarah Pekembangan Macam-macam Proyek Kerangka Kerja Konseptual yang Ada 1. The trueblood report Pada awalnya, tahun 1961-1962, AICPA melakukan sebuah penelitian dan mengkritik sebuah teori oleh Sprouse dan Moonitz yang menyatakan bahwa praktek akuntansi harus bergerak pada nilai kini daripada nilai historis. Namun, studi ini menuai kritik karena terlalu radikal, hingga muncullah APB Statement no.4 yang merupakan hasil studi dari Grady (1965). Hasil ini tidak kontroersial dan lebih simpel. Namun, kemudian pada tahun 1971, muncullah proyek Trueblood Report sebagai hasil studi dari Robert Trueblood. Studi ini muncul karena adanya kritik atas keberagaman metode akuntansi yang digunakan setelah munculnya APB Statement no. 4. Dalam Trueblood Report muncullah 12 objektif akuntansi dan 7 karakteristik kualitatif. Tujuan akuntansi yang disebutkan antara lain haruslah memiliki decision usefulness (sebagai tujuan utama) serta menjadi sumber utama infromasi tentang aktivitas organisasi. Sedangkan 7 karakteristik laporan keuangan adalah relevansi, materialitas, form and substance, reliabilitas, bebas dari

kesalahan,komparabilitas, konsistensi dan dapat dipahami. Dalam Trueblood Report ini membolehkan pengukuran yang berbeda atas kelas aset, yang berarti mengabaikan problem additivity. 2. Financial Accounting Standard Board Nussbaumer (1992, p. 238) dan Solomons (1986) menyatakan bahwa FASB hanya memberIkan deskripsi praktek saat itu bukannya mempreskriptifkannya ( cop out). Hal tersebut terlihat atas terbitnya SFAC1 dan SFAC 5 yang hanya menerngkan tentang tujuan akuntansi dan

teknik pengukuran yang memang sudah ada saat itu.. Setelah terbitnya SFAC 5 tersebut tidak ada lagi proyek SFAC yang terbit 3. The Corporate Report The Corporate Report dikembangkan di Inggris dan diterbitkan tahun 1976. The Corporate Report memusatkan perhatiannya pada hak suatu komunitas untuk mengakses laporan keuangan tentang operasional entitas di wilayahnya. Pandangan ini muncul karena suatu komunitas mengizinkan entitas beroperasi di wilayah mereka, oleh karena itu organisasi mempunyai akuntabilitas pada komunitas tersebut, termasuk kewajiban atas informasi keuangan. Namun, The Corporate Report ini tidak mendapat dukungan dari profesi akuntan. 4. Perkembangan di negara lain - Australia (1980) : mirip dengan proyek FASB - Kanada (1980) : The Stamp Report. (mirip dengan The Corporate Report dan juga tidak disetujui dengan profesi akuntan) - IASC (Internasional) : menerbitkan Framework for teh Preparation and Prsentation of Financial Statements tahun 1989 yang kemudian digunakan di dunia global sejak Januari tahun 2005 Seperti yang terlihat bahwa banyak negara berusaha mengembangkan kerangka kerja konseptual namun enggan memberikan perubahan yang signifikan ataupun jika ada perubahan yang signifikan maka kerangka kerja tersebut tidak disetujui banyak pihak.

Penjelasan atas Building Blocks dari Kerangka Konseptual 1. Perusahaan yang harus melapor Entitas yang harus melapor adalah entitas dimana penggunanya bergantung pada informasi keuangan sebagai suber utama informasi entitas tersebut. Oleh karena itu, perusahaan kecil tidak wajib melaporkan karena keuntungan mematuhi standar serta stakeholder nya kecil. 2. Pengguna laporan keuangan Menurut FSAB, pengguna LK adalah investor potensial dan pengguna lain, sedangkan IASC berpandangan bahwa LK didesain untuk memberikan informasi pada investor yang biasanya juga akan memenuhi kebutuhan kelompok pengguna lan yang teridentifikasi. Pada The Corporate Report disebutkan bahwa pengguna adalah semua kelompok yang terkena dampak operasi organisasi untuk mengetahui bagaimana perusahaan memutuskan mengalokasikan sumber dayanya. Intinya, seluruh pengguna LK haruslah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang akuntansi.

3. Tujuan laporan keuangan - memungkinkan pihak luar untuk menilai kepengurusan manajemen yaitu mengetahui apakah sumber daya yang digunakan tepat. pandangan ini mengizinkan biaya historis. - memberikan bantuan dalam membuat keputusan ekonomi (SFAC 1). Hal ini berarti mengacu pada keputusan rasional : memaksimalkan manfaat memaksimalkan kekayaan. Dalam tujuan ini diharuskan laporan berbasis akrual dan going concern - Membantu stakeholder menilai kemungkinan arus kas masa depan (IASB) - Memungkinkan entitas untuk akuntabel pada kelompok yang entitas harus akuntabel. Menurut FASB kelompok tersebut adalah financial stake untuk menimbulkan efisiensi ekonomi, sedangkan menurut The Corporate Report, kelompok tersebut adalah masyarakat karena entitas punya legalitas beroperasi. - Decision usefulness. Dalam tujuan ini perhitungan berdasar biaya historis tidak relevan 4. Karakteristik Kualitatif (IASB) Dapat dipahami oleh pengguna dengan pengetahuan bisnis dan akuntansi. Aspek ini merupakan tantangan bagi penyusun standar untuk membuat pengungkapan akuntansi dapat dipahami. Relevan. Suatu informasi menjadi relevan haruslah memiliki aspek predictive value, feedback, dan materiality. Aspek materialitas dapat mengurangi kelebihan informasi, namun dapat pula menyebabkan kegagalan pengungkapan Reliable. Reliable berarti bebas dari kesalahan dan dapat menjadi gantungan pengguna untuk disajikan secara tepat. Menurut SFAC 2 reliable merupakan sebuah fungsi dari representation faithfulness, verifiability dan neutrality. Sedangkan menurut IASB adalah faithful presentation, substance over form, neutrality, prudence and completeness. Namun, dalam pandangan IASB, aspek prudence perlu dihaluskan karena bertabrakan dengan penyajian tepat dan netralitas pada beberapa kasus. Dapat dibandingkan. Supaya laporan keuangan dapat dibandingkan maka metode untuk mengukur dan mengungkapkan haruslah konsisten (tapi dapat berubah sesuai keadaan). Namun,konsistensi ini mengakibatkan berkurangnya efisiensi operasi perusahan karena diwajibkan memilih metode akuntansi tertentu. Selain itu, konsistensi juga dapat meningkatkan biaya pelaporan. Dalam pengungkapan laporan ini, entitas juga perlu mempertimbangkan batasan yang muncul berupa waktu dan cost benefit. Hal ini disebabkan karena pengungkapan yang akurat membutuhkan waktu lebih lama. Selain itu cost benefit juga merupakan aktivitas yang bersifat subjektif dan merupakan keputusan atas berbagai isu.

5. Elemen laporan keuangan Secara garis besar, menurut pandangan FASB pada SFAC 3, elemen LK terbagi menjadi : assets, liabilities, equity, investment distributions, comprehensive income, revenue, expense, gains, losses. Sedangkan menurut IASB, grup pertama elemen LK adalah yang berhubungan posisi keuangan dan grup kedua yang berhubungan dengan kinerja. - Pendekatan untuk menentukan profit o Asset/liabilty approach profit merupakan hasil perubahan pada aset/liabilitas yang dilaporkan. Pendekatan ini berfokus pada laporan posisi keuangan o Revenue/expense approach profit merupakan dampak dari matching principle dari transaksi aktual. Pendapatan adalah jumlah yang dikeluarkan dan belum dikonsumsi hingga tanggal neraca Pendekatan ini berfokus pada laporan L/R - Asset (IASB, par. 49a) : sumber daya yang dikontrol (tidak selalu harus dimiliki) oleh entitas sebagai hasil dari kegiatan masa lalu dan darimana manfaat ekonomi masa depan diekspektasikan mengalir ke entitas - Liabilitas (IASB, par. 49b) : kewajiban saat ini dari entitas yang muncul dari kejadian masa lalu (dari praktik bisnis normal, kustom, dan keinginan untuk menjaga bisnis yang baik) penyelesaianya diekspektasikan arus keluar entitas sumberdaya manfaat entitas - Ekuitas (IASB, par. 49c) : sisa klaim/hak atau aset bersih dari entitas - Pendapatan : transaksi atau kejadian yang menyebabkan peningkatan aset bersih entitas. Revenue : hasil dari kegiatan normal, Gains dari : tidak normal / insidental - Beban : transaksi yang menyebabkan penurunan aset bersih. Hal ini tidak termasuk jika sumber daya digunakan/dirusak entitas, tapi entitas tidak mengontrol sumber daya tsb. 6. Pengakuan elemen LK Pengakuan merupakan penentuan apakah sebuah elemen masuk ke dalam LK. Pengakuan bergantung pada derajat probabilitas apakah future flow economic benefits muncul dapat diukur. Dalam pengukuran sangatlah bergantung pada materialitas yang berarti memunculkan professional judgement. Dengan begitu, pengakuan merupakan aktivitas subjektif yang dapat mempengaruhi komparabilitas laporan keuangan. 7. Pengukuran Dalam kerangka konseptual, pengukuran memiliki preskripsi sangat terbatas. Aset dan liabilitas diukur dalam berbagai macam ukuran tergantung kelasnya tergantung implikasinya pada laba yang dilaporkan. Namun, dalam SFAC 5 disebutkan ada 5 alternatif pengukuran : historical cost, current replacement cost, current market value, Net realizable value, present value

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proyek Perkembangan Kerangka Konseptual Perdebatan lain yang muncul adalah laporan keuangan diragukan untuk netral dan tanpa kesalahan, mengapa? Akuntansi dapat menghasilkan konsekuensi ekonomi Pembuatan LK dipengaruhi kepentingan pribadi yaitu untuk memaksimalkan kekayaan dan menimbulkan creative accounting (pemilihan metode akuntansi yang pas) Adanya proses politik pada pembuatan standar dan mengakibatkan 1 kelompok mendapat dampak berbeda dari kelompok lain Mitos akuntansi : judgement untuk memberikan penekanan pada atribut yang ingin ditampilkan Saat akuntansi mengkomunikasikan realita, akuntan pun secara berlanjut membuat realita (Hines, 1991)

Identifikasi keuntungan dan kerugian kerangka konseptual Keuntungan Membuat standar lebih logis & konsisten Membuat penyusun standar lebih akuntabel Perkembangan standar lebih ekonomis Kerugian Membebani entitas kecil Transaksi yg tidak melibatkan pasar diabaikan Mempengaruhi perilaku sosial merefleksikan dan mengkonstruksi ekspektasi sosial Mengurangi kebutuhan standar baru saat menangani isu Penekanan pada decision usefulness Tidak menyediakan sesuatu yang ideal karena merupakan proses politis Melindungi kepentingan penyusun, bukan pengguna

Penjelasan kelompok yang diuntungkan atas pengembangan kerangka konseptual Penyusun standar merupakan kelompok yang diuntungkan dan menyebabkan menurunnya intervensi pemerintah dan membuat penyusun standar memiliki legitimasi, kekuatan dan otonomi. Karena CF adalah bentuk kekuatan sosial bagi mereka yang bisa memperdagangkan asumsi objektivitas (Hines, 1991)

Anda mungkin juga menyukai