Anda di halaman 1dari 5

Parkinson adalah salah satu penyakit otak yang pertama kali dijabarkan oleh ahli

bedah Inggris yang bernama James Parkinson. Penyakit ini merupakan penyakit
degeratif otak yang biasanya muncul pada usia 40 tahun ke atas. Menurut hasil
penelitian, hampir setengah juta masyarakat Amerika menderita penyakit ini di atas
usia 40 tahun, baik pria maupun wanita.
Penyakit ini menyerang bagian ganglia basalis pada otak (nukleus kaudatus,
putamen, dan globus palidus) yang diakibatkan karena menurunnya kadar dopamin
(DA). Hal ini menyebabkan adanya kelainan trasmitor spesifik yang berada di dalam
otak.
Gejala Parkinson
Ada enam gejala pokok yang dialami oleh orang yang terkena penyakit otak
parkinson ini:
1. Resting Tremor
Gejala ini adalah gejala yang muncul paling awal. Gerakannya seperti sedang
menggulung pil (pill rolling). Resting tremor ini akan hilang saat ekstrimitas bergerak,
dan akan segera datang lagi ketika penderita diam.
2. Rigiditas
Regiditas adalah adanya peningkatan tonus otot yang muncul jika pemeriksa
menggerakan lengan, leher, atau tungkai penderita parkinson secara pasif
(cogwheel).
3. Flexed Posture
Posisi yang terlihat adalah kepala yang tampak menunduk, posisi badan terdorong
ke depan, punggung dalam posisi kifosis, lengan penderita terletak di bagian depan
tubuh, dengan panggul, siku, dan lutut dalam posisi fleksi.
4. Bradikinesia
Gejala ini mempunyai banyak bentuk, bergantung pada bagian tubuh mana yang
terkena. Jika terjadi pada wajah, maka akan memberikan gambaran hilangnya
ekspresi spontan atau disebut juga masked faces/hypomimia yang disertai pula
dengan berkurangnya frekuensi berkedipnya mata.
5. Hilangnya Refleks Postural Tubuh
Penderita penyakit parkinson tidak memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri tanpa
bantuan orang lain. Untuk memeriksanya dapat dilakukan pull-test dengan cara
berdiri di belakang penderita, kemudian berikan sedikit tarikan pada bahu penderita,
lalu perhatikan ada atau tidaknya gerakan menstabilkan postur tubuhnya. Hilangnya
refleks ini akan memberikan gambaran sikap jatuh penderita seolah-olah akan
duduk di kursi atau biasa disebut sitting en bloc.
6. Freezing Phenomenon
Ini menyerang bagian motorik di mana adanya ketidakmampuan penderita penyakit
otak parkinson untuk melakukan gerakan volunter yang diperintahkan atau yang
diinginkan. Ini biasanya terjadi pada bagian tungkai, kelopak mata (apraksia kelopak
mata atau inhibisi elevator), bicara (palilalia), dan juga gerakan menulis. Ini biasanya
terjadi dalam waktu yang singkat, tidak lebih dari per sekian detik untuk setiap
kejadian.
Selain gejala tersebut, penderita penyakit otak parkinson juga dapat mengalami
gejala nonmotorik dan gejala psikiatrik.
Gejala Non Motorik dan Psikiatrik
Gejala non motorik ini terdiri dari beberapa gejala yaitu:
Gangguan tidur yang terdiri dari insomnia, parasomnia, rapid eye movement
(REM), sleep behavior disorder (RBD), gerakan akstremitas secara periodik
saat tidur, sleep apnea, dan juga vivid dreaming.
Restless legs syndrome
Adanya halusinasi
Inkontinensia urine
Konstipasi
Drooling
Disfungsi seksual
Penderita penyakit otak Parkinson juga biasanya mengalami gejala-gejala psikiatrik
yaitu depresi, demensia serta psikosis






















Delirium
Delirium
DEFINISI
Delirium adalah keadaan yang yang bersifat sementara dan biasanya terjadi secara mendadak,
dimana penderita mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan perhatiannya dan
menjadi linglung, mengalami disorientasi dan tidak mampu berfikir secara jernih.

PENYEBAB
Delirium merupakan suatu keadaan mental yang abnormal, bukan suatu penyakit; dengan
sejumlah gejala yang menunjukkan penurunan fungsi mental.

Berbagai keadaan atau penyakit (mulai dari dehidrasi ringan sampai keracunan obat atau
infeksi yang bisa berakibat fatal), bisa menyebabkan delirium.

Keadaan ini paling sering terjadi pada usia lanjut dan penderita yang otaknya telah
mengalami gangguan, termasuk orang yang sakit berat, orang yang mengkonsumsi obat yang
menyebabkan perubahan fikiran atau perilaku dan orang yang mengalami demensia.

Penyebab delirium:
Alkohol, obat-obatan dan bahan beracun
Efek toksik dari pengobatan
Kadar elektrolit, garam dan mineral (misalnya kalsium, natrium atau magnesium) yang tidak
normal akibat pengobatan, dehidrasi atau penyakit tertentu
Infeksi akut disertai demam
Hidrosefalus bertekanan normal, yaitu suatu keadaan dimana cairan yang membantali otak
tidak diserap sebagaimana mestinya dan menekan otak
Hematoma subdural, yaitu pengumpulan darah di bawah tengkorak yang dapat menekan otak.
Meningitis, ensefalitis, sifilis (penyakit infeksi yang menyerang otak)
Kekurangan tiamin dan vitamin B12
Hipotiroidisme maupun hipotiroidisme
Tumor otak (beberapa diantaranya kadang menyebabkan linglung dan gangguan ingatan)
Patah tulang panggul dan tulang-tulang panjang
Fungsi jantung atau paru-paru yang buruk dan menyebabkan rendahnya kadar oksigen atau
tingginya kadar karbon dioksida di dalam darah
Stroke.

GEJALA
Delirium dapat diawali dengan berbagai gejala, dan kasus yang ringan mungkin sulit untuk
dikenali.
Tingkah laku seseorang yang mengalami delirium bervariasi, tetapi kira-kira sama seperti
orang yang sedang mengalami mabuk berat.

Ciri utama dari delirium adalah tidak mampu memusatkan perhatian.
Penderita tidak dapat berkonsentrasi, sehingga mereka memiliki kesulitan dalam mengolah
informasi yang baru dan tidak dapat mengingat peristiwa yang baru saja terjadi.

Hampir semua penderita mengalami disorientasi waktu dan bingung dengan tempat dimana
mereka berada.
Fikiran mereka kacau, mengigau dan terjadi inkoherensia.

Pada kasus yang berat, penderita tidak mengetahui diri mereka sendiri.
Beberapa penderita mengalami paranoia dan delusi (percaya bahwa sedang terjadi hal-hal
yang aneh).

Respon penderita terhadap kesulitan yang dihadapinya berbeda-beda; ada yang sangat tenang
dan menarik diri, sedangkan yang lainnya menjadi hiperaktif dan mencoba melawan
halusinasi maupun delusi yang dialaminya.

Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka sering terjadi perubahan perilaku.
Keracunan obat tidur menyebabkan penderita sangat pendiam dan menarik diri, sedangkan
keracunan amfetamin menyebabkan penderita menjadi agresif dan hiperaktif.

Delirium bisa berlangsung selama berjam-jam, berhari-hari atau bahkan lebih lama lagi,
tergantung kepada beratnya gejala dan lingkungan medis penderita.
Delirium sering bertambah parah pada malam hari (suatu fenomena yang dikenal sebagai
matahari terbenam).
Pada akhirnya, penderita akan tidur gelisah dan bisa berkembang menjadi koma (tergantung
kepada penyebabnya).


Membedakan Delirium Dengan Psikosa

Gejala Umum Delirium
(penyakit fisik) GEjala Umum Psikosa
(kelainan mental)
Bingung tentang waktu, tanggal, tempat atau identitas Biasanya sadar akan waktu, tempat &
identitas
Sulit memusatkan perhatian Mampu memusatkan perhatian
Lupa akan peristiwa yg baru saja terjadi Berfikir tidak logis tetapi ingat akan peristisa yg baru
saja terjadi
Tidak mampu berfikir secara logis atau melakukan perhitungan sederhana Mampu melakukan
perhitungan sederhana
Demam atau pertanda infeksi lainnya Riwayat kelainan psikis sebelumnya
Halusinasi (lihat) Halusinasi (dengar)
Terdapat bukti pemakaian obat -
Tremor -


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan sesegera mungkin ditentukan
penyebabnya.

Dilakukan pemeriksaan fisik lengkap dan dititikberatkan pada respon neurologis penderita.

Pemeriksan lainnya yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan darah, rontgen dan pungsi
lumbal.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya;
- infeksi diatasi dengan antibiotik
- demam diatasi dengan obat penurun panas
- kelainan kadar garam dan mineral dalam darah diatasi dengan pengaturan kadar cairan dan
garam dalam darah.

Untuk meringankan agitasi diberikan obat-obat benzodiazepin (misalnya diazepam, triazolam
dan temazepam).

Obat anti-psikosa (misalnya haloperidol, tioridazin dan klorpromazin) biasanya diberikan
hanya kepada penderita yang mengalami paranoid atau sangat ketakutan atau penderita yang
tidak dapat ditenangkan dengan benzodiazepin.

Jika penyebabnya adalah alkohol, diberikan benzodiazepin sampai masa agitasi penderita
hilang.

Anda mungkin juga menyukai