Anda di halaman 1dari 52

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan tutorial skenario B
Blok 21 ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini bertujuan untuk eenuhi tugas tutorial yang erupakan bagian dari siste
pebelajaran !B! di "akultas !edokteran #ni$ersitas Sri%ijaya.
!ai enyadari bah%a laporan ini asih eiliki banyak kekurangan dan keleahan& untuk
itu subangan peikiran dan asukan dari seua pihak sangat kai harapkan agar dilain kesepatan
laporan tutorial ini akan enjadi lebih baik.
Teria kasih kai u'apkan kepada dr.Wardiansyah selaku tutor kelopok B( yang telah
ebibing kai seua dala pelaksanaan tutorial kali ini. Selain itu& kai engu'apkan teria
kasih kepada seua pihak yang ebantu tersusunnya laporan tutorial ini. Seoga laporan tutorial ini
beran)aat bagi seua pihak.
Palebang& * +eseber 2,1-
Penyusun kelopok B(
1
DAFTAR ISI
!ata Pengantar .............................. 1
+a)tar /si ................................. 2
BAB / 0 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang....................... -
1.2 1aksud dan Tujuan...................... -
BAB // 0 Pebahasan
2.1 +ata Tutorial....................... 2
2.2 Skenario !asus .......................... 3
2.- Paparan
/. !lari)ikasi /stilah. ................................. *
//. /denti)ikasi 1asalah............................. (
///. Analisis 1asalah .............................................. 4
/5. Learning /ssues ...................................26
5. !erangka !onsep....................................34
BAB /// 0 Penutup
-.1 !esipulan ....................................................................................*,
+A"TA7 P#STA!A .................................................................................................*1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok 21 adalah blok engenai siste uskuloskeletal pada seester 3 dari !urikulu Berbasis
!opetensi 8!B!9 Pendidikan +okter #u "akultas !edokteran #ni$ersitas Sri%ijaya
Palebang.
Pada kesepatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pebelajaran untuk
enghadapi tutorial yang sebenarnya pada %aktu yang akan datang. Penulis eaparkan kasus
yang diberikan engenai
1.2 Maksu an Tu!uan
Adapun aksud dan tujuan dari ateri praktiku tutorial ini& yaitu 0
1. Sebagai laporan tugas kelopok tutorial yang erupakan bagian dari siste pebelajaran !B! di
"akultas !edokteran #ni$ersitas Sri%ijaya Palebang.
2. +apat enyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan etode analisis dan pebelajaran
diskusi kelopok.
-. Ter'apainya tujuan dari etode pebelajaran tutorial dan eahai konsep dari skenario ini.
-
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tut"r#al
Tutor 0 dr.Wardiansyah
1oderator 0 1. 7. :diesta
Sekretaris 1eja 0 Syena +aara 7i;a <usta
=ari& Tanggal 0 7abu& 2 +eseber 2,1-
>uat& * +eseber 2,1-
Peraturan 0 1. Alat kounikasi di nonakti)kan
2. Seua anggota tutorial harus engeluarkan pendapat 8akti)9
-. +ilarang akan dan inu
2.2 Skenar#" kasus
Ny.Tuti& (, tahun diba%a ke /<+ 7S1= kerana panggul !iri terasa nyeri setelah jatuh terduduk
di kaar andi. Ny.Tuti sudah enopause sejak usia 3, tahun.Sehari-hari Ny.Tuti bekerja sebagai
tukang jahit di ruahnya.Sejak!e'il Ny.Tuti engaku tidak suka inu susu an jarang
berolahraga.Ny?Tuti pernah eeriksakan kakinya ketika berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan.
+ari Peeriksaan Tersebut didapatkan nilai kepadatan tulangnya& t s'ore @ -2&6.
+ari Peeriksaan di /<+ didapatkan Punggung Ny.Tuti bungkuk& BB 2* kg& TB 1*, '& dan tungkai
kiri lebih pendek dari tungka kanan. +ari Peeriksaan A-7ay tulang belakang didapatkan khyphosis
dengan )raktur kopresi pada $erterbra L1-L- dan dari B-ray pel$is didapatkan )raktur pada 'ollu
)eoris sinistra. Ny.Tuti erasa heran karena sebelu enopause tinggi badanya 1*2 '.
2
2.$ Pa%aran
I. Klar#&#kas# Ist#la'
1. 1enopause 0 Berhentinya enstruasi
2. T s'ore 0 =asil +ari B1+ perbandingan dari nilai kepadatan
seseorang dibanding dengan rata kepadatan tulang orang
seuuran tersebut
-. !hyposis 0 Lengkungan thora'al tulanag belakang yang berlebihan
saat dilihat dari saping.
2. "raktur kopresi 0 Patahnya tulang diakibatkan karena tekanan kearah dala
3. 5erterbra L1-L- 0 Bagian dari koluna $ertebralis yaitu lubalis 1 sapai
lubalis - dengan ukuran ruasnya lebih besar
dibandingkan dengan ruas tulang leher aupun tulang
punggung.
*. A-ray pel$is 0 Peeriksaan dala radiogra)i erupakan nonin$asi) tes
kesehatan yang ebantu diagnosa )isik dan era%at
kondisi edis
(. Collu )eoris sinistra 0 Pro'essus tulang yang berbentuk piraidal yang
enghubungkan 'orpus dengan 'aput )eur dan
ebentuk sudut pada bagian edial.
II. Ient#&#kas# Masala'
1. Ny.Tuti& (, tahun diba%a ke /<+ 7S1= kerana panggul !iri terasa nyeri setelah jatuh terduduk
di kaar andi
2. Ny.Tuti sudah enopause sejak usia 3, tahun.
3
-. Sehari-hari Ny.Tuti bekerja sebagai tukang jahit di ruahnya.Sejak ke'il Ny.Tuti engaku tidak
suka inu susu an jarang berolahraga.
2. Ny.Tuti pernah eeriksakan kakinya ketika berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan. +ari
Peeriksaan Tersebut didapatkan nilai kepadatan tulangnya& t s'ore @ -2&6.
3. +ari Peeriksaan di /<+ didapatkan Punggung Ny.Tuti bungkuk& BB 2* kg& TB 1*, '& dan
tungkai kiri lebih pendek dari tungkai kanan.
*. +ari Peeriksaan A-7ay tulang belakang didapatkan khyphosis dengan )raktur kopresi pada
$erterbra L1-L- dan dari B-ray pel$is didapatkan )raktur pada 'ollu )eoris sinistra.
(. Ny.Tuti erasa heran karena sebelu enopause tinggi badanya 1*2 '.
III. Anal#s#s Masala' an Pe()a'asan
1. ND.Tuti& (, tahun diba%a ke /<+ 7S1= karena Panggul !iri terasa nyeri setelah jatuh
terduduk di kaar andi
a. Bagaiana anatoi dari panggulE
Tulang*tulang %anggul
*
A. Panggul %anita terdiri dari :
Panggul )esar +Pel,#s Ma-"r.
Panggul besar dibentuk oleh 2 buah tulang 0
a92 tulang pangkal paha 8:s CoBae9& terdiri dari tiga buah tulang 0
Tulang #sus +/s. Il#u(.
- 1erupakan tulang terbesar dari panggul dan ebentuk bagian atas dan bagian belakang tulang
panggul
- Batas atasnya erupakan penebalan tulang yang disebut 'rista ilia'a
- #jung depan dan belakang 'rista ilia'a enonjol 0 spina ilia'a anterior superior dan spina ilia'a
posterior superior
Tulang +uduk +/s. Is0'#u(.
- Terdapat disebelah ba%ah tulang usus
- Pinggir belakang enonjol 0 spina is'hiadi'a
- Pinggir ba%ah tulang duduk sangat tebal& yang endukung badansaat duduk disebut tuber is'hiadi'u
(
Tulang !ealuan +/s. Pu)#s.
- Terdapat disebelah ba%ah dan depan tulang usus
- +engan tulang duduk dibatasi )oraen obturatu
- Tangkai tulang kealuan yang berhubungan dengan tulang usus0 raus superior ossis pubis
1 tulang kelangkang 8:s. Sa'ru9
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan enge'il dibagian ba%ahnya. Tulang
kelangkang terletak di antara kedua t ulang pangkal paha. Terdiri dari lia ruas tulang yang
berhubungan erat.
1 tulang tungging 8:s. Co''ygis9
Berbentuk segitiga dengan ruas tiga sapai lia buah dan bersatu.
Pada saat persalinan tulang tungging dapat didorong ke belakang sehingga eperluas jalan lahir
Panggul ke0#l +Pel,#s M#n"r. ter)entuk "le' 1 )ua' tulang
Panggul ke'il tepat alat reproduksi %anita yang ebentuk jalan lahir. Panggul ke'il dibentuk oleh 2
buah bidang yaitu 0
a. Pintu atas panggul 8PAP9F /nlet Pap dibentuk oleh 0
1. Proontoriu
2. Sayap :s. Sa'ru
-. Linea terinalisF noinata kanan dan kiri
2. 7aus superior :ssis Pubis kanan dan kiri
3. Pinggir atas si)isis pubis
Pintu tengah panggul 8PTP9F 1idlet PTP dibentuk oleh 2 buah bidang yaitu 0
Bidang luas panggul
6
Bidang luas panggul dibentuk oleh pertengahan si)isis enuju perteuan :s. Sa'ru 2 dan
Bidang sepit panggul
Bidang sepit panggul dibentuk oleh tepi ba%ah si)isis enuju kedua spina is'hiadi'a dan eotong
:s. Sa'ru setinggi 1-2 ' diatas ujungnya.
Pintu ba%ah panggul 8PBP9F :utlet
Pintu ba%ah panggul bukanlah erupakan satu bidang tetapi terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang
saa. Segitiga depan dasarnya tuber ossis is'hiadi'a dengan dibatasi ar'us pubis& sedangkan segitiga
belakang dasarnya tuber ossis is'hiadi'a denga dibatasi oleh ligaentu sa'rotuberosu kiri dan kanan.
b. Apa hubungan usia dan jenis kelain dengan kasusE
pada pasien dengan usia diatas *, tahun insiden penyakit degenerati) 'enderung eningkat& salah
satunya adalah penyakit yang engenai tulang. pada kasus di duga pasien erasa nyeri karena
engalai )raktur. :steoporosis adalah salah satu penyebab )raktur pada pasien usia lanjut. Pada
osteoporosis usia eegang peranan yang penting. 1enurut teori Setiap peningkatan uur / dekade
setara dengan peningkatan risiko osteoporosis 1&2 G 1&6 kali. #unya %anita lebih sering terkena
osteoporosis setelah usia *3 dan pria setelah usia (,. #ntuk jenis kelain %anita lebih rentan engalai
osteoporosis karena %anita engalai enopause.
'. Apa etiologi dan ekanise dari keluhan utaaE
Et#"l"g# N-er#
"raktur 'ollu )eoris
Mekan#s(e N-er#
4
Pada saat terjatuh& tekanan yang diteria oleh tubuh terhadap lantai akan terlalu besar dan tidak bisa
ditahan oleh batang tubuh sebagai akibat adanya osteoporosis& sehingga terjadilah )raktur pada bagian
'ollu )eoris. "raktur akan enyebabkan kerusakan )ragen tulang dan 'edera jaringan lunak sekitar
yang berakibat pada rusak atau terputusnya perbuluh darah. Pebuluh darah yang terputus akan
enyebabkan pendarahan lokal dan terjadi pengupulan darah atau heatoa. =al ini akan ei'u
reaksi in)laasi& yang ditandai oleh sitokin atau ediator in)laasi& seperti bradikinin. Bradikinin akan
enstiulasi nosiseptor pada ujung sara) pada tulang yang akan enibulkan rasa nyeri.
d. Apa saja dapak yang dapat terjadi akibat dari jatuh terdudukE
Terjatuh dala posisi duduk bisa enyebabkan 'edera di tulang ekor yang terhubung dengan sara) di
tulang belakang.
1eski terasuk tulang terke'il dala tubuh& naun tulang ekor bisa engakibatkan sakit
yang luar biasa. Bisa juga engalai asalah kesehatan serius jika terjadi 'edera saat terjatuh.
1,
Tulang ekor terletak di ujung ba%ah tulang belakang. 7uas tulang ini biasanya terlindungi dengan baik.
Naun& bila terjadi luka atau traua saat terjatuh aka tulang ekor bisa ear atau dislokasi tulang.
Cedera pada tulang ekor bisa engakibatkan asalah serius sebab terdapat sara) dan otot yang elekat
di tulang ekor& seperti seperti sara) yang engelilingi seluruh tulang belakang& otot-otot dasar panggul&
daerah usus& serta paha dan kaki bagian atas.
Beberapa bahaya bila engalai 'edera tulang ekor antara lain0
!epala terasa sangat sakit
Terasa sakit baik dala posisi duduk atau setelahnya
Terasa sakit saat berpindah posisi dari duduk ke berdiri
Seluruh tubuh terutaa panggul dan pinggang terasa nyeri
Tulang ekor terasa nyeri dan tidak ereda dala jangka %aktu laa
!ra hebat ketika enstruasi
1engalai asalah pen'ernaan kronis terutaa sebelit
Sakit saat berhubungan seks
+epresi dan susah tidur
"raktur kopresi tulang belakang dan tulang panggul
2. Ny.Tuti sudah enopause sejak usia 3, tahun.
a. Bagaiana proses reodeling tulang noralE
11
Proses reodeling tulang terjadi dala beberapa )ase& yaitu 0
Akti$asi 0 Pre-osteoklast terstiulasi enjadi osteoklas de%asa yang akti)
7esorpsi 0 :steoklas en'erna atriks tulang tua
Pebalikan 0 Akhir dari proses resorpsi& saat osteoklas digantikan oleh osteoblas
Pebentukan 0 :steoblas enghasilkan atriks tulang yang baru.
"ase pasi) 0 osteoblas selesai enghasilkan atriks dan terbena di dalanya.
Beberapa osteoblas ebentuk sederet sel yang berjejer di perukaan tulang yang baru.
b. Bagaiana kaitan enopause dengan kasus iniE 8syena& niken9
Pengaru' ester"gen ter'aa% "ste")last
+ala keadaan noral estrogen dala sirkulasi en'apai sel osteoblast& dan berakti$itas elalui
reseptor yang terdapat di dala sitosol sel tersebut& engakibatkan enurunnya sekresi sitokin seperti0
/nterleukin-1 8/L-19& /nterleukin-* 8/L-*9dan Tuor Ne'rosis "a'tor-Alpha 8TN"-H9& begitu juga
selanjutnya akan terjadi penurunan produksi 1-CS" dan 7AN!-Ligand 87AN!-L9. +i sisi lain
estrogen akan erangsang ekspresi dari osteoprotegerin 8:P<9 dan T<"-I 8Trans)oring <ro%th
"a'tor-I9& yang erupakan satu-satunya )aktor pertubuhan 8gro%th)a'tor9 yang erupakan ediator
untuk enarik sel osteoblas ke tepat lubang tulang yang telah diserap oleh sel osteoklas. Pada sel
osteoblas dan sel stroa& yang lebih lanjut akan enghabat penyerapan tulang dan eningkatkan
apoptosis dari sel osteoklas. J)ek biologis dari estrogen diperantarai oleh reseptor yang diiliki oleh sel
osteoblastik diantaranya0 estrogen re'eptor-related re'eptor H 8J77H9& reseptor estrogen H& I 8J7H&
12
Osteoclasts
Monocytes
Pre-osteoblasts
Osteoblasts
Osteocytes
J7I9. Sub tipe reseptor inilah yang elakukan pengaturan hoeostasis tulang dan berperan akan
terjadinya osteoporosis.
E&ek estr"gen %aa sel "ste"klast
Sedangkan pada keadaan setelah enopause& akan terjadi berkurangnya horon esterogen& sehingga
akan enyebabkan terjadinya osteoklastogenesis yang eningkat dan berlanjut dengan kehilangan
tulang. =al ini dapat di'egah dengan peberian estrogen. +engan de)isiensi estrogen ini akan terjadi
eningkatnya produksi dari /L-1& /L-*& dan TN"-H yang lebih lanjut akan diproduksi 1-CS" dan
7AN!-L. Selanjutnya 7AN!-L enginduksi akti$itas >N!1 dan osteo'lastogeni' a'ti$ator protein-1&
)aktor transkripsi '-"os dan '->un. Jstrogen juga erangsang ekpresi dari :P< dan T<"-Ioleh sel
osteoblas dan sel stroa& yang selanjutnya ber)ungsi enghabat penyerapan tulang dan eper'epat F
erangsang apoptosis sel osteoklas .
>adi estrogen epunyai e)ek terhadap sel osteoklas& bisa eberikan pengaruh se'ara langsung
aupun tidak langsung. Se'ara tidak langsung estrogen epengaruhi proses de)erensiasi& akti$asi&
aupun apoptosi dari osteoklas. +ala de)erensiasi dan akti$asinya estrogen enekan ekspresi 7AN!-
L& 1- CS" dari sel stroa osteoblas& dan en'egah terjadinya ikatan kopleks antara 7AN!-L dan
7AN!& dengan eproduksi reseptor :P<& yang berkopetisi dengan 7AN!. Begitu juga se'ara tidak
langsung estrogen enghabat produksi sitokin-sitokin yang erangsang di)erensiasi osteoklas seperti0
/L-*& /L-1& TN"-H& /L-11 dan /L-(.Terhadap apoptosis sel osteoklas& se'ara tidak langsung estrogen
erangsang osteoblas untuk eproduksi T<"-I& yang selanjutnya T<"-I ini enginduksi sel
osteoklas untuk lebih 'epat engalai apoptosis.
Sedangkan e)ek langsung dari estrogen terhadap osteoklas adalah elalui reseptor estrogen pada sel
osteoklas& yaitu enekan akti$asi '->un& sehingga en'egah terjadinya di)erensiasi sel prekursor
osteoklas dan enekan akti$asi sel osteoklast de%asa.
-. Sehari-hari Ny.Tuti bekerja sebagai tukang jahit di ruahnya. Sejak ke'il Ny.Tuti
engaku tidak suka inu susu dan jarang berolahraga.
1-
a. Apa kaitan pekerjaan Ny.Tuti dengan kasus iniE
1enjahit lebih sering enggunakan %aktu duduk yang relati) laa. =al ini enyebabkan punggung
ba%ah harus enopang berat bagian atas tubuh yang laa eski tidak bergerak karena tulang punggung
tetap se'ara akti) bekerja bersaa otot punggung. Pada saat otot sekitar $ertebra tidak dapat lagi
enstabilkan tulang $ertebra& aka beban yang diteria oleh trabekular pada $ertebra eningkat
sehingga eudahkan kondisi rapuh aupun )raktur pada $ertebra. Pada kondisi osteoporosis& hal ini
akan engurangi kualitas tulang berupa arsitektur berupa jaring-jaring pada tulang berkurang sehingga
eudahkan terjadinya 'idera bila duduk terlalu laa.
b. Apa kaitan jarang inu susu dan jarang berolahraga dengan kasus iniE 8syena& teguh& inop9
Pada usia lanjut& biasanya telah terjadi gangguan )ungsi ginjal dan jarang terkena atahari
8subjekti)9 sehingga akan terjadi penurunan sintesis $itain +. "ungsi utaa $itain + adalah
sebagai pengatur keseibangan kadar kalsiu dengan engatur absorbsi kalsiu di usus halus&
interaksi dengan horon paratiroid sehingga obilisasi kalsiu dari tulang eningkat& dan
engurangi ekskresi kalsiu elalui ginjal. +e)isiensi $itain + sering enyebabkan deKsit
nyata ineral tulang.
+eposisi ineral tulang noral eerlukan konsentrasi kalsiu dan )os)at optial yang tergantung
keadekuatan absorbsi kalsiu.Absorbsi kalsiu di saluran 'erna terjadi di proksial duodenu yang
tergantung pada $itain + akti) dan bersi)at di)usi akti) yang eerlukan 'alsiu binding protein
8CaBP9 atau kalbindin. J)ekti$itas
absorbsi kalsiu di usus dipengaruhi oleh asupan kalsiu. Seakin rendah kadar kalsiu dala
akanan yang dikonsusi& seakin akti) pula usus
elakukan absorbsi. Sebilan puluh sebilan persen kalsiu ekstrasel terdapat dala tulang dala
bentuk hidroksiapatit yang en'erinkan keseibangan
antara proses pebentukan dan resorpsi tulang.
Pada pasien ini dikatakan jarang inu susu& jadi keungkinan besar pasien ini kekurangan kalsiu.
Akti$asi reseptor kalsiu tidak akan terjadi bila kadar kalsiu darah rendah. =oron paratiroid bekerja
12
dengan berikatan dengan reseptor ebran sel organ target& yaitu reseptor horon paratiroid di ginjal
dan tulang. =oron paratiroid eningkatkan reabsorbsi kalsiu dengan eperudah pori kalsiu di
tubulus distal ginjal terbuka. =oron paratiroid eningkatkan degradasi tulang dengan bekerja pada
osteoblast elalui 7AN!L di tulang. =oron paratiroid juga enstiulasi hidroksilasi 23-:=-$itain
+- enjadi bentuk akti)nya 8kalsitriol9. J)ek kalsitonin terhadap kalsiu bertentangan dengan e)ek
horon paratiroid. !alsitonin enginhibisi akti$itas osteoklast& engurangi resorpsi tulang& dan
eningkatkan ekskresi kalsiu elalui ginjal& jadi )ungsi kalsitonin enurunkan kadar kalsiu darah.
:steoblast adalah satu-satunya koponen sel tulang yang engandung reseptor kalsitriol. /katan
kalsitriol dengan osteoblast enginduksi pelepasan osteokalsin& protein yang engandung residu asa
>-karboksiglutaat dan /L-1 yang eningkatkan proses resorpsi. J)ek $itain + pada etabolise
kalsiu di ginjal adalah sebaliknya& yaitu eningkatkan reabsorbsi kalsiu oleh sel tubulus. +eKsiensi
$itain + enyebabkan absorbsi dan reabsorbsi kalsiu dan )os)at tidak adekuat sehingga terjadi
penurunan konsentrasi kalsiu plasa. Penurunan konsentrasi kalsiu plasa enyebabkan
peningkatan sekresi horon paratiroid yang bertujuan engebalikan konsentrasi kalsiu plasa
tetapi dengan resorpsi dari tulang. !adar )os)at sendiri akan tetap di ba%ah noral karena horon
paratiroid justru akan enyebabkan ekskresi )os)at elalui urin sehingga tidak terjadi ineralisasi
tulang
baru dan atriks kartilago yang enyebabkan tulang enjadi rapuh
1alas :lahraga
Wanita yang alas bergerak atau olahraga akan terhabat proses osteoblasnya 8proses pebentukan
assa tulang9. Selain itu kepadatan assa tulang akan berkurang. Seakin banyak gerak dan olahraga
aka otot akan ea'u tulang untuk ebentuk assa.
13
2. Ny&Tuti pernah eeriksakan kakinya ketika berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan.
+ari Peeriksaan Tersebut didapatkan nilai kepadatan tulangnya& t s'ore @ -2&6.
a. Apa akna !linis dari t-s'ore @-2&6E 8ali)$ia& odiest9
T*s0"re 2 +BMD %as#en * BMD rata*rata "rang (ua ("r(al.
Stanar e,#as# rata*rata "rang (ua n"r(al
#ntuk udahnya& T-s'ore Anda adalah B1+ Anda bandingkan dengan s'ore rata-rata orang usia u 823
L-3 tahun9 dengan ras dan jenis kelain yang san Perbedaan ini dinaakan standar de$iasi 8S+9.
=asil T-s'ore bisa plus atau inus. >ika hasil T-s'ore Anda nol 8;ero9& artinya densitas tulang Anda saa
deng orang uda noral. Bila plus& artinya tulang Anda lebih padat daripada orang uda. Bila inus&
densitas tulai Anda lebih rendah daripada noral.
Tiap penurunan T-s'ore satu poin akan eningkatkM risiko )raktur dua kali lipat. Nilai T-s'ore berbeda
unti setiap tulang& isalnya T-s'ore tulang tuit berbeda dengan T-s'ore tulang panggul.
N"r(al Nilai T pada B1+ ? -1
/ste"%en#a Nilai T pada B1+ antara -1 dan -2&3
/ste"%"r"s#s Nilai T pada B1+ N -2&3
/ste"%"r"s#s Berat Nilai T pada B1+ & -2&3 dan diteukan )raktur
b. Bagaiana 'ara peeriksaan B1+ dan interpretasinyaE
!epadatan ineral tulang 8B1+9 pengukuran dianjurkan pada pasien berikut0
- Wanita berusia *3 tahun atau lebih dan pria berusia (, tahun atau lebih& terlepas dari )aktor risiko klinis
- Wanita enopause yang lebih uda dan laki-laki berusia 3,-(, tahun dengan )aktor risiko klinis untuk
)raktur
1*
- Perepuan dala transisi enopause dengan )aktor risiko tertentu yang terkait dengan peningkatan
risiko )raktur 8yaitu& berat badan rendah tubuh& sebelu )raktur rendah traua& penggunaan obat
berisiko tinggi9
- :rang de%asa dengan patah tulang
- :rang de%asa yang eiliki kondisi yang berhubungan dengan assa tulang yang rendah atau
pengeroposan tulang 8isalnya& rheuatoid arthritis9
- :rang de%asa yang engabil obat dikaitkan dengan assa tulang yang rendah atau pengeroposan
tulang 8isalnya& glukokortikoid& O 3 g prednisone per hari selaa O - bulan9
- Siapa pun yang dipertibangkan untuk terapi )arakologis untuk osteoporosis
- Siapa pun dira%at karena osteoporosis 8untuk eantau e)ek pengobatan9
- Siapa pun tidak eneria terapi di antaranya bukti keropos tulang akan enyebabkan pengobatan
+ual-energi B-ray absorptioetry 8+AA9 saat ini erupakan standar kriteria untuk e$aluasi B1+. P3&
*Q Peripheral +AA digunakan untuk engukur B1+ di pergelangan tangan& ungkin paling berguna
dala engidenti)ikasi pasien berisiko patah tulang yang sangat rendah yang tidak eerlukan
peeriksaan lebih lanjut.
+AA enyediakan T-s'ore pasien& yang erupakan nilai B1+ dibandingkan dengan subyek kontrol
yang berada di pun'ak ereka B1+. :rganisasi !esehatan +unia 8W=:9 kriteria enentukan nilai T-
s'ore noral dala 1 standar de$iasi 8S+9 dari nilai rata-rata B1+ pada orang de%asa uda yang
sehat. Nilai berbaring lebih jauh dari rata-rata yang dikelopokkan sebagai berikut 0
- T-s'ore -1 enjadi -2.3 S+ enunjukkan osteopenia
- T-skor kurang dari -2.3 S+ engindikasikan osteoporosis
- T-skor kurang dari -2.3 S+ dengan )raktur kerapuhan 8s9 enunjukkan osteoporosis parah
1(
+AA juga enyediakan R-s'ore pasien& yang en'erinkan nilai dibandingkan dengan orang-orang
yang 'o'ok untuk usia dan jenis kelain. R-skor disesuaikan dengan etnis atau ras harus digunakan pada
pasien berikut0
- Wanita preenopause
- Pria yang lebih uda dari 3, tahun
- Anak-anak
Nilai R-s'ore -2., S+ atau lebih rendah dide)inisikan sebagai Sdi ba%ah kisaran yang diharapkan untuk
usiaS dan orang-orang di atas -2., S+ sebagai Sdala kisaran diharapkan untuk usia.S +iagnosis
osteoporosis pada kelopok-kelopok ini tidak boleh berdasarkan kriteria densitoetri saja.
Peeriksaan terdiri dari penelitian laboratoriu yang tepat untuk ebangun nilai-nilai dasar dan
untuk en'ari penyebab sekunder potensi osteoporosis& bersaa dengan pengukuran kepadatan ineral
tulang 8B1+9 untuk enilai kehilangan tulang dan eperkirakan risiko )raktur. Biopsi tulang dapat
diindikasikan dala situasi tertentu.
Pilihan pen'itraan terasuk densitoetri& single-photon absorptioetry 8SPA9& dual-)oton
absorptioetry 8+PA9& dual-energi B-ray absorptioetry 8+AA9& 'oputed toography kuantitati)
8TCT9 s'anning& agneti' resonan'e iaging 817/9& peindaian tulang& dan single-photon eisi
'oputed toography 8SPJCT9 s'anning. Sensiti$itas& %aktu peeriksaan& biaya& dan paparan radiasi
dari teknik pen'itraan yang berbeda sangat berbeda.
+AA pinggul dan tulang belakang lubar dan kalkanealis ultrasonogra)i kuantitati) adalah 2 yang
paling uu tes pengukuran tulang digunakan untuk layar untuk osteoporosis0 +AA engkuanti)ikasi
kehilangan tulang& dan kalkanealis ultrasonogra)i kuantitati) enge$aluasi si)at tulang. radiogra)i
kon$ensional digunakan untuk J$aluasi kualitati) dan seikuantitati) osteoporosis& sedangkan
or)oetri enilai adanya )raktur.
+i Aerika Serikat& kriteria diagnostik dan pengobatan saat ini untuk osteoporosis hanya didasarkan
pada TCT pinggul dan tulang belakang atau pinggul +AA pengukuran T-s'ore&
16
3. +ari Peeriksaan di /<+ didapatkan Punggung Ny.Tuti bungkuk& BB 2* kg& TB 1*, '&
dan tungkai kiri lebih pendek dari tungkai kanan.
a. Berapa B1/ Ny. TutiE
TB
2
@ 1(.4( 8!urang berat badan9
BB
b. Apa hubungan berat badan dengan kasus iniE
Analisis multivariat menunjukkan bahwa baik pada iaki laki maupun perempuan, faktor risiko lainnya
yaitu kebiasaan berolahraga dan status gizi kurus (IMT <18,5) merupakan variabel yang mempunyai
hubungan bermakna dengan risiko osteoporosis (p<0,05). Kebiasaan berolah raga baik pada perempuan
maupun laki laki mempunyai hubungan yang signifikan walaupun risikonya relatif kecil (OR < 1.5).
Kemudian status gizi kurus (IMT< 18,5) yaitu pada laki-laki berisiko osteoporosis 1,5 kali dan pada
perempuan berisiko 1,9 kali dibandingkan dengan orang ber IMT >18,5. Status gizi seseorang berkaitan
dengan simpanan protein dan kalsium yang ber- peran dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang.
'. 1engapa tungkai kiri lebih pendek dari tungkai kananE
Se'ara garis besar pato)isiologi osteoporosis bera%al dari Adanya assa pun'ak tulang yang rendah
disertai adanya penurunan assa tulang. 1assa pun'ak tulang yang rendah ini diduga berkaitan dengan
)aktor geneti'& sedangkan )aktor yang enyebabkan penurunan assa tulang adalah proses ketuaan&
enopause& )aktor lain seperi obat obatan atau akti)itas )isik yang kurang serta )aktor genetik. Akibat
assa pun'ak tulang yang rendah disertai adanya penurunan assa tulang enyebabkan +ensitas tulang
enurun yang erupakan )aktor resiko terjadinya )raktur. Pada osteoporosis& uunya )raktur terjadi
14
pada bagian proksial )eur& pergelangan tangan& dan tulang belakang 8$ertebrae9. +an pada pasien ini
didapatkan adanya )raktur pada 'ollu )eoris sinistra sehingga engakibatkan tungkai kiri enjadi
lebih pendek dibandingkan dengan tungkai kanan yang tidak engalai )raktur.
*. +ari Peeriksaan A-7ay tulang belakang didapatkan khyphosis dengan )raktur kopresi
pada $erterbra L1-L- dan dari B-ray pel$is didapatkan )raktur pada 'ollu )eoris
sinistra.
a. Bagaiana 'ara peeriksaan A Gray pel$is dan $ertebraeE
PR/SEDUR TETAP
PEMERIKSAAN PEL3IS
Pers#a%an %as#en 4 Pasien dianjurkan engganti pakaian dengan
pakaian yang telah disediakan.
Pers#a%an Alat5Ba'an 4 Tidak ada.
P"s#s# %e(er#ksaan 4 AP
Pr"seur %e(er#ksaan 4
1. P"s#s# AP 4
Pasien tidur diatas eja peeriksaan dengan posisi tubuh true AP. Lengan tangan diposisikan sejajar
dengan kepala.& kaki di eBtensikan sejajar dengan tubuh& sehingga Pel$is tidak berotasi agar tulang paha&
#pper "eora dan sendi panggul serta Tro'hanter terlihat dengan jelas. 1arker ditepelkan pada
ujung kaset.
- C7 0 Tegak lurus kaset.
- CP 0 Pertengahan sagital dengan tubuh.
2,
- !aset 0 8-3 B -39 '.
- ""+ 0 4, '.
PR/SEDUR TETAP
PEMERIKSAAN 3ERTEBRA LUMBALIS
Pers#a%an %as#en 4 Pasien dianjurkan untuk engganti pakaian dengan pakaian yang telah
disediakan.
Pers#a%an Alat5Ba'an 4 Tidak ada.
P"s#s# %e(er#ksaan 4 AP& Lateral& 7A: F LA:.
Pr"seur %e(er#ksaan 4
1. P"s#s# AP 4
Pasien tidur supine diatas eja peeriksaan dala posisi true AP& kedua tangan lurus keba%ah& kedua
lutut ditekuk dengan kedua telapak kaki bertupu pada eja peeriksaan. Luas lapangan penyinaran
en'akup Thora'o-ubalis sapai Lubosa'ral. Saat eBposi pasien dala keadaan eBpirasi dan tahan
na)as& arker diletakan pada ujung kaset.
- C7 0 5erti'al tegak lurus
!aset.
21
- CP 0 5ertebrae Lubalis ///.
- !aset 0 822 B -,9 '.
- ""+ 0 1,, '.
2. P"s#s# Lateral 4
Pasien tidur iring dengan sisi tubuh kanan atau kiri enepel eja peeriksaan& kedua tangan berada
diatas kepala dengan siku ditekuk dan kedua kaki ditekuk kedepan sehingga dapat enahan berat badan&
usahakan buat posisi senyaan ungkin. #ntuk endapatkan posisi 5ertebra Lubalis true Lateral&
sisi pinggang pasien yang enepel pada eja peeriksaan dinaikan keatas. Luas lapangan
penyinaran en'akup Thora'olubalis sapai Lubosa'ral. Saat eBposi pasien dala keadaan
eBpirasi dan tahan na)as& arker diletakan pada ujung kaset.
- C7 0 5erti'al tegak lurus
!aset.
- CP 0 5ertebrae Lubalis ///.
- !aset 0 8-, B 2,9 '.
- ""+ 0 1,, '.
$. P"s#s# R#g't Anter#"r /)l#6ue +RA/. 4
Pasien tidur diana sisi kanan iring 23U ebentuk posisi 7A:& kedua tangan berada diatas kepala
dengan kedua sisi ditekuk& kaki kanan sedikit ditekuk dan enepel eja peeriksaan sedangkan kaki
kiri ditekuk dengan telapak kaki enupu eja. #sahakan posisi 5ertebra Lubalis berada di tengah
kaset yang telah terpasang pada Caset Try dengan Bu'ky. Saat eBposi pasien dala keadaan eBpirasi
dan tahan na)as.
- C7 0 5erti'al tegak lurus
22
!aset.
- CP 0 5ertebrae Lubalis ///.
- !aset 0 8-, B 2,9 '.
- ""+ 0 1,, '.
1. P"s#s# Le&t Anter#"r /)l#6ue +RA/. 4
Prosedur peeriksaan 5ertebra Lubalis posisi LA: adalah kebalikan dari prosedur peeriksaan posisi
7A:.
'. Bagaiana gabaran A-7ay Pel$is dan $erterbraeE 8syena& syahrin9
(. Ny.Tuti erasa heran karena sebelu enopause tinggi badanya 1*2 '.
a. Apa akna klinis dari penurunan tinggi badan yang dialai Ny. TutiE
2-
+engan eningkatnya usia disertai )aktor resiko seperti penurunan drastis estrogen pas'a enopause
dan asupan kalsiu yang kurang sejak uda& terjadi ketidakseibangan reodelling tulang diana
resorpsi tulang eningkat sedangkan )orasi tulang tidak berubah atau enurun. =al ini engakibatkan
osteoporosis& diana terjadi penurunan densitas assa tulang dan perburukan ikroarsitektur tulang
sehingga tulang enjadi rapuh& udah patah serta eningkatnya resiko )raktur tulang& terutaa pada
tulang $ertebra.
:leh karena itu& ketika Ny.Tuti engalai jatuh terduduk& terjadi )raktur kopresi pada tulang $ertebra
L1-L- yang eang sudah rapuh karena osteoporosis. Tulang $ertebra tersebut keudian engalai
retak dan runtuh enyebabkan peadatan tulang $ertebra sehingga akan enjadi lebih pendek dari
ukuran sebelunya& enunjukkan ki)osis dorsal atau gibbus 8+o%agerVs hup9 dan penurunan tinggi
badan.
Fraktur K"(%res#7K-%'"s#s ***Bungkuk
=ilangnya assa tulang kortikal dan trabekular & serta gangguan dari ikroarsitektur tulang erupakan
tanda khas dari osteoporosis . "leksi tulang belakang dan kopresi aksial telah terbukti enyebabkan
stres aksial pada endplate superior dari tubuh $ertebral . Asietri tubuh $ertebral enghasilkan stres
22
aksial pada aspek anterior dari shell kortikal . !obinasi )aktor-)aktor ini & penurunan kepadatan
tulang& tidak sietrisnya tulang teratur dan ditabah dengan )leksi inial dan beban aksial & )aktor-
)aktor ini epengaruhi tulang osteoporosis terjadi )raktur kopresi sehingga orang ini akan enjadi
kyphosis dan penurunan tinggi badan.
pergeseran pusat gra$itasi pasien anterior engakibatkan peningkatkan angulasi kyphoti' dan
enepatkan tekanan tabahan pada tulang & terutaa tulang belakang berdekatan dengan )raktur
prier
6. Apa diagnosis banding kasus iniE
:steoalasia
:steoalasia adalah penyakit etabolise tulang yang ditandai oleh kurangnya ineral dari tulang
pada orang de%asa 8enyerupai penyakit ri'ketsia pada anak-anak9& berlangsung kronis dan dapat
terjadi de)oritas skeletal yang disebabkan oleh de)isiensi $itain +. Penurunan densitas tulang se'ara
uu 8pseudo)raktur9 erupakan pita translusens yang sepit pada tepi kortikal& dan erupakan tanda
diagnostik untuk osteoalasia. !elainan ini paling sering terlihat pada iga& skapula& raus pubis& dan
aspek edial )eur proksial.
PagetVs +isease
Penyakit tulang ditandai dengan penebalan dan pebesaran tulanng&kerapuhan tulang dan struktur
dala tulang yang tidak noral.
1ultiple yeloa
Multiple myeloma erupakan tuor ganas prier pada susu tulang& di ana terjadi in)iltrasi pada
daerah yang eproduksi susu tulang pada proli)erasi sel-sel plasa yang ganas. Tulang tengkorak&
tulang belakang& pel$is& iga& skapula& dan tulang aksial proksial erupakan yang terkena se'ara prier
dan engalai destruksi susu dan erosi pada trabekula tulangM tulang distal jarang terlibat. Saat
tibul gejala sekitar 6,-4,W di antaranya telah engalai kelainan tulang.
Pada gabaran radiologis akan tapak0 osteoporosis uu dengan penonjolan pola trabekular tulang&
terutaa pada tulang belakang& yang disebabkan oleh keterlibatan susu pada jaringan ieloa.
=ilangnya densitas tulang ungkin erupakan tanda radiologis satu-satunya pada penyakit ini. "raktur
patologis sering dijupai.
23
=iperparatiroidiseFParatiroid osteodistro)iF:steitis )ibrosa
Penyakit tulang yang disebabkan oleh hipersekresi kelenjar hiperparatiroid&ditandai dengan kbinasi
resorpsi uuFlokal tulang yang berlebihan oleh sel-sel osteoklas disertai dengan )ibrosis susu
tulang.pada penderita diteuukan osteoporosis dan osteolitik yang bersi)at sisteik
4. Bagaiana 'ara endiagnosisnya beserta peeriksaan penunjang nyaE
Pada seseorang yang engalai patah tulang& diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala&
peeriksaan )isik dan rontgen tulang. Peeriksaan lebih lanjut ungkin diperlukan untuk
enyingkirkan keadaan lainnya penyebab osteoporosis yang bisa diatasi.
#ntuk endiagnosa osteoporosis sebelu terjadinya patah tulang dilakukan peeriksaan yang enilai
kepadatan tulang. +i /ndonesia dikenal - 'ara penegakan diagnosa penyakit osteoporosis& yaitu0
1.+ensitoeter 8Lunar9 enggunakan teknologi +AA 8dual-energy B-ray absorptioetry9.
Peeriksaan ini erupakan gold standard diagnosa osteoporosis. Peeriksaan kepadatan tulang
ini aan dan tidak enibulkan nyeri serta bisa dilakukan dala %aktu 3-13 enit.
+AA sangat berguna untuk0
%anita yang eiliki risiko tinggi enderita osteoporosis
penderita yang diagnosisnya belu pasti
penderita yang hasil pengobatan osteoporosisnya harus dinilai se'ara akurat
2.+ensitoeter-#S<. Peeriksaan ini lebih tepat disebut sebagai s'reening a%al penyakit
osteoporosis. =asilnya pun hanya ditandai dengan nilai T diana nilai lebih -1 berarti kepadatan
tulang asih baik& nilai antara -1 dan -2&3 berarti osteopenia 8penipisan tulang9& nilai kurang dari
-2&3 berarti osteoporosis 8keropos tulang9. !euntungannya adalah kepraktisan dan harga
peeriksaannya yang lebih urah.
-.Peeriksaan laboratoriu untuk osteo'al'in dan dioksipiridinolin& CTB. Proses pengeroposan
tulang dapat diketahui dengan eeriksakan penanda biokiia CTB 8C-Telopeptide9. CtB
erupakan hasil penguraian kolagen tulang yang dilepaskan ke dala sirkulasi darahsehingga
spesi)ik dala enilai ke'epatan proses pengeroposan tulang. Peeriksaan CTB juga sangat
berguna dala eantau pengobatan enggunakan antiresorpsi oral.
2*
Proses pebentukan tulang dapat diketahui dengan eeriksakan penanda biokliia N-1/+-
:steo'al'in. :steo'al'in erupakan protein spesi)ik tulang sehingga peeriksan ini dapat
digunakan saebagai penanda biokiia pebentukan tualng dan juga untuk enentukan
ke'epatan turno$er tulang pada beberapa penyakit tulang lainnya. Peeriksaan osteo'al'in juga
dapat digunakan untuk eantau pengobatan osteoporosis.
+i luar negeri& dokter dapat pula enggunakan etode lain untuk endiagnosa penyakit
osteoporosis& antara lain0
1.Sinar B untuk enunjukkan degenerasi tipikal dala tulang punggung bagian ba%ah.
2.Pengukuran assa tulang dengan eeriksa lengan& paha dan tulang belakang.
-.Tes darah yang dapat eperlihatkan naiknya kadar horon paratiroid.
2.Biopsi tulang untuk elihat tulang enge'il& keropos tetapi tapak noral.
1,. Apa diagnosis kerja nyaE 8odiest& ali9
:steoporosis berat dengan ki)osis dan )raktur kopresi L1-L- serta )raktur 'ollu )eoris sinistra
11. Bagaiana epideiologinyaE
+i negara aju seperti Aerika Serikat& kira-kira 1, juta orang usia diatas 3, tahun enderita
osteoporosis dan hapir -2 juta dengan penurunan assa tulang yang selanjutnya berkebang enjadi
osteoporosis. Jpat dari 3 orang penderita osteoporosis adalah %anita& tapi kira-kira 2 juta pria di
Aerika Serikat enderita osteoporosis& 12 juta engalai penurunan assa tulang yang enjadi
risiko untuk osteoporosis. Satu dari 2 %anita dan satu dari 2 pria diatas usia 3, tahun akan enjadi
)raktur yang berhubungan dengan )raktur selaahidup ereka. +i negara berkebang seperti Cina&
osteoporosis en'apai proporsi epideik& terjadi peningkatan -,,W dala %aktu -, tahun. Pada tahun
2,,2 angka pre$alensi osteoporosis adalah 1*&1W. Pre$alensi di antara pria adalah 11&3W& sedangkan
%anita sebesar 14&4W.
2(
+ata di Asia enunjukkan bah%a insiden )raktur lebih rendah dibanding populasi !aukasian. Studi juga
endapatkan bah%a assa tulang orang Asia lebih rendah dibandingkan assa tulang orang kulit putih
Aerika& akan tetapi )raktur pada orang Asia didapatkan lebih sedikit.
Ada $ariasi geogra)is pada insiden )raktur osteoporosis. :steoporosis paling sering terjadi pada populasi
Asia dan !aukasia tetapi jarang di A)rika dan Aerika populasi kulit hita
12. Bagaiana penatalaksanaan kasus iniE 8"arako X Non )arako9
Far(ak"l"g#
N-er# +S#(%t"(at#k.
Pada seua kasus )ra'ture& penatalaksanaan nyeri harus diutaakan.Analgetik seperti a'etainophen
atau NSA/+ 8Non Steroid Anti Inflammatory Drugs9dapat diberikan pada )ase akut dari
)ra'ture.Walupun deikian& penabahan penghilang nyeri ungkin diperlukan bila nyeri pasien tidak
hilang hanya dengan peberian a'etainophen atau NSA/+. Pada kasus seperti ini& golongan opiate
ungkin dapat digunakan& khususnya untuk engatasi rasa nyeri yang hebat. Penyesuaian terhadap rasa
nyeri harus dilakukan& terutaa pada )ase akut.
Analget#k
!ontrol terhadap rasa nyeri sangat penting pada pasien. Analgetik akan ebuat pasien nyaan& napas
yang tenang& dan epunyai e)ek sedati)& yang beran)aat bagi pasien dengan nyeri yang terus-
enerus. Beberapa jenis analgetik yang dapat digunakan& antara lain0
A0eta(#n"%'en
+iindikasikan untuk nyeri ringan sapai sedang. 1erupakan obat pilihan untuk nyeri pasien yang
hipersensiti) terhadap aspirin atau NSA/+& dengan gangguan gastrointestinal atas& atau pasien yang
engkonsusi antikoagulan oral.
+osis yang digunakan adalah -23-*3, g Per :ral setiap 2-* ja atau 1,,, g - sapai 2B sehariM
dosis tidak lebih dari 2 gra per hari.
26
!ontraindikasi pada pasien yang hipersensiti)M de)isiensi <*P+ 8<lu'ose-*-Phosphate +ehydrogenase9
/nteraksi obat. 7i)apin dapat engurani e)ek analgetikM digunakan bersaa barbiturate&
'arbaa;epine& hydantoins& dan isonia;id akan eningkatkan hepatotoksisitas.
J)ek saping bersi)at hepatotoksik terutaa bila pasien alkoholisM nyeri hebat atau nyeri terus-terusan
atau dea tinggi erupakan e)ek saping yang seriusM a'etainophen terdapat pada beberapa produk
:TC dan biasanya dikobinasikan sehingga dosis a'etainophen enjadi berlebihan atau bahkan dapat
elebihi dosis aksial.
I)u%r"&en
:bat pilihan untuk pasien dengan nyeri ringan sapai sedang. 1enghabat reaksi in)laasi dengan
enurunkan sintesis prostaglandin.
+osis de%asa 2,,-*,, g per oral setiap 2-* ja selaa gejala asih adaM tidak elebihi -.2 graFhari.
!ontraindikasi pada pasien yang hipersensiti)M ulkus peptik& perdarahan dan per)orasi saluran 'erna&
insu)isiensi renal& atau resiko perdarahan.
Bila digunakan bersaa aspirin akan eningkatkan e)ek kebalikan dari NSA/+M dengan probene'id
akan eningkatkan konsentrasi obat dan ungkin enjadi toksikM dapat enurunkan e)ek hidrala;ine&
'aptopril& dan beta blokerM dapat enurunkan e)ek diuretik )uroseide dan tia;idM dapat eningkatan PT
(Protrombin Time) bila digunakan bersaa antikoagulan 8peringatkan pasien untuk endeteksi gejala
perdarahan9M eningkatan e)ek toksik etrotreBateM le$el phenytoin akan eningkat bila digunakan
terus-enerus.
J)ek saping. !ategori + pada triseester /// kehailanM !ategori B pada triseester / dan //
kehailanM enyebabkan C="& =ipertensi& dan enurunkan )ungsi ginjal dan hatiM enyebabkan
abnoralitas antikoagulan atau selaa terapi antikoagulan.
/8-0""ne
Analgesik dengan ultipel aksi yang irip orphineM dengan konstipasi inial& spase otot polos&
dan depresi re)leks batuk yang lebih ringan dibandingkan dengan peberian orphine pada dosis yang
saa.
24
+osis de%asa0 3--, g per oral setiap 2 ja.
+osis anak0 ,.,3-,.13 gFkg per oralM Tidak elebihi 3 g setiap 2-* ja per oral.
!ontraindikasi pada pasien yang hipersensiti).
/nteraksi obat. Phenothia;ine enurunkan e)ek analgesikM toksisitas eningkat dengan peberian
bersaa obat-obat depresi SSP.
!eaanan penggunaan selaa kehailan tidak ter'atat.
J)ek saping. 1asa akti) eningkat pada pasien lansiaM hati-hati pada penggunaan a'etainophen dan
jangan elebihi 2,,, g dala 22 ja karena dapat engakibatkan hepatotoksik.
Penatalaksanaan "ste"%"r"s#s
B#s&"s&"nat
Bis)os)onat erupakan obat yang digunakan untuk pengobatan osteoporosis. Bis)os)onat erupakan
analog piro)os)at yang terdiri dari 2 asa )os)onat yang diikat satu saa lain oleh ato karbon.
Bis)os)onat dapat engurangi resorpsi tulang oleh sel osteoklas dengan 'ara berikatan dengan
-,
perukaan tulang dan enghabat kerja osteoklas dengan 'ara engurangi produksi proton dan en;i
lisosoal di ba%ah osteoklas.
Absorpsi obat terhabat bila diberikan bersaa-saa dengan kalsiu& kation di$alen lainnya& dan
berbagai inuan lain ke'uali air. /dealnya diinu pada pagi hari dala keadaan perut kosong.
Setelah itu penderita tidak diperkenankan akan apapun inial selaa -, enit& dan selaa itu
penderita harus dala posisi tegak& tidak boleh berbaring.>enis bis)os)osnat yang dapat digunakan untuk
terapi osteoporosis0
R#ser"nat9 erupakan ainobis)os)onat generasi ketiga yang sangat poten. #ntuk osteoporosis
diperlukan dosis -3 gFinggu atau 3 gFhari se'ara kontinyu atau (3 g 2 hari berturut-turut sebulan
sekali atau 13, g sebulan sekali. !ontra indikasi peberian risedronat adalah hipokalseia& ibu hail&
enyusui dan gangguan ginjal 8creatinine clearance N -, lFenit9.
Alenr"nat& erupakan ainobis)os)onat yang poten. +osis 1: (g5'ar# set#a% 'ar# se0ara k"nt#n-u&
karena tidak engganggu ineralisasi tulang. Saat ini dikebangkan dosis (, g seinggu sekali.
#ntuk pen'egahan osteoporosis pada %anita pas'a enopause dan osteoporosis indu'e glukkortikoid
diberikan dosis 3 gFdl. 7idak direkoendasikan pada penderita gangguan ginjal 8creatinine clearance
N -3 lFenit9.
I)anr"nat9 juga erupakan bis)os)onat generasi ketiga. +osis peroral 29; (g5'ar# 5 1;: (g se)ulan
sekal#. +apat diberikan intra$ena dengan dosis - g& - bulan sekali. !ontraindikasi adalah
hipokalseia.
<"ler"nat9 bis)os)onst terkuat yang ada saat ini. Sediaan intra$ena yang harus diberikan per drip
selaa 13 enit untuk dosis 3 g. #ntuk pengobatan osteoporosis 'ukup diberikan ; (g seta'un
sekal#. !ontraindikasi adalah hipokalseia& ibu hail dan enyusui.
Ral"ks#&en +selective estrogen receptor modulators 8SJ719.
<olongan preparat anti estrogen yang epunyai e)ek seperti estrogen di tulang dan lipid& tetapi tidak
enyebabkan perangsangan terhadap endoetriu dan payudara. <olongan ini bekerja pada reseptor
estrogen- I sehingga tidak enyebabkan perdarahan dan kejadian keganasan payudara dan juga
elibatkan T<"-I - yang dihasilkan oleh osteoblas yang ber)ungsi enghabat di)erensiasi sel
osteoklas.
-1
+osis oralnya *, gFhari dan akan diabsorpsi dengan baik dan akan di etabolise di hati. +apat
enyebabkan ke'a'atan janin& sehingga tidak boleh diberikan pada %anita hail atau beren'ana untuk
hail. J)ek saping raloksi)en dapat eningkatkan kejadian deep venous trombosis 8+5T9& rasa panas
dan kra pada kaki
Estr"gen
1ekanise estrogen sebagai anti resorpsi& epengaruhi akti$itas sel osteoblas aupun sel osteoklas&
telah dibi'arakan diatas. Peberian terapi estrogen dala pen'egahan dan pengobatan osteoporosis
dikenal sebagai Terapi Sulih =oron 8TS=9. Jstrogen sangat baik diabsorbsi elalui kulit& ukosa
$agina& dan saluran 'erna. J)ek saping estrogen eliputi nyeri payudara 8astalgia9& retensi 'airan&
peningkatan berat badan& troboeboli& dan pada peakaian jangka panjang dapat eningkatkan risiko
kanker payudara. !ontraindikasi absolut penggunaan estrogen adalah 0 kanker payudara& kanker
endoetriu& hiperplasi endoetriu& perdarahan uterus dis)ungsional& hipertensi& penyakit
troboeboli& karsinoa o$ariu& dan penyakit hati yang berat. +i beberapa negara& saat ini TS=
hanya direkoendasikan untuk gejala kliakteriu dengan dosis seke'ilnya dan %aktu sesingkatnya.
TS= tidak direkoendasikan lagi sebagai terapi pilihan pertaa untuk osteoporosis.Beberapa preparat
estrogen yang dapat dipakai dengan dosis untuk anti resorpsi& adalah estrogen terkonyugasi ,&*23
gFhari& 1(I-estradiol oral 1-2 gFhari& 1( I -estradiol perkutan 1&3 gFhari& dan 1(-estradiol subkutan
23-3, g setiap * bulan. Pada %anita pas'a enopause& dosis estrogen terkonyugasi ,&-123 G 1&23
gFhari& dikobinasi dengan edroksiprogesteron asetat 2&3 G 1, gFhari& setiap hari se'ara kontinyu.
Pada %anita pra enopause& estrogen terkonyugasi diberikan pada hari 1 sFd 23 siklus haid sedangkan
edroksiprogesteron asetat diberikan hari 13 G 23 siklus haid& keudian kedua obat tersebut dihentikan
pada hari 2* sFd 26 siklus haid& sehingga penderita engalai haid. =ari 24 dianggap sebagai 1 siklus
berikutnya dan peberian obat dapat diulang peberiannya seperti seula.
Kals#t"n#n
!alsitonin obat yang telah direkoendasikan oleh "+A untuk pengobatan penyakit-penyakit yang
eningkatkan resorpsi tulang. +osis yang dianjurkan untuk peberian intra nasal adalah 2,, /# pre
-2
hari. !adar pun'ak dala plasa akan ter'apai dala %aktu 2,--, enit dan akan dietabolise
dengan 'epat di ginjal. J)ek saping kalsitonin berupa keerahan dan nyeri pada tepat injeksi serta
rinorrea 8dengan kalsitonin nasal spray9.
Str"nt#u( ranelat
Strontiu ranelat erupakan obat osteoporosis kerja ganda& yaitu eningkatkan kerja osteoblas dan
enghabat kerja osteoklas. +osis strontiu ranelat adalah 2 gFhari yang dilarutkan dala air dan
diberikan pada ala hari sebelu tidur atau 2 ja sebelu akan atau 2 ja setelah akan. J)ek
saping strontiu ranelat adalah dispepsia dan diare. Strontiu ranelate harus diberikan se'ara hati-hati
pada pasien dengan ri%ayat troboeboli $ena.
Ter#%aratr#e
Peberian horon paratiroid 8PT=9 se'ara interitten dapat enyebabkan peningkatan julah dan
akti$itas osteoblas& sehingga terjadi peningkatan assa tulang dan perbaikan ikroarsitektur tulang.
Teriparatide terbukti enurunkan risiko )raktur $ertebra dan non $ertebra. +osis yang
direkoendasikan adalah 2, gFhari subkutan selaa 16-22 bulan. !ontra indikasi teriparatide adalah
hiperkalseia&penyakit tulang etabolik selain osteoporosis prier& isalnya hiperparatiroid dan
penyakit paget& peningkatan alkali )os)atase yang tidak diketahui penyebabnya atau pasien yang
endapat terapi radiasi
Den"su(a) +M"n"kl"nal Ant#)"# +MA)s. ar# RANK*L.
Besarnya dosis yang digunakan untuk pengobatan osteoporosis pada %anita pas'aenopause adalah *,
g subkutan setiap * bulan sekali. !ontra indikasi denosuab adalah pada %anita dengan hipokaleia
atau hipersensiti) terhadap )orula denosuab. :bat ini tidak direkoendasikan untuk %anita hail
dan anak usia Y16 tahun. J)ek saping& terasuk in)eksi kulit& sellulitis dan hipokalseia
--
!fi"asi anti fra"tur dari beberapa agen terapeuti"
N"n Far(ak"l"g#
Lakukan akti)itas )isik se'ara teratur Z berjalan -,-*, enitFhari& bersepeda& berenang
>aga asupan kalsiu 1,,, G 13,, gFhari. +iet akanan tinggi kalsiu seperti susu aupun
penggunaan preparat kalsiu. Preparat kalsiu terbaik adalah kalsiu karbonat& karena engandung
kalsiu eleental 2,, gFgra& disusul kalsiu )os)at yang engandung kalsiu eleental 2-,
gFgra& kalsiu sitrat yang engandung kalsiu eleental 211 gFgra& kalsiu laktat yang
engandung kalsiu eleental 1-, gFgra dan kalsiu glukonat yang engandung kalsiu
-2
eleental 4, gFgra. Peberian kalsiu dapat eningkatkan risiko hiperkalsiuria dan batu ginjal.
- =indari erokok dan inu alkohol
- =indari engangkat barang-barang berat
- =indari de)isiensi $itain + Z periksa 238:=9+ seru Z bila [berikan supleentasi $it + 2,, iuFhari
atau 6,, iuFhari
- =indari peningkatan ekskresi kaliu le%at ginjal Z ebatasi asupan natriu sapai - graFhari
untuk eningkatkan resorpsi kalsiu di tubulus ginjal
- Bila ekskresi kalsiu urine ? -,, gFhari Z berikan diuretik tia;id dosis rendah 8=CT 23 gFhari9
Penatalaksanaan &raktur &e(ur
Pada )raktur 'ollu )eur yang penderita asih dapat berjalan selaa beberapa hari dengan gejalanya
ringan sakit sedikit pada daerah panggul
Penderita dapat dira%at --2 inggu keudian diperbolehkan berobat jalan dengan eakai tongkat
selaa 6 inggu. !alau pada B-ray )oto )raktur ipa'tednya kurang kuat ditakutkan terjadi
disipa'ted& penderita dianjurkan untuk operasi dipasang internal )iBation atau ulti pin teknik
per'utaneus. #ntuk dislokasi akibat )raktur& penderita segera dira%at diruah sakit& tungkai yang sakit
dilakukan peasangan tarikan kulit 8skin tra'tion9 dengan bu'k-eBtension. +ala %aktu 22-26 ja
dilakukan tindakan reposisi& yang dilanjutkan dengan peasangan internal )iBation. 7eposisi yang
-3
dilakukan di'oba dulu dengan reposisi tertutup dengan salah satu 'ara yaitu0 enurut leadbetter.
Penderita terlentang dieja operasi. Asisten e)iksir pel$is. Lutut dan 'oBae dibuat )leksi 4, untuk
engendurkan kapsul dan otot-otot sekitar panggul. +engan sedikit adduksi paha ditarik ke atas&
keudian dengan pelan-pelan dilakukan gerakan endorotasi panggul 23. !eudian sendi panggul
dilakukan gerakan eutar dengan elakukan gerakan abduksi dan ekstensi. Setelah itu dilakuakn test.
Palm eel test0 tuit kaki yang 'edera diletakkan diatas telapak tangan. Bila posisi kaki tetap dala
kedudukan abduksi dan endorotasi berarti reposisi berhasil baik. Setelah reposisi berhasil dilakukan
tindakan peasangan internal )iksasi dengan teknik ulti pin per'utaneus. !alau reposisi pertaa gagal
dapat diulangi sapai - kali& dilakukan open reduksi. +ilakukan reposisi terbuka setelah tereposisi
dilakukan internal )iksasi. 1a'a-a'a alat internal )iksasi diantaranya0 kno%less pin& 'an'ellous
s're%& dan plate. Pada )raktur 'ollu )eur penderita tua 8?*, tahun9 penanggulangannya agak
berlainan. Bila penderita tidak bersedia dioperasi atau dilakukan prinsip penanggulangan& tidak
dilakukan tindakan internal )iksasi& 'aranya penderita dira%at& dilakukan skin traksi - inggu sapai
rasa sakitnya hilang. !eudian penderita dilatih berjalan dengan enggunakan tongkat 8'ruth9. !alau
penderita bersedia dilakukan operasi& yaitu enggunakan tindakan operasi arthroplasty dengan
peasangan prothese austine oore.
Pe()ea'an
7ujuk ke bagian bedah orthopedi. Pebedahan dilakukan bila terjadi )raktur& terutaa )raktur panggul.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada terapi bedah penderita osteoporosis adalah
Penderita osteoporosis usia lanjut dengan )raktur& bila diperlukan tindakan bedah& sebaiknya segera
dlakukan. Sehingga dapat enghindari iobilisasi laa dan koplikasi )raktur yang lebih lanjut.
Tujuan terapi bedah adalah untuk endapatkan )iksasi yang stabil& sehingga obilisasi penderita dapat
dilakukan sedini ungkin.
Asupan kalsiu harus tetap diperhatikan pada penderita yang enjalani tindakan bedah& sehingga
ineralisasi kalus enjadi sepurna.
Walaupun telah dilakukan tindakan bedah& pengobatan edikaentosa osteoporosis dengan bis)os)onst
atau raloksi)en atau terapi pengganti horonal& aupun kalsitonin tetap harus diberikan.
-*
Pada )raktur korpus $ertebra& dapat dilakukan $ertebroplasti atau ki)oplasti. 5erteboplasti adalah
tindakan penyuntikan seen tulang ke dala korpus $ertebra yang engalai )raktur& sedangkan
ki)oplasti adalah tindakan penyuntikan seen tulang ke dala balon yang sebelunya sudah
dikebangkan di dala korpus $ertebra yang kolaps akibat )raktur.
1-. Bagaiana patogenesis nyaE
Periode 1enopause ditandai dengan enurunnya produksi dari horon estrogen. +e)isiensi estrogen
akan enyebabkan kehilangan densitas tulang dengan eningkatkan terjadinya osteoklastogenesis. =al
ini enyebabkan ketidakseibangan dala pebentukkan dan resorpsi tulang& diana terjadi
peningkatan resorpsi tulang. +e)isiensi estrogen akan eningkatkan produksi dari /L-1& TN"-a elalui
sel onosit& yang selanjutnya enstiulasi produksi /L-*& /L-11& 1-CS"& <1-CS" dan 7AN!-L oleh
sel stroaF preosteoblas. 7AN!-L erupakan )aktor yang enstiulasi proli)erasi dari prekusor
osteoklas yang keudian berikatan dengan 7AN! 8diekspresikan pada osteoklas progenitor9 untuk
eningkatkan osteoklastogenesis.
-(
#ambar $% !fe" estrogen dan sito"in teradap pengaturan pembentu"an osteo"las& a"tivitas& dan proses
apoptosisnya% !fe" estrogen sebagai stimulasi ditandai dengan !(')&sedang"an efe" inibisi dengan
tanda !(()
Jstrogen juga erangsang ekpresi dari :P< dan T<"-b oleh sel osteoblas dan sel stroa& yang
selanjutnya ber)ungsi enghabat penyerapan tulang dan eper'epat F erangsang apoptosis sel
osteoklas. >adi estrogen epunyai e)ek terhadap sel osteoklas& bisa eberikan pengaruh se'ara
langsung aupun tidak langsung. Se'ara tidak langsung estrogen epengaruhi proses de)erensiasi&
akti$asi& aupun apoptosis dari osteoklas. +ala de)erensiasi dan akti$asinya estrogen enekan
ekspresi 7AN!-L& 1CS" dari sel stroa osteoblas& dan en'egah terjadinya ikatan kopleks antara
7AN!-L dan 7AN!& dengan eproduksi reseptor :P<& yang berkopetisi dengan 7AN!.
#ambar )% Peran sito"in pada osteo"las
-6
Begitu juga se'ara tidak langsung estrogen enghabat produksi sitokin-sitokin yang erangsang
di)erensiasi osteoklas seperti0 /L-*& /L-1& TN"-a& /L-11 dan /L-(. Terhadap apoptosis sel osteoklas&
se'ara tidak langsung estrogen erangsang osteoblas untuk eproduksi T<"-b& yang selanjutnya
T<"-b ini enginduksi sel osteoklas untuk lebih 'epat engalai apoptosis. Sedangkan e)ek langsung
dari estrogen terhadap osteoklas adalah elalui reseptor estrogen pada sel osteoklas& yaitu enekan
akti$asi '->un& sehingga en'egah terjadinya di)erensiasi sel prekursor osteoklas dan enekan akti$asi
sel osteoklas de%asa.
Proses tersebut berakibat pada peningkatan kerja osteoklas dala resorpsi tulang dibanding kerja
osteoblas dala pebentukkan atriks tulang. =al ini enyebabkan kekuatan tulang enurun se'ara
sisteik yang dikenal sebagai osteoporosis. Selain itu& penurunan asupan kalsiu dapat enyebabkan
berkurangnya e)ekti)itas proses ineralisasi pada osteosit elalui pebentukkan kalsiu hidroksiapetit
dan jaringan atrik kolagen yang berperan dala kekuatan tulang. Akti$itas olahraga yang sedikit juga
tidak dapat elatih peran otot-otot tubuh dala enstabilkan posisi aupun bentuk tulang dala proses
gerakan dan engatasi beban.
:steoporosis dapat enjadi )aktor predisposisi terjadinya )raktur pada tulang baik pada 'ollu )eur
aupun $ertebra. Selain itu pada anula& pasokan pebuluh darah yang tersisa dala ligaentu teres
sangat ke'il dan pada 2,W kasus tidak ada yang enyebabkan tingginya innsidensi nekrosis a$askular
pada )ra'ture 'ollu )eur yang disertai pergeseran.
Pada pasien usia lanjut %anita& terjadi perubahan struktur pada bagian ujung atas )eur& hilangnya
tonus otot dan perubahan pada keseibangan sensasi yang berhubungan dengan usia enyebabkan
perubahan pola berjalan ereka. Perubahan 'ara berjalan bertanggung ja%ab pada pengaturan kebali
*eigt(bearing bony trabeculae pada bagian ujung atas )eur di sepanjang garis )ra'ture yang baru
terbentuk. Proses ini bersaa dengan osteoporosis enyebabkan leahnya dari 'ollu )eur& yang
dapat enghasilkan disolusi dari beberapa trabekula tulang& pada garis yang lebih atau kurang ke aksis
panjang 'ollu yang diulai superior pada hubungan antara 'aput dan 'olluM hal ini sebanding dengan
fati+ue or stress fracture.
>atuh terduduk sebagai hasil beban $ertikal atau minor t*ist enyebabkan )ra'ture inkoplit dapat
enjadi )ra'ture koplit yang eluas elalui korteks in)erior& pasien jatuh karena hilangnya penyokong
dari panggul. Pasien tidak akan enahan )ra'ture karena dia jatuhM )ra'ture dapat terjadi dia%al atau
-4
setelah terjatuh. "ra'ture dapat disebabkan karena leahnya 'ollu )eur terhadap aksi stress dari arah
$ertikal dan rotasional yang terus-enerus& seperti ketika ekstreitas bereBorotasi dan tubuh berotasi ke
arah yang berla%anan. Pada ekanise ini& aspek posterior dari 'ollu engenai lingkaran dari
a'etabulu karena berotasi ke arah posteriorM pada keadaan ini a'etabulu berperan sebagai titik tupu.
=al ini berperan dala enyebabkan )ra'ture pada 'ollu )eur. Nyeri pada )raktur ditandai perubahan
struktur pebuluh darah aupun sara) dala siste ha$ersi& yang ditandai dengan pebentukkan
heatoa dan respon in)laasi yang akan enstiulasi nosiseptor.
Selain itu& hasil beban $ertikal dari jatuh terduduk akan enyebabkan )raktur kopresi pada daerah
lubal diana sebelunya tulang trabekular tersebut telah kehilangan kelenturannya akibat dari
enopause& kurangnya ineralisasi akibat asupan kalsiu yang kurang& dan usia sehingga densitas
tulang sangat enurun. Akibat dari )raktur kopresi akan enyebabkan aspek anterior dari $ertebra
lubal enjadi lebih pendek dari aspek posterior sehingga terjadi angulasi ke depan tulang $ertebra
yang tapak sebagai ki)osis.
12. Apa saja upaya pre$enti) yang dapat dilakukanE
Lakukan akti)itas )isik se'ara teratur Z berjalan -,-*, enitFhari& bersepeda& berenang
>aga asupan kalsiu 1,,, G 13,, gFhari
=indari erokok dan inu alkohol
=indari engangkat barang-barang berat
=indari de)isiensi $itain + Z periksa 238:=9+ seru Z bila [berikan supleentasi $it +
2,, iuFhari atau 6,, iuFhari
=indari peningkatan ekskresi kaliu le%at ginjal Z ebatasi asupan natriu sapai -
graFhari untuk eningkatkan resorpsi kalsiu di tubulus ginjal
Bila ekskresi kalsiu urine ? -,, gFhari Z berikan diuretik tia;id dosis rendah 8=CT 23
gFhari9
2,
13. Apa saja )aktor risiko pada kasus iniE
Dang tidak bisa di odi)ikasi
#sia
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita
memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena
proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat
Jenis Kelamin
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon
estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu,wanita pun
mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun.
Genetik Keluarga
Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah. Osteoporosis menyerang
penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan
perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur
genetik tulang yang sama
BBLR
Penyakit predisposisi
21
Penyakit penyakit lain seperti hiperparatiroid, Gangguan ginjal kronik dan colitis ulceratif dapat
berperan sebagai penyakit predisposisi yang dapat menyebabkan osteoporosis.
Dang dapat di odi)ikasi
7i%ayat >atuh
B1/ rendah
obat kortikosteroid dan anti kon$ulsan
1enyebabkan ekskresi !alsiu eningkat dan penyerapan !alsiu di tulang dan usus enurun
Aenorrhea dan early enopause
Terjadinya de)isiensi horon esterogen
7okok& ka)ein dan alkohol
1inuan berka)ein seperti kopi dan alkohol juga dapat enibulkan tulang
keropos& rapuh dan rusak. =al ini dipertegas oleh +r.7obert =eany dan +r. !aren 7a))erty dari 'reighton
#ni$ersity :steoporosis 7esear'h Centre di Nebraska yang eneukan hubungan antara inuan
berka)ein dengan keroposnya
tulang. =asilnya adalah bah%a air seni peinu ka)ein lebih banyak
engandung kalsiu& dan kalsiu itu berasal dari proses pebentukan tulang.
Selain itu ka)ein dan alkohol bersi)at toksin yang enghabat proses
pebentukan assa tulang 8osteoblas9.
Perokok sangatrentan terkena osteoporosis& karena ;at nikotin di dalanya eper'epat penyerapan
tulang. Selain penyerapan tulang& nikotin juga ebuat kadar dan
akti$itas horon estrogen dala tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel
tulang tidak kuat dala enghadapi proses pelapukan.
22
1alas olahraga
1ereka yang alas bergerak atau olahraga akan terhabat proses osteoblasnya
8proses pebentukan assa tulang9. Selain itu kepadatan assa tulang akan
berkurang. Seakin banyak gerak dan olahraga aka otot akan ea'u tulang
untuk ebentuk assa
!urang asupan $itain + dan !alsiu
1*. Apa saja koplikasi yang dapat terjadi pada kasus iniE
K"(%l#kas#
"raktur 8patah tulang9 erupakan koplikasi paling serius dari osteoporosis. Bila )raktur terjadi pada
tulang belakang 8$ertebrae9& aka enibulkan nyeri tulang belakang& tinggi tubuh berkurang& dan
obilitas tubuh enjadi terbatas. Seentara )raktur pada tulang panjang& khususnya tulang paha
8)eur9&dapat enibulkan koplikasi trobosis $ena dan eboli paru yang dapat enyebabkan
keatian endadak.
"raktur patologis pada0
- Tulang belakang
- !oluna )eoris
- Pergelangan tangan @ tersering
1(. Bagaiana prognosisnyaE 8aian& teguh9
$ita 0 dubia et ala
)ungsiona 0 dubiat et ala
2-
16. Berapa S!+/ untuk kasus iniE 8syahrin& inop9
-.b
Lulusan dokter apu ebuat diagnosis klinik dan eberikanterapi pendahuluan
pada keadaan ga%at darurat dei enyelaatkannya%a atau en'egah keparahan danFatau ke'a'atan
pada pasien.Lulusan dokter apu enentukan rujukan yang paling tepat bagipenanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga apu enindaklanjutisesudah kebali dari rujukan.
I3. Learn#ng Issues
1. /ste"%"r"s#s
Seperti telah dikeukan sebelunya osteoprosis adalah suatu keadaan diana asa
tulang atau kepadatan tulang per unit $olue tulang berkurang 8de'rease bone density and ass9& ikro
arsitektur jaringan tulang enjadi jelek dan engakibatkan peningkatan )ragilitas tulang dengan akibat
risiko untuk terjadinya patah tulang.
:steoporosis dibagi enjadi 0
1. :steoporosis prier 0 dihubungkan dengan kekurangan horon dan kenaikan usia serta ketuaan&
dibagi enjadi 2 yaitu 0
a. :steoporosis prier tipe / atau osteoporosis post enopause0 dihubungkan dengan kenaikan usia dan
terjadi pada %anita setelah engalai enopause selaa 13 G 2, tahun serta dihubungkan dengan
peningkatan kehilangan tulang.
22
b. :steoporosis prier tipe //0 dihubungkan dengan osteoporosis senilis yang terjadi kehilangan tulang
se'ara labat.
2. :steoporosis sekunder 0 disebabkan oleh berbagai keadaan klinis tertentu. :steoporosis prier tipe /
lebih sering terjadi pada usia 3- G (3 tahun& %anita * G 6 kali lebih sering daripada pria dan kehilangan
jaringan tulang trabekular lebih banyak daripada tulang kortikal. Penyebab utaa pada %anita adalah
turunnya horon estrogen& absorpsi kalsiu rendah dan )ungsi paratiroid enurun. :steoporosis prier
tipe // lebih sering terjadi pada usia (3-63 tahun& %anita dua kali lebih sering dibandingkan pria.
!ehilangan jaringan trabekular saa banyak dengan jaringan kortikal. Penyebab utaa adalah proses
penuaan& absorsi kalsiu enurun dan )ungsi paratiroid eningkat.
A. Pato)isiologi :steoporosis
"ase-)ase perubahan tulang dipengaruhi oleh proses horonal dan proses-proses lokal yang terjadi
dala tulang sendiri. Tulang engalai \reodeling] terus enerus dala pertubuhannya. Proses ini
terjadi di dala assa tulang yang dikenal sebagai \bone reodelling units]. Tulang se'ara uu
terdiri dari ;at organik dan anorganik. Rat organik sebanyak -, W terdiri dari atriks kolagen dan
kolagen nonglikoprotein& )os)oprotein& )os)olipid dan ukopolisakarida
yang bersaa-saa ebentuk osteoid yang terdiri dari kurang lebih 43 W dari total $olue&
sedangkan 3 W dari organik terdiri dari sel-sel osteoblas.
Siklus \reodeling] diulai oleh osteoklas& tibul pada perukaan tulang yang sebelunya inakti) dan
engabsorpsi jaringan tulang dengan elepaskan asa dan en;i-en;i proteolitik& engakibatkan
terbentuknya rongga ikroskopik 8lakuna ho%ship9.:steoklas enghilang dan sel-sel pebentuk tulang
8osteoblas9& engadakan igrasi ke daerah ini dan engganti kekurangan dengan atriks organik yang
telah engalai ineralisasi. Sebagian osteoblas enjadi bagian dari atriks dan dikenal sebagai
osteosit& sedangkan sisa-sisanya berangsur-angsur berubah bentuk& enjadi sel pebatas. Tulang yang
baru terbentuk asih terus engalai ineralisasi. #ntuk satu
23
proses \reodeling] sepurna elalui %aktu 2 G * bulan.
Pada asa pertubuhan proses \reodeling] berlangsung 'epat dan tulang yang terbentuk lebih besar
dari tulang yang hilang. Proses \reodeling] berlangsung lebih 'epat pada tulang trabekular bila
dibandingkan dengan tulang kortikal. Pada seorang de%asa uda yang tidak tubuh lagi julah atriks
yang hilang seibang dengan julah atriks yang terbentuk. Walaupun
ekanise hilangnya tulang yang tepat belu diketahui& osteoporosis terjadi karena terdapat gangguan
proses \reodeling] sehingga resorpsi jaringan tulang elebihi pebentukannya& sehingga se'ara
keseluruhan terjadi kehilangan tulang.
B. "aktor Predisposisi :steoporosis
Wanita lebih berisiko untuk terjadinya osteoporosis daripada pria& hal ini dapat dijelaskan dengan 2
paraeter penting 0
1. Peak Bone 1ass 8PB19 @ 1assa tulang aksial
PB1 ter'apai pada usia a%al -,-an diana PB1 pria ? -,-3,W dibandingkan %anita.
2. !e'epatan hilangnya tulang
Pada perienopause %anita ulai engalai per'epatan kehilangan assa tulang.
!eseibangan tulang erupakan hasil dari )orasi dan resorpsi 8degradasi9. Pada usia enopause
akibat de)isiensi estrogen resorpsi akan lebih 'epat dibandingkan )orasi sehingga akhirnya lebih
banyak bagian tulang yang hilang dan udah untuk terjadinya )raktur.
2*
"aktor-)aktor predisposisi osteoporosis adalah0
1. "aktor ras dan genetik.
+ikatakan bah%a %anita kulit hita lebih sedikit enderita osteoporosis dibandingkan dengan %anita
kulit putih atau Asia. Wanita yang kurus lebih besar keungkinan untuk engalai osteoporosis
dibandingkan dengan %anita geuk dan apabila ada ri%ayat keluarga yang enderita osteoporosis akan
eperbesar risiko untuk terkena osteoporosis.
2. 1assa tulang pada a%al enopause dan ke'epatan hilangnya tulang berhubungan langsung dengan
tinggi badan& berat badan dan paritas.
-. +e)isiensi estrogen pada usia )ertilitas akan enibulkan aenore dan enopause yang lebih a%al.
2. Penyakit-penyakit sisteik lainnya berupa0 hipertiroid& hiperparatiroid prier dan ultiple yeloa.
3. Perokok akan epengaruhi etabolise estrogen.
*. "aktor diet bisa enyebabkan osteoporosis disebabkan rendahnya input kalsiu dan tingginya
engkonsusi kopi& alkohol dan protein.
2(
2. K#&"s#s
!yphosis& juga disebut bungkuk& adalah kondisi uu dari lengkungan punggung atas. /ni dapat berupa
hasil dari penyakit degenerati) 8seperti arthritis9& asalah perkebangan 8'ontoh yang paling uu
adalah penyakit S'heuerann9& osteoporosis dengan )raktur kopresi tulang belakang& dan F atau
traua.
+ala arti 'a'at& itu adalah elengkung patologis dari tulang belakang& ana bagian dari kolo tulang
belakang kehilangan sebagian atau seua pro)il lordoti' ereka. =al ini enyebabkan ebungkuk
dari belakang& dianggap sebagai kebali ebungkuk dan kesulitan bernapas.
!asus yang parah dapat enyebabkan ketidaknyaanan besar dan bahkan enyebabkan keatian.
Ada beberapa jenis kyphosis 8/C+-1, kode yang disediakan90
P"stural k-%'"s#s 812,.,9& jenis yang paling uu& biasanya dikaitkan dengan ebungkuk dapat
terjadi di kedua orang tua dan uda. Pada kau uda& dapat disebut ^ebungkuk^ dan re$ersibel
dengan eperbaiki ketidakseibangan otot. +i laa& ungkin disebut ^hyperkyphosis^ atau ^punuk
janda itu^. Sekitar sepertiga dari kasus-kasus yang paling parah hyperkyphosis telah patah ruas tulang
belakang. >ika tidak& penuaan tubuh 'enderung ke arah hilangnya integritas uskuloskeletal& dan
kyphosis dapat engebangkan karena penuaan saja.
K-%'"s#s S0'euer(ann 8122.,9 se'ara signi)ikan lebih buruk kosetik dan dapat enyebabkan rasa
sakit. =al ini dianggap sebagai bentuk osteo'hondrosis reaja tulang belakang& dan lebih sering disebut
penyakit S'heuerann. =al ini diteukan terutaa pada reaja dan enyajikan suatu kelainan
signi)ikan lebih buruk daripada kyphosis postural. Seorang pasien enderita ki)osis S'heuerann tidak
dapat postur tubuh yang benar sadar. Pun'ak kur$a& terletak di tulang belakang dada& 'ukup kaku. Pasien
ungkin erasa nyeri di pun'ak ini& yang dapat diperburuk oleh akti$itas )isik dan dengan jangka %aktu
yang laa berdiri atau duduk. =al ini dapat eiliki e)ek yang signi)ikan erugikan pada hidup
ereka& sebagai tingkat akti$itas ereka dikekang oleh kondisi ereka& ereka ungkin erasa
terisolasi atau tidak nyaan di antara rekan-rekan jika ereka adalah anak-anak& tergantung pada
tingkat 'a'at. Bah%a dala kyphosis postural& tulang dan disk tapak noral& dala kyphosis
S'heuerann& ereka tidak teratur& sering hernia& dan berbentuk baji selaa setidaknya tiga tingkat
yang berdekatan. !elelahan adalah gejala yang sangat uu& keungkinan besar karena kerja otot
26
intens yang harus diasukkan ke dala berdiri dan F atau duduk dengan benar. !ondisi ini tapaknya
berjalan dala keluarga.
K-%'"s#s )a=aan 8T(*.29 dapat engakibatkan bayi yang tulang belakang tidak dikebangkan dengan
benar di dala rahi. 5ertebra ungkin 'a'at atau enyatu bersaa-saa dan dapat enyebabkan
ki)osis progresi) lebih sebagai anak berkebang. Pebedahan ungkin diperlukan pada tahap sangat
a%al dan dapat ebantu epertahankan kur$a noral dala koordinasi dengan tindak lanjut yang
konsisten untuk eantau perubahan. Naun& keputusan untuk elaksanakan prosedur bisa sangat sulit
karena potensi risiko kepada anak. Sebuah kyphosis ba%aan juga dapat tiba-tiba un'ul di tahun-tahun
reaja& lebih sering pada anak dengan 'erebral palsy dan gangguan neurologis lainnya.
K-%'"s#s nutr#s# dapat hasil dari kekurangan nutrisi& terutaa selaa asa kanak-kanak& seperti
kekurangan $itain + 8rakitis produksi9& yang elunakkan tulang dan enyebabkan tulang belakang
elengkung dan tungkai ba%ah berat badan anak.
G#))us e&"r(#tas adalah bentuk kyphosis struktural& sering se_uela untuk TBC.
KERANGKA K/NSEP
24
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
3,
Ny. Tuti (, tahun dengan keluhan nyeri panggul kiri karena enderita osteoporosis berat dengan
koplikasi ki)osis serta )raktur kopresi $ertebrae L1-L- dan )raktur 'ollu )eoris sinistra.
DAFTAR PUSTAKA
1. W=:. Assesssent o) )ra'ture risk and its appli'ation to S'reening )or postenopausal
osteoporosis. <ene$a0 World =ealth organi;ationM 1442. Te'hni'al 7eport Series 62-.
2. Mundy GR. Bone remodeling and its disorders. Philadelphia: Martin Dunitz Ltd; 199.p.1!2"
2#!.
31
$. %ones D&' (ong ))' Penninger %M. Role o* R+,(L and R+,( in -one loss and arthritis. +nn
Rheum Dis 2##2;2:11$2"9.
.. %il/a L. 0ell -iology o* osteo1last and osteo-last and the hormones and 1yto/ines that 1ontrol
their de2elopment and a1ti2ity. 3he 1st %oint Meeting o* the 4nternational Bone and Mineral 5o1iety
and the 6uropean 0al1i7ed 3issue 5o1iety; 2##1 %une 1"; Madrid' 5pain.
. Pa1i71i R. 0yto/ines estrogen and postmeno" pausal osteoporosis' the se1ond de1ade. 6ndo"
1rinology 1998;1$99:;:2::":1.
:. Manolagas 50' (ousteni 5' %il/a RL. 5e< ste" roids and -one. 3he 6ndo1rine 5o1iety 2##2.
!. Manolagas 50' %il/a RL. Bone marro= 1yto/ines and -one remodeling emerging insights into
the pathophysiology o* osteoporosis. , 6ng % Med 199;$$29;:$#"1#.
8. +u-in %6' Bonnelye 6. >steoprotegerin and its ligand a ne= paradigm *or regulation o* osteo"
genesis and -one resorption. +2aila-le *rom: http:? ?===. meds1ape.1om?2ie=arti1le?.#8911. .1om?
1ontent?8?1?2#1. +1essed@+1essed on: 5ept 12th 2##8
9. (earns +6' (hosla 5' (ostenui/ P%. Re1eptor a1ti2ator o* nu1lear *a1tor ligand and
osteoprotegerin regulation o* -one remodeling in health and disease. 6ndo1rine Re2ie=s
2##8:2992;:1"92.
1#. Aindlay D' 0hehade M' 3sangari &' et al. 0ir1u" lating R+,("L is in2ersely related to R+,("L
mR,+ le2els in -one in osteoarthriti1 males. +r" thritis Resear1h B 3herapy 2##8;$.:2:!"9.
32

Anda mungkin juga menyukai