Anda di halaman 1dari 56

Kedaruratan Obstetri Ginekologi

pada Pelayanan Primer


dr. Hj. Hartati, SpOG (K)

TOPIK BAHASAN
1. Perdarahan pada trimester III kehamilan
2. Ruptura uteri
3. Eklampsia
4. Partus lama/macet
5. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
6. Distosia bahu
7. Prolapsus tali pusat
8. Komplikasi kala III
9. Retensio plasenta
10. Perdarahan postpartum primer
11. Perdarahan postpartum sekunder
12. Sepsis puerperalis
13. Syok obstetri
#

PERDARAHAN ANTEPARTUM
Etiologi :

Kelainan pada plasenta berbahaya

Sebab non obstetrik

Keadaan inpartu
Diagnosis banding kelainan pada plasenta :
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Inversio velamentosa Vasa Previa
4. Ruptur Sinus marginalis

Perbedaan

Solusio Plasenta

Plasenta Previa

Perdarahan disertai nyeri?

Ya, warna darah


merah kehitaman.

Tidak, warna darah merah


segar.

Insidens

1%

0,5 % (40 mgg)

Mekanisme Perdarahan

Separasi plasenta

Separasi plasenta di
segmen bawah uterus

Tipe

Eksternal
Internal

Total, Parsial, Marginal,


Letak rendah

Tipe Nyeri

Sangat, terus
menerus.

Bila ada, berhubungan


dengan kontraksi

Uterus

TFU naik, keras, tidak


terdapat relaksasi

TFU tetap, bila keras


sesuai dengan kontraksi

Penyulit lain

Riwayat trauma;
hipertensi;
preeklampsia

Umumnya tidak ada, bila


ada tidak berhubungan
dengan perdarahan.

PRINSIP PENATALAKSANAAN
1.

2.

3.

4.

5.

Perdarahan yang berbahaya adalah yang berasal dari


kelainan / gangguan pada plasenta. Perdarahan bukan dari
plasenta relatif kurang berbahaya
Pada kasus perdarahan antepartum dipikirkan PERTAMA
perdarahan dari plasenta HATI-HATI PADA SAAT
MELAKUKAN PEMERIKSAAN DALAM
Singkirkan kemungkinan diagnosis banding mulai dari yang
paling berbahaya.
Setiap perdarahan per vaginam di atas usia kehamilan 22
minggu harus dibawa ke RS dengan fasilitas operasi dan
transfusi. Pemasangan tampon akan menambah risiko
perdarahan.
Pertolongan di RS tergantung dari paritas, usia kehamilan,
derajat perdarahan, keadaan ibu, keadaan janin, diagnosis
yang ditegakkan.
#

PENATALAKSANAAN
Optimalisasi keadaan umum ibu
SOLUSIO PLASENTA
1. Terminasi kehamilan : persalinan segera, pervaginam atau
perabdominam. Dengan pertimbangan nyawa janin dan
menghentikan perdarahan dengan diangkatnya plasenta.
2. AMNIOTOMI dilakukan setelah resusitasi, meskipun
persalinan belum tentu dilakukan pervaginam.
PLASENTA PREVIA
1. Kehamilan preterm, tidak ada indikasi persalinan segera
rawat di RS : istirahat baring TOTAL sampai aterm, persiapan
transfusi dan operasi sewaktu-waktu.
2. Pada kehamilan aterm atau fetus sudah dapat hidup diluar
uterus.
3. Pada keadaan inpartu
4. Perdarahan hebat persalinan segera.

PERSALINAN PLASENTA PREVIA


Cara Persalinan:
Memilih cara persalinan tergantung : derajat PP, paritas dan
banyaknya perdarahan.
SC dilakukan bila :
PPT
PP parsialis pada primigravida
Perdarahan banyak dan berulang
PLR/parsialis/marginalis dengan pemecahan ketuban pada
5 cm, perdarahan tak dapat diatasi .
Persalinan per vaginam:
Dengan pemecahan selaput ketuban, karena ;
1. Bagian terbawah janin akan berfungsi sebagai tampon,
menekan plasenta dan bagian yang berdarah
2. Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti
regangan SBU, sehingga pelepasan lebih lanjut dapat
dihindari.

PENATALAKSANAAN SOLUSIO PLASENTA

1.

2.

Solusio Plasenta Ringan


Bila kehamilan < 37 minggu, perdarahan berhenti,
perut tak sakit, uterus tak tegang Penderita
boleh pulang dengan nasihat bila terjadi
perdarahan segera kembali ke RS
Solusio Plasenta Sedang dan Berat
Penanganan di RS; transfusi darah, pemecahan
ketuban, infus oksitosin, bila perlu SC. Bila
ditemukan uterus couvelaire histerektomi.
#

RUPTURA UTERI

Adanya robekan pada uterus, terbagi atas komplit &


inkomplit.

Faktor Penyebab : penggunaan oksitosin, CPD, grande


multipara, solusio plasenta, adanya jaringan parut.
Gejala-gejala ruptura uteri imminens:
1. Gelisah
2. Nadi dan pernafasan menjadi cepat
3. Nyeri terus-menerus pada perut bagian bawah
4. Terdapat lingkaran retraksi patologis (Bandl)
Gejala ruptura uteri :
1. Penderita merasa sakit sekali
2. Kolaps dan jatuh syok
3. Perdarahan & keadaan janin tergantung jenis ruptur.

Uterine Rupture: Images

PENANGANAN
Pengawasan lebih ketat saat ANC pada pasien dengan riwayat
seksio sesarea persalinan harus di RS, kala II tidak boleh
berlangsung lama. Seksio sesarea klasik risiko lebih tinggi,
sebaiknya lakukan seksio ulang.
Pencegahan terjadinya ruptur dengan melakukan pemantauan &
pimpinan persalinan yang baik.
Bila risiko lebih tinggi, lakukan SC elektif pada usia kehamilan >
37 minggu.
Bila terjadi ruptura uteri
Optimalisasi keadaan umum ibu,
Laparotomi sesegera mungkin

EKLAMPSIA
Serangan kejang pada wanita hamil dengan preeklampsia.
Perburukan gejala preeklampsia :
Nyeri kepala di daerah frontal
Gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium
Hiperrefleksia
Diagnosis Banding :
Epilepsi
Koma karena sebab lain : ketoasidosis, stroke, dll
Obat-obat anestesi
Komplikasi akibat serangan :
Lidah tergigit, perlukaan, fraktur
Gangguan pernafasan, aspirasi
Solusio plasenta
Perdarahan otak

Penanganan Preeklampsia Berat


Prinsip penanganan :
Mencegah timbulnya kejang
Kontrol tekanan darah
Terminasi kehamilan dengan cara yang paling rasional.
Pencegahan kejang dengan magnesium sulfat :
Larutan magnesium sulfat 40%
Antidotum : Ca Glukonas 1 gr lar. 10% i.v. bolus pelan
Syarat :
Diuresis baik
Refleks patella positif
Frekuensi nafas lebih dari 16 x per menit

Penanganan Darurat

Hubungi pelayanan kesehatan terdekat


Bawa pasien ke ruangan yang tenang dan aman,
letakkan pada posisi miring (trendelenburg)
Cegah kemungkinan yang dapat memperburuk
keadaan, yaitu dengan :
1. Pertahankan jalan nafas
2. Hindari tergigitnya lidah
3. Berikan oksigen SEGERA !!!
4. Hindari trauma semaksimal mungkin.
Terapi antikejang magnesium sulfat 40 %
#

Tindakan Obstetrik
Dilakukan setelah serangan kejang dapat diatasi dan
keadaan umum penderita diperbaiki
Terminasi kehamilan partus pervaginam dengan
ekstraksi vakum atau forcep vs. Sectio cesarea,
tergantung dari banyak faktor : keadaan serviks,
komplikasi obstetrik lain, paritas, ketersediaan sarana dan
prasarana.
Pengawasan terus dilakukan selama 48 jam post partum.

PARTUS LAMA / MACET


Distosia oleh sebab 3P : power, passage, passenger ;
menyebabkan lambatnya kemajuan persalinan
Jenis kelainan his (power):
Inersia uteri/hypotonic uterine contraction
Incoordinate uterine action
Kelainan pada janin :
Malpresentasi/malposisi janin CPD
Kelainan bentuk janin
FPD (Fetopelvic Disproportion)
Kelainan panggul
Diagnosis :
ANC yang baik : menilai keadaan ibu & janin untuk
menentukan jenis persalinan.
Pemantauan kemajuan persalinan & detak jantung janin
yang baik
Koreksi langsung bila ada kelainan inersia uteri

AUGMENTASI PERSALINAN
5 IU oksitosin dalam 500 cc RL cairan intravena
Dosis awal oksitosin

4 - 8 mU / min

Interval dinaikkan

setiap 30 min.

Dosis kenaikan

2 mU (4 tetes)

Dosis biasa untuk persalinan yang baik :

8 10 mU/min.
(16 20 tetes)

Pastikan tidak ada CPD atau kontraindikasi lainnya sebelum


memulai tindakan augmentasi
Selalu pantau kemajuan persalinan dan djj
Gunakan partograf
Infus cairan dengan oksitosin diberi tanda & jam mulai pemberian

PARTOGRAF WHO

Kolom pencatatan
pemberian oksitosin
pada partograf

Source: WHO/UNFPA/UNICEF/WORLD
BANK. IMPAC-Managing Complications in
Pregnancy and Childbirth: A Guide for
Midwives and Doctors. WHO 2000
(WHO/RHR/ 00.7)

CEPHALO PELVIC DISPROPORTION (CPD)


Adanya malpresentasi/malposisi kepala janin terhadap
jalan lahir yang menyebabkan distosia.
Jenis kelainan :
Presentasi muka
Presentasi dahi
Presentasi puncak kepala
Oksiput posterior persisten
Presentasi ganda
Diagnosis :
Pemantauan kemajuan persalinan
Pemeriksaan dalam
#

PENANGANAN
Penanganan umum :
Pemantauan kemajuan persalinan
Pemantauan DJJ
Bila disertai kelainan pelvis seksio sesarea
Persalinan ekspektatif lihat kemajuannya.
Penanganan khusus :
Presentasi muka : hati-hati pada posisi mentoposterior
persisten, sebaiknya lakukan seksio sesarea
Oksiput posterior persisten : ekstraksi vakum/forcep bila
kala II terlalu lama, dengan episiotomi luas.
Presentasi dahi : umumnya seksio sesarea bila janin
normal & panggul normal.
Presentasi ganda : seksio sesarea.
#

DISTOSIA BAHU
Kesulitan melahirkan bahu setelah lahirnya kepala.
Spong et.al (Williams Obstetric) :
Bila waktu keluar tubuh setelah kepala > 60 detik.
Penyulit yang sukar diperkirakan
Risiko meningkat dengan peningkatan taksiran berat janin
dan usia kehamilan (>40 minggu) serta riwayat distosia bahu
sebelumnya.
Komplikasi maternal :
Perdarahan postpartum karena atonia uteri & perdarahan
jalan lahir
Komplikasi fetal :
peningkatan morbiditas & mortalitas, fraktur
klavikula/humerus, paresis plexus brachialis.
Diagnosis :
1. Kepala kembali mundur dari perineum
2. Tidak terjadi / adekuat restitusi spontan

PERTOLONGAN PERSALINAN
Pertolongan persalinan spontan umum. Bersihkan mulut &
hidung bayi segera setelah lahir.
Bila terdapat distosia bahu, lakukan episiotomi luas, panggil
asisten untuk membantu persalinan.
Teknik ekstraksi yang dapat dilakukan :
Tekanan suprapubik ke arah bawah
McRoberts manuver : fleksi tajam paha hingga menempel
ke perut disertai tekanan suprapubik.
Woods corkscrew Manuver
Melahirkan bahu posterior
Rubin manuver
Hibbard Manuver
Zavanelli manuver
Kleidotomi / fraktur klavikula
simfisiotomi

PENATALAKSANAAN
Langkah I: persiapan
1. mengenali masalah
2. panggil anestesi
3. panggil orang lain untuk membantu
4. jangan tarik kepala
5. jangan lakukan tekanan pada fundus

Langkah II: diagnosis


1. perlebar episiotomi
2. eksplorasi jalan lahir : nilai bahu posterior
3. distosia bilateral: bila bahu posterior tidak di cekungan
sakrum restitusi kepala SC
4. distosia unilateral: bahu posterior teraba di cekungan sakrum
manuver

Langkah III: Mc Roberts Manuver


1. angkat kaki dari pijakan
2. abduksi kaki dan fleksi maksimal ke abdomen rotasi
kepala dan bebaskan spontan bahu depan
3. asisten menekan suprasimpisis ke lateral dan bawah untuk
menambah kekuatan di bahu depan
4. Operator menarik kepala dg kekuatan biasa secara spontan
5. Bila langkah ketiga gagal lakukan langkah berikut
Langkah IV: Diameter oblik
1. putar bahu anteroposterior dengan menekan bahu posterior
menjadi oblik, bersamaan dg tekanan suprasimpisis. Bila
tangan tak bisa masuk/gagal lakukan Corkscrew manuver
2. Corkscrew Woods manuver: tekan bahu posterior, coba putar
ke anterior bersamaan dengan suprasimpisis dengan arah
yang berlawanan.
3. Bila gagal langkah berikut

Langkah V: Ekstraksi lengan posterior


1. Masukkan tangan ke dalam vagina melewati bahu
posterior, menyuuri humerus mencapai lengan bawah,
ambil lalu sapukan ke dada dalam fleksi di siku dan
pegang lalu tarik.
Langkah VI : restitusi Zavanelli
1. Putar kembali kepala ke posisi awal oksiput anterior
2. Fleksikan kepala tekan ke atas
3. Dorong ke kamar operasi: SC
4. Semua langkah di atas tidak boleh > 5 menit.

PROLAPS TALI PUSAT


Keadaan dimana talipusat berada di samping atau melewati
bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketuban
pecah.
Dapat terjadi pada :

Letak lintang / sungsang dengan presentasi bokong kaki


Presentasi kepala dengan CPD
Kehamilan prematur.

Diagnosis :
Pemeriksaan dalam : ketuban telah pecah, teraba tali pusat.
Komplikasi pada janin : hipoksia akibat terjepitnya tali pusat.

PENANGANAN
Bila tali pusat masih berdenyut bayi masih hidup
Lakukan reposisi sulit & sering gagal, berbahaya
Seksio sesarea
Usahakan agar tali pusat tidak terjepit dengan posisi
tidur Trendelenburg & mencegah turunnya bagian
terendah janin ke rongga panggul.
Awasi denyut jantung janin.
Bila janin sudah meninggal persalinan spontan

KOMPLIKASI KALA III


Perdarahan
Retensio plasenta
Inversio uteri
Penyebab tersering : Perdarahan
Perdarahan yang terjadi > 500 ml setelah bayi lahir.
Terjadi peningkatan frekuensi nadi & pernafasan ibu,
penurunan tekanan darah syok.
Meningkatkan risiko infeksi nifas.
Penyebab perdarahan :
Atonia uteri : penyebab tersering
Partus lama, regangan uterus berlebihan, anestesi
Perlukaan jalan lahir
Lepasnya sebagian plasenta dari uterus
Kelainan pembekuan darah (hipofibrinogenemia)

PENANGANAN
MANAJEMEN AKTIF KALA III
Klem tali pusat & potong
Regangan tali pusat terkendali
Suntikan oksitosin 10 20 IU intramuskuler
Masase fundus uteri.
Bila kontraksi tidak adekuat metergin 0,2 mg
intramuskuler, diberikan setelah plasenta lahir,
kontraindikasi pada pasien dengan hipertensi.

RETENSIO PLASENTA
Bila plasenta belum lahir jam setelah bayi lahir.
Sebab :
Plasenta belum lepas dari dinding uterus
Kontraksi uterus kurang kuat
Plasenta melekat erat pada dinding uterus
Plasenta sudah lepas, tapi belum dilahirkan.
Penanganan :
Perasat Crede ditinggalkan, risiko inversio uteri
Perasat Brandt : untuk mengetahui lepas/tidaknya plasenta
dari dinding uterus dengan satu tangan melakukan tarikan
ringan pada tali pusat dan tangan satunya melakukan
penekanan pada bagian atas simfisis
Plasenta manual
Bila seluruh usaha gagal plasenta inkreta, lakukan
histerektomi
#

Jenis retensio plasenta


Plasenta adhesiva :
Adanya perlekatan yang erat dari pasenta pd tempat
implantasinya
Plasenta akreta :
Tertanamnya jonjot korion pd dinding uterus sp
permukaan lapisan miometrium
Plasenta Inkreta :
Tertanamnya jonjot korion sp menembus miometrium
Plasenta perkreta :
Tertanamnya jonjot korion sp lapisan serosa
Plasenta inkarserata :
Tertangkap plasenta yang sudah lepas di dalam cavum
uteri akibatan jepitan lingkaran konstriksi pada OUI
#

PLASENTA MANUAL
1. Lakukan a & antisepsis
2. Telusuri tali pusat dengan tangan kanan (obstetric hand)
hingga ke tempat insersi di plasenta.
3. Susuri pinggir plasenta, kemudian lepaskan dari uterus
seperti membalik lembaran buku secara perlahan.
4. Setelah plasenta terlepas seluruhnya, pegang dan tarik
perlahan hingga keluar dari uterus.
5. Sisa selaput dikeluarkan perlahan
6. Kavum uteri dibersihkan dengan kasa steril hati-hati
jangan sampai tertinggal.

PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER


Bila terjadi perdarahan dalam 24 jam pertama
postpartum
Penyebab :
Atonia uteri
Luka jalan lahir
Sisa plasenta/selaput ketuban.
Diagnosis :
Periksa plasenta setelah dilahirkan untuk melihat
kemungkinan adanya sisa di kavum uteri.
Lakukan eksplorasi jalan lahir untuk melihat luka
Pantau kontraksi uterus, terutama dalam 2 jam pertama
& pasien dengan risiko perdarahan postpartum.
#

Management of Postpartum Hemorrhage

PENANGANAN DARURAT
Optimalisasi keadaan umum ibu bila terdapat syok :
Cairan intravena, tetesan cepat bila terdapat
hipotensi sampai tensi stabil.
Oksigenasi
Kateterisasi untuk memantau produksi urin.
Pantau kontraksi uterus, bila terasa lembek lakukan
masase fundus.
Eksplorasi ulang jalan lahir & kavum uteri untuk melihat
ada/tidaknya sisa plasenta.
Beri suntikan metergin 0,2 mg i.m.

PENATALAKSANAAN

Pencegahan dengan mengatasi anemia dalam kehamilan.


Antisipasi faktor risiko : malnutrisi, grandemulti, gemelli, dll.
Riwayat perdarahan sebelumnya persalinan di RS.
Manajemen aktif kala III
Menjepit tali pusat & melakukan tarikan terkendali
Suntikan oksitosin intramuskuler 10 IU
Masase fundus uteri.
Bila terjadi retensio plasenta, lakukan plasenta manual
Atonia uteri diatasi dengan pemberian ergotamin (metergin)
lihat kontraindikasi & lakukan kompresi bimanual bila perlu.
Eksplorasi & reparasi luka jalan lahir dengan hemostasis.
Perdarahan karena hipofibrinogenemi : transfusi darah segar /
fibrinogen
Bila perdarahan tidak dapat diatasi laparotomi untuk : ligasi
arteri atau histerektomi.

PERDARAHAN POSTPARTUM SEKUNDER


Bila terjadi perdarahan > 24 jam setelah melahirkan,
umumnya 1 2 minggu.
Disebabkan oleh : subinvolusi uterus;
Endometritis
Sisa plasenta
Tatalaksana :
Infus oksitosin, atau
Suntikan metergin i.m. dilanjutkan per oral, atau
Kuretase bila perdarahan tidak dapat dihentikan dengan
cara lain.

WHY PROPHYLAXIS?
No evidence prophylaxis,
In the use of condom for PPH
B-lynch introduce B-lynch
Techique prophylaxis for
Jehovahs Witnesses
Who refuses transfusion
And very prone to PPH
AS PROPHYLAXIS
SURGICAL
MANAGEMENT
FOR PPH?
Are we brave enough?
Thrombocyte: 6000 #
PT/APTT: 10x control

SEPSIS PUERPERALIS
Diawali oleh adanya infeksi nifas
Terjadi sepsis bila infeksi telah menyebar dalam darah.
Tanda-tanda sepsis secara umum :
Demam tinggi pada masa nifas
Takikardia
Lekositosis > 20.000 u/l
Syok septik disertai penurunan kesadaran dan menyebabkan
kematian.
Penyebab :
Endometritis
Infeksi luka postoperasi
Dll.
Mikroorganisme penyebab : streptokokus hemolitikus
(tersering), stafilokokus aureus, e. coli, clostridium welchii #

PENANGANAN SEPSIS PUERPERALIS

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Prinsip : eradikasi kuman secepatnya


Bila terdapat syok optimalisasi keadaan umum &
pemberian antibiotika spektrum luas :
Oksigenasi 100% 5 liter/menit.
Cairan intravena seperti NaCl 0,9%, RL, dsb.
Pantau diuresis & pemasangan CVP.
Pantau serial pH darah, gas & elektrolit.
Atasi asidosis dengan cairan bikarbonat
Antibiotik : klindamisin + gentamisin & metronidazole untuk
kuman anaerob.
Pemberian antibiotika selanjutnya sesuai kultur.

SYOK DALAM KEBIDANAN


Syok : keadaan klinis akut akibat berkurangnya perfusi darah
ke jaringan.
Menimbulkan keadaan hipoksia dan dapat bersifat ireversibel
bila tidak ditangani dengan baik.
Klasifikasi :
Syok hipovolemik : perdarahan, dehidrasi.
Syok septik : infeksi
Syok kardiogenik : gagal jantung
Syok anafilaktik : reaksi alergi
Syok neurogenik : rangsangan luar biasa pada urat saraf
Syok obstruktif : hambatan aliran darah ke jantung

PATOFISIOLOGI & GAMBARAN


KLINIS SYOK

PATOFISIOLOGI baca buku Ilmu Kebidanan Jilid I hlm. 677-680

Syok hipovolemik/hemorhagik terjadi kompensasi akibat


kurangnya cairan/darah
Syok septik terjadi kelainan akibat adanya penyebaran kuman
dan endotoksin dalam darah.
Gambaran klinik :
Stadium reversibel : tubuh dalam keadaan kompensasi terhadap
syok, bila tidak ditangani dengan baik dapat bersifat progresif.
Stadium ireversibel : telah terjadi gangguan pada fungsi alat-alat
vital seperti otak, jantung & ginjal. Keadaan yang sulit untuk
diatasi.

PENANGANAN
Secara Umum :
Cairan intravena, terutama pada penderita dengan faktor
predisposisi syok.
Pertolongan darurat langkah-langkah :
A : airway
B : breathing
C : circulation
Selanjutnya lakukan penanganan syok dengan tindakan
medis atau pembedahan.
Berdasarkan jenis syok : hemorhagik & septik (tersering)
#

PENANGANAN SYOK HEMORHAGIK


Prinsip :
Menghentikan perdarahan
Mengganti kehilangan darah.
1. Baringkan penderita, kaki sedikit tinggi.
2. Oksigenasi 5 liter/menit.
3. Cairan intravena seperti NaCl 0,9%, RL, dsb.
4. Pantau diuresis & pemasangan CVP.
5. Periksa kadar hematokrit untuk melihat kebutuhan
transfusi darah
6. Atasi asidosis dengan cairan bikarbonat.
7. Atasi perdarahan sesegera mungkin.
#

PENANGANAN SYOK SEPTIK

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

Berdasarkan penyebab syok endotoksin kuman


tindakan eradikasi kuman secepatnya.
Oksigenasi 100% 5 liter/menit.
Cairan intravena seperti NaCl 0,9%, RL, dsb.
Pantau diuresis & pemasangan CVP.
Pantau serial pH darah, gas & elektrolit.
Atasi asidosis dengan cairan bikarbonat
Pemberian antibiotika sesuai kultur, sebelumnya dapat
diberikan antibiotika spektrum luas yang tidak bersifat
nefrotoksik.
Pertimbangkan pemberian obat vasoaktif (bila perlu) dan
glukokortikoid.
Hati-hati pada keadaan gagal ginjal, pertimbangkan dialisis
bila diperlukan.

DIAGNOSIS

Keadaan lanjut dari anoksia/hipoksia janin :

1. DJJ menurun sampai < 100 dpm, ireguler


2. Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
3. PH darah janin menurun, bila kurang dari 7,2
berbahaya

Nilai APGAR mempunyai hubungan erat dengan


beratnya asfiksia dan dapat digunakan sebagai
pedoman untuk resusitasi.

Kapan Harus Merujuk

Bekas Seksio
Perdarahan pervaginam
Preterm (<=37 minggu)
KPD > 12 jam
KPD air ketuban hijau
Ikterik
Anemia berat
Tanda infeksi
Preeklampsia/Hipertensi
Curiga bayi besar
Gawat janin/Bradikardia/Takikardia menetap
Primi dengan kepala atas PAP
Presentasi selain belakang kepala
Gemeli
Tali pusat menumbung
Shock

Terima Kasih

Example Bullet Point Slide


Bullet point
Bullet point
Sub Bullet

Two column bullet points


Bullets go in here

And also in here

Example of a table
Title

Title

Data

Data

Note: PowerPoint does not allow


have nice default tables but you
can cut and paste this one

Sample Graph (3 colours)


90
80
70
60
50

East
West
North

40
30
20
10
0
1st Qtr

2nd Qtr

3rd Qtr

4th Qtr

Picture slide
Bullet 1
Bullet 2

Examples of default styles


Text and lines are
like this
Hyperlinks like this
Visited hyperlinks
like this
Text box

Table

Text box
With shadow

Colour scheme
Background

Text &
Lines

Shadows

Title
Text

Fills

Accent

Accent &
Hyperlink

Followed
Hyperlink

Use of templates
You are free to use these templates for your personal
and business presentations.
We have put a lot of work into developing all these templates and retain the copyright
in them. They are not Open Source templates. You can use them freely providing
that you do not redistribute or sell them.

Do

Dont

Use these templates for your


Resell or distribute these templates
presentations
Put these templates on a website for
Display your presentation on a web
download. This includes uploading
site provided that it is not for the
them onto file sharing networks like
purpose of downloading the template.
Slideshare, Myspace, Facebook, bit
If you like these templates, we would
torrent etc
always appreciate a link back to our
Pass off any of our created content as
website. Many thanks.
your own work

You can find many more free templates on the


Presentation Magazine website
www.presentationmagazine.com

Anda mungkin juga menyukai