Dari aspek klinis praktis, inkontinensia urine didefinisikan
sebagai keluarnya urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak dikehendaki tanpa memperhatikan frekwensi dan jumlahnya, yang mengakibatkan masalah sosial dan higienis penderitanya
Keragaman definisi yang dipergunakan dalam penelitian prevalensi inkontinensia urin Tabel 1. Definisi Inkontinensia Urine 1.
2.
3. Definisi keluarnya urin Kesulitan menahan berkemih sampai mencapai toilet Keluarnya air kencing yang tidak diharapkan Hilangnya pengendalian berkemih Underpants basah Definisi keparahan Sekali atau lebih Dua kali atau lebih Tiga kali atau lebih Menyebabkan problem sosial atau kebersihan Definisi frekwensi Selalu terjadi Terjadi 1 tahun yang lalu Terjadi 1 bulan yang lalu Terjadi 1 minggu yang lalu Terjadi setiap hari EPIDEMIOLOGI Prevalensi inkontinensia urin meningkat seiring dengan meningkatnya umur dan meningkatkanya kelemahan, dan diperkirakan 1,3 sampai 2 kali lebih besar pada perempuan usia lanjut (35%) daripada laki-laki usia lanjut (22%).
Prevalensinya mencapai 60 % di tempat-tempat panti FISIOLOGI BERKEMIH Proses berkemih proses dinamis yang memerlukan rangkaian koordinasi proses fisiologik berurutan yang dibagi menjadi 2 fase : 1. Fase penyimpanan 2. Fase pengosongan
FISIOLOGI BERKEMIH FISIOLOGI BERKEMIH PATOFISIOLOGI FAKTOR RESIKO Pada orang usia lanjut di masyarakat depresi, TIA, stroke, gagal jantung kongestif, konstipasi, inkontinensia faeses, obesitas, PPOK, batuk kronik, immobilitas Pada orang usia lanjut di panti immobilitas, demensia, depresi, stroke, DM, parkinson Risiko meningkat pada perempuan dengan IMT lebih besar dengan R/histerektomi, infeksi urin dan trauma perineal Melahirkan pervaginam meningkatkan resiko inkontinensia tipe stres dan campuran ETIOLOGI Gangguan urologi Neurologis Fisiologis/psikologis Iatrogenik/lingkungan TIPE INKONTINENSIA URIN Inkontinensia urin akut Terjadi secara mendadak, biasanya berkaitan dengan kondisi penyakit akut atau masalah iatrogenik yang menghilang jika kondisi akut teratasi atau masalah pengobatan dihentikan Inkontinensia urin kronik/persisten Kondisi inkontinensia yang tidak berkaitan dengan kondisi akut/iatrogenik dan berlangsung lama 2 kelainan mendasar yang melatarbelakangi inkontinensia persisten Kegagalan menyimpan urin pada kandung kemih akibat hiperaktif atau menurunnya kapasitas kandung kemih atau lemahnya tahanan saluran keluar Kegagalan pengosongan kandung kemih akibat lemahnya kontraksi otot detrusor atau meningkatnya tahanan aliran keluar Tipe-tipe inkontinensia urin persisten
Urgensi Stress Fungsional Luber/overflow DIAGNOSIS 1. Menentukan kemungkinan inkontinensia urin tersebut reversibel 2. Menentukan kondisi yang memerlukan uji diagnostik khusus 3. Menentukan jenis penanganan operatif, obat dan perilaku Terapi