x = 0,062 mg/mL
Selanjutnya dikalikan dengan faktor pengenceran sehingga didapatkan :
Kadar protein = 0,062 mg/mL x 100
= 100,06 mg/mL
Jadi, kadar protein dalam sampel adalah 100,06 mg/mL.
4.2 Reaksi
Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
H
2
N CHC
CH
2
OH
O
OH
H
3
PO
4
(MoO
3
)
13
+ + H
2
O
H
2
N CHC
CH
OH
O
O
+
atau
H
2
(PMo
13
O
40
)
H
3
(PMo
13
O
40
)
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini ditentukan kadar protein dalam suatu sampel dengan
menggunakan metode Lowry. Penentuan kadar protein ini didasarkan pada reaksi
protein dengan asam fosfotungstat-fosfomolibdat pada suasana alkalis akan
memberikan warna biru yang mana intensitas dari warnanya bergantung pada
konsentrasi dari protein tersebut. Berdasarkan hal inilah sehingga kita dapat
mengukur absorbannya dengan menggunakan spektrofotometer.
Prinsip metode Lowry adalah reaksi antara Cu
2+
dengan ikatan peptida dan
reduksi asam fosfomolibdat dan asam fosfotungstat oleh tirosin dan triptofan akan
menghasilkan warna biru. Warna yang terbentuk terutama dari hasil fosfomolibdat
dan fosfotungstat. Oleh karena itu warna yang terbentuk tergantung dari tirosin dan
triptofan yang terdapat dalam protein.
Larutan Lowry yang digunakan pada percobaan ini ada dua macam yaitu
Lowry A dan Lowry B. Asam fosfotungstat dan fosfomolibdat dari larutan Lowry A
berfungsi memberikan warna pada larutan yaitu warna biru, dimana intensitas
warnanya bergantung pada konsentrasi dari protein itu sendiri. Sedangkan pada
pembuatan pereaksi Lowry B, bahan-bahan dalam pereaksi Lowry ini memiliki
fungsi yang berbeda-beda. CuSO
4
berfungsi untuk mereduksi fosfomolibdat dan
fosfotungstat, Na-K-Tartrat berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan
kupro oksida dalam pereaksi Lowry B, sedangkan Na
2
CO
3
digunakan sebagai garam
yang mengkoordinasikan reaksi dalam suasana basa bersama dengan NaOH.
Pereaksi Lowry B diteteskan pada larutan sampel, larutan sampel dan blanko
kemudian dikocok perlahan agar bercampur dengan baik dan didiamkan selama 10
menit agar reaksi berlangsung sempurna. Setelah itu ditambahkan pereaksi Lowry
A, dihomogenkan lalu didiamkan selama 20 menit pada suhu kamar. Hal ini
dilakukan agar reaksi berlangsung sempurna. Reagen Lowry B ditambahkan terlebih
dahulu agar larutan CuSO
4
dapat mereduksi asam fosfotungstat dan fosfomolibdat
yang terdapat pada Lowry A. Asam fosfotungstat dan fosfomolibdat inilah yang
memberikan warna biru pada larutan ini. Setelah itu diukur absorbansinya
menggunakan spektrofotometer.
Pada percobaan ini dilakukan pengenceran 100 kali agar larutan tidak pekat
sehingga absorbannya dapat diukur pada spektrofotometer karena konsentrasi
larutan dan tebal media dapat mempengaruhi pengukuran absorbansi.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan persamaan standar
y = 0,974x - 0,019. Dari persamaan tersebut dapat diketahui kadar protein dalam
sampel, yaitu sebesar x = 0,0616 mg/mL, kemudian nilai tersebut dikalikan dengan
faktor pengenceran yang digunakan yaitu 100, sehingga didapatkan kadar protein
dalam sampel adalah 100,061 mg/mL.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan metode Lowry diperoleh kadar protein dalam sampel adalah
100,06 mg/mL.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Percobaan
Sebaiknya menggunakan metode yang tidak memerlukan waktu yang lama.
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Sebaiknya alat laboratorium diperbanyak, terutama bulp. Agar tidak ada
hambatan dalam percobaan serta waktu yang digunakan lebih efisien.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Sebaiknya menjelaskan prosedur percobaan secara menyeluruh dan jelas
sebelum dilakukan percobaan, agar praktikan tidak bingung.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., dan Underwood, A.L., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam,
diterjemahkan oleh Iis Sopyan, Erlangga, Jakarta.
Hart, H., Craine, L.E., dan Hart, J.D., 2003, Kimia Organik Edisi Kesebelas,
diterjemahkan oleh Suminar Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.
Hendayana, 1994, Kimia Analitik Instrumen Edisi I, IKIP Semarang Press.
Semarang.
Katili, A.S., 2009, Struktur dan Fungsi Protein Kalogen, Jurnal Pelangi Ilmu,
2 (5) : 197-1000.
Poedjadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.
Septiani, Y., Tjahjadi, P., dan Artini, P., 2004, Kadar Karbohidrat, Lemak, dan
Protein pada Kecap dari Tempe, Bioteknologi, 1 (2) : 48-53,
Stevens, M.P., 2001, Kimia Polimer, Pradnya Paramita, Jakarta.
Sudarmadji, S., 1989, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty Yogyakarta,
Yogyakarta.
Tim Penyusun, 2014, Penuntun Praktikum Biokimia, Laboratorium Biokimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin,
Makassar.
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 4 Maret 2014
ASISTEN PRAKTIKAN
SARTIKA RESKY DWI CAHYATI
Lampiran I
Bagan Kerja
1. Pembuatan Larutan Induk BSA 1 mg/mL
2. Pembuatan Larutan Standar
a. Larutan Standar 0,02 mg/mL
Dipipet sebanyak 0,04 mL ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan akuades sebanyak 1,96 mL
Dihomogenkan
Diberi label
b. Larutan Standar 0,04 mg/mL
Dipipet sebanyak 0,08 mL ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan akuades sebanyak 1,92 mL
Dihomogenkan
Diberi label
10 mg BSA
- Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
- Dilarutkan dengan akuades hingga tanda garis
- Dihomogenkan
Hasil
Larutan BSA 1 mg/mL
Hasil
Larutan BSA 1 mg/mL
Hasil
c. Larutan Standar 0,06 mg/mL
Dipipet sebanyak 0,12 mL ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan akuades sebanyak 1,88 mL
Dihomogenkan
Diberi label
d. Larutan Standar 0,08 mg/mL
Dipipet sebanyak 0,16 mL ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan akuades sebanyak 1,84 mL
Dihomogenkan
Diberi label
e. Larutan Standar 0,10 mg/mL
Dipipet sebanyak 0,20 mL ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan akuades sebanyak 1,80 mL
Dihomogenkan
Diberi label
Larutan BSA 1 mg/mL
Hasil
Larutan BSA 1 mg/mL
Hasil
Larutan BSA 1 mg/mL
Hasil
f. Larutan Standar 0,12 mg/mL
Dipipet sebanyak 0,24 mL ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan akuades sebanyak 1,76 mL
Dihomogenkan
Diberi label
3. Pembuatan Reagen Lowry
a. Pembuatan Reagen Lowry A
Ditambahkan akuades sebanyak 2 mL
Dihomogenkan
b. Pembuatan Reagen Lowry B
Ditambahkan 2,5 mL CuSO
4
Ditambahkan 2,5 mL K-Na-Tartrat
Dihomogenkan
Larutan BSA 1 mg/mL
Hasil
2 mL follin
Hasil
Hasil
25 mL Na
2
CO
3
dalam NaOH
4. Preparasi Sampel
Dipipet 0,02 mL ke dalam tabung reaksi
Dilarutkan dengan akuades hingga 2 mL
Dihomogenkan
5. Preparasi Kadar Protein
Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
Ditambahkan dengan 2,75 mL larutan Lowry B
Didiamkan selama 15 menit
Ditambahkan dengan 0,25 mL larutan Lowry A
Didiamkan selama 30 menit
Diukur absorbannya dengan menggunakan
spektrofotometer 20 D+
Larutan Sampel
Hasil
2 mL blanko 2 mL larutan standar 2 mL larutan sampel
Data
Lampiran II
Perhitungan
1. Perhitungan Larutan Standar
Pembuatan larutan standar ini didasarkan pada rumus:
V
1
M
1
= V
2
M
2
a. Untuk konsentrasi 0,02 mg/mL
b. Untuk konsentrasi 0,04 mg/mL
c. Untuk konsentrasi 0,06 mg/mL
d. Untuk konsentrasi 0,08 mg/mL
e. Untuk konsentrasi 0,1 mg/mL
f. Untuk konsentrasi 0,12 ppm
2. Perhitungan Kadar Protein Dalam Sampel
Slope = a = 0,974
Intercept = b = -0,019
Dari grafik, didapatkan persamaan y = 0,974x 0,019, dimana y = 0,041
0,041 = 0,974x 0,019
0,06 = 0,974x
x = 0,062
maka konsentrasi kadar protein = x . FP
= 0,062 x 100
= 100,06 mg/mL