Vol - VI No.21 I P3DI November 2014
Vol - VI No.21 I P3DI November 2014
Abstrak
Berkaca dari perjalanan penyusunan Prolegnas sejak kurun waktu Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) I 2005-2009 dan RPJMN II 20102014, Prolegnas masih dirasakan hanya sekedar daftar RUU yang ingin dibahas
(wishlist) dan bukan program yang diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan
pembangunan yang telah dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan
nasional. Oleh sebab itu, arah kebijakan Prolegnas kali ini diharapkan dapat benarbenar sejalan dengan rencana pembangunan nasional Indonesia yang telah digariskan
dalam RPJMN III 2015-2019 yang diatur dalam UU No. 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Hukum pada Bidang Hukum, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat Jenderal DPRRI.
E-mail: prianter.hairi@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Persoalan Prolegnas
Pada hakikatnya, konsepsi Prolegnas
memiliki banyak fungsi, di antaranya dapat
memberikan gambaran obyektif tentang
kondisi
umum
pembentukan
undang-
-2-
-3-
Referensi
Henry Campbell Black, Blacks Law Dictionary
4th Ed. Rev., West Publishing CO, St.Paul
Minn, 1968.
Wicipto Setiadi, Makalah Diskusi: Konsep dan
Strategi Penyusunan Prolegnas, Makalah
disampaikan pada Diskusi di Gedung Setjen
DPR RI Jakarta pada Selasa 4 November
2014.
Wicipto
Setiadi,
Makalah
Diskusi:
Implementasi Regulasi dan Kebijakan
Reformasi Birokrasi Nasional Yang Efektif
Yang Mewujudkan Pemerintahan Yang
Berkeadilan, Makalah disampaikan pada
Pertemuan Puncak Reformasi Birokrasi
Nasional di Hotel JS Luwansa Jakarta pada
9 September 2014.
Laporan Singkat Rapat Koordinasi Badan
Legislasi Dengan Panitia Perancang UU
DPD RI Dalam Rangka Penyusunan
Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
RUU Prioritas Tahun 2014 pada Rabu 4
Desember 2013.
Laporan Singkat Rapat Kerja Badan Legislasi
Dengan Menteri Hukum dan HAM dalam
rangka penyusunan Prolegnas RUU
Prioritas Tahun 2014 Tanggal 10 Desember
2013.
Direktorat Hukum dan HAM/Bappenas,
Background Study RPJMN 2015-2019
Bidang Pembangunan Hukum Nasional,
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(Bappenas),
Jakarta, 2013.
Penutup
Penyusunan Prolegnas selama ini
masih banyak mengandung kelemahan dan
menimbulkan persoalan. Salah satunya,
Prolegnas selama ini masih sekedar daftar
RUU yang ingin dibahas dan bukan program
-4-
HUBUNGAN INTERNASIONAL
INDONESIA MENUJU
POROS MARITIM DUNIA
Simela Victor Muhamad*
Abstrak
Keinginan Presiden Republik Indonesia yang baru terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia patut diapresiasi. Indonesia, sebagai
negara kepulauan dengan wilayah perairan yang luas, potensi sumber daya alam
yang besar dan letaknya yang strategis (berada di persilangan dua samudera, Hindia
dan
Pasik),
memang
sudah
seharusnya
menjadi
poros
maritim.
Untuk
menuju
ke
arah sana, ada sejumlah hal yang perlu dilakukan oleh Indonesia, diantaranya adalah
dengan terlebih dahulu menjadikan Indonesia sebagai negara maritim dengan sejumlah
kompetensi yang harus dipenuhi. Saat ini Indonesia baru berstatus sebagai negara
kepulauan, setelah berlakunya UNCLOS 1982, dan sedang berupaya menjadi negara
maritim.
Pendahuluan
*) Peneliti Madya Bidang Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Pengkajian,
Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI, email: victorsimela@yahoo.co.id.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Merespons Permasalahan
Keamanan Maritim Kawasan
Jika dielaborasi lebih jauh, untuk
menjadi negara dan poros maritim, Indonesia
juga harus merespons dan turut mencari solusi
atas berbagai permasalahan keamanan maritim
kawasan. Posisi Indonesia sebagai negara
kepulauan yang berada di persimpangan
dua
samudera
(Hindia
dan
Pasik),
dimana
sebagian dari wilayah perairannya yang luas
menjadi jalur perlintasan maritim dunia,
membuat Indonesia tidak bisa mengabaikan
permasalahan keamanan kawasan yang
terkait dengan maritim. Ini artinya, selain
Indonesia harus menjamin keamanan maritim
di perairan yurisdiksinya, Indonesia juga
harus peduli dan menaruh perhatian terhadap
berbagai permasalahan keamanan maritim
kawasan (khususnya yang mengemuka
di kawasan Asia Tenggara), karena jika
permasalahan keamanan maritim tersebut
tidak tertangani dengan baik maka akan
berimplikasi juga terhadap Indonesia.
Sengketa perbatasan maritim yang
hingga kini masih terjadi di antara sejumlah
negara kawasan dan belum tuntas diselesaikan
-6-
ilegal (illegal
shing). Perairan Indonesia yang
rawan dari kegiatan illegal
shing
tersebut
menyebar mulai dari perairan utara Aceh,
Laut Natuna, Laut Sulawesi, Samudera Hindia
bagian selatan, Laut Aru (Maluku), hingga
Laut Arafura di sekitar Papua. Berbagai cara
ilegal dilakukan oleh nelayan lokal maupun
asing untuk mengeksplorasi sumber daya
perikanan Indonesia ditengah keterbatasan
pengawasan aparat dan armada kapal patroli
Indonesia.
Aktivitas penyelundupan, baik barang
maupun orang, yang dilakukan melalui jalur
laut sudah tentu juga menjadi persoalan
serius bagi keamanan maritim. Hal ini tidak
mengherankan
mengingat
transportasi
laut masih menjadi andalan utama dalam
lalu-lintas perdagangan dunia, di mana
sepertiganya melalui Selat Malaka yang juga
menjadi bagian dari perairan Indonesia.
Ini artinya, pada saat yang bersamaan
aktivitas penyelundupan berpotensi untuk
terjadi, seperti penyelundupan senjata api
ilegal, narkoba, bahan bakar minyak, hingga
manusia. Permasalahan lingkungan juga
menjadi isu penting yang perlu diperhatikan
mengingat
kondisi
lingkungan
hidup,
termasuk di laut, dari hari ke hari semakin
menunjukkan penurunan kualitas yang cukup
signikan.
Kepentingan
negara-negara
luar
kawasan atas wilayah perairan Asia Tenggara
juga perlu menjadi perhatian. Kepentingan
utama bagi negara-negara luar kawasan,
terutama Tiongkok, Jepang dan Amerika
Serikat, adalah kepastian akses dan/atau
ketersediaan sumber daya. Bagi mereka, alur
laut di perairan Asia Tenggara, termasuk Alur
Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), hampir
tidak tergantikan. Perubahan rute ke Selat
Lombok atau Selat Sunda saja, misalnya,
akan
membawa
beban
nansial
tambahan
bagi mereka. Ini artinya, kepentingan negaranegara luar kawasan terhadap perairan
Asia Tenggara juga harus diantisipasi dan
direspons oleh Indonesia.
Referensi:
Budi Kurniawan Supangat and Dimas
Muhamad,
Dening
Jokowis
vision
of
a maritime axis, The Jakarta Post, 21
Oktober 2014.
Chandra Motik, Hasjim Djalal, Negara
kepulauan menuju Negara maritim:
75 tahun Prof. Dr. Hasjim Djalal, MA,
Jakarta: Lembaga Laut Indonesia, 2011.
Hadiri Tiga Forum Internasional, Jokowi
Akan Kenalkan Poros Maritim Dunia,
Kompas.com,
7
November
2014,
h ttp: / / n a sio n a l.ko m pa s.c o m / re a d /
komentar/2014/11/07/18495041/Hadiri.
Tiga.Forum.Internasional.Jokowi.Akan.
Kenalkan.Poros.Maritim.Dunia - diakses
8 November 2014.
Ini yang Diinginkan Jokowi dalam
Wujudkan
Poros
Maritim
Dunia,
Kompas.com,
4
November
2014,
h t t p :/ / i n d o n e s i a s a t u .k o m p a s . c o m /
read/2014/11/04/19385871/Ini.yang.
Diinginkan.Jokowi.dalam.Wujudkan.
Poros.Maritim.Dunia
diakses
8
November 2014.
Menlu Bertekad Wujudkan Poros Maritim,
Republika, 29 Oktober 2014.
Naskah Pidato Perdana Presiden Joko
Widodo, Vivanews.co.id, 20 Oktober
2014,
http://politik.news.viva.co.id/
news/read/549650-ini-naskah-pidatoperdana-presiden-joko-widodo - diakses
27 Oktober 2014.
Potensi Kelautan dan Perikanan Indonesia
US$ 1,2 T, Koran Tempo, 5 Oktober
2013.
Robert Cribb, Michele Ford, editors, Indonesia
beyond the Waters Edge: Managing an
Archipelagic State, Publisher: Institute of
Southeast Asian Studies, 2009.
Kesimpulan
Untuk menuju poros maritim, terlebih
dahulu Indonesia harus berupaya dan
memperkuat statusnya ke arah negara
maritim. Untuk itu, Indonesia harus mampu
memanfaatkan semua unsur kelautan di
sekelilingnya untuk kepentingan nasional.
Indonesia juga harus peduli dan merespons
berbagai permasalahan keamanan maritim
-8-
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Media sosial pada hakikatnya hadir dalam kehidupan manusia untuk memudahkan
manusia memenuhi kebutuhannya berinteraksi dengan manusia lainnya. Namun,
ibarat pedang bermata dua, kebebasan berekspresi yang disediakan media sosial justru
menyeret pengguna untuk semakin impulsif dan tidak peka terhadap sesama. Kebebasan
tersebut bahkan sering kali berujung pada tindakan hukum karena telah merugikan
pihak lain. Bagaimana seharusnya masyarakat Indonesia menyikapi dunia yang baru
ini secara bijak dan bagaimana pula pemerintah menerapkan aturan main yang jelas
merupakan tantangan tersendiri yang harus segera dicarikan solusinya dalam rangka
mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat di masa yang akan datang.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Psikologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat
Jenderal DPR RI. E-mail: suliswinurini@yahoo.com.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
Beberapa
kasus
cybercrime
terkait
pencemaran nama baik yang pernah terangkat oleh
media, diantaranya adalah Prita Mulyasari yang
ditahan karena email yang berisi keluhan layanan
RS Omni; Iwan Piliang, seorang pewarta yang
dilaporkan anggota DPR karena menulis artikel
via mailinglist yang berisi pencemaran nama baik;
Ujang Romansyah dan Farah yang dilaporkan
temannya
karena
melakukan
penghinaan
melalui Facebook; Ibnu Rachal Farhansyah yang
dilaporkan masyarakat karena menulis status
yang
memicu
konik
melalui
Facebook pada saat
masyarakat Bali menggelar ritual Nyepi; Denny
Indrayana yang dilaporkan OC Kaligis karena
dianggap telah melakukan pencemaran nama
baik dan penghinaan dengan menyebut advokat
pembela koruptor adalah koruptor; Lalu Masm,
seorang dosen di IKIP Mataram yang dilaporkan
kerap menuliskan hinaan kepada Rektor IKIP
melalui Facebook. Kasus terbaru adalah Florence
Sihombing yang sempat ditahan karena dianggap
menghina warga Yogyakarta melalui akun Path;
Muhammad Arsyad, remaja yang menghina
Presiden Joko Widodo melalui Facebook; serta
Ervani Emihandayani, seorang ibu rumah tangga
yang ditetapkan sebagai tersangka setelah
mengungkapkan perasaannya tentang masalah
kantor suaminya melalui Facebook.
Kasus-kasus tersebut di atas memperlihatkan
bahwa pencemaran nama baik di media sosial bisa
dilakukan oleh siapapun, dari kalangan manapun,
terlepas dari berapa usianya, apa profesinya,
apa status pendidikannya, dan lain sebagainya.
Kasus-kasus tersebut di atas hanya representasi
dari kasus-kasus serupa lainnya yang jumlahnya
mungkin jauh lebih banyak daripada yang
terungkap, mengingat ada banyak kasus tidak
dilaporkan. Satu hal yang dapat ditarik melalui
permasalahan tersebut diatas adalah meluasnya
penyakit di dalam perilaku sosial masyarakat
Indonesia saat ini dan menjauhnya masyarakat
Indonesia dari nilai-nilai Pancasila.
Mengacu pada hasil telaah Sriamin (2010),
nilai-nilai dalam Pancasila memproyeksikan
konsep masyarakat sehat dari Erich Fromm.
Ada suatu analogi dari sila-sila Pancasila dengan
kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya diambil
oleh manusia untuk menerapkan eksistensinya
di dunia ini. Dalam hal ini, apabila masyarakat
Indonesia memilih kebutuhan-kebutuhan yang
benar, yaitu dengan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, maka
mereka akan memiliki mental yang sehat. Kasuskasus pencemaran nama baik yang menjadi
permasalahan di dalam media massa merupakan
tantangan bagi masyarakat Indonesia untuk
menerapkan eksistensinya untuk berada pada
kondisi masyarakat sehat. Berdasarkan uraian
- 10 -
Penutup
Rujukan:
Abstrak
Permasalahan subsidi BBM telah lama mengakar dalam sistem penganggaran
negara. Beban subsidi BBM yang ditanggung APBN terus meningkat sehinggaruang
skal
untuk
pembangunan
semakin
menyempit.
Akibat
jauhnya,
penyediaan
infrastruktur dasar bagi masyarakat dan kegiatan ekonomi terus melambat. Dengan
demikian, dampak subsidi BBM tidak sebanding dengan dampaknya akibat tidak
tepat sasarannya kebijakan ini. Bahkan akibat disparitas harga BBM dalam negeri,
BBM menjadi komoditas yang sangat rawan diselundupkan. Dengan demikian,
melalui kebijakan pengurangan subsidi ini, pemerintah hendaknya memiliki
perencanaan dan program untuk kebijakan alokasi anggaran yang lebih produktif
dan tepat sasaran, terutama bagi masyarakat miskin.
Pendahuluan
Pemerintahan Jokowi-JK sedang menyusun
rencana
dalam
merealisasikan
kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Penjelasan terakhir dari Menteri Keuangan
Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro,
menegaskan bahwa pemerintah akan menaikkan
harga BBM bersubsidi sebelum 1 Januari 2015.
Ini artinya, harga BBM akan mengalami kenaikan
pada tahun ini seperti rencana semula sebesar
Rp3.000 per liter.
Kebijakan tersebut memang sangat
berisiko dan tidak populis karena akan memicu
gejolak sosial. Pemerintah harus memiliki alasan
kuat untuk menerapkan kebijakan tersebut.
Selain itu pemerintah hendaknya memiliki
skenario perencanaan dalam kenaikan harga
BBM bersubsidi, serta bagaimana kebijakan
*) Peneliti Madya Kebijakan Publik pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi
(P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI. E-mail: mandnias@yahoo.com.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
Premium
Solar
Minyak
Tanah
Inasi
(persen)
Pertumbuhan
(persen)
2014
Sebelum 2015
9500
--
--
4,83
(Okto)
5,01
(Q3)
2013
23 Juni
6.500
5.500
2.500
8,4
5,8
2009
15 Januari
4.500
4.500
2.500
2,8
4,6
2008
15 Desember
5.000
4.800
2.500
11,1
6,0
1 Desember
5.500
5.500
2.500
24 Mei
6.000
5.500
2.500
1 Oktober
4.500
4.300
2.000
6,6
5,5
1 Maret
2.400
2.100
2.200
23 Januari
1.810
1.650
1.800
--
--
1 Januari
1.810
1.890
1970
Tahun
2005
2003
- 14 -
secara
signikan.
Untuk
2013,
beban
subsidi
energi dalam anggaran negara sudah mencapai
Rp310 triliun, terbagi untuk subsidi BBM Rp210
triliun dan listrik Rp100 triliun. Sementara itu,
dalam APBN-P 2014, beban subsidi energi sudah
membengkak menjadi Rp453,3 triliun, terbagi
untuk subsidi BBM Rp350,3 triliun dan listrik
Rp103 triliun. Belanja subsidi BBM, elpiji, dan
BBN dalam Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara 2015 naik menjadi Rp291,1
triliun. Anggaran tersebut naik dibandingkan
yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2014
sebesar Rp246,5 triliun.
Penaikan harga BBM ditempuh demi
menyehatkan
skal
yang
kian
timpang.
Anggaran
subsidi BBM terus membengkak, telah mencapai
Rp246,5 triliun di APBN Perubahan 2014. Nilai
tersebut lebih tinggi daripada anggaran untuk
belanja modal yang bersifat produktif, yang
hanya Rp161 triliun. Angka belanja modal di 2014
bahkan lebih kecil ketimbang pagu di APBN-P
2013 yang Rp192,6 triliun.
Kenaikan anggaran subsidi energi, terutama
BBM, disebabkan beberapa hal, di antaranya
pelemahan nilai tukar rupiah karena sebagian
BBM masih diimpor, kenaikan konsumsi BBM
domestik karena meningkatnya jumlah kendaraan
roda 4 dan 2, serta kegagalan target lifting minyak
dan gas (migas). Namun pada kurun waktu
awal November 2014 terjadi kecenderungan
penurunan harga minyak dunia ke level 102-90
USD/barel dengan nilai kurs antara Rp11.900 Rp12.000. Gejolak eksternal tersebut tentunya
akan
mempengaruhi
kondisi
skal
dari
sisi
subsidi
BBM dalam APBN (Lihat Tabel 2).
11.748
11.900
104,4
102
Penutup
Permasalahan harga dan subsidi bahan
bakar minyak (BBM) masih menjadi perkara
rumit yang dihadapi Indonesia. Impor BBM
yang besar akibat besarnya permintaan membuat
desit
transaksi
berjalan
atau
current account
decit
sulit
ditekan.
Meningkatnya
beban
subsidi
BBM
membuat
ruang
skal
untuk
pembangunan
semakin menyempit.
Mengingat subsidi BBM merupakan
masalah yang sensisti DPR perlu mendorong
- 16 -
Referensi
Ekonomi Melemah, Harga BBM Tetap Naik,
Koran Tempo , Kamis , 5 November 2014
Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)
2015.
BBM Bersubsidi Penjualan BBM naik tersulut
spekulasi , Harian Kontan, 6 November
2014.
Dari Subsidi Barang ke Subsidi Orang, Media
Indonesia, 31 Oktober 2014.
Harga
BBM
Disarankan
Naik
Tahun
Ini
, http://www.tempo.co/
read/news/2014/08/20/090600849/
Harga-BBM-Disarankan-Naik-Tahun-Ini,
Rabu, 20 Agustus 2014, diakses tanggal 30
Oktober 2014.
Harga .BBM. Tetap .Naik. Awal. November?
http://bisniskeuangan.kompas.com/
read/2014/10/30/082235626/
Kamis,
diakses tanggal 30 Oktober 2014.
Menanti Momentum Penaikan Harga Bbm
Subsidi , http://www.businessnews.co.id,
31 Oktober 2014, diakses 6 November 2014
Tinjauan Kebijakan Harga Bersubsidi Bahan
Bakar Minyak Dari Masa Ke Masa, http://
www.setneg.go.id/index.php?option=com_
content&task=view&id=6245,
diakses
tanggal 31 Oktober 2014.
Abstrak
Sejak pengambilan sumpah/janji sebagai anggota DPR RI tanggal 1 Oktober 2014
lalu, DPR belum melakukan kegiatannya. Padahal DPR RI memiliki kewajiban
konstitusional dalam ranah legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPR RI terbelah
ke dalam dua kelompok besar sebagai kelanjutan persaingan politik pasca-pilpres
2014 dengan implikasi semakin tajamnya fragmentasi antar-kekuatan politik. Kondisi
ini merupakan implikasi dari konstruksi budaya politik melalui politik legislasi (UU
MD3) yang dibangun di tingkat nasional dan kini juga merambah ke daerah secara
kasuistik. Untuk itu sepatutnya model demokrasi konsensus harus dikonsolidasikan
sebagai upaya pembenahan pola kerja DPR RI sekaligus dalam membangun pola
relasi DPR RI-Pemerintah.
Pendahuluan
*) Peneliti Madya Politik dan Pemerintahan Indonesian pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan
Informasi (P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI. E-mail: prayudi_pr@yahoo.com.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Kelebihannya
Beban kerja komisi terdistribusi lebih merata
Kekurangannya
Memakan anggaran operasional lebih besar
untuk komisi yang baru
Tidak ada jaminan kerja DPR lebih efektif dan
produktif
Pemekaran komisi butuh waktu lebih lama
karena prosesnya harus melalui komisi,
panitia khusus, Badan Musyawarah, Badan
Legislasi dan Paripurna DPR.
Penutup
Kejadian dua kali yang sudah menimpa
awal peta koalisi DPR secara fragmentatif
(2004 dan 2014), semakin menunjukkan
pentingnya pengembangan model demokrasi
konsensus pemerintahan. Model ini jelas
berbeda dengan model demokrasi mayoritas
(majoritarian)
yang
lebih
kondusif
bagi negara yang menganut sistem dwi
kepartaian. Model demokrasi konsensus
merupakan substansi mendasar bagi proses
penyederhanaan peta koalisi partai politik
di parlemen yang dapat menjawab potensi
keterbelahan politik parlemen dan sekaligus
membangun hubungan legislatif-eksekutif
yang bersifat check and balances. Hal ini
sekaligus menghindarkan praktek politik
transaksional pragmatis yang sekedar bagibagi jabatan di antara elit dan kelompoknya
masing-masing. Dalam kerangka tersebut
perlu dikembangkan pula pola komunikasi
dan pendidikan politik melalui berbagai
sarana, seperti lobi politik yang dilakukan
antarkekuatan politik.
Referensi
Haris,
Syamsuddin
(2014),
Praktek
Parlementer Demokrasi Presidensial
Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Lipjhart,
Arend
(1999),
Pattern
of
Democracy: Government Forms and
Performance in Thirty Six Countries,
Yale University Press, New Haven and
London.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang
Partai Politik.
Baru 2 Bulan Dilantik, DPRD Yogya
terbelah,
http.www.
liputan6.com,
diakses tanggal 2 November 2014.
DPR Kembali Usulkan Pemekaran Komisi,
Koran Tempo 4 November 2014.
Ikrar Nusa Bhakti, DPR Yang Terbelah.
Kompas, 2 Oktober 2014.
Ramlan Surbakti, Pemerintah Terbelah,
Kompas 27 Oktober 2014.
Satu Dewan Dua Palu, Majalah Tempo 9
November 2014.
Kisruh DPR Segera Berakhir. http.www.
republika.co.id, diakses tanggal 10
November 2014.
Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib (Tahun
2014).
Rey
Harun,
Mengatasi
Jalan
Buntu,
Kompas, 7 November 2014.
- 20 -