Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu, ilmu pengetahuan semakin tinggi. Begitu juga
dengan pengetahuan dibidang kedokteran yang semakin hari ditemukan berbagai
macam obat, penyakit, dan teknologi baru
1.2 Tujuan
Makalah ini diharapkan dapat membantu pemahaman penulis dan pembaca dalam
hal pengertian tentang penyakit-penyakit hepatobilier yang difokuskan pada penyakit
hepatitis B, etiologi penyakit, penyimpangan-penyimpangan fisiologi dari tubuh kita,
diagnosis dan penatalaksanaannya, juga hasil prognosis serta pencegahan yang dapat
dilakukan untuk menangani penyakit tersebut. Selain itu, makalah ini juga
mengemukakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menegakan diagnosis
penyakit hepatobilier khususnya hepatitis B.
Bab II
Isi
2.1 Pemeriksaan
2.1.1 Anamnesis
Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian
pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung.
Tujuan dari anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang
bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis,
psikososial, dan lingkungan pasien, selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah
membina hubungan dokter pasien yuang profesional dan optimal.1
Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:
1.
2.
3.
4.
5.
Identitas pasien
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, agma, status
perkawinan, pekerjaan, dan alamat rumah. Data ini sangat penting karena data
tersebut sering berkaitan dengan masalah klinik maupun gangguan sistem organ
tertentu.
Keluhan utama adalah keluhan terpenting yang membawa pasien minta
pertolongan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Keluhan utama biasanya
diteluskan secara singkat berserta lamanya, seperti menuliskan judul berita utama
surat kabar. Misalnya badan panas sejak 3 hari yang lalu.1
Karena sebagian besar hati (hepar) dilindungi oleh dinding iga, pemeriksaannya sulit
dilakukan. Namun, besar serta bentuk hati dapat diperkirakan melalui perkusi dan
mungkin pula palpasi, dan dengan tangan yang melakukan palpasi ini, Anda dapat
mengevaluasi permukaan hati, konsistensinya, serta nyeri tekan pada hati
atas ke arah kepala pasien, dan sebagian lainnya lebih suka posisi yang sedikit lebih
miring. Minta pasien untuk menarik napas dalam. Coba untuk meraba bagian tepi hati
ketika struktur ini bergerak menyentuh ujung jari-jari tangan pemeriksa. Jika dapat
dirasakan, kendurkan sedikit tekanan yang dilakukan oleh tangan pemeriksa agar hati
dapat menyusup di bawah permukaan ventral jari tangan dan dengan demikian
permukaan anterior dapat diraba. Jika hati pasien dapat teraba sepenuhnya, bagian
tepi hati yang normal akan terasa lunak, tajam, serta teratur dengan permukaan hati
yang licin. Hati yang normal mungkin memberi rasa sedikit nyeri ketika ditekan. Hati
yang keras, bagian tepi hati yang tumpul atau bulat, dan konturnya yang tidak teratur
menunjukkan kelainan pada hati.
2.2 Etiologi4
HBV digolongkan sebagai hepadnavirus. HBV menyebabkan infeksi kronik,
terutama mereka yang terinfeksi saat bayi. Ada 3 bentuk morfologi dari serum positif
HBsAg. Bentuk yang paling banyak dijumpai adalah partikel sferis berdiameter 22
nm. Partikel kecil ini secara khusus tersusun atas HBsAg berbentuk tubular atau
filamentosa, mempunyai diameter yang sama tetapi mungkin panjangnya lebih dari
200nm dan disebabkan oleh produksi HBsAg berlebihan dan mengelilingi inti
nukleokapsid dalam berukuran 27 nm yang mengandung HbcAg. Genom virus terdiri
dari sebagian DNA sirkular untai ganda dengan panjang 3200 bp. Isolat HBV yang
berbeda memiliki homologi sekuens nukleotida 90-98% yang sama. Seluruh panjang
DNA dikurangi rantai (untai L atau panjang) merupakan pelengkap seluruh mRNA
HBV; untai positif (untai pendek atau S) berubah-ubah dan panjang unitnya antara 5080%.
Transmisi seksual
2.4 Epidemiologi4
HBV tersebar di seluruh dunia. Cara penularan dan respons terhadap infeksi
bervariasi, bergantung pada usia saat infeksi. Kebanyakan orang yang mengalami
infeksi saat bayi mengalami infeksi kronik. Bila terkena saar dewasa, mereka mudah
terkena penyakit hati dan berisiko tinggi mengalami karsinoma hepatoselular.
Terdapat lebih dari 25 juta carrier, sekitar 1 juta diantaranya hidup di Amerika Serikat
25% carrier mengalami hepatitis kronik aktif. Diseluruh dunia, 1 juta kematian tiap
setiap tahun disebabkan oleh penyakit hati akibat HBV dan karsinoma hepatoselular.
Tidak ada kecenderungan musiman untuk infeksi HBV dan tidak ada
predileksi tinggi untuk setiap kelompok usia, meskipun ada kelompok tertentu yang
berisiko
tinggi
seperti
penyalahguna
obat
parenteral,
orang-orang
yang
Sistem imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati 3,4
Patogenesis dan manifestasi klinis hepatitis B berkaitan dengan
interaksi dari virus dan sistem kekebalan tubuh pejamu. CD4 + dan CD8 +
limfosit yang teraktivasi mengenali derivat peptida dari HBV yang terletak
di permukaan hepatosit, dan reaksi imunologi terjadi. Gangguan reaksi imun
(misalnya, pelepasan sitokin, produksi antibodi) atau relatif toleran hasil
status kekebalan terdapat pada hepatitis kronis.
dengan
sirosis
dan
infeksi
HBV
yang
mungkin
untuk
mengembangkan HCC.
2.
b)
c)
d)
reinfeksi
IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan sesudahnya
Anti HAV yang positif tanpa IgM anti HAV mengindikasikan infeksi lampau
Anti HCV dapat dideteksi pada 60% pasien selama fase akut dari
penyakit, 35% sisanya akan terdeteksi pada beberapa minggu atau
bulan kemudian.
Anti HCV tidak muncul pada <5% pasien yang terinfeksi (pada pasien
HIV, anti HCV tidak muncul dalam persentase yang lebih besar).
Secara umum anti HCV akan tetap terdeteksi untuk periode yang
panjang, baik pada pasien yang mengalami kesembuhan spontan
maupun yang berlanjut menjadi kronik.
b) HCV RNA
hepatitis C.
Superinfeksi HDV
o HBsAg positif
o IgG anti HBc positif
o Anti HDV dan atau HDV RNA
Titer anti HDV akan menurun sampai tak terdeteksi dengan adanya perbaikan
infeksi
IgM dan IgG anti HEV baru dapat dideteksi oleh pemeriksaan untuk riset
IgM anti HEV dapat bertahan selama 6 minggu setelah puncak dari penyakit
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Infeksi yang Sembuh Spontan 3
1. Rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan
menyebabkan dehidrasi
2. Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat
Makan pagi dengan porsi yang cukup besar merupakan makanan yang
paling baik ditoleransi
a)
Lamivudin
Lamivudin
merupakan
L-enantiomer
analog
deoksisitidin.
Lamivudin
Adefovir
Merupakan analog nukleotida asiklik. Adefovir telah memiliki satu gugus fosfat
dan hanya membutuhkan satu langkah fosforilasi saha sebelum obat menjadi aktif.
Adefovir menghambat replikasi HBV sangat kuat yang bekerja tidak hanya
sebagai DNA chain terminator, namun diduga juga meningkatkan aktivitas sel NK
dan menginduksi produksi interferon endogen. Aktif terhadap mutan yang resisten
terhadap lamivudin dan tidak ditemukan resistensi setelah terapi selama 48-60
minggu. Umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
c)
Entekavir
Analog deoksiguanosin yang memiliki anti-hepadna virus yang kuat. Entekavir
mengalami fosforilasi menjadi bentuk trifosfat yang aktif yang berperan sebagai
kompetitor substrat natural (deoksiguanin trifosfat) serta menghambar HBV
polimerase. Efek samping yang mungkin terjadi ialah sakit kepala, infeksi saluran
napas atas, batuk, nasofaringitis, fatigue, pusing, nyeri abdomen atas dan mual.
d)
Interferon
Interferon merupakan sitokin yang memiliki antivirus, imunomodulator dan
antiproliferatif, yang diproduksi oleh tubuh sebagai respon dari berbagai stimulus.
Ada tiga tipe utama interferon : alfa, beta, dan gamma. Sediaan natural dan
rekombinan yang paling banyak digunakan dalam klinis adalah interferon alfa.
Saat ini efikasi interferon telah diperbaiki dengan mengganti interferon standar
dengan interferon terkonjugasi polietilen glikol (PEG-IFN, Pegylated-Interferon).
Bentuk sediaan interferon yang baru ini memperlambat eliminasi interferon lewat
ginjal sehingga meningkatkan waktu paruh dan menyebabkan konsentrasi plasma
interferon yang lebih stabil. Efek samping yang umum timbul ialah flu-like
symptoms, fatigue, leukopenia, dan depresi.
10
2.10 Prognosis 6
Beberapa orang memiliki angka kesembuhan yang cukup singkat pada
pengidap hepatitis B akut. Kelompok lainnya mengalami proses penyembuhan secara
lebih lambat selama beberapa bulan.
Sekelompok kecil orang (sekitar 1% dari pasien yang terinfeksi) mengalami
pemburukan penyakit secara cepat dan berkembang menjadi kerusakan hati yang
parah (hepatitis fulminan). Hal ini dapat terjadi selama beberapa hari sampai beberapa
minggu dan dapat berakibat fatal.
Komplikasi lain HBV termasuk berkembangnya infeksi HBV menjadi kronis.
Orang-orang dengan infeksi HBV kronis berisiko lebih lanjut mengalami
kerusakan/pengerasan hati (sirosis), kanker hati, gagal hati, dan kematian.
2.11 Komplikasi 6
Bila tidak ditangani dengan baik, maka hepatitis B akut dapat berkembang
menjadi hepatitis B kronik. Komplikasi yang dapat timbul apabila seseorang
menderita hepatitis B kronik ialah :
Pengerasan hati (sirosis). Infeksi hepatitis B bisa menyebabkan
peradangan yang mengarah pada jaringan parut yang luas dari hati
(sirosis). Parut dalam hati dapat merusak kemampuan hati untuk
berfungsi.
Kanker hati. Orang dengan infeksi kronis hepatitis B memiliki
hepatitis
dan
hepatitis
memperbesar
11
2.12 Pencegahan 3
Dasar utama imunoprofilaksis adalah pemberian vaksin hepatitis B sebelum
paparan.
1. Imunoprofilaksis vaksin hepatitis B sebelum paparan
a. Vaksin rekombinan ragi
Indikasi
ii.
iii.
ii.
13
Bab III
Kesimpulan
Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus HBV. Karena
penyebarannya yang viremia, maka faktor risiko hepatitis B dikaitkan dengan cara
transmisinya yakni penggunaan jarum suntik yang mengandung HBV, biasa pada
pengguna narkoba suntik. Hepatitis B biasanya bersifat kronik terutama pada mereka
yang terinfeksi saat bayi. Pengobatan pada hepatitis B biasanya hanya merupakan
terapi konservatif seperti istirahat dan asupan nutrisi yang adekuat, medika mentosa
dapat berupa antivirus seperti lamivudim, adefovir, dapat pula berupa interferon.
Hepatitis B yang tidak diterapi dengan baik akan berkembang menjadi hepatitis
fulminan yang kemudian akan menyebabkan cirrhosis hati. Dengan perawatan yang
baik, prognosis hepatitis B dapat menjadi baik pula.
14
Daftar Pustaka
1. Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisis. Jakarta;
2005.
2. Lynn S. B. Buku ajar pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan bates. Edisi VIII.
Jakarta : EGC; 2009.h. 344-7
3. Andri S. Buku ajar ilmu penyakit dalam: Hepatitis virus akut. Edisi V. Jilid I.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; 2009.h.644-52.
4. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran : Virus Hepatitis. Edisi
XXIII. Jakarta: EGC;2007. 476-94
5. Wilmana F, Gan S. Farmakologi dan terapi : Antivirus untuk HBV dan HCV.
Edisi V. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; 2007 .h.648-51.
6. Hepatitis B. Diunduh dari http://www.emedicinehealth.com/hepatitis_b , 15
Juni 2011
15