Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KASUS HIDUP

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik di RSUP DR. Sardjito

Diajukan Kepada :
dr. I.B.G. Surya Putra Pidada, Sp.F

Disusun Oleh :
Nur Anisah Syafitri Setiawan
(20090310151)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014

I.

STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. H

Jenis Kelamin : Laki-laki


Usia

: 43 tahun

Pekerjaan

: Wiraswasta

Warga Negara : Indonesia


Agama

: Islam

Alamat

: Banjarsari Surakarta

Status Perkawinan : menikah

B. ANAMNESIS
Seorang laki-laki berumur 43 tahun datang ke RSUP dr Soeradji dengan keluhan
mengalami tindak pemukulan oleh orang yang tidak dikenal. Pemukulan terjadi pada
tanggal 24 November pukul 03.00 WIB. Menurut keterangan korban, pelaku sedang
dalam keadaan mabuk. Tiba-tiba pelaku datang menghampiri korban dan langsung
memukul kepala bagian atas dan korban sempat melawan.

C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum

: Sedang

b. Kesadaran

: Compos Mentis

c. Vital Sign

: TD : 121/55 mmHg HR : 88 x/menit RR : 20x/menit

D. STATUS GENERALIS

Kepala

: Hematom dan luka lecet pada dahi kanan atas berwarna

kemerahan, temporal di atas telinga sebelah kiri terdapat hematom. Hematom


pada kepala bagian belakang.

Mata

: DBN

Leher

: Luka lecet geser

Thorax

: DBN

Abdomen

: DBN

Ekstremitas : Pada pangkal jari telunjuk dan kelingking kiri terdapat luka
lecet geser berwarna kemerahan. Pada lengan kiri terdapat hematom berwarna
kemerahan.

E. DESKRIPSI
Pada dahi bagian kanan atas terdapat memar, bentuk tidak beraturan, warna
kemerahan, kondisi bersih, dasar kulit, ukuran 3x1,5 cm, dan luka lecet tekan
pada dahi bagian kanan atas, bentuk tidak beraturan, warna kehitaman, arah
tegak lurus, kondisi bersih, dasar kulit, ukuran 0,5x2 cm. Terdapat benjolan di
kepala sebelah kiri 2 cm di atas daun telinga dan terdapat benjolan di bagian
belakang kepala dengan ukuran diameter 3 cm.
Pada leher sebelah kiri terdapat luka lecet geser berbentuk garis berwarna
kehitaman dengan arah dari belakang ke depan, kondisi bersih, dasar kulit,
ukuran 3cm.
Pada pangkal jari telunjuk kiri terdapat luka lecet geser bentuk tidak beraturan,
warna kemerahan, arah dari bawah ke atas, kondisi bersih, dasar kulit, ukuran
1x0,5 cm. Pada pangkal jari kelingking kiri terdapat luka lecet geser bentuk
tidak beraturan, warna kemerahan, arah dari bawah ke atas, kondisi bersih,
dasar kulit, ukuran 1x0,5 cm. Pada lengan bawah kiri tepat pada sumbu tengah
bagian belakang terdapat luka memar, bentuk tidak beraturan, warna
kemerahan, ukuran 10x3 cm.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

G. PENATALAKSANAAN
Perawatan luka
Asam Mefenamat 500 mg tablet 3x1

H. KESIMPULAN
Pada pemeriksaan laki-laki berusia 43 tahun ditemukan luka memar pada dahi,
belakang kepala, di atas telinga, dan lengan bawah kiri. Luka lecet tekan pada
dahi bagian kanan atas. Luka lecet geser pada leher sebelah kiri, pangkal jari
telunjuk kiri, dan pangkal jari kelingking kiri.

Luka yang dialami pasien kemungkinan oleh kekerasan tumpul.


Cedera tersebut tidak mengancam nyawa (luka ringan)

II.

PERASAAN DALAM PENGALAMAN


Bagaimana proses hukum yang berlaku pada kasus ini

III.

ANALISIS
Pada kasus ini dapat dikatakan sebagai penganiayaan, dimana definisi dari
penganiayaan adalah Dengan sengaja menimbulkan rasa sakit atau luka, kesengajaan
itu harus dicantumkan dalam surat tuduhan. Dan dalam kasus penganiayaan pelaku
dapat terjerat dalam pasal 351 s/d 355 tergantung pada derajat keparahan yang dialami
korban, sebagaimana tercantum dalam KUHP BAB XX tentang penganiayaan.(1)
Pasal 351
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 352
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling
lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu
terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
(3) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 353
(1) Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.

(3) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 354
(1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sepuluh tahun.
Pasal 355
(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
Berdasarkan luka yang diperoleh korban juga dapat menentukan jenis dan lama
hukuman bagi pelaku. Adapun kualifikasi luka pada korban hidup, yaitu :(3)
1. Luka ringan/ luka derajat I/ luka golongan C
Luka derajat I adalah apabila luka tersebut tidak menimbulkan penyakit atau
tidak menghalangi pekerjaan korban. Hukuman bagi pelakunya menurut
KUHP Pasal 352 ayat 1.
2. Luka sedang/ luka derajat II/ luka golongan B
Luka derajat II adalah apabila luka tersebut menyebabkan penyakit atau
menghalangi pekerjaan korban untuk sementara waktu.(3) Hukuman bagi
pelakunya menurut KUHP Pasal 351 ayat 1 atau 353 ayat 1.(2)
3. Luka berat/ luka derajat III/ luka golongan A
Luka derajat berat menurut KUHP Pasal 90 ada 6, yaitu :
Luka atau penyakit yang tidak dapat sembuh atau membawa bahaya
maut (NB: semua luka tembus yang mengenai kepala, dada, atau perut
dianggap membawa bahaya maut).
Luka atau penyakit yang menghalangi pekerjaan korban selamanya.
Hilangnya salah satu panca indera korban.
Cacat besar
Terganggunya akan selama >4 minggu
Gugur atau matinya janin dalam kandungan ibu.

Hukuman bagi pelaku menurut KUHP Pasal 351 ayat 2 atau 353 ayat 2 atau
354 ayat 1 atau 355 ayat 1.(2)
Berdasarkan ketentuan dalam KUHP, penganiayaan ringan adalah penganiayaan
yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau
pekerjaan sebagaimana bunyi pasal 352 KUHP. Umumnya yang dianggap sebagai
hasil dari penganiayaan ringan adalah korban dengan tanpa luka atau dengan luka
lecet atau memar kecil di lokasi yang tidak berbahaya/ yang tidak menurunkan fungsi
alat tubuh tertentu.
IV.

KESIMPULAN
Pada kasus ini dapat disimpulkan telah terjadi tindak penganiayaan sesuai dengan
KUHP Pasal 351 ayat 1 dan berdasarkan luka yang dialami korban adalah luka derajat
I/ luka ringan/ luka golongan C dimana luka tersebut tidak menimbulkan penyakit
atau tidak menghalangi pekerjaan korban. Hukuman bagi pelakunya menurut KUHP
Pasal 352 ayat 1.

V.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://hukumpidana.bphn.go.id/babbuku/bab-xx-penganiayaan/
2. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.
3. Romans Forensik. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin. 2009.

Anda mungkin juga menyukai