Anda di halaman 1dari 11

Peran Fibroblas pada Proses

Penyembuhan Luka
Ditulis pada April 18, 2011
Ali Taqwim, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Pendahuluan
Penyembuhan luka bedah bergantung pada kemampuan perbaikan jaringan ikat. Penyembuhan
luka merupakan proses kompleks yang terdiri dari beberapa tahap dan dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik internal maupun eksternal. Proses penyembuhan diawali dengan proses inflamasi
diikuti proses fibroplasia, kemudian remodeling jaringan dan pembentukan jaringan parut. Pada
proses inflamasi terjadi perubahan vaskuler yang mempengaruhi besar, jumlah, dan
permeabilitas pembuluh darah dan perubahan selular yang menyebabkan kemotaksis ke daerah
jejas.
Pada 24 jam pertama setelah perlukaan mukosa terjadi peningkatan sel jaringan ikat yang baru
terutama angioblas tepat di bawah lapisan daerah yang mengalami keradangan. Setelah proses
inflamasi berkurang, dilanjutkan dengan proses fibroplasia tahap awal yaitu migrasi dan
proliferasi fibroblas di daerah jejas. Pada hari ke-3, sejumlah fibroblas muda terlokalisir pada
daerah jejas. Fibroblas dalam jaringan berpindah dari tepi luka sepanjang benang-benang fibrin
di luka. Sintesis kolagen oleh fibroblas dimulai relatif awal pada proses penyembuhan yaitu pada
hari ke 3-5 dan berlanjut terus sampai beberapa minggu tergantung ukuran luka. Sintesis kolagen
oleh fibroblas mencapai puncaknya pada hari ke-5 sampai hari ke-7. Selanjutnya proses
penyembuhan luka memasuki fase remodeling pada hari ke-14.
Dalam proses penyembuhan luka, sel utama yang terlibat adalah fibroblas. Fibroblas merupakan
elemen selular yang banyak ditemukan pada jaringan ikat gingiva yang berproliferasi dan aktif
mensintesis komponen matriks pada proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan yang
rusak. Fibroblas merupakan bahan dasar pembentukan jaringan parut dan kolagen yang
memberikan kekuatan daya rentang pada penyembuhan luka jaringan lunak. Pada saat jaringan
mengalami keradangan, maka fibroblas akan segera bermigrasi ke arah luka, berproliferasi dan
memproduksi matriks kolagen untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Definisi Fibroblas
Fibroblas (L. fibra, serat: Yunani. blatos, benih: Latin) adalah sel yang menghasilkan serat dan
substansi dasar amorf jaringan ikat biasa. Pada saat sedang aktif menghasilkan substansi internal,
sel ini memiliki juluran sitoplasma lebar atau tampak berbentuk kumparan. Sitoplasmanya yang
banyak bersifat basofil dan anak intinya sangat jelas, yang menandakan adanya sintesis protein
secara aktif. Fibroblas merupakan salah satu sel jaringan ikat dalam rongga mulut yang paling
khas dan berperan penting dalam perkembangan dan pembentukan struktur jaringan.
Struktur Fibroblas

Fibroblas paling banyak terdapat dalam ligamen periodontal dan secara rapat memenuhi
populasi, bentuknya gelondong atau disk flat (pipih) dan mempunyai inti yang panjang dan
ovoid, serta banyak proses sitoplasmik yang panjangnya bervariasi. Struktur sitoplasmiknya
berhubungan dengan fibroblas lain dalam jaringan penghubung manusia. Fibroblas membawa
banyak vakoula sitoplasmik yang berisi serat-serat kolagen yang pendek dan enzim proteolytic,
dimana bukti bahwa fibroblas juga turut serta dalam pembentukan badan serat melalui resorpsi
dari kolagen yang telah dibentuk.
Fibroblas merupakan sel dengan bentuk tidak beraturan, agak gepeng dengan banyak cabang dan
dari samping terlihat berbentuk gelondong atau fusiform. Sitoplasmanya bergranula halus dan
mempunyai inti lonjong, besar di tengah dengan satu atau dua anak inti jelas.

Gambar 1. Struktur mikroskopis fibroblas pada jaringan ikat longgar dengan pengecatan
hematoksilin-eosin. Pembesaran sedang.
Pengamatan menggunakan mikroskop elektron menampakan aparat golgi secara jelas dan
banyak sekali retikulum endoplasma kasar dalam fibroblas, terutama jika sel secara aktif
memproduksi matrik, seperti pada proses penyembuhan luka. Aktin dan -aktinin terletak di
sekeliling sel dan miosin terdapat di seluruh sitoplasma. Fibroblas aktif lebih kecil dan lebih
ovoid serta mempunyai sitoplasma asidofilik, nukleus lebih kecil, memanjang, dan lebih
berwarna gelap.
Fungsi Fibroblas
Fibroblas adalah sel yang paling banyak terdapat dalam jaringan ikat, berfungsi menghasilkan
serat dan substansi interseluler aktif amorf. Fibroblas merupakan sel induk yang berperan
membentuk dan meletakkan serat-serat dalam matrik, terutama serat kolagen. Sel ini mensekresi

molekul tropokolagen kecil yang bergabung dalam substansi dasar membentuk serat kolagen.
Kolagen akan memberikan kekuatan dan integritas pada semua luka yang menyembuh dengan
baik.
Fibroblas merupakan sel yang menghasilkan serat-serat kolagen, retikulum, elastin,
glikosaminoglikan, dan glikoprotein dari substansi interseluler amorf. Pada orang dewasa,
fibroblas dalam jaringan mengalami perubahan. Mitosis hanya tampak jika organisme
memerlukan fibroblas tambahan, yaitu jika jaringan ikat cedera. Fibroblas lebih aktif mensintesis
komponen matriks sebagai respon terhadap luka dengan berproliferasi dan peningkatan
fibrinogenesis. Oleh sebab itu, fibroblas menjadi agen utama dalam proses penyembuhan luka.
Peran Fibroblas pada Penyembuhan Luka
Pada saat jaringan mengalami jejas yang menyebabkan terbentuknya lesi atau perlukaan, maka
proses penyembuhan luka tersebut merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan
beberapa proses. Penyembuhan luka sebagai salah satu prototip dari proses perbaikan jaringan
merupakan proses yang dinamis, secara singkat meliputi proses inflamasi, diikuti oleh proses
fibrosis atau fibroplasia, selanjutnya remodeling jaringan dan pembentukan jaringan parut.
Proses fibrosis atau fibroplasia dan pembentukan jaringan parut merupakan proses perbaikan
yang melibatkan jaringan ikat yang memiliki empat komponen, yaitu : (a) pembentukan
pembuluh darah baru, (b) migrasi dan proliferasi fibroblas, (c) deposisi ECM (extracellular
matrix), dan (d) maturasi dan organisasi jaringan fibrous (remodeling). Dari keseluruhan proses
yang telah disebutkan di atas, fibroblas memiliki peran penting pada proses fibrosis yang
melibatkan dua dari keempat komponen di atas yaitu migrasi dan proliferasi fibroblas serta
deposisi ECM oleh fibroblas.
Pada proses inflamasi terjadi perubahan vaskuler yang mempengaruhi besar, jumlah, dan
permeabilitas pembuluh darah dan perubahan seluler yang menyebabkan kemotaksis ke arah
jejas setelah proses inflamasi berkurang, dilanjutkan dengan proses fibrosis tahap awal yaitu
migrasi dan proliferasi di daerah jejas. Migrasi dan proliferasi fibroblas terutama dipacu oleh
transforming growth factor- (TGF-), yaitu faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh jaringan
granulasi yang terbentuk selama proses inflamasi. Migrasi dan peningkatan proliferasi fibroblas
di daerah jejas akan meningkatkan sintesis kolagen dan fibronektin, serta peningkatan deposisi
matriks ekstraselular.
Pada tahap selanjutnya terjadi penurunan proliferasi sel endotel dan sel fibroblas, namun
fibroblas menjadi lebih progresif dalam mensintesis kolagen dan fibronektin sehingga
meningkatkan jumlah matriks ekstraselular yang berkurang selama inflamasi. Selain TGF-,
beberapa faktor pertumbuhan lain yang ikut mengatur proliferasi fibroblas juga membantu
menstimulasi sintesis matriks ekstraselular. Pembentukan serabut kolagen pada daerah jejas
merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kekuatan penyembuhan luka. Sintesis kolagen
oleh fibroblas dimulai relatif awal pada proses penyembuhan (hari ke 3-5) dan berlanjut terus
sampai beberapa minggu tergantung ukuran luka. Menurut Sodera & Saleh (1999), sintesis
kolagen oleh fibroblas mencapai puncaknya pada hari ke-5 sampai ke-7. Proses sintesis ini

banyak bergantung pada vaskularisasi dan perfusi di daerah lunak, dan mencapai hasil optimal
dalam lingkungan yang sedikit asam.
Proses akhir dari penyembuhan luka adalah pembentukan jaringan parut, yaitu jaringan granulasi
yang berbentuk spindel, kolagen, fragmen dari jaringan elastik dan berbagai komponen matriks
ekstraselular. Jadi, pada saat jaringan mengalami perlukaan, maka fibroblas yang akan segera
bermigrasi ke arah luka, berproliferasi dan memproduksi matriks kolagen dalam jumlah besar
yang akan membantu mengisolasi dan memperbaiki jaringan yang rusak.
copyright 2011, dentistalit@yahoo.co.id
http://dentosca.wordpress.com/2011/04/18/peran-fibroblas-pada-prosespenyembuhan-luka/

Dewasa ini obat-obat yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah obat kimia, yang mana
obat kimia tersebut dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan efek samping. Efek samping
yang ditimbulkan dapat berupa ketagihan akan obat tersebut, kerusakan pada organ tubuh
terutama ginjal karena ginjal sebagai penyaring dari setiap sari makanan yang masuk kedalam
tubuh, dan efek yang paling berbahaya yaitu dapat menimbulkan penyakit kanker setelah jangka
pemakaian obat lama. Semakin diketahuinya efek negatif dari obat-obatan yang merupakan hasil
pencampuran bahan kimia, banyak masyarakat yang beralih pada obat-obatan tradisional.Selain
memiliki harga yang lebih murah, obat-obatan tradisional dipercaya dapat menyembuhkan luka
lebih cepat dan tidak memiliki efek samping bagi penggunanya. Pengembangan penelitian untuk
mendapatkan obat tradisional yang tentunya berbahan alami tanpa bahan kimia terus dilakukan.
Banyak sekali obat-obatan yang dikembangkan dari bahan alami, tidak terkecuali obat luka luar.
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka adalah pogon pisang,
dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah getahnya. Pada saat teknologi belum berkembang dan
masih minimnya obat-obat pabrik yang beredar. Dulu orang-orang memilih menggunakan benda
atau bahan disekitarnya untuk menolong hidupnya, tak terkecuali pada pohon pisang. Konon
para orang tua kita menggunakan getah anak pohon pisang untuk menyembuhkan luka. Mereka
menganggap getah pohon pisang terasa dingin dan dengan cepat dapat menghilangkan rasa nyeri
akibat luka, bahkan luka pun juga bisa tertutup. Menurut Priosoeryanto dalam artikelnya berjudul
Penyembuh Luka di sekitar Kita, getah pohon pisang ternyata dapat meyembuhkan luka lecet.
Bahkan getah pohon pisang memiliki keunggulan secara kosmetik, karena luka yang dioles getah
batang pisang tidak meninggalkan parut. Berdasarkan hasil penelitian, senyawa fitokimia yang
dimiliki oleh getah batang pisang tersebut dapat mempercepat penyembuhan luka.Dengan
potensi besar dari komoditas pohon pisang di Indonesia, hal ini memungkinkan untuk dapat
diproduksi secara komersial dan dalam jumlah yang besar sebagai pengganti obat penyembuh
luka luar yang berasal dari campuran bahan kimia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A.

Pohon Pisang

Pisang merupakan salah buah yang sangat bergizi, terdiri atas air (75%), protein (1.3%) dan
lemak (0.6%). Tiap buah pisang juga mengandung karbohidrat dan potassium dalam jumlah
cukup. Di samping itu pisang mempunyai banyak manfaat diantaranya adalah sebagai peyembuh
banyak penyakit seperti demam, gangguan sistem kerja pencernaan, kejang-kejang, dan terkilir.
Tingginya jumlah potassium yang dikandungnya (0.24%) memfasilitasi pembuangan ampas dari
tubuh (Gobelez at.al, 1973: 21).
Pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara. Tanaman dari suku Musaceae
inimerupakan tanaman yang serba guna, mulai dari akar sampai daun dapat dimanfaatkan.
Seperti negara Asia Tenggara lainnya, tanaman ini banyak ditemukan di Indonesia, terutama di
daerah yang banyak mendapat sinar matahari. Produksi pisang di Indonesia cukup besar, bahkan
Indonesia menjadi salah satu penghasil pisang terbesar di dunia. Produksi pisang nasional terus
meningkat setiap tahun, misalnya dari 2.308.379 ton (tahun 1988) menjadi 2.417.760 ton (tahun
1989). Daerah penghasil pisang terbesar berada di Pulau Jawa (kwartiningsih, endang.
Dkk.2010).
Pohon pisang bisa mencapai ketinggian 3 m. Batangnya yang berupa batang semu berpelepah
berwarna hijau sampai coklat. Jantung pisang yang merupakan bunga pisang berwarna merah tua
keunguan. Di bagian dalamnya terdapat bakal pisang. Bonggol pisang merupakan bagian pisang
yang mempunyai nilai ekonomis rendah. Masyarakat kebanyakan tidak memanfaatkan bonggol
pisang. Secara umum pemanfaatan tanaman pisang sudah dimulai sejak zaman dulu( Djulkarnain
HB, 1998:12). Pisang yang memiliki nama ilmiah Musa paradisiaca merupakan1komoditi
hortikultura yang termasuk dalam pengembangan buah unggulan Indonesia. Produksi pisang di
Indonesia secara agregat menduduki peringkat 8 besar di dunia. Permintaan komoditas pisang
meningkat seiring waktu. Pertumbuhan konsumsi pisang dunia adalah sebesar 1,9% pada tahun
1999. Produksi pisang nasional dikonsumsi dalam level nasional sebesar 90% (Surya.2009).
Linius (2010: 1) menjelaskan produksi pisang dibawah ancaman dan faktor iklim yang berbeda
dan agen patogen seperti nematoda, bakteri, dan jamur. Seperti dikatakannya, Banana
production is under threat fromdifferentclimatic factors and pathogenic agents such asnematodes,
bacteria, viruses, and fungi.
Sampai sekarang, masih jarang sekali masyarakat memanfaatkan bonggol pisang ini, padahal
selain untuk bahan makanan karena mengandung amilum yang tinggi yaitu 66,2%, juga dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan alkohol. Alkohol tersebut dapat berfungsi sebagai
pengganti bahan bakar minyak (BBM). Alkohol yang diperoleh tersebut juga dapat dipergunakan
sebagai bahan industri kimia, bahan kecantikan dan kedokteran (Maiwahyudi, 1983: 25).
Disamping itu bonggol pisang juga mengandung banyak cairan (getah) yang bersifat
menyejukkan dan berkhasiat menyembuhkan luka. Bila seseorang mengalami luka akan terjadi

kerusakan kulit, jaringan otot, bahkan sampai tulang. Luka baru yang tidak segera diobati dan
dibiarkan terbuka, luka tersebut akan menjadi bernanah (lesi). Hal ini disebabkan adanya bakteri
yang menginfeksi pada luka tersebut. Bakteri yang sering menginfeksi luka diantaranya
adalah Staphylococcus aureus. Banyak orang yang mencari alternatif lain yang lebih murah
dengan beralih ke obat tradisional yang berasal dari alam sekitar. Hal ini disebabkan karena obat
tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan obat modern.
Bahkan alam yang dipercaya berkhasiat untuk mengobati luka salah satunya adalah getah batang
pisang (Musa paradisiaca L) yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan
luka. Zat kimia yang terkandung dalam getah pohon pohon pisang ini bersifat antiseptik(Febram,
2010: 122).
Pada pohon pisang terdapat berbagai kandungan yang dapat memberi manfaat bagi kita. Di
dalam getahnya terdapat kandungan saponin, antrakuinon, dan kuinon yang dapat berfungsi
sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit (Wijaya kusuma, 1998:13).
Selain itu, di dalam getah pisang juga terdapat kandungan lektin yang berfungsi untuk
menstimulasi pertumbuhan sel kulit. Kandungan-kandungan tersebut dapat membunuh bakteri
agar tidak dapat masuk pada bagian tubuh kita yang sedang mengalami luka. Getah bonggol
pisang bersifat mendinginkan. Zat tanin pada getah batang pisang bersifat antiseptik, sedangkan
zat saponin berkhasiat mengencerkan dahak. Pisang, terutama pisang raja, mengandung kalium
yang bermanfaat melancarkan air seni. Selain itu, juga mengandung vitamin A, B, C, zat gula,
air, dan zat tepung (Gunawan, D dan Mulyani, 2004: 77).Kandungan lignin pada batang pisang
membantu peresapan senyawa pada kulit sehingga dapat digunakan untuk mengobati luka
memar, luka bakar, bekas gigitan serangga, dan sebagai antiradang.
Beberapa pengujian secara ilmiah mengenai khasiat dari pohon pisang untuk persembuhan luka
pernah dilaporkan. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Listyanti (2006) bahwa
getah batang pohon pisang Ambon (Musa paradisiaca var sapientum) yang digunakan pada
proses persembuhan luka menggunakan hewan coba mencit memperlihatkan hasil yang
memuaskan. Selain mempercepat persembuhan luka, secara histologik juga memberikan
efekkosmetik dengan memperbaiki struktur kulit yang rusak tanpa meninggalkan jaringan bekas
luka atau jaringan parut dan mempercepat proses reepitelisasi jaringan epidermis, pembentukan
buluh darah baru (neokapilarisasi), pembentukan jaringan ikat (fibroblas) dan infiltrasi sel-sel
radang pada daerah luka.
B.

Luka

Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi
jaringan yang rusak atau hilang. Luka dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, misalnya luka
lecet yaitu luka karena terkelupasnya kulit yang tidak dalam, dapat disebabkan bergesekan
dengan benda tajam maupun tumpul. Luka ini juga dapat disebabkan karena kecelakaan lalu
lintas(Sitepoe, 1996: 77).

Ketika luka timbul beberapa efek akan muncul :


1.

Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ

2.

Respon stres simpatis

3.

Perdarahan dan pembekuan darah

4.

Kontaminasi bakteri

5.

Kematian sel(Irman Somantri. 2007)

Tubuh secara normal akan memberikan respon terhadap cedera dengan jalan proses
peradangan, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama: bengkak (swelling),kemerahan
(redness), panas (heat), nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (impaired function). Proses
penyembuhannya mencakup beberapa fase:
1.

Fase Inflamasi

Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan
yangterjadi pada jaringan lunak.
2.

Fase Proliferatif

Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkanluka
dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikanyaitu
bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan
selama proses reonstruksi jaringan.
3.

Fase Maturasi

Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan
penyembuhan yang kuat dan bermutu ( Prabu, 1996: 2).
Latar Belakang
Kulit adalah bagian dari tubuh yang mempunyai fungsi sangat vital. Banyak orang rela
menghabiskan berjuta-juta uang hanya untuk membuat kulitnya terlihat halus dan mulus.
Memang kita tidak bisa menampik realita tersebut, kulit ibarat mahkota terutama bagi
perempuan yang sangat menonjolkan penampilan. Jadi apabila kulit tersebut tergores benda
tajam dan meninggalkan luka, maka hal tersebut akan dianggap sebuah tragedi besar, karena
akan membuat noda bekas luka yang sulit untuk dihilangkan.
Jangan khawatir dulu, karena menurut dr. Bambang Pontjo Priosoeryanto Ph.D dalam artikelnya
berjudul Penyembuh Luka di sekitar Kita, getah pohon pisang ternyata dapat meyembuhkan

luka lecet. Bahkan getah pohon pisang memiliki keunggulan secara kosmetik, karena luka yang
dioles getah batang pisang tidak meninggalkan parut.
Pada saat teknologi belum berkembang dan masih minimnya obat-obat pabrik yang beredar.
Dulu orang-orang memilih menggunakan benda atau bahan disekitarnya untuk menolong
hidupnya, tak terkecuali pada pohon pisang. Konon para orang tua kita menggunakan getah anak
pohon pisang untuk menyembuhkan luka. Mereka menganggap getah pohon pisang terasa dingin
dan dengan cepat dapat menghilangkan rasa nyeri akibat luka, bahkan luka pun juga bisa
tertutup.
Berangkat dari kenyataan itu, penulis ingin membuktikan kebenaran tentang manfaat getah
pisang sebagai obat luka. Oleh karena itu, berdasar latar belakang diatas penulis ingin
merealisasikan ide tersebut dalam karya tulis ini dengan judul Manfaat Getah Pisang sebagai
Obat Penyembuh Luka Lecet-lecet.

C. Hipotesa/Dugaan
Dengan mengunakan getah pohon pisang kita pasti bisa menyembuhkan luka, karena getah
pohon pisang memiliki Kandungan dan manfaat: getah batang pisang bersifat mendinginkan. Zat
tanin pada getah batang pisang bersifat antiseptik, sedangkan zat saponin berkhasiat
mengencerkan dahak. Pisang, terutama pisang raja, mengandung kalium yang bermanfaat
melancarkan air seni. Selain itu, juga mengandung vitamin A, B, C, zat gula, air, dan zat tepung.

Hasil
Penulis melakukan percobaan, dengan mengoleskan getah batang pisang pada luka pertama,
sedangkan pada luka kedua tidak diberikan getah batang pisang.
Reaksi Pada Luka
Responden

Hari Pertama

Hari Kedua

Luka mulai kering

Sudah muncul benang-benang penutup


luka

Luka masih lembab

Luka mulai kering

Hasil pada percobaan di atas mungkin bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor penyembuhan luka
yang telah disebutkan sebelumnya,tetapi penulis berusaha mencari responden yang mempunyai
kemiripan dalam hal faktor-faktor tersebut.Penulis menyimpulkan bahwa usialah yang paling

pokok dalam mempengaruhi proses penyembuhan luka.Oleh karena itu,penulis memutuskan


mencari dua orang responden yang mempunyai usia relatif sama untuk menjadi responden pada
percobaan ini.
Dari tabel di atas,dapat dilihat bahwa luka yang diberi getah batang pisang bisa lebih cepat
sembuh dari pada luka yang hanya didiamkan saja.Penulis mengamati luka pada responden satu
pada hari pertama,luka sudah mulai kering,tetapi luka pada responden dua masih
terlihat lembab.Pada hari kedua penulis mencoba mengamatinya lagi.Ternyata luka pada
responden satu sudah muncul benang-benang penutup luka,sedangkan pada responden dua
lukanya baru mulai kering.
Luka yang telah diolesi getah pohon pisang dapat sembuh lebih cepat disebabkan adanya
kandungan-kandungan dalam getah batang pisang yang bermanfaat dalam proses penyembuhan
luka.Kemampuan getah batang pisang menyembuhkan luka disebabkan kandungan
saponin,antrakuinon,dan kuinon yang berfungsi sebagai antibiotik dan penghilang rasa
sakit.Fungsi sebagai antibiotik mempunyai makna getah batang pisang berperan untuk
membunuh kuman-kuman penyakit penyebab timbulnya infeksi yang dapat memperparah luka
penderita.
Sementara itu,kandungan lektin pada getah batang pisang berfungsi menstimulasi pertumbuhan
sel kulit.Dengan adanya lektin pertumbuhan sel-sel kulit penutup luka menjadi lebih
cepat,karena lektin dapat merangsang tumbuhnya sel.Hal ini menjadi bukti khasiat pohon pisang
yang sangat besar dalam proses penyembuhan luka.
Selama penulis melakukan penelitian,responden merasakan sedikit gatal-gatal setelah luka
mulai mengering.Hal ini disebabkan karena getah batang pisang yang digunakan masih
mengandung beberapa zat yang mempunyai efek negatif terhadap kulit
terutama luka.Akantetapi,semua itu tidak berpengaruh terlalu besar terhadap hasil
penelitian,karena hanya berupa faktor kecil penghambat
prosespenyembuhan.Dalam kenyataanya responden bisa menahan rasa gatal dengan tidak
menggaruk-garuk bagian luka dan sekitarnya,sehingga hasilnya luka menjadi
cepat sembuh.Olehkarena itu penulis menyimpulkan,bahwa getah batang pisang dapat digunakan
sebagai obat alternatif dalam menyembuhkan luka lecet.
Dan untuk penelitian ini di temukan bahwa penyembuhan luka dengan getah pohon pisang hanya
memiliki sedikit efek samping,yang tidak terlalu berbahaya.

Pembahasan
Pembahasan dari percobaan ini adalah: luka yang leberi olesan getah pohon pisang lebih cepat
kering karena, Kandungan dan manfaat: getah batang pisang bersifat mendinginkan. Zat tanin

pada getah batang pisang bersifat antiseptik, sedangkan zat saponin berkhasiat mengencerkan
dahak.Pisang, terutama pisang raja, mengandung kalium yang bermanfaat melancarkan air seni.
Selain itu, juga mengandung vitamin A, B, C, zat gula, air, dan zat tepung.
Pada pohon pisang terdapat berbagai kandungan yang dapat memberi manfaat bagi kita. Di
dalam getahnya terdapat kandungan saponin, antrakuinon, dan kuinon yang dapat berfungsi
sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit. Selain itu, di dalam getah pisang juga terdapat
kandungan lektin yang berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel kulit. Kandungankandungan tersebut dapat membunuh bakteri agar tidak dapat masuk pada bagian tubuh kita
yang sedang mengalami luka.
3. Pada getah batang pisang terdapat saponin, antrakuinon, dan kuinon yang dapat berfungsi
sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit.
4. Getah batang pisang dapat memberi efek dingin pada bagian yang terkena luka, sehingga
darah yang mengalir dapat segera membeku.
5. Luka yang diberi getah batang pisang akan sembuh dua kali lebih cepat daripada luka yang
hanya didiamkan saja.
6. Efek samping penggunaan getah batang pisang sebagai obat penyembuh luka lecet,yaitu
pengguna akan merasakan sedikit gatal-gatal di sekitar luka dan bagian luka.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka antara lain, Usia, Infeksi, Hipovolemia,
Hematoma, Benda asing, Iskemia, Diabetes, dan Pengobatan
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan saran- saran sebagai
berikut :
1. Sebaiknya menggunakan getah batang tunas pisang,selain lebih mudah dan praktis dalam
penggunaanya juga karena kandungan getahnya yang lebih banyak dari batang pisang dewasa.
2. Sebaiknya getah batang pisang hanya dijadikan penyembuh alternatif saja dan jangan
dijadikan obat utama,karena belum dilakukan penyempurnaan oleh para ahli . Sedangkan obat
yang digunakan adalah obat yang sesuai petunjuk dokter saja.
3. Bagi masyarakat yang mempunyai alergi seperti alergi gatal, jangan menggunakan getah
pisang ini sebagai penyembuh luka.
Kamis, 28 Juni 2012
Potensi getah pohon pisang sebagai alternatif untuk penyembuhan luka

Getah Pohon Pisang (GPP) mengandung tiga zat yang berperan menyembuhkan luka.
GPP selama ini diketahui mengandung saponin yang berperan untuk pembentukan pembuluh
darah baru, flavonoid untuk penyingkat fase peradangan sekaligus pencegah infeksi dan asam
askorbat untuk pembentuk jaringan ikat kolagen.
Bonggol pisang adalah salah satu bagian dari pohon pisang yang biasanya tidak dimanfaatkan
karena dianggap tidak memiliki nilai. Masyarakat jarang memanfaatkan bonggol pisang.Padahal
Ekstrak batang pohon pisang mengandung beberapa jenis fitokimia yaitu saponin dengan
kandungan yang paling banyak, kemudian flavonoid dan tanin dan tidak mengandung alkaloid,
steroid dan triterpenoid.
Sementara itu, kandungan lektin pada getah batang pisang berfungsi;
Menstimulasi pertumbuhan sel kulit. Dengan adanya lektin pertumbuhan sel-sel kulit penutup
luka menjadi lebih cepat, karena lektin dapat merangsang tumbuhnya sel. Selain itu luka yang
telah kering tidak akan menimbulkan parut yang sangat terlihat. Hal ini menjadi bukti khasiat
GPP yang sangat besar dalam proses penyembuhan luka
Di negara tropis seperti Indonesia, adalah hal yang mudah untuk dapat menemukan pohon
pisang. Karena GPP memiliki khasiat dalam penyembuhan luka, maka sudah sepantasnya
masyarakat menggunakan getah bonggol pisang tersebut sebagai obat alternatif. Tetapi untuk
mencari getah pisang ketika kita terluka, kemudian memeras getahnya, adalah hal yang rumit.
Oleh karena itu, GPP harus di ekstrak agar dapat menghasilkan cairan yang dapat menghentikan
pendarahan pada luka berdarah dan menyembuhkan luka itu. Ekstrak getah batang pisang yang
telah dihasilkan dapat dikemas dengan baik sehingga mudah untuk dipakai. Dan jika
dikembangkan, cairan itu dapat diproduksi dalam jumlah banyak dan dikemas supaya dapat
dikomersilkan, masyarakat juga dapat merasakan manfaat dari obat tradisional seperti ini.
Pernah suatu ketika,jari tangan saya terkena benang layangan (Jawa:kebeler) sampai
berdarah.nah waktu itu persediaan betadine & obat merah di rumah sudah habis,karena
sebelumnya saya sudah pernah membaca khasiat dari getah pohon pisang (GPP) untuk
menghentikan pendarahan & infeksi,langsung deh berpikir ke arah situ.Setelah saya olesin
dengan GPP tersebut ya Alhamdulillah, darah yang keluar langsung berhenti. Jadi bisa dibilang
sembuh tanpa modal deh hehehehe....slamat mencoba sahabat ^^
Diposkan oleh ardian eko di 20.10
Kamis, 28 Juni 2012
http://ardian-eko.blogspot.com/2012/06/potensi-getah-bonggolpisang-sebagai.html

Anda mungkin juga menyukai