PRE-EKLAMPSIA
Oleh :
Firda Mareta Triwandani
201010330311052
KELOMPOK D3 PORONG
PRE-EKLAMPSIA
Epidemiologi
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah
satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia kurang
lebih 70% wanita yang didiagnosis hipertensi dalam kehamilan merupakan pre-eklampsia.
Mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini
disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dan persalinan masih ditangani
oleh petugas non medik dan sistem rujukan yang belum sempurna.
Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga
pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar dipahami oleh
semua tenaga medik baik di pusat maupun di daerah.
Definisi
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg
setelah kehamilan 20 minggu. Pre-eklampsia merupakan salah satu kasus gangguan kehamilan
yang bisa menjadi penyebab kematian ibu.
Klasifikasi
Pre-eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi di ante, intra,
dam postpartum. Dari gejala-gejala klinik pre-eklapmsia dapat dibagi menjadi pre-eklapmsia
ringan dan pre-eklapmsia ringan.
Pembagian pre-eklampsi menjadi ringan dan berat tidaklah berarti adanya dua penyakit
yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita dengan pre-eklampsia ringan yang
mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma.
Faktor Risiko
1. Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya pre-eklampsi
a. Risiko yang berhubungan dengan partner laki
i. Primigravida
ii. Primipaternity
iii. Umur yang ekstrim : terlalu muda atau terlalu tua untuk kehamilan
iv. Partner laki yang pernah menikahi wanita yang kemudian hamil dan
mengalami pre-eklampsi.
v. Pemaparan terbatas terhadap sperma.
vi. Inseminasi donor dan donor oocyte
b. Risiko yang berhubungan dengan riwayat penyakit terdahulu dan riwayat
penyakit keluarga
i. Riwayat pernah pre-eklampsi
ii. Hipertensi kronik
iii. Penyakit ginjal
iv. Obesitas
v. Diabetes gestational, diabetes mellitus tipe 1
vi. Antiphospholipid antibodies dan hiperhomocysteinemia
c. Risiko yang berhubungan dengan kehamilan
i. Mola hidatidosa
ii. Kehamilan ganda
iii. Infeksi saluran kencing pada kehamilan
iv. Hydrops fetalis
2. Faktor yang mengurangi risiko terjadinya pre-eklampsi
i.
Seks oral
ii.
Merokok
Perubahan
Normal
(Dibanding
tidak hamil)
Pre-eklampsi
(Dibanding
hamil normal)
Keterangan
Cardiac output
Meningkat
Meningkat
Pada
pre-eklampsi,
CO
meningkat
seiring
dengan
bertambahnya resistensi perifer
Volume darah
Hipervolemia
Hipovolemia
Resistensi perifer
Aliran darah ke :
a.
ut
ero plasenta
b.
gi
njal
c.
ot
ak
d.
he
par
Menurun
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Menurun
Menurun
Sama
Sama
Meningkat
Meningkat
Sama
Meningkat
Deformabilitas
meningkat
Berat badan
Edema
7
Sel darah
Hemodilusi
Hemokonsentrasi
tinggi
Akibat
:
hipovolemia,
ekstravasasi albumin.
CVP dan PCWP meningkat
Hemokonsentrasi
Menurun
Meningkat
10
Viskositas darah
Menurun
Meningkat
Menurun
Sama
Pada
pre-eklampsi
dengan
hipoksi dapat terjadi gangguan
keseimbangan asam basa
Pada kejang eklampsi kadar
bikarbonat
menurun
karena
asidosis laktat, dan hilangnya
karbondioksida
11
Hematokrit
12
Elektrolit
Keseimbangan
asam basa
13
14
15
Natrium
kalium
Disesuaikan
dengan
peningkatan
cairan tubuh
Sama
Menurun
Bertambah
menurunnya
Bertambah
hiperlipidemia
Meningkat
Akibat
hipovolimia
dan
peningkatan
permeabilitas
vaskuler
dan
16
Menurun
Lipid plasma
17
18
Asam urat
kreatinin
dan -
Koagulasi
fibrinolisis
dan
-
Perubahan
neurologik
Trombositopenia
Peningkatan FDP
Penurunan
anti
trombin III
-Nyeri kepala
-Gangg. Visus
-Kejang
-Perdarahan
intrakranial
-vasogenik edem
-spasme dan edem a. Retina
-edem
serebri,
vasospasme
serebri, iskemia serebri
PENGELOLAAN PRE-EKLAMPSI
a. PRE-EKLAMPSI RINGAN
a. Definisi klinik
Pre-eklampsi ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan
menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah
dan aktivasi endotel.
b. Kriteria diagnostik
1. Tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau diatolik 90 mmHg.
2. Desakan darah : 30 mmHg dan kenaikan desakan diastolic 15 mmHg,
tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik pre-eklampsi, tetapi perlu
observasi yang cermat
2.
Gangguan visus
Nyeri epigastrium
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Proteinuria
pada
dipstick
pada
waktu
masuk
dan
kateter tetap)
4. Pemeriksaan kesejahteraan janin
a.
b.
NST 2 x seminggu
c.
ii.
e. Pengelolaan obstetrik
Pengelolaan obstetrik tergantung usia kehamilan
1.
3.
Konsultasi
Selama dirawat di Rumah Sakit lakukan konsultasi kepada :
1. Bagian penyakit mata
2. Bagian penyakit jantung, dan
3. Bagian lain atas indikasi
PRE-EKLAMPSI BERAT
1.
Definisi klinik
Pre-eklampsi berat ialah pre-eklampsi dengan salah satu atau lebih gejala dan tanda
dibawah ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Hemolisis mikroangiopatik
j.
k.
Sindroma HELLP
2.
nyeri kepala
mata kabur
nyeri epigastrium
3.
Pemeriksaan laboratorium
Lihat pemeriksaan laboratorium pada no. V.C. Tabel 2
4.
sebagai berikut :
a.
b.
5.
Sumber
1.
Pric
Loading dose
Maintenance dose
Dihentikan
Intermitent
hard,
intramuscular
1955
injection
1957
10 g IM
Preeklampsi
24 jam pasca
jam
persalinan
Bergantian salah
satu bokong
Eklampsi
1)
4g 20% IV;
jam
1g/menit
Bergantian salah
2)
satu bokong
(10 g MgSO4 IM
Kuadran atas
dalam
bokong
kadar plasma
- 5g IM
3, 5-6 mEq/l
bokong kanan
- 5g IM
bokong kiri
3)
Ditambah 1.0
mllidocaine
4)
Jika konvulsi
tetap terjadi
Setelah 15
menit, beri :
2g
20% IV : 1
g /menit
Obese : 4g iv
Pakailah
jarum 3-inci,
20
gauge
2.
Zusp
Continous
an,
Intravenous
1966
Injection
Tidak ada
1 g/jam IV
4-6 g IV / 5-10
1 g/jam IV
Preeklampsi
berat
Eklampsi
minute
3.
4-6 g 20% IV
1) Dimulai 2g/jam
24 jam
Intravenous
dilarutkan dalam
IV dalam
pascasalin
Injection
10g 1000 cc D5 ;
menit
100 cc/jam
Sibai Continous
, 1984
Preeklampsi -
2) Ukur kadar Mg
eklampsi
(4,8-9,6 mg/dL)
4.
Mag
Sama dengan
1) 4g 50%
1) 1g/jam/IV dalam
pie
Pritchard
dilarutkan dalam
24 jam
Trial
regimen
normal
atau
Colaborativ
Saline IV / 10-15
2) 5g IM/4 jam
menit
dalam 24 jam
Group, 2002
2) 10 g 50% IM:
- 5g IM
bokong kanan
- 5g IM
bokong kiri
c.
f. Anti hipertensi
Diberikan : bila tensi 180/110 atau MAP 126
Jenis obat : Nifedipine : 10-20 mg oral, diulangi setelah 30 menit, maksimum 120
mg dalam 24 jam.
2.
3.
- < 160/105
- MAP < 125
g. Diuretikum
Diuretikum tidak dibenarkan diberikan secara rutin, karena :
1. Memperberat penurunan perfusi plasenta
2. Memperberat hipovolemia
3. Meningkatkan hemokonsentrasi
Diuretikum yang diberikan hanya atas indikasi :
1. Edema paru
2. Payah jantung kongestif
3. Edema anasarka
h. Diet
Diet diberikan secara seimbang, hindari protein dan kalori yang berlebih
5.b
Indikasi :
Kehamilan <37 minggu tanpa disertai tanda-tanda dan gejala-gejala impending
eklampsi.
Terapi Medikamentosa :
1) Lihat terapi medikamentosa seperti di atas. : no. VI. 5.a
2) Bila penderita sudah kembali menjadi pre-eklampsi ringan, maka masih
dirawat 2-3 hari lagi, baru diizinkan pulang.
3) Pemberian MgSO4 sama seperti pemberian MgSO4 seperti tersebut di
atas nomor VI. 5.a Tabel 3, hanya tidak diberikan loading dose
intravena, tetapi cukup intramuskuler
4) Pemberian glukokortikoid diberikan pada umur kehamilan 32-34
minggu selama 48 jam.
b.
Nyeri kepala
Penglihatan kabur
Nyeri epigastrium
2) Menimbang berat badan pada waktu masuk Rumah Sakit dan diikuti tiap
hari.
3) Mengukur proteinuria ketika masuk Rumah Sakit dan diulangi tiap 2
hari.
4) Pengukuran desakan darah sesuai standar yang telah ditentukan.
5) Pemeriksaan laboratorium sesuai ketentuan di atas nomor V. C Tabel 2
6) Pemeriksaan USG sesuai standar di atas, khususnya pemeriksaan :
a. Ukuran biometrik janin
b. Volume air ketuban
c. Penderita boleh dipulangkan :
d. Cara persalinan :
1)
2)
3)
6.
Setelah
jam
sejak
dimulai
pengobatan
Setelah
24
jam
sejak
dimulainya
pengobatan
ii.
1.
2.
3.
4.
Timbulnya oligohidramnion
Indikasi Laboratorium :
Terapi Medikamentosa :
Lihat terapi medikamentosa di atas : nomor VI. 5.a
.
b. Cara Persalinan :
Sedapat mungkin persalinan diarahkan pervaginam
c.
b.
diajurkan
Edema retina
Macular atau retina detachment
Kebutaan korteks retina
b. Gastrointestinal-hepatik
Subkapsular hematoma hepar
Ruptur kapsul hepar
c. Ginjal
Gagal ginjal akut
Nekrosis tubular akut
d. Hematologik
DIC
Trombositopeni
e. Kardiopulmoner
Edema paru : kardiogenik atau non kardiogenik
Depresi atau gagal pernafasan
Gagal jantung
Iskemi miokardium
f. Lain-lain
Asites
. Penyakit janin
IUGR
Solutio plasenta
IUFD
Kematian neonatal
Penyulit akibat prematuritas
Cerebral palsy
9. Konsultasi
Obgin : fetomaternal, Anestiologi, Nenotalogi
Tergantung situasi klinis, dilakukan konsultasi ke bagian: Critical Care, Neurologi, Nefrologi,
Patologi Klinik.
Daftar Pustaka
Anonim.Partial List of Obstetrical (OB-GYN) Words.Diakses pada 15 Juni 2014 dari
http://www.meditec.com/resourcestools/medical-words/obstetrics-words/.
HKFM POGI. 2010. Panduan Penatalaksanaan Hipertensi Dalam Kehamilan. Diakses tanggal 15
Juni 2014 dari www.pogi.or.id
Prawirohardjo,Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan Edisi keempat Cetakan kedua. Dalam: Muh.
Dikman Angsar. Hipertensi dalam Kehamilan. Hal 530-461.Jakarta: P.T. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.