Vol VI No.23 I P3DI Desember 2014
Vol VI No.23 I P3DI Desember 2014
Abstrak
Kenaikan harga BBM bersubsidi telah memunculkan pro dan kontra di masyarakat.
Polemik ini semakin berkembang ketika DPR RI melalui Koalisi Merah Putih berniat
mengajukan hak interpelasi. Pada dasarnya pengajuan hak interpelasi merupakan hal
yang wajar dan sah untuk dilakukan. Namun demikian, mekanisme lain sebenarnya
dapat dilakukan oleh DPR RI untuk meminta penjelasan Presiden terkait keputusan
menaikkan harga BBM, yakni melalui hak bertanya. Hak bertanya dinilai sebagai
langkah yang netral dibandingkan hak interpelasi yang memiliki unsur politis
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Hukum pada Bidang Hukum Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR
RI. E-mail: triaspalupikurnianingrum@ yahoo.com.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Hak Interpelasi
Materi pengaturan mengenai hak
interpelasi diatur dalam berbagai peraturan
perundang-undangan.
Hak
interpelasi
merupakan hak yang dimiliki oleh DPR
RI sebagai suatu lembaga, telah diatur di
dalam konstitusi negara. Pasal 20A ayat
(2) UUD Tahun 1945 menyatakan bahwa
dalam melaksanakan fungsinya, selain hak
yang diatur dalam pasal-pasal lain UndangUndang Dasar ini, DPR RI mempunyai hak
interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan
pendapat. Hak interpelasi juga diatur
dalam Pasal 79 ayat (1) UU No. 17 Tahun
secara tertulis.
Dengan demikian, dalam rangka
mengurangi
kentalnya muatan politis,
penggunaan hak bertanya terlihat lebih pas
dibandingkan dengan penggunaan
hak
interpelasi secara langsung. Serangkaian
isu penting bisa dipertanyakan dalam
penggunaan hak bertanya ini berjajar dari
isu misalnya, kenaikan harga BBM di saat
harga minyak dunia turun, kesiapan jaminan
sosial sebagai kompensasi, sampai nilai
anggaran yang digunakan untuk jaminan
sosial tersebut.
Penutup
Keputusan Presiden untuk menaikkan
harga BBM bersubsidi telah menyebabkan
banyak pro dan kontra di masyarakat.
DPR RI melalui Beberapa fraksi berniat
untuk mengajukan hak interpelasi terkait
keputusan presiden dalam menaikkan harga
BBM bersubsidi. Pengajuan hak interpelasi
anggota DPR RI merupakan hal yang wajar
dan sah untuk dilakukan meskipun selain
hak tersebut masih terdapat mekanisme lain
yang juga dapat dilakukan, yakni melalui
hak bertanya anggota DPR RI. Hak bertanya
dapat dilakukan melalui rapat-rapat kerja
dengan pemerintah maupun pembentukan
kaukus DPR dalam rangka pelaksanaan hak
ini dalam hal terdapat masalah mendesak
yang perlu penanganan segera. Hak bertanya
dianggap lebih bersikap netral dibandingkan
apabila
langsung
menggunakan
hak
interpelasi yang bermuatan lebih politis.
Referensi
Jokowi Perlu Siapkan Argumen, Kompas,
27 November 2014.
Politisi PDIP Ingatkan Hak Interpelasi Bagi
-4-
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
Musibah tenggelamnya kapal penangkap ikan Korea Selatan Oryong 501 pada tanggal
1 Desember 2014 di barat Laut Bering lepas pantai Chukotka, Rusia Timur menjadi
perhatian pemerintah Indonesia, sebab dalam kapal tersebut terdapat 35 orang
anak buah kapal (ABK) Indonesia. Tim SAR Korea Selatan, serta gabungan Rusia
dan Amerika Serikat masih berupaya mencari ABK yang dilaporkan hilang di Selat
Bering. Perlindungan terhadap ABK terus diupayakan pemerintah Indonesia dengan
langkah ikut melakukan pencarian korban. Terjadinya musibah tersebut diharapkan
menjadi perbaikan langkah pemerintah Indonesia untuk terus berupaya memberikan
perlindungan bagi ABK luar negeri.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Pengkajian, Pengolahan
Data dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI, E-mail: sita.hidriyah@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
-7-
Penutup
Referensi
-8-
KESEJAHTERAAN SOSIAL
HUKUM
PERKAWINAN BEDA AGAMA
Achmad Muchaddam F*)
Abstrak
Uji Materi Pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menuntut
penghentian diskriminasi negara terhadap Perkawinan Beda Agama (PBA). Agama dan
perkawinan tergolong urusan ranah privat. Oleh karena itu tokoh agama masih belum
mengambil keputusan yang jelas mengenai penerimaan uji materi tersebut. Namun
demikian, PBA tetap rentan menyebabkan masalah sosial di kemudian hari. Dengan
demikian, Pasal 2 ayat (1) tersebut hendaknya dipertahankan.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Agama pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI,
E-mail: muchaddam@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
1980
1990
2000
0.7
0.6
0.9
0.9
0.5
0.6
8.6
10.6
13.8
5.1
3.6
Katolik
13.3
15.4
11.4
8.7
6.9
13
Hindu
19
9.6
16.3
2.7
60
Budha
37.5
21.9
Lain-lain
35.5
sumber:islamlib.com
Penyebab PBA
Semakin
meningkatnya
jumlah
PBA
di
Indonesia
menunjukkan
semakin
berkembangnya
penerimaan
pluralitas bangsa dan akibatnya semakin
menyempitkan
sekat-sekat
perbedaan
personal. Namun demikian, di sisi lain
- 10 -
Kontra
Konferensi
Waligereja
Indonesia (KWI)
- 11 -
Referensi
Penutup
Perkawinan berdasar hukum agama
sebagaimana diatur dalam UU No. 1 Tahun
1974 yang saat ini sedang diujimaterikan ke
Mahkamah Konstitusi seyogyanya disikapi
secara arif. Pemerintah secara tegas menolak
permohonan uji materi perkawinan berdasar
hukum agama dan meminta MK menolak
uji materi tersebut karena PBA rentan
menimbulkan masalah sosial di kemudian
hari. Untuk mendukung hal tersebut, DPR
RI juga perlu mengisyaratkan tidak adanya
revisi UU Perkawinan ini.
- 12 -
PENYIMPANGAN ANGGARAN
DAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI
Suhartono*)
Abstrak
Penyimpangan anggaran yang masih tinggi dan indeks persepsi korupsi yang masih
rendah menunjukkan tingkat kepatuhan penyelenggara negara dalam mengelola
keuangan negara dengan baik dan bersih masih rendah. Hal ini akan menurunkan
daya saing ekonomi Indonesia dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga yang
memiliki indeks persepsi korupsi yang lebih baik. Untuk itu, diperlukan bukan hanya
penindakan tetapi juga sistem pencegahan dan pengawasan yang efektif sehingga
peluang terjadinya penyimpangan dapat ditekan serendah mungkin.
Pendahuluan
*) Peneliti Madya Kebijakan Publik pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi
(P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI, E-mail: suhartonot@yahoo.com.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
2011
2012
2013
2014
(sem I)
WTP
%
WDP
%
TMP
%
52
63%
29
35%
2
2%
66
76%
18
21%
3
3%
68
74%
22
24%
2
2%
68
74%
22
24%
2
2%
64
74%
19
22%
3
3%
- 14 -
WTP
WDP
TMP
TW
2010
34
7%
341
65%
121
23%
26
5%
2011
67
13%
349
67%
100
19%
8
1%
2012
113
27%
267
64%
31
8%
4
1%
2013
153
34%
276
60%
18
4%
9
2%
Penutup
Referensi
- 16 -
Abstrak
Partai Golkar merupakan partai pemenang kedua dan berhasil meraih 91 kursi di
Parlemen. Namun demikian, sukses ini tidak dibarengi dengan semakin kuatnya
konsolidasi internal partai. Kepengurusan Partai periode 2014-2019 terpecah menjadi
dua kubu sehingga kedua kubu pun melakukan Munas yang berbeda. Pada awalnya
Munas akan dilaksanakan pada Januari 2015, namun akhirnya Munas dimajukan
menjadi November dan Desember 2014. Munas di Bali yang memilih kembali Abu
Rizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai ditolak Tim Presidium Penyelamat Partai
Golkar yang membuat Munas di Ancol. Untuk mengurangi potensi dampaknya
terhadap kinerja DPR, konik internal tersebut diharapkan dapat segera terselesaikan
sehingga fungsi partai sebagai penyambung aspirasi konstituennya dapat terus
terjaga.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Bidang Politik pada Bidang Politi Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI.
E-mail: debora.sanur@dpr.go.id.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Munas Bali
Ketua
Pertimbangan:
Tandjung
Ketua
Bakrie
Umum:
Munas Jakarta
Dewan
Akbar
Bendahara Umum
Bambang Soesatyo
- 18 -
Referensi
Penutup