Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan
fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gonadotropin
/ steroid dari poros hormonal thalamus hipothalamus hipofisis adrenal ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus
reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
GENITALIA EKSTERNA
Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia
mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar
pada dinding vagina.
Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai
ditumbuhi rambut pubis.
Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas
atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat
pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis
yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf,
sangat sensitif.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum,
introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara
fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu
selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran
darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae.
Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan
dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah
melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial
dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi
dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina
memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis,
berubah mengikuti siklus haid.Fungsi vagina yaitu untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid,
untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding
vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan
lahir dan mencegah ruptur.
hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus
uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus
bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita
Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14
cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba
terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel
bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum
dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap
bagiannya.
Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer
gamet.
Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan.
Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari
korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel
germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh
korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae menangkap ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan
ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
(Snell, 2006)
Sediaan Serviks
Vagina
Lapisan Vagina
Dinding vagina terdiri dari lapisan mukosa, muskularis, dan adventitia. Mukosa ini berada didalam
lipatan (rugae) yang terdiri dari lapisan permukaan epitel skuamosa berlapis tanpa lapisan tanduk
(nonkeratinized) diatas lamina propria. Sel-sel epitel mengandung glikogen Lamina propria terdiri
dari jaringan ikat, dibawah lapisan epitel, serabut elastis membentuk jaringan padat. Jaringan
limfatik menyebar dan nodular ditemukan sesekali, dan banyak limfosit, bersama dengan leukosit
granular, menginvasi epitel. Vagina tidak memiliki kelenjar, dan epitel dijaga agar tetap lembab
oleh sekresi dari leher rahim (servix). Muskularis terdiri dari kumpulan sel-sel otot polos yang
tersusun sirkuler di lapisan dalam dan longitudinal di lapisan luar.
Para adventitia adalah lapisan luar yang tipis yang tersusun dari jaringan ikat dengan serat
elastis. Berfungsi untuk mempertahankan vagina tetap di tempat. Epitel skuamosa bertingkat
nonkeratinized yang melapisi vagina terdalam adalah lapisan basal (stratum germinativum), diikuti
oleh lapisan (spinosus) menengah dan lapisan dangkal (stratum korneum).
Labia
Labia mayor terdiri dari lipatan-lipatan kulit yang menutupi kumpulan jaringan adiposa. Pada
orang dewasa, permukaan luar ditutupi oleh rambut kasar dengan kelenjar keringat dan sebasea.
Labia majora adalah homolog dengan skrotum pada pria. Labia minora terdiri dari inti yang sangat
vaskular, jaringan ikat longgar tertutup oleh epitel skuamosa berlapis yang sangat menjorok oleh
papilla jaringan ikat. Kedua permukaan labia minora tidak terdapat rambut, tetapi banyak
terdapat kelenjar sebasea besar.
Klitoris
Klitoris adalah suatu badan yang terbentuk dari dua corpora cavernosa yang tertutup dalam
lapisan jaringan ikat fibrosa dan dipisahkan oleh septum yang tidak lengkap. Ujung bebas dari
klitoris berakhir dalam tuberkulum, kecil membulat,serta kelenjar clitoridis. Klitoris dibungkus
oleh lapisan tipis epitel skuamosa berlapis nonkeratinized , juga terkait dengan banyak ujung
saraf khusus. Klitoris tidak memiliki korpus spongiosum , oleh karena itu tidak dilalui oleh uretra.
Epitel vagina
a) Chlamydia trachomatis
Chlamydia trachomatis merupakan salah satu dari empat spesies genus chlamydia yang merupakan
bakteri khusus yang hidup sebagai parasit intrasel. Chlamydia trachomatis adalah infeksi bakteri
menular seksual yang ditemukan diseluruh dunia. Chlamydia trachomatis bersifat dimorfik yaitu
organisme ini terdapat dalam dua bentuk, dalam bentuk infeksiosa, Chlamydia trachomatis
merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis, dan mengandung DNA dan RNA
serta di sebut badan elementer. Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu melalui
endositosis dan setelah berada didalam berubah menjadi organisme yang secara metabolis aktif
yang bersaing dengan sel penjamu memperebutkan nutrien.
Organisme ini memicu timbulnya siklus replikasi dan setelah kembali memadat menjadi EB sampai
sel penjamu pecah, terjadi ratusan EB untuk menginfeksi sel-sel sekitarnya. Chlamydia
trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, serviks, dan konjungtiva mata. Pada lakilaki uretritis,epididimitis dan prostatitis adalah manifestasi infeksi tersering. Pada perempuan
yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh uretritis, bartolinitis dan akhirnya penyakit radang
panggul.dapat juga menginfeksi faring dan rektum orang yang melakukan hubungan seks oral atau
anal reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan dan mengalami konjungtivitis dan
pneumonia. Infeksi oleh Chlamydia trachomatis tidak menimbulkan imunitas terhadap infeksi di
kemudian hari.
Chlamydia trachomatis
b) Candida albicans
Secara normal dapat ditemukan di mulut, tenggorokan, usus, dan kulit laki-laki dan pada
perempuan sehat sering di jumpai di vagina perempuan asimtomatik. Candida albicans merupakan
spesies penyebab pada lebih dari 80% kasus infeksi kandida pada genitalia. Pertumbuhan
berlebihan candida albicans adalah penyebab tersering vaginitis dan vulvovaginitis. C.tropicalis
dan C.glabrata adalah dua spesies lain yang menyebabkan vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis
tidak dianggap ditularkan secara seksual, namun Candida albicans dapat dibiak dr penis 20% lakilaki pasangan perempuan yang mengidap vulvovaginitis kandida rekurens.
Candida albicans bersifat dimorfik, selain ragi-ragi dan pseudohifa, ia juga bisa menghasilkan
hifa sejati. Dalam media agar atau dalam 24 jam pada suhu 37 C atau pada suhu ruangan, spesies
candida menghasilkan koloni halus, berwarna crem dengan aroma ragi. Dua tes morfologi
sederhana membedakan Candida albicans yang paling patogen dari spesies candida lainnya yaitu
setelah inkubasi dalam serum selama sekitar 90 menit pada suhu 37, selsel ragi candida albicans
akan mulai membentuk hifa sejati atau tabung benih, dan pada media yang kekurangan nutrisi,
candida albicans menghasilkan chlamydospora bulat dan besar.
Candida albicans
c) Gardnerella vaginalis
Gardnerella vaginalis pada keadaan normal ditemukan dalam saluran pernapasan.
Namun, bakteri ini terdapat pada kira-kira 30% flora normal vagina wanita normal. Organisme
ini merupakan basil gram negatif yang biasanya ditemukan bersamaan dengan keberadaan bakteri
anaerob. Mungkin terjadi penularan melalui hubungan seksual, karena 90% laki-laki terinfeksi.
Gardnerella vaginalis
d) Human papillomavirus
Salah satu anggota grup papilovirus, dapat menyebabkan kondiloma akuminata. Virus ini
ditularkan secara seksual umumnya mengenai kedua pasangan dan menyerang kelompok umur yang
sama dengan penyakit lainnya.
HPV diketahui sebagai penyebab kanker kongenital, termasuk karsinoma serviks. Papillomavirus
menggambarkan konsep bahwa strain virus alamiah bisa berbeda dalam potensi onkogenik. Yang
paling sering di temukan HPV-16 atau HPV-18, walaupun beberapa kanker mengandung DNA dari
HPV tipe 31 atau tipe 45.
Human papillomavirus
e) Herpes simplek virus
Terdapat dua tipe virus herpes yang berbeda tipe 1 dan tipe 2. Susunan genom mereka sama dan
menunjukan kesesuaian urutan substansi. Tetapi mereka dapat dibedakan melalui analisis
pembatasan enzim dari DNA virus. Keduanya secara serologis bereaksi silang, tetapi terdapat
beberapa protein unik pada setiap tipe. Cara penularan mereka berbeda, HSV-1 menyebar melalui
kontak, biasanya melibatkan air liur yang terinfeksi sementara HSV-2 ditularkan secara seksual
atau melalui infeksi genitalia maternal kepada bayi yang baru lahir. Ini menimbulkan gambaran
klinis yang berbeda pada infeksi manusia.
Molluscum contagiosum
g) Trichomonas vaginalis
Trikomiasis disebabkan oleh protozoa parasitik tricomonas vaginalis. T.vaginalis adalah organisme
oval berflagela yang berukuran setara dengan sebuah leukosit. Organisme terdorong oleh
gerakan-gerakan dari flagelnya. Trigomonad mengikat dan akhirnya mematikan sel-sel penjamu,
memicu respon imun humoral dan seluler yang tidak bersifat protektif terhadap infeksi
berikutnya. Agar dapat bertahan hidup, trikomonad harus berkontak langsung dengan eritrosit,
dan hal ini dapat mejelaskan mengapa perempuan lebih rentan terhadap infeksi daripada laki-laki.
Trichomonas vaginalis tumbuh paling subur pada pH antara 4,9 dan 7,5 dengan demikian haid,
kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral, dan tindakan sering mencuci vagina merupaka predisposisi
timbulnya trikomoniasis. Bayi perempuan yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat mengalami
infeksi Trikomonas vaginalis. Bayi perempuan rentan karena pengaruh hormon ibu pada epitel
vagina bayi. Dalam beberapa minggu, seiring dengan dimetabolismenya hormon-hormon ibu, epitel
vagina bayi menjadi resisten terhadap Trichomonas vaginalis dan infeksi sembuh bahkan tanpa
pengobatan.
Infeksi Trichomonas vaginalis ditularkan hampir secara eksklusif melalui hubungan seksual.
Walaupun trikomonad diketahui dapat bertahan hidup sampai 45menit pada fomite, namun cara
penularan fomite ini sangat jarang terjadi. Risiko terinfeksi Trichomonas vaginalis meningkat
seiring dengan jumlah pasangan seks dan lama aktivitas seksual.
Trichomonas vaginalis
2. Adanya Benda Asing
Terdapatnya benda asing seperti kondom yang digunakan saat bersenggama, penggunaan tampon
saat menstruasi, penggunaan cincin pesarium oleh wanita atau benda asing lain yang masuk dan
tertinggal didalam vagina dapat merangsang hipersekresi cairan vagina. Jika rangsangan ini
menimbulkan inflamasi maka menimbuklan keputihan dan dapat mempermudah infeksi bakteri dan
menimbulkan masalah keputihan berbau.
3. Keganasan/Neoplasia.
Kanker merupakan penyebab keputihan hal ini karena meningkatanya proliferasi sel-sel genital
yang cepat dan mudah rusak. Sehingga timbul nekrosis sel yang menyebabkan ikut pecahnya
pembulu darah. Pada kasus seperti ini maka akan keluar cairan bercampur darah yang berbau
busuk.
4. Menopouse
Pada wanita yang telah mengalami menopouse terjadi penurunan aktivitas hormonal seperti
estrogen yang berdampak pada penurunan aktivitas organ genital. Seperti vagina menjadi lebih
keras, menipisnya epitel dan kurangnya degenerasi sel epitel. Hal ini dapat mempermudah
terjadinya infeksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan keputihan
5. Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obat imunosupresan seperti kortikosteroid dan penggunaan antiseptik genital
secara berlebihan dapat menurunkan kemampuan imunitas organ genital dan juga menyebabkan
kematian flora normal organ genital. Hal ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi daerah vagina
yang dapat menimbulkan keputihan.
Patofisiologi Keputihan
Pada keadaan normal, cairan/sekret yang keluar dari vagina wanita dewasa sebelum menopause
terdiri dari sel epitel vagina (terutama yang paling luar/superfisial yang terkelupas dan
dilepaskan ke dalam rongga vagina), beberapa sel darah putih (leukosit), cairan transudasi dari
dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi darri saluran yang lebih atas
dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung berbagai organisme terutama Lactobasilus
Doderlein (batang gram positif, flora vagina terbanyak); beberapa jenis bakteri lain kokus
seperti Streptokokus dan Stapilokokus, dan Eschericia coli.
Peranan basil doderlein dianggap menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis karena basil
Doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang terlepas menjadi
asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam dengan pH 3,0-4,5 pada wanita dalam
masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah tumbuhnya mirkoorganisme patologis.
Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh beberapa faktor
maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan berkurangnya jumlah glikogen karena
fungsi proteksi basil Doderlein berkurang maka terjadi aktivitas dari mikroorganisme patologis
yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresifitas mikroorganisme patologis secara
klinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja
membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah
fluor albus.
Infeksi bakteri
o Gonorea
Gonorea disebabkan oleh invasi di bakteri diplokokus gram-negative, Neisseria gonorrhoeae.
Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi berwarna kekuningan yang sebetulnya merupakan
nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung Neisseria gonorrhoeae berbentuk
pasangan dua-dua pada sitoplasma sel. Bakteri ini melekat dan menghancurkan membaran epitel
yang melapisi selaput lendir, terutama epitel yang melapisi kanalis endoserfiks dan uretra.
Infeksi ekstragenetalial di faring, anus, rectum, dapat di jumpai pada wanita dan pria.
Untuk dapat menular harus ada kontak langsung mukosa ke mukosa. Namun tidak semua yang
terpajan gonorea terjadi penyakit. Resiko penularan dari pria ke wanita lebih tinggi kerena
luasnya selaput lendir yang terpajan dan cairan eksudat yang terdiam lama di vagina. Setelah
terinokulasi, infeksi dapat tersebar ke prostat, vas deferent, vesikula seminalis, epididymis dan
testis pada laki-laki dan ke uretra, kelenjar skene, kelenjar bartolin, endometrium, tuba fallopi,
merupakan penyebab penyakit radang panggul (PID) yang merupakan penyebab utama infertilitas
pada perempuan.
Infeksi gonokokus dapat menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan bakterimia gonokokus.
Bakterimia lebih sering terjadi pada perempuan.Perempuan juga beresiko tinggi mengalami
penyebaran infeksi saat haid, penularan perinatal kepada bayi saat lahir melalui os serviks yang
terinfeksi, dapat mneyebabkan konjungtifitis dan akhirnya dan kebutaan pada bayi apabila tidak
di ketahui dan di obati.
Setelah infeksi oleh Neisseria gonorrhoeae, tidak timbul imunitas alami, sehingga infeksi dapat
terjadi lebih dari satu kali. Angka infeksi tertinggi pada usia muda dengan teringgi wanita umur
15-19 tahun dan laki-laki berusia 20-24 tahun dan pada laki-laki yang berhubungan seks dengan
sesama jenis.
o Sifilis
Adalah infeksi yang sangat menular yang di sebabkan oleh bakteri berbentuk spiral, Treponema
pallidum. Kecuali penularan neonates, sifilis hampir selalu di tularkan melalui kontak seksual
dengan pasangan yang terinfeksi. Namun, spiroketa T.pallidum dapat menembus sawar plasenta
dan menginfeksi neonates.
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah terinfeksi dengan setiap
kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau mukosa penjamu. Sifilis dapat di sembuhkan pada
tahap-tahap awal infeksi. Tetapi apabila di biarkan penyakit ini dapat menjadi infeksi yang
sistemik dan kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di bagi menjadi , sifillis primer, sekunder
(sifilis laten, dini dan lanjut) dan tersier. Pada perkembangan penyakit dapat terlihat kutil-kutil
kecil di vulva dan vagina yang disebut kondiloma lata. Bakteri kadang dapat terlihat pada
pemeriksaan pap smear, tetapi biasanya bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus
dengan pewarnaan Gram.
o Clamidia trachomatis
Clamidia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang paling banyak di jumpai di
amerika. Bakteri ini terdpat dalam 2 bentuk (dimorfik). Dalam bentuk infeksiosa C. trachomatis
merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis dan mengandung DNA dan RNA
sehingga disebut badan elementer (EB). Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu
melalui endositosis dan setelah berada di dalam berubah menjadi organisme yang secara
metabolis aktif dan bersaing dengan sel pejamu memperebutkan nutrient. Organisme ini memicu
timbulnya siklus replikasi dan setelah kembali memadat menjadi EB untuk menginfeksi sel-sel di
sekitarnya.
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan konjungtiva mata. Pada lakilaki, urethritis, epididymis dan prostatitis adalah infeksi bakteri yang tersering.Pada perempuan
yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh urethritis, bartolinitis dan akhirnya penyakit radang
panggul (PID). C.trachomatisdapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang melakukan
hubungan seksual oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan dan mengalami
konjungtivitis dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini tidak menimbulkan imunitas terhadap infeksi
di kemudian hari.
Kaum muda yang berusia antara 15-19 tahun merupakan 40% kasus klamidia yang di laporkan.
Resiko tertinggi tertularnya bekteri ini adalah wanita karena konsentrasi ejakulat yang
terinfeksi tertahan di vagina sehingga pemajanan memanjang. Bakteri ini dapat ditemukan pada
cairan vagina dan terlihat melalui mikroskop setelah diwarnai pewarnaan Giemsa; sulit ditemukan
pada pemeriksaan pap smear akibat siklus hidupnya yang tak mudah dilacak.
o Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai bagian dari
mikroorganisme normal dalam vagina karena sering ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi penuh
sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan siebut dengan clue cell. Gardnerella
menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti
ikan. Cairan vagina tampak warna keabuabuan.
Infeksi virus
o Virus Herpes Simpleks (HSV)
Adalah penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lendir dan system syaraf.
Macamnya ada HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 menyerang daerah orofaring, menyebabkan lesi di
wajah, mulut dan bibir.Walaupun virus ini dapat juga menyebabkan harpes genitalis primer. HSV2 pterdapat di daerah genital. HSV tidak dapat di sembuhkan.Pada orang yang
imunokompeten.Infeksi biasanya ringan dan swasirna.
HSV disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau setiap kerusakan di
kulit.Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab. HSVmempunyai kemampuan
untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung dengan membrane sel. Untuk dpat masuk ke
dalam sel, tidak memerlukan proses endositosis.
HSV-1 dan HSV-2 menanyebabkan infeksi kronik yang di tandai dengan masamasa infeksi aktif
dan latensi. Pada infeksi primer aktif, virus menginvasi sel penjamu dan cepat berkembang biak
menghancurkan sel penjamu dan melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi sel-sel di
sekitarnya. Dan virus menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan
limfadenopati.Tubuh melakukan imunitas seluler dan humoral yang menahan infeksi tetapi tidak
dapat mencegah kekambuhan infeksi aktif.
Setelah infeksi awal, timbul masa laten. Selama masa ini, virus masuk ke dalam selsel sensorik
yang mensyarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi di sepanjang akson untuk bersembunyi di
dalam ganglion radiksdorsalis tempat virus berdiam tanpa menimbulkan sitotosisitas atau gejala
pada manusia pejamunya. Virion dapat menular baik, dalam fase aktif maupun masa laten.
HSV lebih sering di jumpai pada wanita, mungkin karena luas permukaan mukosa saluran genitalia
perempuan yang lebih luas dan terjandinya kerusakan mikro di mukosa selama hubungan
kelamin.Dibandingkan dengan populasi umum, orang yang terinfeksi HIV lebih rentan terhadap
infeksi HSV dan menularkan penyakit ini. Karena infeksi HSV tidak mengancam jiwa dan sering
ringan atau asimtomatik, sehingga banyak orang yang tidak menyadari akan besarnya penyakit ini.
Pada awal infeksi tampak kelainan kulit sepert melepuh terkena air panas yang kemudian pecah
dan menimbulkan luka seperti borok, dan pasien merasa sakit.
o Virus Papiloma Manusia (HPV)
Adalah suatu pathogen DNA yang menyebabkan timbulnya berbagai tumor jinak, (kutil), dan
beberapa lesi pramaligna dan maligna. Ditandai dengan kutil-kutil yang kadang sangat banyak dan
dapat bersatu membentuk jengger ayam yang berukuran besar. Cairan di vagina sering berbau
tanpa rasa gatal. Virus ini mampu berikatan dengan beragam sel dan subtype-subtipe tertentu,
memperlihatkan preferensi untuk tempat-tempat anatomis tertentu. Infeksi HPV dapat
menyebabkan kanker serviks, penis dan anus. HPV tipe-6 dan 11 merupakan penyebab utama kutil
genital dan tidak berkaitan dengan keganasan.
HPV sangat menular yang sering terjadi di amerika. Penularan HPV genital hanya semata-mata
melalui hubungan kelamin, walaupun autoinokulasi dan penularan melalui fomite juga dapat terjadi.
Infeksi dapat di tularkan kepada neonates saat persalinan. Factor resiko terbesar untuk
timbulnya HPV adalah jumlah pasangan seks, merokok, pemakaian kontrasepsi oral (KO) dan
kehamilan dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HPV. Sebagian besar infeksi HPV
akan sembuh dan tidak terdeteksi setelah 2 tahun. Imunitas yang terbentuk bersifat spesifiktipe, sehingga individu masih rentan terhadap infeksi oleh HPV tipe lain.
Infeksi Jamur
o Candida albicans
C.albicans merupakan spesies penyebab infeksi candida pada genitalia lebih dari 80% yaitu
vaginitis dan vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap di tularkan secara seksual.
Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi pejamu atau flora bakteri
local. Faktor predisposisi pada wanita adalah kehamilan, haid, diabetes mellitus, pada pemakaian
kontrasepsi dan terapi antibiotic. Baju dalan yang ketat, konstriktif dan sintetik, sehingga
menimbulkan lingkungan yang hangat dan lembab untuk kolonisasi dapat menyebabkan infeksi
rekurent.
Pada sebagian perempuan, reaksi hipersensitifitas terhadap produk-produk, misalnya pencuci
vagina, semprotan deodorant dan kertas toilet dapat berperan menimbulkan kolonisasi.
Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu factor diatas sedangkan pada laki-laki
umunya terjangkit infeksi melalui kontak seksual dengan perempuan yang mengidap kandidiasis
vulvovagina. Keadaan yang saling menularkan antara pasangan suami istri ini desebut femoma ping
pong.
Infeksi parasit
o Trikomoniasis Vaginalis
Adalah organisme oral berflagel.Trikomonad mengikat dan akhirnya mematikan sel-sel pejamu,
memicu respon imun humoral dan selular yang tidak bersifat protektif terhadap infeksi
berikutnya.Agar dapat bertahan hidup trikomonad harus berkontak langsung dengan eritrosit,
dan dalam hal ini dapat menjelaskan mengapa perempuan lebih rentan terhadap infeksi dari pada
laki-laki.
T.vaginalis paling subur pada pH antara 4,9-7,5. Keadaan yang meningkatkan pH vagina, misalnya
haid, kehamilan, pemakaina kontrasepsi oral, dan tindakan sering mencuci vagina merupakan
predisposisi timbulnya trikomoniasis. Bayi perempuan yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat
menularkan infeksinya.Bayi perempuan rentan karena pengaruh hormone ibu pada epitel vagina
bayi. Infeksi T.vaginalis di tularkan hampir secara eksklusif melalui hubungan kelamin.
Walaupun trikomonad di ketahui dapat hidup sampai 45 menit pada fomite, namun cara penularan
melalui fomite ini sangat jarang terjadi. Walaupun jarang dapat ditularkan melalui perlengkapan
mandi seperti hsnduk dan bibir kloset. Flour albus tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak
kemerahan dan nyeri ditekan, dan perih berkemih. Cairan vagina biasanya banyak, berbuih,
menyerupai air sabun dan berbau.
Benda asing
Menimbulkan rangsangan pengeluaran cairan vagina yang jika berlebihan menimbulkan luka akan
sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal dalam vagina. Neoplasia/Keganasan
Terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat pembusukan sel abnormal,
seringkali disertai darah yang tidak segar.
Menopause
Estrogen turun vagina menjadi kering dan lapisan sel tipis, kadar glikogen berkurang, dan basil
doderlein berkurang memudahkan infeksi karena lapisan sel epitel tipis, mudah menimbulkan
luka flour albus
Erosi
Daerah merah sekitar ostium uteri internum yakni epitel kolumner endoserviks terkelupas,
mudah terjadi infeksi penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul fluor albus.
Stress
Stressor dapat merangsang sekresi adenokorteks yang berakibat meningkatkan glukokortikoid
dan aktivitas saraf simpatis, diikuti pelepasan katekolamin. Hipotalamus bereaksi mengontrol
sekresi Adrenocorticopin (ACTH) yang berhubungan dengan sekresi hormon peptida termasuk
vasopresin, oksitosin, dan Corticotropin Releasing Factor (CRF). Hormon peptida ini berperan
mengatur fungsi imun. Dalam keadaan stres, sekresi Growth Hormone (GH) juga meningkat,
stress yang lama dapat menekan fungsi gonad. Reseptor spesifik yang terdapat pada
neuroendokrin dapat mempengaruhi aktifitas sel. Sel makrofag yang telah aktif akan melepaskan
suatu mediator yaitu interleukin 1 (IL-1). Mediator ini sangat bermanfaat bagi limfosit lain
sehingga dapat membunuh sel-sel asing.
Test PAP,Smear
Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV (human papiloma virus) dan prakanker
serviks. Ketepatan sitologinya kurang lebih 90% pada dysplasia keras (karsinoma in situ) dan 76%
pada dysplasia ringan/sedang.
Pap Smear merupakan tes skrining untuk mendeteksi dini perubahan atau abnormalitas dalam
serviks sebelum sel-sel tersebut menjadi kanker. Kanker leher rahim merupakan jenis kanker
yang sering terjadi pada wanita, juga merupakan penyebab kematian nomor satu dari jenis kanker
yang menyerang wanita. Penyebabnya yaitu adanya perubahan gen mikroba seperti; virus HPV
(human papilloma virus), radiasi atau pencemaran bahan kimia. Kanker leher rahim stadium dini
yang cepat ditangani dapat sembuh 100%.
Alat yang dibutuhkan:
Formulir konsultasi sitologi
Spatula Ayre yang dimodifikasi atau cytobrush
Kaca benda atau gelas objek yang pada satu sisinya telah diberikan label
Speculum cocor bebek kering
Tabung berisi larutan fiksasi sediaan di kaca benda yaitu alkohol 95%
Cara pengambilan sediaan
Tuliskanlah data klinis pasien yang jelas pada lembar pemintaan konsultasi
Pasang speculum cocor bebek agar dapat melihat kedalam vagina sehingga tampak terlihat
serviks
Spatula dengan ujung pendek diusap 360 derajat pada permukaan serviks
Geserkan spatula pada kaca benda yang telah diberikan label dengan pinsil gelas pada sisi
kirinya sepanjang setengah panjang gelas dan geserkan sekali saja agar tidak terjadi kerusakan
sel.
Spatula Ayre yang telah dimodifikasi dengan ujung yang panjang agar bisa mencapai sambungan
skuamokolumner atau kapas lidi diusap 360 derajat pada permukaan endoserviks, kemudian
digeserkan pada setengah bagian sisanya.
Masukan dalam larutan fiksasi alhokol 95%, lalu dikeringkan.
Interpretasi dan Rekomendasi dari Jawaban Sitologi
Negatif. Tidak ditemukan sel ganas. Ulangi pemeriksaan sitologi dalam 1 tahun lagi
Inkonklusif. Sediaan tidak memuaskan. Bisa disebabkan fiksasi tidak baik, tidak ditemukan sel
endoserviks, gambaran sel radang yang menutupi. Ulang pemeriksaan setelah diberikan
pengobatan radang
Dysplasia. Terdapat sel-sel diskariotik pada pemeriksaan mikroskopik. Derajat ringan, sedang
sampai karsinoma in situ. Diperlukan konfirmasi denagn kolposkopi dan biopsy. Lakukan
penanganan lebih lanjut dan harus diamati minimal 6 bulan berikutnya.
Positif. Terdapat sel-sel ganas pada pengamatan mikroskopik. Harus dilakukan biopsy untuk
memastika diagnosis. Penanganan harus dilakukan di rumah sakit rujukan dengan orang ahli
onkologi.
HPV. Pada infeksi virus ini dapat ditemukan sediaan negatif atau dysplasia. Dilakukan
pemantauan ketat dengan konfirmasi kolposkopi dan ulangi pap smear.
Alasan Harus melakukan Pap smear :
Menikah pada usia muda (dibawah 20 tahun)
Pernah melakukan senggama sebelum usia 20 tahun
Pernah melahirkan lebih dari 3 kali
Pemakaian alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun, terutama IUD atau kontrsepsi hormonal
Mengalami perdarahan setiap hubungan seksual
Mengalami keputihan atau gatal pada vagina
Sudah menopause dan mengeluarkan darah pervagina
Berganti-ganti pasangan dalam senggama
Persiapan PAP'smear :
1. Menghindari persetubuhan, penggunaan tampon, pil vagina, ataupun mandi berendam dalam bath
tub, selama 24 jam sebelum pemeriksaan, untuk menghindari kontaminasi ke dalam vagina yang
dapat mengacaukan hasil pemeriksaan.
2 Tidak sedang menstruasi , karena darah dan sel dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan
hasil pap smear
Diagnosis Banding
Ca Cervix
infeksi Chlamydia
atropik vaginitis
gonorrhea
Penatalaksanaan Keputihan
1. Farmakologi
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus), sebaiknya penatalaksanaan
dilakukan sedini mungkin. Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti
jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan
menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Tujuan pengobatan yaitu:
Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang
Pasangan diikutkan dalam pengobatan
Keputihan fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk
menghilangkan kecemasannya.
Keputihan Patologis : Tergantung penyebabnya
Obat obatan untuk keputihan Patologis :
1. Antiseptik : Povidone Iodin
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi dengan alat douchenya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang disebabkan jamur Kandida,
Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif pemakaian
harus dihentikan.
2. Anti biotik
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis yang
disebabkan oleh Candida albicans.
Efek samping: pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal dan urtikaria
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1% dioleskan 2 kali
sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali sehari pada malam hari
selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis tunggal.
Tinidazole
Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi Protozoa, Amuba.
Efek samping obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak perlu minum
dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya. Tinidazole sebagai preparat
vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti
jamurnya. Bentuk sediaan yang ada adalah vaginal tablet.
Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau 250 mg 3xsehari
selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu
dan lebih baik secara mitraseksual. Untuk infeksi Gardnerella vaginalis
Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan intoleransi terhadap alkohol.
Metronidazol tidak boleh diberikan pada trimester pertama kehamilan.
Nimorazole
Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam sediaan tunggal
dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya (Chloramphenicol dan Nystatin) dalam
bentuk vaginal tablet.
Penisilin
1. Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya makanan dalam
saluran cerna
2. Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak terhambat makanan
dalam absorbsinya.
Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin terhadap susunan
saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar
Sediaan dan posologi :
Ampisilin : - Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg
- Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial
Amoksisilin : Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan
sirup125mg/5mL dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
1. Candida albicans
Topikal
- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
- Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
- Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari
Sistemik
- Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
- Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari- Nimorazol 2 gram dosis tunggal
- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan
2. Chlamidia trachomatis
3. Gardnerella vaginalis
- Metronidazole 2 x 500 mg
- Metronidazole 2 gram dosis tunggal
- Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
- Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
1. Neisseria gonorhoeae
Komplikasi Keputihan
Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah menaiki panggul sehingga terjadi penyakit yang
dikenal dengan radang panggul.
Komplikasi jangka panjang yang lenih mengerikan, yaitu kemungkinan wanita tersebut akan mandul
akibat rusak dan lengketnya organ-organ dalam kemaluan terutama tuba falopi dan juga dapat
menyebabkan infertilitas.Komplikasi juga dapat terdapat pada pria yaitu komplikasi non
spesifikndapat menjalar ke prostat dan menimbulkan infeksi buah zakar dan saluran kemih
Terinfeksinya kelenjar yang ada di dalam bibir vagina. Bisul kelenjar tersebut harus disedot
keluar karena tidak dapat disembukan dengan obat. Komplikasi pada wanita sering menimbulkan
radang saluran telur. Infeksi nonspesifik pada wanita sering tanpa keluhan maupun gejala
Prognosis
Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon terhadap pengobatan
dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang. Dengan perawatan kesehatan akan
menentukan pengobatan yang lebih efektif
Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata rata 70 80% dengan regimen pengobatan
Kandidiasis mengalami kesembuhan rata rata 80 -95 %
Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata rata 95 %
(Amiruddin,2003)
Daftar pustaka
1. Amiruddin, D. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual. 2003.LKiS : Jogjakarta
2. Barad, David H. 2010. Vaginal Itching and Discharge.
3. Benson, Ralph C. & Martin L. Pernoll. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi, Edisi 9.
EGC: Jakarta
4. Brooks GF, Butel Js, Morse SA. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Alih Bahasa. Mudihardi
E. Kurniawan, dkk.. Salemba Medika,: Jakarta
5. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks & Atlas. 10th ed. 2007. EGC: Jakarta:.
6. Manoe, I.. M.S. M, Rauf, S, Usmany,H. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan
Ginekologi. 1999. Bagian/SMF Obstetri dn Ginekologi Fakultas Kedokteran Unhas RSUP
dr. Wahidin Sudirohusodo : Ujung pandang.
7. Ramayanti. 2004. Pola Mikroorganisme Fluor Albus Patologis Yang Disebabkan Oleh
Infeksi pada Penderita Rawat Jalan di Klinik Ginekologi RS dr. Kariadi Semarang. Tesis.
Semarang: Universitas Diponegoro
8. Richard S. Snell. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGC.
9. Wiknjosastro, H, Saifuddin, B, Rachimhadi, Trijatmo. Radang dan Beberapa penyakit lain
pada alat genital wanita in Ilmu Kandungan. 2009. Edisi kedua , Cetakan Ketiga. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo : Jakarta.
10. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23212/4/Chapter%20II.pdf
11. www.medicastore.com
12. www.mui.or.id
13. http://www.merckmanuals.com/professional/gynecology_and_obstetrics/symptoms_of_
gynecologic_disorders/vaginal_itching_and_discharge.html