Penilaian cepat terhadap tanda-tanda obstruksi jalan napas harus meliputi inspeksi
terhadap adanya benda asing atau fraktur facial, mandibular atau trakeal/laryngeal
yang dapat mengakibatkan obstruksi jalan napas.
Jalan napas yang paten harus dipertahankan dengan menjaga cervical spine, langkah
awalnya adalah dengan melakukan maneuver jaw thrust atau chin lift.
Kepala dan leher pasien tidak boleh dalam keadaan hiperekstensi, hiperfleksi atau
rotasi untuk menjaga dan mempertahankan jalan napas.
Bila pasien tidak sadar dan tidak ada reflek muntah oro-pharyngeal tube.
Jaga selalu jalan nafas agar selalu bersih, tanpa hambatan, dengan cara:
bersihkan jalan nafas dari saliva, muntahan, dan lain-lain.
tempat tidur datar tanpa bantal.
mencegah aspirasi cairan lambung masuk ke saluran pernafasan dengan cara
pemasangan NGT
B : BREATHING
Injury yang dapat berakibat terhadap ventilasi paru adalah pneumothorax tension, flail
chest dengan contusion pulmonal, hemothorax massive dan open pneumothorax.
Keadaan keadaan inilah yang harus diidentifikasi sebagai primary survey.
C : CIRCULATION
Tekanan darah ( dinilai kualitas, frekuensi dan regularitasnya. Bila pelan, lambat
dan regular biasanya merupakan tanda normovolemia pada pasien yang tidak
menggunakan medikasi adrenergic. Pulsasi yang cepat biasanya merupakan
tanda hipovolemia. Pulsasi yang irregular adalah tanda bahaya adanya disfungsi
jantung yang potensial.
D : DISABILITY
Meliputi evaluasi neurologic antara lain tingkat kesadarannya, reaksi dan ukuran pupil,
maupun level injury spinal cord.
GCS merupakan metode yang cepat dan simple untuk menentukan tingkat kesadarannya,
dan untuk memprediksi outcome pasien (khususnya untuk menilai respons motorik).
Penurunan tingkat kesadaran dapat mengindikasikan penurunan oksigenasi serebral
dan/atau
Perfusi yang berkaitan dengan injury serebral.
E : EXPOSURE
Menjaga control lingkungannya, dengan cara meletakkan selimut pada pasien untuk
mencegah keadaan hipotermia.
Harus dijaga suhu ruangan yang hangat.
SECONDARY SURVEY
Meliputi evaluasi dari ujung kepala ke ujung kaki, dimulai dari penelusuran riwayat,
pemeriksaan fisik dan reevaluasi vital sign.
RIWAYAT
A : Allergic
M : Medication currently used
P : past illness / pregnancy
L : Last meal
Kepala
-
ketajaman visual
ukuran pupil
perdarahan konjungtiva
penetrating injury
Maxillofacial
-
trauma maxillofacial, tidak berkaitan dengan obstruksi jalan napas atau perdarahan
mayor, harus segera ditangani tapi hanya bila pasien sudah distabilisasi secara
komplit dan injury yang mengancam nyawa sudah ditangani pula.
pasien dengan fraktur wajah mungkin dapat mengalami fraktur cribiform plate.
Pada pasien seperti ini, perlu dilakukan NGT.
pemeriksaan di dada meliputi inspeksi, palpasi dan auskultasi. Arteri karotis harus
dipalpasi dan diauskultasi untuk mencari adanya bruit.
Dada
-
evaluasi visual meliputi anterior dan posterior untuk mengidentifikasi adanya open
pneumothorax maupun flail segment.
evaluasi komplit terhadap dada harus meliputi palpasi terhadap seluruh dinding
dada, meliputi klavikula, costae dan sternum.
injury dada yang signifikan dapat memberikan manifestasi nyeri, dispnea dan
hipoksia. evaluasi meliputi auskultasi dan x-ray dada.
Abdomen
Perineum / rectum/vagina
Musculoskeletal
Neurologic
Bebaskan Jalan
Nafas
(AIRWAY)
Nafas belum
normal beri
nafas bantuan 2X
Ada Pulsasi
COMPRESSION
&
CIRCULATION
Berikan oksigen
mask dengan 4-6
L Oksigen
BREATHING
AVPU/GCS
Diameter Pupil
Refleks terhadap
cahaya
DISABILITY
Pemeriksaan
menyeluruh (head
to toe)
EXPOSURE