PEMBAHASAN
c.
Umur.
d.
Stress.
e.
Kurang gizi.
f.
g.
Merokok.
h.
Alkohol.
i.
j.
risiko
b)
c)
Polusi udara.
d)
Merokok.
e)
f)
g)
h)
Umur.
Istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha
mendapat anak selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini
apabila:
Pernah mengalami keguguran berulang
Diketahui mengidap kelainan endokrin
Pernah mengalami peradangan rongga panggul atau rongga perut, dan
Pernah mengalami bedah ginekologi
2. Istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan
a.
b.
c.
d.
4.
a.
1)
Pemeriksaan mikroskopik
Konsetrasi spermatozoa
Menghitung konsentrasi spermatozoa dalam air mani sama caranya dengan
menghitung konsentrasi darah. Ketelitian menghitung akan berkurang
dengan kurangnya konsentrasi spermatozoa. Analisis air mani sebaiknya
dilakukan lebih dari satu kali. Jika konsentrasi spermatozoa kurang dari 10
juta/ml, sungguh jarang tapi tidak mustahil, jika kehamilan masih dapat
2)
terjadi.
Motalitas spermatozoa
Setetes air mani ditempatkan pada gelas obyek, kemudian ditutup dengan
gelas penutup. Presetase spermatozoa motil ditaksir setelah memeriksa 25
lapangan pandangan besar. Jenis motalitas spermatozoa dibagi ke dalam
skala 0 sampai 4. Pada pemeriksaan pasca senggama ternyata spermatozoa
dapat bergerak dapat mencapai lendir serviks daam 1,5 menit setelah
ejakulasi, dan tidak dapat hidup lama dalam secret vagina karena
keasamannya yang tinggi. Dengan demikian, spermatozoa yang membuahi
ovum, harus secepatnya membebaskan diri dari lingkungan plasma mani
dan secret vagina. Oleh karena itu faktor vagina hampir tidak berengaruh.
Motilitas spermatozoa kurang dapat diperoleh dari suami sehat setelah
tidak bersenggama lebih dari 10 hari. Hal ini mungkin karena kerusakan
akibat terlampau lama ditimbun dalam system duktus. Pemeriksaan air
mani berikutnya setelah abstinensi yang singkat akan menimbulkan
motilitas spermatozoa seperti semuala.
3)
Morfologi spermatozoa
Morfologi spermatozoa harus
dengan
b.
2.
a.
kapas
basah
oleh
antiseptic
karena
dapat
mematikan
Uji in vitro
1)Uji gelas
obyek
Caranya dengan menempatkan setetes air mani dan setetes lendir serviks
pada gelas obyek, kemudian kedua bahan itu disinggungkan satu sala lain
dengan meletakkan sebuah gelas penutup diatasnya. Spermatozoa akan
tampak
menyerbu
ke
dalam
lendir
serviks,
didahului
oleh
Masalah uterus
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
a.
Biopsy endometrium
Barangkali tidak ada satu alasan penting untuk melakukan biopsi, kecuali untuk
menilai perubahan khas yang terjadi pada alat yang dibiopsi itu. Gambaran
endometrium merupakan bayangan cermin dari pengaruh hormon-hormon
4
Histerosalpingografi
Prinsip pemeriksaannya sama dengan pertubasi, hanya peniupan gas diganti
dengan media kontras yang akan melimpah kedalam kavum peritonei kalau
tubanya paten, dan penilaiannya dilakukan secara radiografik.
c.
Histeroskopi
Peneropongan kavum uteri yang sebelumnya telah digembungkan dengan
media dekstran 32%, glukosa 5%, garam fisiologik, atau gas CO2. Dalam
infertilitas, pemeriksaan histeroskopi dilakukan bila terdapat:
1)
2)
3)
4)
5)
tengah siklus haid, yang berarti 1 - 2 hari sebelum meningkatnya suhu basal
badan yang diperkirakan. Akan tetapi, belum ada kesepakatan berapa hari
abstinensi harus dilakukan sebelumnya, walaupun kebanyakan menganjurkan
2 hari. Demikian pula belum terdapat kesepakatan kapan pemeriksaan itu
dilakukan setelah senggama. Menurut kepustakaan, ada yang melakukannya
setelah 90 detik sampai setelah 8 hari. Sebagaimana telah diuraikan,
spermatozoa sudah dapat dampai pada lendir serviks segera setelah senggama,
5
Pemeriksaan
ini
sangat
sederhana,
mudah
dan
tidak
6
Kegagalan ovulasi.
2.
3.
4.
b. Sumbatan
Tuba falopii yang tersumbat bertanggung jawab untuk kira kira sepertiga
dari penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat disebabkan :
1.
Kelainan kongenital.
2.
3.
c. Faktor Lokal
Keadaan keadaan seperti :
1.
2.
ditimbun
dan
dipeliharanya
spermatozoa
motil
dari
varikokel,
sumbatan,
infeksi,
defisiensi
gonadotropin
atau
hiperprolaktinemia.
2. Verikokel
Motilitas spermatozoa yang kurang hampir selalu terdapat pada pria
dengan varikokel. Menurut McLeod, motilitas spermatozoa yang kurang itu
dapat ditemukan pada 90% pria dengan verikokel, sekalipun hormon gonad
dan varikokelektomi tidak berhubungan dengan besar kecilnya varikokel.
Adanya varikokel disertai motilitas spermatozoa yang kurang hampir selalu
dianjurkan untuk dioperasi. Kira kira dua pertiga pria dengan varikokel yang
dioperasi akan mengalami perbaikan dlaam motilitas spermatozoanya.
3. Sumbatan Vasdifferen
Pria yang tersumbat vasnya akan mempertunjukkan azoospermia, dengan
besar testikel dan kadar FSH yang normal. Dua tanda terakhir ini sangat
konsisten untuk spermatogenesis yang normal. Operasi vasoepididimostomi
belum memuaskan hasilnya. Walaupun 90% dari ejakulasinya mengandung
spermatozoa, akan tetapi angka kehamilannya berkisar 5 30%.
4. Infeksi
Infeksi akut traktus genitalis dapat menyumbat vas atau merusak jaringan
testis, sehingga pria yang bersangkutan menjadi steril. Akan tetapi infeksi
yang menahun mungkin hanya menurunkan kualitas spermatozoa \, dan masih
dapat diperbaiki menjadi seperti semula dengan pengobatan. Air mani yang
selalu mengandung banyak lekosit, apalgi kalau disertai gejala disuria, nyeri
pada waktu ejakulasi, nyeri punggung bagian bawah, patut diduga karena
infeksi menahun traktus genitalis.
Asuhan infertilitas dibagi menjadi dua, yaitu:
10
1.
Kolaborasi
Tujuan dari evaluasi infertilitas adalah menentukan penyebab dari
infertilitas, menentukan pilihan pengobatan baik tindakan medis atau tindakan
bedah. Proses pemeriksaan dan pengobatan bisa menimbulkan stress fisik,
emosi, dan financial pada suami/istri.
Apabila masalah infertilitas adalah dari suami, pengobatan yang disebut
inseminasi artificial bisa dilakukan. Prosedur ni adalah sederhana dan aman,
dan suksesnya tinggi. Semen dari suami dimasukan secara intraserviks atau
intrauterine. Beberapa tetes semen dimasukkan apabila ovulasi dari istri sudah
dekat.
2.
Mandiri
Masalah infertilitas dapat mengakibatkan stress psikologis yang sangat
bagi suami/istri. perawat/bidan mempunyai peranan penting dalam membantu
suami/istri untuk aktif dalam semua tahap pengobatan, mulai dari tahap
pengkajian, macam-macam pemeriksaan, rencana pengobatan, pelaksanaaan
rencana, dan seterusnya. Perawat/bidan harus mampu membangun hubungan
terapeutis agar suami/istri merasa aman mengungkapkan perasaan tentang
masalah infertilitas, pemeriksaan, pengobatan, harapan, dan ketidakberdayaan
yang mereka alami.
Seringkali suami/istri bisa mengalami disfungsi seksual. Dulu, kegiatan
yang sangat intim dilakukan spontan dan membawa kebahagian yang yang
sangat dalam. Sekarang kegiatan yang sangat intim menjadi bahan diskusi,
dan pemeriksaan oleh tim ahli yang mengobati mereka. Mereka juga merasa
bahwa kegiatan seksual sebagai ukuran keberhasilan atau kegagalan untuk
menjadi hamil.
DAFTAR PUSTAKA
11
12