Anda di halaman 1dari 65

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan bersambung dengan

selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk.


Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, misalnya jika kulit terluka,
maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi local kapiler dan jaringan ikat akan
mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan parut yang
pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kapiler dan
akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel.
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan
selaput lendir yang melapisi rongga yang berfungsi sebagai berikut:
1. Sebagai Pelindung, yaitu menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan
juga menghindarkan masuknya air, sehingga tidak terjadi penarikan dan
kehilangan cairan.
2. Sebagai Peraba atau alat Komunikasi, yaitu Merasakan sentuhan, rasa nyeri,
perubahan suhu dan tekanan kulit dari jaringan subkutan, dan ditransmisikan
melalui saraf sensoris ke medula spinalis dan otak, juga rasa sentuhan yang

disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit berbeda-beda


menurut ujung saraf yang dirangsang.
3. Sebagai Alat Pengatur Panas, yaitu Suhu tubuh seseorang adalah tetap,
meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Suhu normal (sebelah dalam)
tubuh, yaitu suhu visera dan otak ialah 36 derajat celcius sampai 37,5 derajat
1

celcius, suhu kulit sedikit rendah.


4. Sebagai Tempat Penyimpanan, yaitu Kulit beraksi sebagai alat penampung air
dan lemak, yang dapat melepaskan nya bilamana diperlukan.
5. Sebagai Alat Absorpsi, yaitu Kulit dapat mengabsorpsi Sinar ultraviolet yang
beraksi atas prekusor vitamin D yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tulang
6. Sebagai Ekskresi, yaitu Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Na + diekskresi
melalui kulit
Lapisan kulit dan lapisan luar kedalam terdiri dari adalah sebagai berikut:
1. Lapisan Epidermis/ Kutikula Merupakan lapisan terluar, sebagian besar terdiri
dari epitel skuamosa yang bertingkat yang mengalami keratinisasi yang tidak
memiliki pembuluh darah.
2. Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi
oleh membran basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis.
3. Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diantaranya terdapat
serabut-serabut jaringan ikat dermis.
Pelengkap Kulit (DERIVATIF KULIT) adalah sebagai berikut:
1. Rambut ada pada seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar berupa rambut
vellus yang kecil dan tidak berwarna atau samar.

2. Kuku adalah sel epidermis kulit yang mengalami karetinisasi yang telah
berubah tertanam dalam palung kuku menutup garis lekukan pada kulit.
Palung kuku mendapat persarafan dan pembuluh darah yang banyak.
3. Kelenjar kulit mempunyai lobus yang bergulung-gulung dengan saluran
keluar lurus untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan (kelenjar keringat).
Kulit dipersarafi oleh saraf sensorif dan simpatis. Serat saraf sensorif berakhir
pada kulit dalam berbagai bentuk yaitu antara lain:
1. Ujung saraf bebas.
2. Fleksus saraf disekitar folikel rambut.
3. Korpuskel meissnerian, suatu struktur kecil yang tertutup ditemukan disekitar
ufung saraf pada papilla.
4. Korpuskel paccinian, suatu struktur besar tertutup ditemukan disebelah dalam
dermis.
Pedikulosis ialah infeksi kulit atau rambut padamanusia yang disebabkan oleh
pedikulus (termasuk family pediculidae), selain menyerang manusia, penyakit
ini juga menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan pediculus humanus
dengan pediculus animalis. Pediculus ini merupakan parasit obligat artinya
harus menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup.
Penyakit scabies merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan
oleh sarcoptes scabei. Saat menginfeksi manusia, kutu ini hidup dibawah kulit
dan memakan darah korbannya. Mereka bertahan hidup memanfaatkan
kehangatan kulit manusia, sehingga bila kutu ini terlepas ke udara luar maka
mereka hanya mampu bertahan hidup tidak lebih dari 48 jam.
Gejala yang timbul karena scabies antara lain rasa gatal pada kulit terutama pada
malam hari. Pada kulit yang terdapat kutu akan tampak bentol kecil kemerahan

sedangkan area bekas kutu berjalan akan tampak kemerahan berkelok-kelok seperti
pembuluh darah. Bagian tubuh yang terkena antara lain pergelangan tangan, sela-sela
jari, siku, ketiak dll.

1.2.
TUJUAN
2. Untuk mengetahui Pengertian Kulit
3. Untuk mengetahui Fungsi Kulit
4. Untuk mengetahui Lapisan kulit
5. Untuk mengetahui Pelengkap Kulit
6. Untuk mengetahui Persarafan Kulit
7. Untuk mengetahui Pembuluh Darah
8. Untuk mengetahui Warna kulit
9. Untuk mengetahui Garis dan Sidik
10. Untuk mengetahui Hubungan Kulit dengan Faktor Psikologis
11. Untuk mengetahui Laporan pendahulu gangguan sistem integumen akibat
perasit

1.3. RUMUSAN MASALAH


1. Peserta didik belum mengetahui Pengertian Kulit
2. Peserta didik belum mengetahui Fungsi Kulit
3. Peserta didik belum mengetahui Lapisan kulit
4. Peserta didik belum mengetahui Pelengkap Kulit
5. Peserta didik belum mengetahui Persarafan Kulit
6. Peserta didik belum mengetahui Pembuluh Darah
7. Peserta didik belum mengetahui Warna kulit
8. Peserta didik belum mengetahui Garis dan Sidik
9. Peserta didik belum mengetahui Hubungan Kulit dengan Faktor Psikologis
10. Peserta didik belum mengetahui Laporan pendahulu gangguan sistem
integumen akibat perasit
1.4 METODE PENELITIAN
Makalah ini kami buat dengan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber
baik dari buku,internet.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. PENGERTIAN KULIT
Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15
% dari berat

badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar,

misalnya jika terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi local kapiler dan
jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi
jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah
kapiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui
epitel.(setiadi, 2009)
2.2. FUNGSI KULIT
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput
lender yang melapisi rongga yang berfungsi sebagai berikut :
1.Sebagai Pelindung

Ada beberapa kemampuan perlindungan dari kulit yaitu :


1. Kulit merupakan relative tak tembus air, dalam arti bahwa ia
menghindarkan

hilangnya

cairan

dari

jaringan

dan

juga

menghindarkan masuknya air, sehingga tidak terjadi penarikan dan


kehilangan cairan.
2. Kulit melindungi struktur internal dari tubuh tehadap trauma dan
6

terhadap invasi oleh mikroorganisme yang membahayakan. Sebagian


besar organism mengalami kesulitan untuk berpenetrasi pada kulit
yang utuh tetapi dapat masuk melalui kulit yang terpotong atau
mengalami abrasi (lecet)
3. Selain itu pula sebagai alat pelindung diberikan oleh lapisan zat
tanduk, tambahan pula perlindungan diberikan oleh keasaman dari
keringat dan terdapatnya asam lemak pada sebum, yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan oleh aksi dari
mikroorgnisme yang membahayakan, secara normal terdapat pada
permukaan kulit.
4. Kulit mengandung pigmen melanin yang melindungi terhadap sinar
ultraviolet sinar matahari.
2. Sebagai peraba atau alat komunikasi
Merasakan sentuhan, rasa nyeri , perubahan suhu dan tekanan kulit dari jaringan
subkutan, dan ditransmisikan melalui saraf sensoris ke medulla spinalis dan otak, juga

rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf didalam kulit
berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang.
1. Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, di kulit berbeda
menurut ujung saraf yang dirangsang(panas, dingin, dan lain-lain ).
2. Rasa sakit disebabkan karena tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari
suatu benda, misalnya mengenai otot dan tulang atau sendi.
3. Kulit mempunyai banyak ujung saraf peraba yang menerima rangsangan dari
luar diteruskan ke pusat saraf otak.
4. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan reflex vaskuler yang penting
dalam komunikasi.

3. Sebagai Alat Pengatur Panas


Suhu tubuh seorang adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Suhu
normal (sebelah dalam ) tubuh, yaitu suhu visera dan otak ialah 36 0C sampai 37,50C ,
suhu kulit sedikit lebih rendah. Pengatur ini dapat berlangsung melalui mekanisme
adanya persarafan vaso motorik yang mengendalikan arteriol kutan dengan dua cara
yaitu :
1. Vasodilatasi, kulit melebar, kulit menjadi panas, kelebihan panas dipancarkan
ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh.
2. Vasokonstriksi, pembuluh darah mengkerut, kulit pucat dan dingin, hilangnya
keringat dibatasi dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan.

Panas dapat dilepaskan oleh kulit dengan berbagai cara yaitu :


1. Dengan Penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya
darah yang mengalir melalui pembuluh dalam kulit.
2. Dengan Pemancaran, dengan melepaskana panas pada udara sekitarnya.
3. Dengan Konduksi, yaitu panas dialihkan ke benda yang disentuh seperti
pakaian.
4. Dengan Konveksi (Pengaliran ), yaitu mengalirnya udara yang panas,
menyebabkan pengurangan panas pada tubuh sehingga tubuh menjadi lebih
dingin.

4. Sebagai Tempat Penyimpanan


Kulit beraksi sebagai alat penampung air dan lemak, yang dapat melepaskannya
bilamana diperlukan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat
penyimpanan air. Jaringan adipose di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan
lemak yang utama pada tubuh.
5. Sebagai Alat Absorbsi
Kulit dapat mengabsorpsi :
1. Sinar Ultraviolet yang beraksi atas prekusor vitamin D yang penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tulang
2. Obat obatan tertentu yang digunakan sebagai salep.
6. Sebagai ekskresi

Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Na+ diekskresi melalui kulit.
2.3.

LAPISAN KULIT

Lapisan kulit dari lapisan luar kedalam terdiri dari epidermis, dermis, subkutis dengan
susunan sebagai berikut :
a) Lapisan Epedermis/Kutikula
Merupakan lapisan terluar, sebagian besar terdiri dari epitel skuamosa yang
bertingkat yang mengalami keratinisasi yang tidak memiliki pembuluh darah. Sel
sel yang menyusun epidermis secara terus menerus terbrntuk dari lapisan
germinal dalam epitelium kolumnar. Pigmen dari kulit sebagian besar karena
melanin (suatu pigmen yang berwarna hitam, pada lapisan terdalam epidermis),
pigmentasi ini sebagian besar dikontrol oleh hormone adrenalin dan pituitary.

Lapisan Epidermis tediri dari :

10

a. Stratum korneum ( lapisan tanduk ), yang terdiri dari sel gepeng yang mati
tidak berinti, mengandung keratin (sel tanduk).
b. Streatum Lusidum, merupakan gepeng tanpa inti, yang jelas terlihat pada
telapak kaki dan tangan dengan ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel.
c. Stratum Granulosum, yang merupakan sel gepeng berkulit kasar dan
berinti, sel- sel tersebut terdapat hanya 2 3 lapisan yang sejajar dengan
permukaan kulit.
d. Stratum spinosum (stratum akantosum ), yaitu lapisan yang paling tebal
dan terdiri dari banyak glikogen. Sel selnya disebut spinosum karena sel
selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal atau banyak sudut dan
mempunyai banyak tanduk ( spina )dan disebut akantosum sebab selselnya berduri.
e. Stratum Basale (germinatifum), bentuknya silindris dengan inti yang
lonjong, didalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin
warna. Disini terjadi pembelaan yang cepat dan sel baru didorong masuk
kelapisan berikutnya.
b) Lapisan Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi
oleh membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis. Di
dalam lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dan
juga lapisannya eladtik, fibrosanya padat dan terdapat folikel rambut.
Dermis terdiri dari 2 lapisan :
a. Bagian atas, pars papilare ( stratum papilar )
Menonjol ke epidermis, terdiri dari serabut saraf, dan pembuluh darah yang
memberikan nutrisi pada epidermis yang di atasnya.

11

b. Bagian bawah, pars retikulare (strarum retikularis).


Menonjol ke arah sub kultan, serabut penunjang yaitu serabut kolagen, elastic,
dan serabut retikulus. Serabut kolagen tugasnya memberikan kekuatan kepada
kulit, dan serabut elastic tugasnya member kekuatan pada alat disekitar
kelenjar dan folikel rambut. Sejalan dengan penambahan usia, deteriosasi
normal pada simpul kolagen dan serat elastic mengakibatkan pengeriputan
kulit.
c) Subkatis atau hypodermis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diantaranya terdapat
serabut-serabut jaringan ikat dermis. Lapisan lemak ini disebut penikulus
adiposusyang tebalnya tidak sama. Kegunaan dari penikulus adiposus adalah
sebagai shokbreker atau pegas bila terjadi tekanan trauma mekanis yang
menimpa pada kulit dan sebagai tempat penimbunan kalori serta tambahan
untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian
baru terdapat otot.
2.4. PELENGKAP KULIT (DERIVATIF KULIT)
3. Rambut
Rambut ada pada seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar berupa
rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna atau samar. Rambut
tumbuh dari folikel rambut didalam epidermis, folikel rambut dibatasi
oleh epidermis sebelah atas dasarnya terdapat papil tempat rambut,
akar berada didalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian

12

sebelah luar disebut batang rambut, pada folikel rambut terdapat otot
polos kecil sebagai penegak rambut.

Ada berbagai bentuk rambut antara lain adalah :


1. Rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot.
2. Rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis.
3. Rambut bulu lanugo diseluruh tubuh.
4. Rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak)

13

Bagian-bagian rambut ada beberapa yaitu akar yang merupakan bagian yang tertanam
dalam folikel dan batang yang merupakan bagian yang berada di atas permukaan
kulit. Akar dan batang rambut tersusun dari tiga lapisan yaitu:
1. Kutikel, yaitu lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang bersisik.
2. Korteks, merupakan lapisan tengah yang tetkeratinisasi, yang membentuk
bagian utama batang rambut. Bagian ini mengandung jumlah pigmen beragam
yang menentukan warna rambut.
3. Medulla atau aksis sentral, yang tersusun dari dua sampai tiga lapisan sel.
Pertumbuan medulla buruk bahkan seringkali tidak terjadi terutama pada
rambut pirang.
2. Kuku
Kuku adalah sel epidermis kulit yang mengalami keratinisasi yang telah berubah
tertanam dalam palung kuku menutup garis lekukan pada kulit. Palung kuku
mendapat persarafan dan pembuluh darah yang banyak. Bagian proksimal terletak
dalam lipatan kulit merupakan awal kuku tumbuh, badan kuku, bagian yang tidak
ditutupi kulit dengan terikat dalam palung kulit dan bagian atas merupakan bagian
yang bebas. Bagian dari kuku, terdiri dari:
1

Ujung kuku atas

Badan kuku yang merupakan bagian yang besar.

Akar kuku (radik)

Matriks kuku adalah daerah sel germinal yang merupakan tempat tumbuhnya
akar kuku

14

Bantalan kuku di bawah adalah lapisan epidermis tipis

Pulpa jari di bawah bantalan kuku dibentuk oleh jaringan ikat

vaskular

longgar.
d) Kelenjar Kulit
Kelenjar kulit mempunyai lobus yang bergulung-gulung dengan saluran
keluar lurus untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan (kelenjar keringat).
Ada 2 kelenjar yang terdapat pada kulit yaitu :
a) Kelenjar keringat menghasilkan kelenjar sudorivera
b) Kelenjar tulang menghasilkan kelenjar sebasea, kelenjar ini terdiri dari
1. Badan kelenjar
2. Saluran kelenjar
3. Muara kelenjar
a) Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea berasal dari rambut yang bermuara pada saluran
folikel rambut dan kulit yang berdekatan
1. Kelenjar ini kantongnya dalam kulit bentuknya seperti botol
dan bermuara dalam folikel rambut, oaling banyak terdapat
pada kepala dan muka sekitar hidung, mulut dan telinga, tidak
terdapar pada telapak kaki dan telapak tangan.
2. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum, yaitu campuran lemak,
zat lilin, minyak dan pecahan pecahan sel yang berfungsi

15

sebagai emoliens atau pelembut kulit dan merupakan suatu


barrier terhadap evaporasi.
3. Zat ini juga memiliki aktivitas bakterisida. Kelenjar sebasesa
dapat terinfeksi sehingga menyebabkan furunkel (bisul)
b) Kelenjar keringat
Kelenjar keringat adalah tube tunggal yang tergulung dan terletak
pada jaringan subkutan dan dengan saluran yang panjang yang terbuka
pada permukaan kulit. Sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah
pengendalian saraf simpatis. Keringat berisi air dan sedikit garam,
melalui difusi

secara sederhana 500 cc/hari. Kelenjar keringat

merupakan alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh, berkurang


pada waktu iklim dingin, meningkat pada suhu panas.
Kelenjar ini terbagi menjadi dua yaitu :
1. Kelenjar keringat ekrin
yaitu kelenjar tubular simple dan berpilin serta tidak
berhubungan

dengan

kelenjar

rambut.

Kelenjar

ini

penyebarannya meluas keseluruh tubuh, terutama pada telapak


tangan, telapak kaki, dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini
mengandung air dan membantu pendinginan evaporative tubuh
untuk mempertahankan suhu tubuh
2. Kelenjar keringat apokrin

16

Kelenjar ini terspesialisasi yang besar dan bercabang dengan


penyebaran yang terbatas sehingga mungkin hanya ditemukan
pada ketiak, vulva dan putting susu dan region anogenital.
1. Kelenjar apokrin yang ditemukan dilipatan ketiak dan
area anogenital memiliki duktus yang membuka
kebagian atas folikel rambut. Kelenjar ini mulai
berfungsi pada masa pubertas untuk merespon stess
atau kegembiraan dan mengeluarkan semacam sekresi
tidak berbau yang kemudian akan berbau jika bereaksi
dengan bakteri.
2. Kelenjar seruminosa, terdapat pada saluran telinga yang
menghasilkan serumen atau getah telinga.
3. Kelenjar siliaris moll, terdapat pada kelopak mata
4. Kelenjar

mammae,

adalah

kelenjar

apokrin

termodifikasi yang mengalami spesialisasi untuk


memproduksi susu.

2.5.

PERSARAFAN KULIT
Kulit dipersarafi oleh saraf sensorif dan simpatis. Serat saraf sensorif berakhir

pada kulit dalam berbagai bentuk yaitu antara lain :


1. Ujung saraf bebas
2. Fleksus saraf di sekitar folikel rambut

17

3. Korpuskel ,meissnerian, suatu struktur kecil yang tertutup


ditemukan di dekitar ujung saraf pada papilla.
4. Korpuskel

paccinian,

suatu

struktur

besar

tertutup

ditemukan di sebelah dalam Dermis


Serat syaraf simpatis mensarafi arteriole, kelenjar keringat, dan pili arektor
otot. Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan
permukaan yang terdiri dari saraf- saraf motorik berguna untuk mrnggerakan
sel-sel otot yang terdapat rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit.
Pada kulit ujung-ujung saraf sensorik ini membentuk bermacammacam kegiatan untuk menerima rangsangan. ujung ujung saraf yang bebas
menerima rangsangan sakit atau nyeri banyak terdapat di epidermis, disini
ujung-ujung sarafnya ,mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan
suatu organ.

2.6.

PEMBULUH DARAH
Pleksus kapiler terdapat di bawah epidemis, di bawah dermis, pada
papilla, dan di sekitar kelenjar keringat,sebasea, folikel rambut. Terdapat
cabang utama pembuluh darah pada dermis yaitu arteriol dan vena tanpa
melewati kapiler.

2.7.

WARNA KULIT

18

Warna kulit dipengaruhi oleh pembuluh darh pada kulit, banyak


sedikitnya lemak, dan pigmen kulit yang disebut melanin. Tetapi secara
penyebab maka perbedaan warna kulit terjadi akibat factor sebagai berikut :
1. Melanosit, terletak pada steatum basalis yang memproduksi pigmen
yang bertanggung jawab terhadap pewarnaan kulit dari coklat sampai
hitam. Peningkatan produksi melanin berlangsung jika terpancar sinar
matahari. Area tempat terjadinya pigmentasi yang besat adalah putting
susu, areola dan area sirkumanal, skrotum, penis, dan labia mayora.
Sedangkan yang mengandung sedikit pigmen adalah telapak tangan
dan telapak kaki.
2. Darah terdapat dalam pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis
yang dapat terlihat dari permukaan dan menghasilkan pewarnaan
merah muda terutama terlihat pada orang kulit putih.
3. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning (karotin) hanya ditemukan
stratum korneum dan dalam sel lemak dermis dan hioodermis yang
menyebabkan beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit.

2.8. GARIS DAN SIDIK


1. Garis dibentuk pada minggu ke-12 masa embrio
3. Garis utama cenderung terjadi pada tempat telapak tangan
dan telapak kaki kemudian akan melakukan fleksi

19

4. Garis bervariasi pada posisi, panjang dan kedalaman


5. Sidik adalah identifikasi dasar pada sidik jari ,telapak
tangan dan kaki
6. Rigi sempit tersusun dalam sekelompok garis perarel dalam
kumparan atau pola lain
7. Muncul pada waktu yang sama dengan garis tapi tetap sama
seumur hidup dan tidak berubah pada kerusakan superficial.
2.9.

HUBUNGAN KULIT DENGAN FAKTOR PSIKOLOGI


Kulit erat hubungannya dengan keadaan emosional. Seseorang dalam keadaan

marah atau gembira terlihat wajahnya kemerahan dan berkeringat dingin apabila
dalam ketakutan.

2.10. LAPORAN PENDAHULU SISTEM INTEGUMEN AKIBAT PARASIT.


1. PEDIKULOSIS
A. PENGERTIAN

20

Pedikulosis adalah penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis
kutu yang hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau baju. Kutu
tersebut akan memberi keluhan gatal akibat gigitannya. Kutu hampir tak dapat dilihat,
merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui
kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau baranglainnya

B. EPIDEMOLOGI
Tuma a parasit obligat manusia
Kosmopolittidak dipengaruhi musim
Insiden:kebersihan (orang dan lingkungan), status ekonomi
Penularan
1. Kontak langsung erat (tmsk STD)
2. Melalui alat-alat a.l topi, sisir, tempat tidur, dll
Di EROPA tuma sebagai vektor dari
Ricketsia: Tifus epidemik, demam parit
Spirochaeta (Borrelia recurrentis) menyebabkan demam berulang

C. ETIOLOGI
Penyakit pedikulosis disebabkan oleh parasit Pediculus yang biasa kita kenal dengan
kutu. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah
menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama

21

baju atau barang lainnya. Ada beberapa kutu yang menyebabkan pedikulosis, seperti
kutu kepala juga kutu badan.
Kutu kepala sangat mirip dengan kutu badan, meskipun sebenarnya merupakan
spesies yang berlainan. Kutu kemaluan memiliki badan yang lebih lebar dan lebih
pendek dibandingkan kutu kepala dan kutu badan.

D. KLASIFIKASI
Ada 3 jenis kutu yang menyerang mausia, yaitu :
1. Pedikulosis Kapitis
Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut
Peduculus humanus capitis pada kulit kepala. Tuma betina akan meletakkan telurtelurnya (nits) di dekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut
dengan suatu substansi yang liat. Telur akan menetas menjadi tuma muda dalam
waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturasinya dalam tempo 2 minggu.
2. Pedikulosis Korporis
Pedikulosis Korporis merupakan infestasi kutu pediculus humanus corporis pada
badan. Keadaan ini menghinggapi orang yang jarang mandi atau yang hidup dalam
lingkungan yang rapat serta tidak pernah mengganti bajunya.
3. Pedikulosis Pubis
Pedikolisis pubis, yang merupakan infestasi oleh phthirus pubis( crab louser; kutu
kemaluan ) sangat sering dijumpai. Infestasi parasit ini umumnya terjadi di daerah
genital dan terutama ditularkan lewat hubungan seks

22

.
E. PATOFISIOLOGI
Siklus hidup Pediculus melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa. Parasit ini
bisa hidup pada tubuh atau padaislakutu kepala betina dapat hidup selama 16 hari dan
menghasilkan 50 150 telur. Kutu mendapatkan makanan dengan cara menghisap
darah pada kulit. Hama ini meninggalkan telurnya dipermukaan kulit dan juga
menempel pada batang rambut, baik itu di daerah kepala, badan ataupun pubis
manusia. Kutu manusia menyuntikkan getah pencernaan dan ekskreatanya ke dalam
kulit yang menimbulkan rasa gatal yang hebat. Kutu sangat subur pada kodisi yang
padat penduduknya.
Kutu kepala dan kutu kemaluan hanya ditemukan pada manusia, sedangkan kutu
badan juga sering ditemukan pada pakaian yang bersentuhan dengan kulit. Kutu
kepala ditularkan melalui kontak langsung atau melalui sisir/sikat/topi yang
digunakan bersama-sama. Infestasi kutu kepala kadang menyebar ke alis, bulu mata
dan janggut. Kutu kepala sering ditemukan pada murid-murid di satu sekolah.
Penularan kutu badan tidak semudah penularan kutu rambut. Kutu badan biasanya
menyerang orang-orang yang tingkat kebersihan badannya buruk dan orang-orang
yang tinggal di pemukiman yang padat. Kutu badan bisa membawa penyakit tifus,
demam parit dan demam kambuhan. Kutu kemaluan menyerang daerah kemaluan,
ditularkan pada saat melakukan hubungan seksual.

F. MANIFESTASI KLINIS

23

Pedikulosis Kapitis, tuma paling sering ditemukan disepanjang bagian postorior


kepala dan dibelakang telinga. Telur tuma dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai
benda yang terbentuk oval, mengkilap dan berwarna perak yang sulit dilepas dari
rambut. Gigitan serangga ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan garukan yang
dilakukan untuk menghilangkan gatal sering menimbulkan infeksi bakteri sekunder
seperti impetigo serta furunkulosis. Infestasi tuma lebih sering ditemukan pada anakanak dan orang dengan rambut yang panjang. Tuma dapat ditularkan lansung lewat
kontak fisik atau tidak langsung leawat sisir, sikat rambut, wig, topi dan perangkat
tempat tidur ( bantal, seprei dll) yang terenfiksi oleh tuma.
Pedikulosis Korporis, daerah kulit yang terutama terkena adalah bagian yang paling
terkena pakaian dalam ( yaitu , leher, badan dan paha ). Kutu badan terutama hidup
dalam pelipit pakaian dan di temapt ini, kutu merekat erat sementara menusuk kulit
penderita dengan probosisnya. Gigitan kutu menyebabkan titik-titk pendarahan yang
kecil dan khas. Ekskoriasi yang menyebar luas dapat terlihat sebagai akibat dari rasa
gatal dan perbuatan menggaruk yang intensif, khususnya pada badan serta leher. Di
antara lesi sekunder yang ditimbulkan terdapat guratan linier garukan yang paralel
dan ekzema dengan derajat ringan. Pada kasus menahun, kulit pasien menjadi tebal,
kering dan bersisik dengan daerah-daerah yang berpigmen serta berwarna gelap.
Pedikulosis pubis, debu berwarna cokelat kemerahan (ekskresi kutu) dapat
ditemukan pada pakaian dalam. Kutu kemaluan dapat menginfestasi rambut dada,
aksila, janggut dan bulu mata. Makula yang berwarna kelabu-biru kadang-kadang
dapat terlihat pada badan, paha dan aksila sebagai akibat dari reaksi saliva serangga

24

tersebut dengan bilirubin ( yang mengubahnya menjadi biliverdin ) atau ekskresi yang
dihasilkan oleh kelenjar liur kutu. Lipatan pubis harus diperiksa dengan kaca
pembesar untuk mendeteksi keberadaan phthirus pubis yang merayap disepanjang
batang rambut atau keberadaan telur kutu tersebut yang menempel erat dengan
rambut atau tempat pertemuan antara rambut dan kulit. Rasa gatal merupakan gejala
yang paling sering ditemukan, khususnya di malam hari, infestasi oleh kutu kemaluan
dapat dijumpai bersama dengan penyakit menular kelamin (gonore, kandidiasis,
sifilis)

G. PENEGAKAN DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (ditemukan
kutu). Kutu betina melepaskan teluar berwarna abu-abu keputihan yang berkilau dan
tampak sebagai butiran kecil yang menempel di rambut.
Kutu badan dewasa dan telurnya tidak hanya ditemukan pada rambut badan, tetapi
juga pada lipatan baju yang bersentuhan dengan kulit. Kutu kemaluan meninggalkan
kotoran berwarna coklat tua di pakaian dalam. Kutu kemaluan sulit ditemukan dan
bisa terlihat sebagai bintik kecil kebiruan di kulit. Telurnya menempel di dasar
rambut, sangat dekat dengan kulit.

H. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan

25

Permethrin merupakan pengobatan kutu yang paling aman, paling efektif dan paling
nyaman. Lindane (tersedia dalam bentuk krim, losyen atau shampoo) juga bisa
mengatasi kutu tetapi tidak dapat diberikan kepada anak-anak karena bisa
menimbulkan komplikasi neurologis.
Kadang digunakan piretrin. Ketiga obat tersebut bisa menimbulkan iritasi. 10 hari
setelah pemakaian, ketiga obat tersebut harus dioleskan kembali untuk membunuh
kutu yang baru menetas. Infestasi pada alis atau bulu mata sulit untuk diobati, kutu
biasanya diambil dengan menggunakan tang khusus. Jeli minyak polos bisa
membunuh atau melemahkan kutu di bulu mata.
Jika sumber infestasi (sisir, topi, pakaian dan seprei) tidak dibersihkan melalui
pencucian, penguapan atau dry cleaning, maka kutu bisa bertahan hidup dan kembali
menginfeksi manusia.
2. Tindakan Keperawatan
Pada penderita Pedikulosis kapitis terapinya mencakup pengeramasan rambut
memakai sampo yang mengandung lindane (Kwell) atau senyawa piretrin dengan
piperonil butoksida ( sampo RID atau R&C ). Kepada pasien dianjurkan untuk
mengeramas kulit kepala dan rambut menurut petunjuk pemakain sampo tersebut.
Sesudah dibilas sampai bersih, rambut disisir dengan sisis bergigi halus (serit) yang
sudah dicelupkan dalam cuka agar telur atau cangkar telur tuma yang tertinggal dapat
terlepas dari batang rambut. Telur tuma sangat sulit dilepas dan mungkin harus
diambil dengan jari tangan satu per satu ( karena itu, orang awam memakai istilah
mencari kutu. Semua barang, pakaian, handuk dan perangkat tempat tidur yang bisa

26

mengandung tuma atau telurnya harus dicuci dengan air panas sedikitnya dengan
suhu 54oC atau dicuci kering untuk mencegah infestasi ulang. Perabot, permadani
dan karpet yang berbulu harus sering dibersihkan dengan alat vacum cleaner. Sisir
dan sikat rambut juga harus didisinfeksi dengan sampo. Semua anggota keluarga dan
orang yang berhubunagn erat dengan pasien harus diobati. Komplikasi seperti pruritas
yang hebat, pioderma ( infeksi kulit yang membentuk pus ) dan dermatitis diobati
dengan preparat antipruritus, antibiotik sistemik serta kortikosteroid tropikal.
Sedangkan pada penderita Pedikulosis korporis dan Pedikulosis pubis, kepada pasien
diminta untuk memakai sabun dan air. Kemudian, lindane (Kwell) atau melation
dalam isopropil alkohol (losion Prioderm) dioleskan pada daerah-daerah kulit yang
terenfeksi dan daerah yang berambut menurut petunjuk informasi produk. Terapi
topikal alternatif lainnya adalah pedikulida berbahan dasar piretrin (RID yang
merupakan preparat yang bisa dibeli bebas) atau tembaga oleat 0,03% (Curpex). Jika
bulu mata turut terkena vaseline dapat dioleskan tebal-tebal dua kali sehari selama 8
hari yang kemudian diikuti oleh pencabutan secara mekanis setiap telur kutu yang
tertinggal. Komplikasi, seperti pruritis hebat, pioderma (infeksi yang membentuk pus
pada kulit) dan dermatitis diobati dengan preparat antipruritis, antibiotik sistemik
serta kortikosteroid topikal. Perlu diingat bahwa kutu badan dapat menularkan
penyakit epedemik pada manusia, yaitu penyakit riketsia (tifus epidemik, demam
hilang timbul dan trench fever). Mikroorganisme penyebabnya berada dalam traktus
gastrointestinal serangga tersebut dan dapat diekskresikan ke permukaan kulit pasien
yang terinfeksi.

27

I. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi akibat gatal yang digaruk kemudian terjadi infeksi
yang bila dibiarkan akan keluar nanah. Kemudian timbul impetigo yaitu inflamasi
kulit yang akut dan menular, yang ditandai oleh pustula dan skuama.

J. PENCEGAHAN
Penyakit ini pada dasarnya dapat dicegah melalui pola hidup yang bersih. Misalnya
dengan pemberantasan kutu yang berada dilingkungan sekitar. Benda-benda yang
terpapar dengan
penderita (misalnya, kasur, bantal, linen, handuk, mainan, topi) seharusnya dicuci
bila memungkinkan kemudian dikeringkan. Air yang digunakan adalah air panas
dengan suhu lebih dari 50-55C selama paling kurang 5 menit.
Membersihkan lingkungan tempat tinggal akan membantu mengurangi kesempatan
untuk terpapar kembali dengan kutu kepala. Periksalah setiap orang yang berada
didalam lingkungan rumah tangga pada saat bersamaan, sebelum membersihkan
lingkungan tersebut. Bersihkan semua lantai dengan alat penghisap debu, permadani,
bantal, karpet, dan semua pelapis meubel yang ada. Semua sisir dan sikat rambut
yang digunakan oleh penderita kutu kepala harus di rendam dalam air dengan suhu
diatas 130F (540C), alkohol atau pedikulosid selama 1 jam
Penjelasan kepada anak-anak terutama tentang cara mencegah penularan melalui
penggunaan topi, sisir, dan bandana bersama juga dapat dipertimbangkan.

28

Menyediakan tempat penyimpanan barang-barang milik anak secara terpisah di dalam


ruang kelas juga dapat mencegah penyebaran kutu ini.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Anamnesa yang berkaitan dengan pedikulosis
Keluhan atau gejala yang dirasakan.
1. Sejak kapan gejala dirasakan.
2. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien
3. Apakah pasien pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kulit kepala, badan, dan
pubis.
4. Apakah pasien pernah pinjam-meminjam alat mandi, handuk, baju, sisir, bantal,
kasur, topi kepada orang lain atau anggota keluarga.
5. Identifikasi aktifitas pasien selama di rumah
6. Riwayat penggunaan obat (bagaimana pengobatan sebelumnya)
c. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Kulit kepala: ditemukan telur-telur di rambut pada oksiput dan di atas telinga
(biasanya terdapat kurang dari 10 ekor kutu dewasa)
Ditemukan impetigo sekunder dan furunkulosis.
2. Badan
Terlihat jalur bekas garukan sejajar, perubahan-perubahan urtikaria, dan papula
erithematosa yang awet, lesi tampak jelas punggung.

29

Ditemukan kutu-kutu yang biasanya terdapat pada lipatan-lipatan pakaian dan jarang
sekali di kulit
. Pubis
Rambut pubis atau paha dihuni oleh beberapa buah telur (nits) saja atau sampai tak
terhitung jumlahnya
Ditemukan noktah-noktah hitam kecil yang merupakan titik-titik darah terhisap dalam
kutu dewasa ataupun bagian kotorannya.
d. Pemeriksaan penunjang
Pedikulosis capitis
Diagnose pasti adalah menemukan kutu atau telur, terutama dicarai di daerah oksiput
dan temporal, telur berwarna abu-abu dan berkilat.
Pedikulosis corporis
Diagnose pasti adalah menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.
Pedikulosis pubis
Dilakukan pemeriksaan dengan perhatian khusus terhadap kemaluan kalau perlu
dengan menggunakan kaca pembesar, biasanya ditemukan telur atau kutu bentuk
dewasa.
2. Diagnose keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (gatal) berhubungan dengan infeksi kutu.
b. Gangguan body image berhubungan dengan adanya penyakit (pedikulosis).

30

c. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjadinya infeksi berat pada
kulit.
d. Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan risiko penularan.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit, penyebab, pengobatan, dan
pencegahan.
3. Intervensi keperawatan
a. Diagnose 1
Tujuan : pasien dapat merasakan kenyamanan (rasa gatal berkurang).
Intervensi

1. Kaji kondisi kulit kepala, badan, pubis


.2. Anjurkan agar kulit pasien tetap kering.
3. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan pakaian, alat mandi, tempat tidur dan
sisir.
4. Anjurkan untuk membersihkan kepala atau rambut minimal 2xseminggu
5. Anjurkan untuk tidak menggaruk daerah yang gatal tetapi diusap
6. Kolaborasi medis untuk pemberian obat untuk mengatasi gatal.
b. Diagnose 2
Tujuan : pasien dapat menerima perubahan yang ada pada dirinya
NOC : citra tubuh
criteria hasil : 1. Mengidentifikasi kekuatan personal
2. pengakuan terhadap perubahan actual pada penampilan tubuh
3. menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh
4. memelihara hubungan social yang dekat dan hubungan personal

31

Skala : 1. Tidak pernah


2. Jarang
3. kadang-kadang
4. Sering
5. Positif
NIC : penampilan citra tubuh
Intervensi : 1. Beri motivasi untuk menerima keadaan dirinya
2. beri penjelasan bahwa penyakitnya dapat disembuhkan
3. jelaskan pentingnya perawatan kulit termasuk kepala, badan, dan pubis
4. berikan motivasi tentang percaya diri dan mencegah isolasi social
c. Diagnose 3Tujuan : pasien terhindar dari kerusakan kulit
NOC : pengendalian risikoCriteria hasil : 1. Memantau factor risiko dari perilaku dan
lingkungan yang memperaparah kerusakan integritas kulit
2. mengikuti strategi pengendalian risiko yang dipilih
3. mengenal perubahan status kesehatan
4. pasien mempunyai kulit yang utuh
.Skala : 1. Tidak pernah
2. Jarang
3. kadang-kadang
4. Sering
5. Konsisten
NIC : surveilans kulit

32

Intervensi : 1. Lakukan pengkajian kondisi kulit secara rutin


2. anjurkan untuk menjaga kulit agar tetap bersih
3. anjurkan untuk tidak menggaruk daerah yang gatal untuk mencegah terjadinya luka
4. anjurkan pasien untuk menggunakan sabun antiseptic
5. kolaborasi medis untuk mencegah infeksi berlanjut
d. Diagnose 4
Tujuan : pasien dapat memelihara kesehatan dengan mencegah penularan
Noc : perilaku sehat
Criteria hasil : 1. Tidak terjadi penularan
2. mengidentifikasi potensial risiko
3. menyusun dan mengikuti strategi
untukmemksimalkan kesehatan
4. berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan
NIC : pedoman system kesehatan
Intervensi :
1. Ajarkan pada pasien semua barang, handuk, perangkat tempat tidur yang
mengandung kutu atau telurnya harus dicuci dengan air panas sedikitnya suhu
54 o C atau dicuci kering (dry cleaning) untuk mencegah infestasi ulang
2. ajarkan pada pasien, keluarga bahwa perabot, permadani, dan karpet yang
berbulu harus sering
dibersihkan dengan vacuum cleaner

33

3. ajarkan pada pasien agar sisir dan sikat rambut harus di desinfeksi dengan
4.

shamppo
beritahu pada semua anggota keluarga yang berhubungan dengan dengan
pasien untuk diobati

5. anjurkan pada keluarga untuk tidak menggunakan sisir pasien.

1. Pedikulosis kapitis
infeksi kulita dan rambut kepala yang disebabkan oleh pediculus humanus var.
capitis.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini terutama menyerang anak anak usia muda dan cepat meluas
pada lingkungan hidup yang padat misalnya asrama dan panti asuhan. Tambahan pula
dalam kondisi hygiene yang tidak baik, misalnya jarang membersihkan rambut yang
relative susah bersihkan ( rambut yang sangat panjang pada wanita ). Cara
penularannya biasanya melalui perantara ( benda ), misalnya sisir, bantal, kasur, dan
topi.
ETIOLOGI
Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu abu dan
kemerahan jika telah menghisap darah. Terdapat 2 jenis kelamin ialah jantan dan
betina, yang betina dengan ukuran panjang 1,2 3,2 mm dan lebar lebih kurang
panjangnya, jantan lebih kecil dan jumlahnya hanya sedikit.

34

Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur ( Nits )
diletakkan disepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut yang berarti makin
keujung rambut terdapat telur yang lebih matang.
PATOGENESIS
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan
rasa gatal. Gatal tersebut timbul karena pengaruh liur dan ekskreta dari kutu yang
dimasukkan ke dalam kulit waktu mwnghisap darah.
GEJALA KLINIS
Gejala mula yang dominan hanya rasa gatal, terutama pada daerah oksiput dan
temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala. Kemudian karena garukan, terjadi
erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder ( pus, kruusta ). Bila infeksi sekunder berat,
rambut akan bergumpal disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta ( plikapelonika)
dan disertai pembesaran getah bening regional ( oksiput dan retroaurikular ). Pada
keadaan tersebut kepala memberika bau yang busuk.
PEMBANTU DIAGNOSIS
Cara yang paling diagnostic adalah menemukan kutu atau telur. Terutama
dicari didaerah oksiput dan temporal, telur berwarna abu abu dan berkilat.
DIAGNOSIS BANDING
I.

Tinea kapitis

35

II.
III.

Pioderma ( Impetigo krustosa )


Dermatitis seboroika

PENGOBATAN
Pengobatan bertujuan memusnahkan kutu dan telur serta mengobati infeksi
sekunder. Menurut kepustaak yang dianggap terbaik ialah secara topical dengan
malathion 0,5 % atau 1 % dalam bentuk losio atau spray. Caranya : malam hari
sebelum tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu
kepala ditutup dengan kain. Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu
di sisir dengan sisir yang halus dan rapat ( serit ). Pengobatan ini dapat di ulangi lagi
minggu kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur. Obat tersebut sukar didapat.
Di Indonesia obat yang mudah didapat cukup efektif ialah krim gama benzene
klorida

( gameksan = gammexane ) 1 %. Pemakaiannya : setelah dioleskan lalu

didiamkan selama 12 jam, kemudian di cuci dan disisir dengan sisir yang rapat agar
semua kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat kutu, seminggu kemudia di ulangi
lagi dengan cara yang sama.
Pada keadaan infeksi sekunder yang harus dilakukan sebaiknya rambut
dicukur, infeksi sekunder harus diobati dulu dengan antibiotika sisteik dan topical lalu
disusul dengan obat diatas dalam bentuk sampo. Hygiene merupakan syarat supaya
tidak terjadi residif.
PROGNOSIS

36

Prognosis baik bila hygiene diperhatikan.


2. PEDIKULOSIS KORPORIS
Infeksi kulit yang disebabkan oleh pediculus humanus var corporis.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini biasa menyerang orang dewassa terutama pada orang yang
higienenya buruk, misalnya penggembala, disebabkan mereka jarang mandi atau
jarang mengganti agtaumencuci pakaian. Maka itu penyakit ini sering disebut
vagabond. Hal ini disebabkan kutu tidak melekatpada kulit, tetapi pada kapas di
sebalah liapatan pakaian slen kekulit untuk menghisap darah. Penyebab penyakit ini
bersifat kosmopolit, lebih sering di daerah beriklim dingin karena orang tersebut
memakai baju tebal serta jarang dicuci.
CARA PENULARAN
1. Melalui pakaian
2. Pada orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat pada
rambut tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung.
ETIOLOGI
Pediculus humanus var corporis mempunyai 2 jenis kelamin, yakni jantan dan
betina, yang betina berukuran panjang 1,2 4,2 mm dan lebar kira kira setengah

37

panjangnya, sedangkan yang jantan lebih kecil. Siklus hidup dan warna kutu ini sama
dengan yang ditemuka pada kepala.
PATOGENESIS
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan
rasa gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh pengaruh liur dan skreta dari kutu pada
waktu menghisap darah.
GEJALA KLINIK
Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas bekas garukan pada
badan, karena gatal baru berkurang dengan garukan yang lebih intensif kadang
kadang timbul infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.
PEMBANTU DIAGNOSIS
Menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.
DIAGNOSIS BANDING
Neurotic excoriation
PENGOBATAN
Pengobatannya ialah dengan krim gamekan 1 % yang dioleskan tipis di
seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu penderita disuruh mandi. Jika masih
belum sembuh diulangi 4 hari kemudian. Obat lain ialah emulsi benzyl benzyl

38

benzoate 6 % dan bubuk malathion 2 %. Pakaian agar di rebus atau disetrika,


maksudnya untuk membunuh telur dan kutu. Jika terdapat infeksi sekunder diobati
dengan antibiotic secara sistemik dan topical.
PROGNOSIS
Baik dengan menjaga hygiene
3. PEDIKULOSIS PUBIS
Pedikulus pubis ialah infeksi rambut didaerah pubis dan disekitarnya oleh
phthritus pubis.
SINONIM
Pedikulosis pubis dulu di anggap phthritus pubis secara morfologi sama
dengan

pediculus,

maka

itu

dinamakan

juga

pediculus

pubis.

Tetapi

ternyatamorfologi keduanya berbeda, phthritus pubis lebih kecil dan lebih pipih.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini mennyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam penyakit
akibat hubungan seksual (P.H.S.) serta dapat pula menyerang jenggot dan kumis.
Infeksi ini juga dapat terjadi paa anak anak, yaitu di alis atau bulu mata ( misalnya
blefaritis ) dan pada tepi batas rambut kepala.
CARA PENULARAN

39

Umumnnya dengan kontak langsung.


ETIOLOGI
Kutu ini juga mempunyai 2 jenis kelamin yang betina lebih besar dari yang
jantan, panjang sama dengan lebar ialah 1 2 mm.
PATOGENESIS
Gejala gatal yang ditimbulkan sama dengan proses pediculosis.
GEJALA KLINIS
Gejala yang terutama adalah gatal di daerah pubis atau dan disekitarnya. Gatal
ini dapat meluas ke daerah abdomen dan dada, disitu dijumkpai bercak bercak yang
berwarna abu abu atau kebiruan yang disewbuit sebagai macula serulai. Kutu ini
dapat dilihat dengan mata biasa dan susah untuk dilepaskan karena kepalanya
dimasukkan kedalam muara folikel rambut.
Gejala patoknomonik lainnya adalah bleckdot yaitu adanya bercak - bercak
hitam yang tampak jelas pada celana dan berwarna putih yang dilihat oleh penderita
pada waktu bangun tidur. Bercak hitam ini merupakan krusta, krusta berasal dari
darah yang sering di interpretasikan salah sebagai hematuria kadang kadang terjadi
infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.
PEMBANTU DIAGNOSIS

40

Bertujuan mencari telur atau bentuk dewasa.


DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis seboroika
2. Dermatokitosis
PENGOBATAN
Pengobatannya sama dengan pengobatan pediculosis corporis yakni dengan
krim gamesan 1 % atau emulsi benzyl benzoate 25 % dioleskan dan didiamkan
selama 24jam penghobatan diulangi 4 hari kemudian jika belum sembuh. Sebaiknya
rambut kelamin dicukur. Pakaian dalam direbus atau disetrika. Mitra seksual harus
pula diperiksa dan jika perlu diobati.
4. SKABIES
A Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dari sensitisasi
(kepekaan) terhadap sarcoptes scabiel var huminis dan produknya ( Adhi
djuanda. 2007 : 119-120 ). Skabies meruoakan infestasi kulit oleh kutu
sarcoptes scabielyang menimbulkan gatal penyakit ini dapat ditemukan pada
orang-orang miskin yang hidup dengan kondisi hygiene di bawah standar
sekalipun juga sering terdapat di orang-orang yang sangat bersih.

41

Scabies merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabeil
tersebut. Ketu tersebut memasuki kulit statum korneum , membentuk
karnalakuli atau terowongan lurus atau berbelok sepanjang 0,6 sampai 1,2
centimeter.
Klasifikasi scabies
1 Scabies pada orang bersih, yaitu ditandai dengan lesi berupa papul dan
2

terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga jarang di jumpai.


Scabies nodular, yaitu lesi berupa nodus cokelat kemerahan yang gatal nodus
biasanya terdapat terutama pada genetalia laki-laki. Nodus ini timbul sebagai
reaksi hipertsensitivitas terhadap tungau scabies.

Scabies yang di tularkan melalui hewan, yaitu sumber utamanya adalah anjing
kelainan ini berbeda dengan scabies manusia karena tidak terdapat
terowongan , tidak menyerang sela jari dan genetalia eksterna. Lesi biasanya
terdapat pada daerah dimana orang sering kontak dengan binatang
kesayangannya. Kelainan ini hanya bersifat sementara karena kutu Binatang
tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.

Scabies pada bayi dan anak, yaitu lesi scabies pada anak dapat mengenai
seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher terdapat tangan dan kaki, dan
sering terjadi infeksi sekunder impetigo sehingga terowongan jarang
ditemukakan.

42

Scabies terbaring ditempat tidur , yaitu kelainan yang sering menyerang

penderita penyakit kronis.


Scabies Norwegia atau scabies krustosa, ini ditandai oleh lesi yang luas
dengan krusta. Skuama generaisata dari hyperkeratosis yang tebal. Tempat
predieksi biasanya kulit kepala, telinga, bokong, siku, lutut, telapak tangan,
dan longlegs yang di sertai distrofi kuku, namun di sertai rasa gatal tidak
terlalu menonjol tetapi sangat menular karena jumlah tungau yang
menginfeksi sangat banyak ( ribuan ).

B.ANATOMI FISIOLOGI
Organ Kulit
1

Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis
dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain
seperti berikut :
a Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat jaringan
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati
jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan
mengalami pengelupasan perlahan lahan, dig antikan dengan sel
b

telur yang baru.


Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan pengecetan terhadap
kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari selsel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap.

43

Stratum Erahulosum yang merupakan sel gepeng berkulit kasar dan


berinti, sel- sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar

dengan permukaan kulit.


Stratum Spinosum ( Stratum akantosum ), yaitu lapisan yang paling
tebal dan terdiri dari banyak glikogen. Sel-selnya disebut spinosum
karena sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal atau
banyak sudut dan mempunyai banyak tanduk(spina ) dan disebut

akantosum sebab sel selnya berduri.


Stratum Basale (germinatifun ), bentuknya silinder dengan inti yang
lonjong di dalamnya terdapat butir- butir yang halus disebut butir
melanin warna.(setiadi,2007 ).

e) Lapisan Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi
oleh membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis. Di
dalam lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dan
juga lapisannya eladtik, fibrosanya padat dan terdapat folikel rambut.
Dermis terdiri dari 2 lapisan :
c. Bagian atas, pars papilare ( stratum papilar )
Menonjol ke epidermis, terdiri dari serabut saraf, dan pembuluh darah yang
memberikan nutrisi pada epidermis yang di atasnya.
d. Bagian bawah, pars retikulare (strarum retikularis).
Menonjol ke arah sub kultan, serabut penunjang yaitu serabut kolagen, elastic,
dan serabut retikulus. Serabut kolagen tugasnya memberikan kekuatan kepada

44

kulit, dan serabut elastic tugasnya member kekuatan pada alat disekitar
kelenjar dan folikel rambut. Sejalan dengan penambahan usia, deteriosasi
normal pada simpul kolagen dan serat elastic mengakibatkan pengeriputan
kulit.
f) Subkatis atau hypodermis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diantaranya terdapat
serabut-serabut jaringan ikat dermis. Lapisan lemak ini disebut penikulus
adiposusyang tebalnya tidak sama. Kegunaan dari penikulus adiposus adalah
sebagai shokbreker atau pegas bila terjadi tekanan trauma mekanis yang menimpa
pada kulit dan sebagai tempat penimbunan kalori serta tambahan untuk kecantikan
tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
B Etiologi Skabies
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian
hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida,
ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes
scabiei var. hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada
kambing dan babi. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk
oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini
transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina
berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan

45

lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa


mempunyai 4 pasang kaki, 2pasang longlegs di depan sebagai alat alat
untuk melekat dan 2pasang longlegs kedua pada betina berakhir dengan
rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan longlegs ketiga berakhir
dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat. Siklus hidup
tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di
atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam
terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah
dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan
2-3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari
sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang telah dibuahi ini
dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam
waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva
ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3
hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan
betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur
sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari. Telur menetas
menjadi larva dalam waktu 3-4 hari, kemudian larva meninggalkan
terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva
berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina
akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati
setelah kopulasi. Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu

46

kamar selama lebih kurang 7-14 hari.Yang diserang adalah bagian kulit
yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada
bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat
terserang penyakit skabies ini.

C Manifestasi klinis
Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut :
- Pruritus nktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau
lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
- Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai
seluruh anggota keluarga
- Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1cm, pada uung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi).
Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis, yaitu
sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian

47

luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea,
umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada
bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak longlegs
bahkan seluruh permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat
timbul pada kulit kepala dan wajah
- Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat
ditemikan satu atau lebih stadium hidup tungau ini
Pada pasien yang selalu menjaga hgiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga
diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jia penyakit berlangsung lama, dapat tmbul
likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.
E. Patofisiologi Skabies
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga
terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan.
Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat it kelainan kulit
menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan
garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit
dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.

48

F. Pemeriksaan penunjang
Cara menemukan tungau
- Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung dapat terlihat papul atau
vesiel. Congkel dengan jarum dan letakkan diatas kaca obyek, lalu tutup dengan aca
penutup dan lhat dengan mikroskop cahaya.
- Dengan cara menyikat dengan siat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan
dilihat dengan kaca pembesar.
- Dengan membuat bipsi irisan, caranya ; jepit lesidengan 2 jari kemudian buat irisa
tipis dengan pisau dan periksa dengan miroskop cahaya.
- Dengan biopsy eksisional dan diperiska dengan pewarnaan HE.
G. Penatalaksanaan
Syarat obat yang saint adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah
.Jenis obat topical :

49

- Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada
bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan
efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak
efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat menimbulkan
iritasi.
- Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadangkadang makin gatal setelah dipakai
- Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio, termasuk
obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang
memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanta
hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cup sekali dalam 8
jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.
- Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiskabies dan
antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif
pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan
setelah 24 wad pemakaian terakhir.
- Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat
mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.

50

- Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah
di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.
ASUHAN KEPERAWATAN SKABIES
A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian anamnesis penyakit ini sering di dapatkan pada orang-orang
miskin yang hidup dengan kondisi higienie di bawah standard, walaupun juga
sering terdapat diantara orang-orang yang sangat bersih. Pada pengkajian riwayat
bisa didapatkan dalam satu rumah/komunitas yang terkena lebih dari 1 ( satu )
pasien.
Scabies sering dijumpai pada orang-orang yang seksual aktif. Namun
demikian, infestasi parasit ini tidak bergantung pada aktivitas seksualkarena kutu
tersebut sering menjangkit jari-jari tangan, dan sentuhan tangan dapat
menimbulkan infeksi. Pada anak-anak, tinggal semalaman dengan teman yang
terinfeksi atau saling berganti pakaian dengannya dapat menjadi sumber infeksi.
Petugas kesehatan yang melakukan kontak fisik yang lama dengan pasien scabies
juga dapat terinfeksi.
Kutu betina yang dewasa akan membuat terowongan pada lapisan superficial
kulit dan berada di sana selama sisa hidupnya. Kamu tersebut akan memperluas
terowongan dan mengeluarkan telurnya dan hingga tiga butir sehari sampai 2

51

bulan. Kemudian kutu betina itu mati. Larvi ( telur ) menetes dalam waktu 3
hingga 4 hari dan berlanjut memasuki stadium larva, kemudian nimfa menjadi
bentuk kutu dewasa dalam tempo sekitar 10 hari.
Diperlukan waktu 4 minggu sejak terjadi kontak hingga timbulnya gejala
pada pasien. Pasien akan mengeluhkan gatal-gatal yang hebat akibat reaksi
imunology tipe lambat terhadap kutu atau butiran fesesnya. Pada pemeriksaan,
pasien ditanyakan dimana gatal-gatal tersebut terasa paling hebat. Terowongan
yang dibuat oleh kutu scabies dapat berupa lesi yang multiplel, lurus, atau
bergelombang, berwarna cokelat atau hitam dan menyerupai benang, yang terlihat
terutama di antara jari-jari tangan, serta pada pergelangan tangan.
Lokasi lainnya adalah permukaan ekstensor siku, lutut, pinggir kaki, ujungujung sendi siku, daerah disekitar putting susu, lipatan aksila, dibawah payudara
yang menggantung, dan pada atau didekat lipatan paha atau lipatan gluteus, serta
penis atau skrotum.

2.

DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1)

Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi.


Tujuan : Nyeri yang dirasakan klien dapat segera teratasi.
INTERVENSI

RASIONAL

52

1.

Kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat


1.
lokasinya.

Mengetahui dimana letak

dirasakan klien dan seberapa be


nyeri yang dirasakannya.

2.

Berikan perawatan kulit sesering mungkin.


2.

3.

kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic.


3.

Agar tidak terjadi lesi atau luka


kulit yang di serang oleh kuman.
Membantu mengurangi rasa
dirasakan oleh klien.

2)

Dx 2 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gatal yang

dirasakan.
Tujuan : istirahat tidur terpenuhi karena berkurangnya nyeri dan rasa gatal.
INTERVENSI
1.

Kaji tidur klien.

RASIONAL
1.

Mengetahui apakah kebutuhan


terpenuhi.

2.

Klien tidak sering terbangun pada malam


2.
hari.

Untuk memenuhi kebutuha


tidurnya.

3.

Ciptakan suasana yang membuat klien


3.
merasa nyaman misal tempat tidur yang bersih
dan rapi.

Agar klien bisa istirahat dengan

53

3)

Dx 3 : Gangguan rasa aman = cemas berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit.


Tujuan : cemas berkurang karena meningkatnya pengetahuan tentang penyakit.

INTERVENSI
1.
2.

RASIONAL

Kaji rasa cemas pasien.

1.

Berikan kesempatan kepada pasien untuk


2.
mengungkapkan rasa cemasnya.

3.
a)
b)
c)

Pasien tenang.
Pasien

kooperatif

perawatan dan pengobatan.

Berikan penjelasan kepada pasien mengenai 3.


:
Pengetahuan pasien meningk
Kondisi penyakitnya
Program perawatan dan pengobatan yang penyakit, tanda-tanda, kondisi ya
akan dilakukan
Hubungan

serta kemungkinan yang akan terja


istirahat

dengan

kondisi

penyakitnya.
4)

dengan

Dx 4 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam


penampilan sekunder.

54

Tujuan : konsep diri dipertahankan dan ditingkatkan.

INTERVENSI

RASIONAL

55

1.

Kaji makna kehilangan pada pasien/orang terdekat. 1.

Episode traumatic meng

perubahan tiba-tiba, tida


membuat

perasaan

sehingga ia memerlukan
2.

Terima dan akui ekspresi frustasi ketergantungan,

dalam perbaikan optimal.

marah, perhatikan perilaku menarik diri dan penggunaan


penyangkalan.

2.

Penerimaan

perasaa

respon normal terhadap


3.

Bersikap realistis dan positif selama pengobatan pada terjadi membantu perba

penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam ini akan gagal apabila pa

siap menerima situasi ters

keterbatasan.
4.

5.

Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan


3.
dorongan usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitas.

Meningkatkan dan m

saling percaya antara pas


perawat.

Dorong interaksi keluarga.

4.

Kata-kata

pengua

mendukung.

5.

Mempertahankan atau

garis komunikasi dan m

56

dukungan sercara terus m


pasien dan keluarga.

5)
Dx 5 : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema.
Tujuan : Integritas kulit membaik dan dapat dipertahankan.

57

INTERVENSI
1.

Siapkan jadwal pemberian obat.

RASIONAL
1.

Agar dapat meningkatkan efek

dengan pemberian secara tepat dan


2.
2.

Bantu klien untuk pemberian obat topical pemberian obat topical secara

pada daerah yang susah di jangkau

untuk daerah yang sulit dijangkau.

3.

Agar tidak terjadi kerusakan k

3.
Ajarkan teknik-teknik mencegah infeksi yaitu

Agar tidak terjadi infeksi yang


oleh kerusakan integritas kulit.

tidak menggaruk lesi dan menjaga kebersihan


kulit.
4.

Agar tidak menekan dan memb

Berikan pakaian yang longgar dan mampu nyaman.


menyerap keringat.

5.

4.

5.

Kolaborasi pemberian obat sesuai program


pengobatan.

Membantu mencegah terjadinya

58

BAB III
PENETUPAN
III.1. KESIMPULAN
Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit
membentuk 15 % dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai
daya regenerasi yang besar, misalnya jika terluka, maka sel-sel dalam
dermis melawan infeksi local kapiler dan jaringan ikat akan
mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi
jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan karena
meningkatnya jumlah kapiler dan akhirnya berubah menjadi serabut
kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel.
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan
selaput lendir yang melapisi rongga yang berfungsi sebagai berikut:

59

7. Sebagai Pelindung, yaitu menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan


juga menghindarkan masuknya air, sehingga tidak terjadi penarikan dan
kehilangan cairan.
8. Sebagai Peraba atau alat Komunikasi, yaitu Merasakan sentuhan, rasa nyeri,
perubahan suhu dan tekanan kulit dari jaringan subkutan, dan ditransmisikan
melalui saraf sensoris ke medula spinalis dan otak, juga rasa sentuhan yang
disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit berbeda-beda
menurut ujung saraf yang dirangsang.
9. Sebagai Alat Pengatur Panas, yaitu Suhu tubuh seseorang adalah tetap,
meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Suhu normal (sebelah dalam)
tubuh, yaitu suhu visera dan otak ialah 36 derajat celcius sampai 37,5 derajat
celcius, suhu kulit sedikit rendah.
10. Sebagai Tempat Penyimpanan, yaitu Kulit beraksi sebagai alat penampung air
dan lemak, yang dapat melepaskan nya bilamana diperlukan.
11. Sebagai Alat Absorpsi, yaitu Kulit dapat mengabsorpsi Sinar ultraviolet yang
beraksi atas prekusor vitamin D yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tulang
12. Sebagai Ekskresi, yaitu Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Na + diekskresi
melalui kulit
Lapisan kulit dan lapisan luar kedalam terdiri dari adalah sebagai berikut:
4. Lapisan Epidermis/ Kutikula Merupakan lapisan terluar, sebagian besar terdiri
dari epitel skuamosa yang bertingkat yang mengalami keratinisasi yang tidak
memiliki pembuluh darah.
5. Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi
oleh membran basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis.

60

6. Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diantaranya terdapat


serabut-serabut jaringan ikat dermis.

Pelengkap Kulit (DERIVATIF KULIT) adalah sebagai berikut:


4. Rambut ada pada seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar berupa rambut
vellus yang kecil dan tidak berwarna atau samar.
5. Kuku adalah sel epidermis kulit yang mengalami karetinisasi yang telah
berubah tertanam dalam palung kuku menutup garis lekukan pada kulit.
Palung kuku mendapat persarafan dan pembuluh darah yang banyak.
6. Kelenjar kulit mempunyai lobus yang bergulung-gulung dengan saluran
keluar lurus untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan (kelenjar keringat).
Kulit dipersarafi oleh saraf sensorif dan simpatis. Serat saraf sensorif berakhir
pada kulit dalam berbagai bentuk yaitu antara lain:
1 Ujung saraf bebas.
2 Fleksus saraf disekitar folikel rambut.
3 Korpuskel meissnerian, suatu struktur kecil yang tertutup ditemukan
4

disekitar ufung saraf pada papilla.


Korpuskel paccinian, suatu struktur besar tertutup ditemukan disebelah

dalam dermis.
Pedikulosis ialah infeksi kulit atau rambut padamanusia yang disebabkan oleh
pedikulus (termasuk family pediculidae), selain menyerang manusia, penyakit
ini juga menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan pediculus humanus
dengan pediculus animalis. Pediculus ini merupakan parasit obligat artinya
harus menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup.

61

Penyakit scabies merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan


oleh sarcoptes scabei. Saat menginfeksi manusia, kutu ini hidup dibawah kulit
dan memakan darah korbannya. Mereka bertahan hidup memanfaatkan
kehangatan kulit manusia, sehingga bila kutu ini terlepas ke udara luar maka
mereka hanya mampu bertahan hidup tidak lebih dari 48 jam.
Gejala yang timbul karena scabies antara lain rasa gatal pada kulit terutama
pada malam hari. Pada kulit yang terdapat kutu akan tampak bentol kecil
kemerahan sedangkan area bekas kutu berjalan akan tampak kemerahan
berkelok-kelok seperti pembuluh darah. Bagian tubuh yang terkena antara lain
pergelangan tangan, sela-sela jari, siku, ketiak dll.

III.2. SARAN
Untuk instansi
Untuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal sebaiknya proses
keperawatan selalu dilaksanakan secara berkesinambungan.
Untuk klien dan keluarga
Perawatan tidak kalah pentingnya dibanding dengan pengobatan, sebab
bagaimanapun teraturnya pengobatan yang diberikan tanpa perawatan yang
sempurna maka penyembuhan yang diharapkan tidak akan tercapai. oleh
sebab itu perlu adanya penjelasan baik pada klien maupun keluarganya
mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan apa lagi mengenai penyakit
kulit yang dibahas dalm makalah ini.

62

SISTEM INTEGUMEN DISEBABKAN

63

OLEH PARASIT

DI SUSUN OLEH :
1
2
3
4

RISPIN KAMESA
RISTA DWITA
RUDINI
RYAN ADE PRATAMA

KELOMPOK
: VIII
KELAS
: IIB
DOSEN PEMBIMBING : Suratun,S.kep.Ns
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah swt, karena atas rahmat-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SISTEM INTEGUMEN
DISEBABKAN OLEH PARASIT.

64

Dalam makalah ini penulis mengharapkan dapat mempelajari kemampuan


dalam memahami Penyakit yang disebabkan oleh parasit, serta memiliki
kemampuan berfikir untuk meningkatkan profesionalisme perawat.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini pemahaman akan konsep
keperawatan akan selalu dikembangkan dan diterima oleh profesi lain demi
kemajuan bersama.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan berbagai saran dan kritik demi
perbaikan dimasa mendatang.

Palembang, September 2011

Penulis

ii

65

Anda mungkin juga menyukai