Anda di halaman 1dari 4

Praktikum Analisis Multivariate LJ Sem.

Genap 2014-2015
ANALISIS KOREPONDENSI PADA PEMBUATAN SISTEM INFORMASI TINDAK
KRIMINAL PENCURIAN DI WILAYAH SURABAYA
Oleh :
Alma Herawati J.
(1314105023)
Geniuzan Nimas B.
(1314105035)
Dosen :
Ir. Dwi Atmono AW, M.Ikomp
Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si
Shofi Andari, S.Stat, M.Si
Abstrak
Keamanan adalah hal penting yang diinginkan oleh semua orang. Salah satu penyebab rasa
tidak aman di masyarakat adalah maraknya tindakan kriminal. Salah satu dari tindakan kriminal
adalah pencurian. Kasus pencurian adalah kasus paling sering di Surabaya. Pencurian dibedakan
menjadi 5 yaitu pencurian ringan (curingan), pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian
dengan pemberatan (curat), pencurian kendaraan bermotor roda dua (curanmor2), dan pencurian
kendaraan bermotor roda empat (curanmor4). Analisis statistik yang digunakan untuk melihat
kecenderungan
antar
variabel
pencurian
adalah
analisis
korespondensi.......................................................................................................................................
..........
Kata kunci : Kriminal, Pencurian, Independensi, Korespondensi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keamanan adalah hal penting yang
diinginkan oleh semua orang. Salah satu
penyebab rasa tidak aman di masyarakat adalah
maraknya tindakan kriminal. Menurut R.
Susilo
secara
sosiologis
mengartikan
kriminalitas adalah sebagai perbuatan atau
tingkah laku yang selain merugikan penderita
atau korban juga sangat merugikan masyarakat
yaitu
berupa
hilangnya
keseimbangan
ketentraman dan ketertiban.
Polisi sebagai aparat resmi negara
bertugas untuk menjaga keamanan dan
memproses secara hukum pelaku tindak
kriminal. Akan tetapi menciptakan rasa aman
bukan hanya tugas kepolisian tetapi juga harus
dibantu masyarakat. Salah satu dari tindakan
kriminal adalah pencurian. Kasus pencurian
adalah kasus paling sering di Surabaya.
Pencurian dibedakan menjadi 5 yaitu pencurian
ringan (curingan), pencurian dengan kekerasan
(curas), pencurian dengan pemberatan (curat),
pencurian kendaraan bermotor roda dua
(curanmor2), dan pencurian kendaraan
bermotor roda empat (curanmor4).

Analisis statistik yang digunakan untuk


melihat
kecenderungan
antar
variabel
pencurian adalah analisis korespondensi.
Analisis korespondensi adalah teknik analisis
data yang memperagakan baris dan kolom
secara serempak dari suatu tabel kontingensi
dalam ruang vektor berdimensi rendah. Dengan
analisis korespondensi akan diukur keterkaitan
hubungan antara wilayah pencurian dengan
jenis pencurian pada penelitian ini.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
melihat hubungan variabel tindak kriminal
pencurian serta memberikan informasi tentang
tindak kriminal pencurian di wilayah Surabaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka 1
Metode yang digunakan untuk mengetahui
hubungan wilayah di Surabaya terhadap jenis
tindakan kriminal pencurian adalah analisis
korespondensi dimana sebelum melakukan
analisis tersebut, terdapat asumsi-asumsi yang

digunakan yaitu normal multivariat dan uji


independensi.
1. Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi adalah sebuah tabel yang
setiap
selnya
menunjukkan
jumlah
data(frekuensi) dari suatu variabel(x,y).
Metode ini bertujuan untuk mengelompokkan
data yang bersifat kategorikal(skala data
nominal atau ordinal).
Tabel kontingensi dengan ukuran r x c
adalah tabel dengan banyak baris r dan banyak
kolom c. Tabel ko tingensi juga disebut sebagai
tabulasi silang.
2. Uji Independensi
Analisis pada tabel kontingensi antara lain
adalah uji independensi untuk mengetahui
apakah antar variabel saling independen. Dua
kejadian disebut sebagai kejadian yang
independen jika probabilitas terjadi keduanya
memenuhi persamaan
Pij = Pi. x P.j
(1)
Hipotesisi awal menyatakan bahwa variabel
saling independen. Statistik uji yang digunakan
untuk uji independensi adalah Pearsons chisquare.
r

(n ij eij ) 2
e ij

i 1 j 1

(2)

dengan:
eij = nilai harapan pada sel baris ke-i kolom ke-j
=

ni. n . j
n..
c

j 1

i 1

n i . n ij ; n j . n ij ; n.. n ij
i 1 j 1

nij = frekuensi pada sel baris ke-i dan kolom


ke-j
r = banyak baris tabel kontingensi
c = banyak kolom tabel kontingensi
Syarat yang harus dipenuhi dari Pearsons
chi-square adalah kriteria hipotesis awal adalah
2 > 2((r-1)(c-1);) dengan tingkat signifikan
(Agresti, 1990).
3. Eigenvalues dan Eigenvector
Jika A matrik berukuran m x m maka
eigenvalue () dari matrik A adalah det(A-I) =
0. Nilai eigenvector. Yang berhubungan dengan
masing-masing nilai eigenvalue diperoleh dari
persamaan :
Ax = x
dengan :
A = matrik bujur sangkar ukuran m x m
= nilai eigenvalue dari matrik A

x = nilai eigenvector dari masing-masing nilai


eigenvalue matrik A
I = matrik identitas m x m
4. Analisis Korespondensi
Analisis korespondensi adalah suatu teknik
analisis data yang digunakan pada tabel
kontingensi atau data multivariat kategori.
Analisis korespondensi dapat menunjukkan
bagaimana
variabel-variabel
tersebut
berhubungan, bukan hanya menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel itu ada.
Bentuk grafik yang dijabarkan dari analisis
korespondensi dapat mendetksi secara awal
struktur hubungan diantara variabel-variabel
kategorinya (Greenacre, 1984).
Sifat-sifat dasar analisis korespondensi adalah
1. Dipergunakan untuk data non-metrik
dengan skala pengukuran nominal dan
ordinal.
2. Bisa dipergunakan untuk hubungan nonlinier.
3. Tidak ada asumsi tentang distribusi.
4. Tidak ada model yang dihipotesiskan.
5. Sebagai salah satu metode dalam
eksplorasai data yang hasil akhirnya dapat
berupa hipotesis yang perlu di uji lebih
lanjut.
6. Salah satu teknik struktur pengelompokan
atau reduksi data
Tujuan adanya analisis korespondensi adalah
sebagai berikut.
1. Membandingkan kemiripan (similarity)
dua kategori dari variabel kualitatif
pertama (baris) berdasarkan sejumlah
variabel kualitatif kedua (kolom).
2. Membandingkan kemiripan (similarity)
dua kategori dari variabel kualitatif kedua
(kolom) berdasarkan sejumlah variabel
kualitatif pertama (baris).
3. Mengetahui hubungan antara satu kategori
variabel baris dengan satu kategori
variabel kolom.
4. Menyajikan setiap kategori variabel baris
dan kolom dari tabel kontingensi
sedemikian
rupa
sehingga
dapat
ditampilkan secara bersama-sama pada
satu ruang vektor berdimensi kecil secara
optimal.(Anonim_1, 2011)
Metode Analisisnya yaitu sebagai berikut.
1. Kategori Variabel Dan Matriks Indikator
Buatlah kategori variabel penelitian
berdasarkan aturan normalitas, menggunakan
aturan Sturges. Setelah terbentuk kategori,
dapat dibuat matriks Indikator (Z) disebut juga

Matriks Burt dengan nilai 0 jika objek tidak


termasuk dalam kategori tersebut dan nilai 1
jika objek tersebut masuk dalam kategori
tersebut.
Z=UAP, dengan P=ZZ dan

adalah

Analisis yang digunakan dalam penelitian


ini adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

matrik diagonal , dan U adalah ZZ .


2. Matriks Korespondensi
Misalkan N matriks kontingensi, dan P
matriks korespondensi.
N(I x J) [nij] ; nij 0
P (1/n..)N ; n.. = 1TN1
(3)
Jumlah baris dan kolom P ditulis sebagai:
r P1 dan c PT1
(4)
dimana ri > 0 (i = 1, ..., I), cj > 0 (j = 1, ..., J)
Dr diag (r) dan Dc diag (c)
(5)
Matriks P disebut juga matriks kepadatan
peluang, karena jika kita jumlahkan setiap
baris matriks P hasilnya 1 (satu). Simbol 1
adalah matriks kolom yang setiap unsurnya
adalah 1 (satu), ditulis 1 [1 ... 1]T. Dr dan Dc
berturut-turut adalah matriks diagonal baris
dan matriks diagonal kolom yang unsur
diagonalnya nasing-masing adalah r dan c
(Darmawan, 2009).
METODOLOGI
Sumber Data
Sumber data sekunder yaitu Tugas Akhir
dari Mahendra (1302 100 025) berjudul
Penerapan Analisis Korespondensi pada
Pembuatan Sistem Informasi Geografis Tindak
Kriminal Pencurian di Wilayah Surabaya. Data
ini diperoleh dari www.digilib.its.ac.id pada
tanggal 8 Mei 2015 Pukul 07.00 WIB. Variabel
yang digunakan adalah jenis pencurian yaitu :
1. Pencurian ringan(curingan)
2. Pencurian dengan kekerasan(curas)
3. Pencurian dengan pemberatan(curat
4. Pencurian kendaraan bermotor roda
dua(curanmor 2)
5. Pencurian kendaraan bermotor roda
empat(curanmor 4)
dan satuan wilayah Surabaya yaitu:
1. Surabaya Timur
2. Surabaya Barat
3. Surabaya Utara
4. Surabaya Selatan
5. Surabaya Pusat

KESIMPULAN
Kesimpulan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Agresti, A. 1990. Categorical Data Analysis.
John Willey and Sons, Inc. United States of
America.
Darmawan, Gumgum. 2009. Aplikasi Analisis
Korespondensi
untuk
Melihat
Perkembangan Pembangunan Wilayah di
Kabupaten Sumbedang. Seminar Nasional
Matematika FMIPA Universitas negeri
Yogyakarta.
Greenacre, M.J. 1984. Theory And Application
of Correspondence Analysis. Academic
Press Inc. New York.
Mahendra,
2009.
Penerapan
Analisis
Korespondensi pada Pembuatan Sistem
Informasi Geografis Tindak Kriminal
Pencurian di Wilayah Surabaya. Surabaya :
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Metode

Anda mungkin juga menyukai