51
BAB V
MADZHAB
A. PENGERTIAN MADZAB
Menurut istilah berarti jalan fikiran atau faham yang ditempuh oleh
seseorang mujtahid di dalam menetapkan sesuatu hukum dari Al-Quran
dan Hadist.
Dalam perkembangannya kemudian muncul tiga Mazhab besar yang
merupakan Mazhab Fiqhiyyah (aliran-aliran yang berhubungan dengan
syariah
di
mana
perbedaan
pendapat
berkisar
pada
masalah
ahlul-Sunnah
terdapat
perbedaan-perbedaan
dalam
52
a. Madzhab Hanafi
Imam Abu Hanafiah mempunyai cara menetapkan hukum syariat
berdasarkan dalil-dalil hukum islam dengan urutan sebagai berikut:
1. Al-Quran
2. Al-Hadist
3. Qiyas
4. Istihsan
5. Ijma
Pandangan madzab ini ialah menyatakan bahwa kedudukan qiyas
lebih penting dibanding ijma dan hadsit dlaif (lemah). Dalam
praktek selain keempat sumber hukum islam yang digunakan juga
menggunakan sumber hukum istihsan.
Contoh:
Dalam perikatan jual beli, qiyas mensyaratkan harus ada obyek
bendanya. Tetapi dengan istihsan walaupun obyek bendanya
belum ada (tidak dibawa) maka boleh saja dilakukan transaksi
dari para pihak.
b. Madzhab Maliki
Madzab ini menentukan hukum syariat berdasarkan urutan sebagai
berikut:
1. Al-Quran
2. Al-Hadist
3. Qiyas
4. Mashalih al-mursalah
53
5. Ijma
Menggunakan sumber hukum yang dinamakan mushalih mursalah,
yaitu segala sesuatu yang diperlukan oleh kepentingan umum
diatur dengan ketentuan baru walaupun tidak ada dalam Quran
dan hadist supaya jangan sampai menimbulkan penderitaan
mayoritas umat manusia.
Contoh:
Pengaturan lalu lintas dengan menggunakan jalur sebelah kiri
atau kanan bagi setiap orang.
c. Madzhab Syafii
Madzab ini menentukan hukum syariat berdasarkan urutan sebagai
berikut:
1. Al-Quran
2. Al-Hadist
3. Qiyas
4. Ijma
Pandangan madzab ini ialah tidak menerima mushalih mursalah
dan menolak istishan tetapi menerima qiyas. Semboyan Syafii
Apabila
hadists
itu
sah
itulah
mazhabku
dan
buanglah
54
55
sebagian
lainnya,
atau
sampainya
dengan
cara
tak
56
57
Dalam proses perubahan dan pertumbuhan Hukum Islam sekarang ini kita
lihat adanya semacam polarisasi ahli hukum islam dalam tiga bagian, yaitu:
1. Ahli hukum islam yang berpegang pada warisan tradisi abad pertengahan
yang bertolak pada suatu anggapan bahwa hasil gemilang para sarjana
islam atau ulama islam di bidang hukum terutama merupakan buah
pikiran dari tokoh madzhab empat sudah bernilai mutlak dan tidak ada
buah fikir lagi yang sanggup mengatasinya.
2. Kelompok cendikiawan yang berpendidikan barat yang menganggap
bahwa satu-satunya jalan menuju kebangunan kembali Islam adalah
dengan meninggalkan warisan lama dan mengintridusir kebudayaan barat
ke dalam kehidupan masyarakat.
3. Kelompok
cendikiawan
Islam
yang
dengan
seluruh
kemampuan
bidang
kemunduran
kemasyarakatan.
Islam
disebabkan
Mereka
karena
orang
berkesimpulan
islam
telah
bahwa
jauh