BAB I
TATA GUNA TANAH
A. PENGERTIAN.
Istilah tata guna tanah biasa juga dikenal dengan istilah asingnya
sebagai Land Use Planning. Apabila istilah tata guna tanah dikaitkan
dengan obyek hukum agraria nasional (UUPA), maka penggunaan istilah
tersebut kurang tepat. Hal ini dikarenakan obyek hukum agraria meliputi:
bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Sedangkan tata guna tanah hanya berobyek tanah yang
merupakan salah satu bagian dari obyek hukum agraria. Maka istilah
yang tepat adalah Tata Guna Agraria atau Agrarian Use Planning
yang meliputi:
1. Tata Guna Tanah (land use planning)
2. Tata Guna Air (water use palnning)
3. Tata Guna Ruang Angkasa (air use planning)
Dalam ketentuan menimbang huruf a TAP MPR No. IX Tahun 2001
Tentang Pembaruan Agraria Dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
ditegaskan bahwa bahwa sumber daya agraria/sumber daya alam
meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kepada Bangsa
Indonesia, merupakan kekayaan Nasional yang wajib disyukuri. Oleh
karena itu harus dikelola dan dimanfaatkan secara optimal bagi generasi
sekarang
dan
generasi
mendatang
dalam
rangka
mewujudkan
Modul Perkuliahan
tetap dihormati
tertentu. Prinsip-prinsip
yang
berujud
konsolidasi
pemanfaatan
tanah
melalui
Modul Perkuliahan
Modul Perkuliahan
tertib
dan
pemanfaatan tanah;
pertanahan
pemanfaatan
yang
tanah
meliputi
penguasaan,
serta
pengendalian
Modul Perkuliahan
ini
menghendaki
Modul Perkuliahan
the land
tanah
harus
mendatangkan
hasil
atau
planning)
1) Aman
Maksudnya
aman
dari:
bahaya
kebakaran,
dari
tindak
Modul Perkuliahan
2) Tertib
Maksudnya tertib dalam bidang pelayanan, dalam penataan
wilayah perkotaan, dalam lalu lintas, dan dalam hukum.
3) Lancar
Maksudnya lancar dalam pelayanan, lancar berlalu lintas, dan
lancar dalam komunikasi.
4) Sehat
Maksudnya sehat dari segi jasmani dan sehat dari segi rohani.
Sedangkan asas penatagunaan tanah menurut PP No. 16 Tahun 2004
tentang Penatagunaan Tanah ialah keterpaduan, berdayaguna dan
berhasilguna, serasi, selaras, seimbang, berkelanjutan, keterbukaan,
persamaan, keadilan dan perlindungan hukum (Pasal 2).
perencanaan
penggunaan
tanah
yang
dapat
dijadikan
agar
penggunaan
tanah
tidak
menimbulkan
Modul Perkuliahan
ini
pemerintah
Indonesia
menggunakan
model
Modul Perkuliahan
yang
dipandang
merugikan
atau
suatu
saat, suatu
zone akan
mengalami tingkat
tanah.
Pola
penggunaan
tanah
perkotaan
Modul Perkuliahan
10
Ketinggian 7 m 10 m
-
kepadatan
penduduk
&
penduduk, kegiatan
mata
pencaharian,
yang
rata-rata
dilakukan
pendapatan
masyarakat
sebagai
akibat
adanya
kegiatan pembangunan.
c) Keadaan lingkungan hidup.
Untuk
mengetahui
pengaruh
pembangunan
terhadap
Modul Perkuliahan
11
3) Land Consolidation
Dikenal
pula
adanya
teknik
konsolidasi
tanah
(land
consolidation) yaitu teknik penataan kembali lokasi dan batasbatas tanah serta sarana dan prasarana (pelurusan jalan, sungai,
saluran pembagian/pembuangan air) sedemikian rupa, sehingga
pengkaplingan menjadi berbentuk segi empat panjang dan setiap
persil dapat dicapai secara efisien oleh penggarap atau saluran air.
Penatagunaan tanah juga mencakup arti pemeliharaan.
Tanah itu harus dipelihara baik-baik menurut cara yang lazim
dikerjakan di daerah yang bersangkutan sesuai dengan petunjuk
dari
jawatan-jawatan
yang
bersangkutan
agar
bertambah
Modul Perkuliahan
12
negara
sebagai
organisasi
kekuasaan
dari
bangsa
mengenai
persediaan,
peruntukan
dan
tanah
baik
Pemerintah,
masyarakat
Modul Perkuliahan
13
penggabungan
kedua
departemen
di
atas
menjadi
Modul Perkuliahan
14
5. Tahun 1966
Departemen Agraria Dihapus dan tugas-tugasnya dilimpahkan ke
Departemen Dalam Negeri. Pelaksanaan tugas sehari-hari dalam
bidang keagrariaan dilakukan oleh Direktorat. Sedangkan tata guna
tanah ditangani oleh Direktorat Tata Guna Tanah.
Fungsi Dir. Tata Guna Tanah ialah:
a) Mengumpulkan data-data penggunaan tanah dan kemampuan
tanah sebagai bahan perumusan pola/peta penggunaan tanah.
b) Memberikan petunjuk, bimbingan dan pengawasan pelaksanaan
penggunaan tanah
c) Menyelenggarakan koordinasi dengan pihak-pihak yang langsung
berhubungan dengan penggunaan tanah
d) Memberikan pertimbangan tentang tata guna tanah dalam
penerimaan hak atas tanah dan ijin perubahan penggunaan tanah
e) Menyebarluaskan hasil karya di bidang penggunaan tanah.
6. Tahun 1988
Berdasarkan Keppres No. 26 Tahun 1988 kegiatan Penatagunaan
Tanah menjadi tugas Direktorat Penatagunaan Tanah pada Deputy
Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah Badan Pertanahan
Nasional.
7. Berdasarkan ketentuan Pasal 23 PP No. 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah ayat (8) bahwa pedoman, standar dan kriteria
teknis pelaksanaan kegiatan penatagunaan tanah dijabarkan lebih
lanjut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Lebih lanjut Pasal 24 ayat (1)
menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan pola penyesuaian
penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, Pemerintah
Kabupaten/Kota menerbitkan pedoman teknis.
Modul Perkuliahan
15
a. bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya baik yang sudah atau
belum terdaftar;
b. tanah negara;
c. tanah ulayat masyarakat hukum adat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelenggaran penatagunaan tanah meliputi kegiatan:
a. Pelaksanaan inventarisasi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah;
b. Penetapan
perimbangan
antara
ketersediaan
dan
kebutuhan
pola
penyesuaian
penguasaan,
penggunaan,
dan
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
disesuaikan
melalui
Modul Perkuliahan
16
F. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
PEMERINTAH
DALAM
BIDANG
PENATAGUNAAN TANAH
1. Catur Tertib Pertanahan
Tanah merupakan sarana untuk melaksanakan pembangunan.
Kedudukan tanah yang penting ini kadang tidak diimbangi dengan
usaha untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timgul dalam
bidang pertanahan. Fakta memperlihatkan bahwa keresahan di
bidang pertanahan mendatangkan dampak negatif di bidang sosial,
politik dan ekonomi.
Untuk itu berdasarkan Tap MPR No. IV/MPR/1978 ditentukan
agar pembangunan di bidang pertanahan diarahkan untuk menata
kembali penggunaan, penguasaan, dan pemilikan tanah. Atas dasar
Tap MPR No. IV/MPR/1978, Presiden mengeluarkan kebijaksanaan
bidang pertanahan yang dikenal dengan Catur Tertib Bidang
Pertanahan sebagaimana dimuat dalam Keppres No. 7 Tahun 1979,
meliputi:
a. Tertib Hukum Pertanahan
Diarahkan pada program:
1) Meningkatkan tingkat kesadaran hukum masyarakat.
2) Melengkapi peraturan perundangan di bidang pertanahan.
3) Menjatuhkan sanksi tegas terhadap pelanggaran yang terjadi.
4) Meningkatkan pengawasan dan koordinasi dalam pelaksanaan
hukum agraria.
b. Tertib Administrasi Pertanahan
Diarahkan pada program:
1) Mempercepat proses pelayanan yang menyangkut urusan
pertanahan.
Samun Ismaya, SH., MHum.
Modul Perkuliahan
17
masyarakat
perencanaan
sebagai
penggunaan
bahan
tanah
dalam
bagi
penyusunan
kegiatan-kegiatan
pembangunan.
3) Penyusunan data dan daftar pemilik tanah, tanah-tanah
kelebihan batas maksimum, tanah-tanah absente dan tanahtanah negara.
4) Menyempurnakan daftar-daftar kegiatan baik di Kantor agraria
maupun di kantor PPAT.
5) Mengusahakan pengukuran tanah dalam rangka pensertifikatan
hak atas tanah.
c. Tertib Penggunaan Tanah
Diarahkan pada usaha untuk:
1) Menumbuhkan
pengertian
mengenai
arti
pentingnya
masyarakat
bahwa
pemeliharaan
tanah
atau
pemegang
haknya
yang
bersangkutan,
Modul Perkuliahan
18
penggunaan
pemohon
sesuai
tanah
dengan
sebagai
daya
yang
dimaksud
kesanggupan
dan
tidak
perlu
diadakan
syarat-syarat
khusus
wadah
Kelompok
Masyarakat
Sadar
(POKMASDARTIBNAH)
Gerakan Nasional Sadar Tertib Pertanahan:
a. Tujuan
Tertib
Pertanahan
Modul Perkuliahan
19
Sebagai
gerakan
mempercepat
partisipasi
Catur
Tertib
masyarakat
Pertanahan
dalam
serta
rangka
menigkatkan
bertindak
selaku
motivator
maupun
adanya
planning,
maka
pemakaian
tanah-tanah
kearah
penatagunaan
tanah
secara
teknis
telah
Modul Perkuliahan
20
Modul Perkuliahan
21
5. Penyediaan
Dan
Penggunaan
Tanah
Bagi
Keperluan
Perusahaan
Pembangunan
yang
terus
meningkat
jelas
menuntut
terutama
perusahaan
yang
menunjang
tercipta
suasana
dan
keadaan
yang
serasi
dan
demikian
penyediaan
tanah
untuk
kepentingan
segi yuridis
Modul Perkuliahan
22
Modul Perkuliahan
23
mengakibatkan
ada
dimanfaatkan/ditelantarkan
sebagian
dimana
tanah
hal
ini
yang
tidak
bertentangan
mencegah
hal
tersebut
maka
dikeluarkanlah
beberapa peraturan:
1) Surat Keputusan MDN No. 268 tahun 1982 yang menentukan
bahwa perusahaan yang memperoleh tanah dari negara harus
memanfaatkan/menggunakan tanah tersebut dalam waktu 10
tahun sejak keluarnya ijin pembebasan tanah.
2) Instruksi mendagri No. 21 Tahun 1973 yang memerintahkan
kepada
Gubernur
untuk
melarang
perusahaan
baik
pakai.
Khusus mengenai hak pengelolaan ini perusahaan yang diberi
hak mempunyai wewenang:
Samun Ismaya, SH., MHum.
Modul Perkuliahan
24
budidaya
tidak
saling
bertentangan,
tidak
saling
tanahnya.
Ketentuan
mengenai
penggunaan
dan
Modul Perkuliahan
25
usaha,
dan
ketentuan
lainnya
yang
diatur
dalam
peraturan
perundang-undangan.
Penggunaan dan pemanfaatan tanah pada pulau-pulau kecil dan
bidang-bbidang tanah yang berada di sempadan pantai, sempadan
danau,
sempadan
waduk,
dan
atau
sempadan
sungai harus
memperhatikan:
a. Kepentingan umum;
b. Keterbatasan daya dukung, pembangunan yang berkelanjutan,
keterkaitan ekosistem, keanekaragaman hayati serta kelestarian
fungsi lingkungan.
Apabila
terjadi
perubahan
RTRW,
maka
penggunaan
dan
tanahnya.
Peningkatan
pemanfaatan
tanah
harus
pendidikan,
penelitian
dan
pengembangan
ilmu
yang
tidak
dilaksanakan
terkait
apabila
dengan
tidak
penguasaan
mengganggu
tanah
penggunaan
dapat
dan
pemanfaatan
tanah
harus
mendapat
persetujuan
Modul Perkuliahan
26
yang
penting
yang
harus
diperhatikan
dalam