Kasus 1
Nama Peserta : dr Elsa Widjaja
Nama Wahana : Puskesmas Kecamatan Cakung
Topik: Skizofrenia Paranoid
Tanggal (kasus):
Nama Pasien : Ny. S / 40 tahun
Tanggal (presentasi):
Pendamping: dr. Marini
Tempat Presentasi : Ruang Lantai V Puskesmas Kecamatan Cakung
Objektif Presentasi:
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Keterampilan
Penyegaran
Manajemen
Bayi
Masalah
Anak
Tinjauan Pustaka
Istimewa
Dewasa
Remaja
Lansia
Deskripsi :
Tujuan:
- Mampu mendiagnosis skizofrenia dengan tepat
- Mampu melakukan pemberian terapi psikologis
- Mampu melakukan pemberian psikofarmaka
Bahan
bahasan:
Tinjauan Pustaka
Cara
membahas:
Data pasien:
Diskusi
Nama: Ny. S
Riset
Presentasi dan
diskusi
Kasus
Email
Nomor Registrasi:
Audit
Pos
Bumil
Nama klinik:
Telp: (-)
Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Keluhan Umum : Nyeri kepala
Aloanamnessa (Keluarga Pasien)
Pasien datang diantar oleh kakaknya ke poli jiwa Puskesmas Kecamatan Cakung, dengan keluhan nyeri kepala sampai
mengamuk dirumah. Sebelumnya pasien marah-marah setelah pasien dilarang mandi oleh keluarganya di bak air
rumahnya setelah pasien menghabiskan satu bak air untuk mandi. Menurut keluarga pasien juga kadang memukul anakanaknya. Keluarga pasien juga mengatakan pasien banyak berbicara.
Anamnessa/Autoanamnessa
Pasien datang ke poli jiwa Puskesmas Kecamatan Cakung dengan keluhan nyeri kepala dan suka marah-marah. Pasien
mengaku marah-marah disebabkan tidak senang karena dicegah mandi di bak air kamar mandinya. Pasien mengaku
melihat Tuhannya menyuruh dia untuk mandi agar suci dari dosa-dosa. Namun, pasien belum merasa suci walaupun
sudah beberapa kali mandi. Pasien juga mengaku mendengar suara-suara bisikan seorang laki-laki yang menyuruhnya
melakukan sesuatu. Pasien mengaku awalnya merasa sedih dan depresi karena bercerai dari suaminya sekitar 10 tahun
yang lalu. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke beberapa orang pintar namun tidak ada perbaikan. Pasien juga
mengaku pikiran kacau sehingga sulit tidur di malam hari.
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien pernah beberapa kali berobat ke orang pintar namun tidak ada perubahan.
3. Riwayat kesehatan/penyakit terdahulu:
Pasien mengakui merasakan sakit seperti ini sejak tahun 2005.
4. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya : 5. Riwayat bunuh diri : 6. Riwayat Keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan seperti ini
7. Riwayat Pekerjaan :
Pasien saat ini tidak bekerja.
8. Stressor psikologis :
Pasien memiliki masalah dengan kasus perselingkuhan dan perceraian dengan suaminya
9. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama kakak dan kedua anaknya disebuah kontrakan. Dalam hal ekonomi, pasien termasuk ke dalam keluarga dengan ekonomi
menengah ke bawah. Pasien tidak bekerja dan dihidupi oleh kakaknya. Pasien telah bercerai sejak 10 tahun yang lalu.
10. Diagnosis Holistik Multiaksial
10.1 Aspek Personal (Alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu mengenai penyakitnya)
Pasien datang diantar oleh kakaknya ke poli jiwa Puskesmas Kecamatan Cakung, dengan mengeluh
keluhan sakit kepala berulang. Nyeri ini dirasakan pasien sampai pasien histeris dan suka marah marah
sendiri, hal ini sudah dirasakan sejak + 10 tahun yang lalu. Pasien pernah memeriksakan sakitnya ini ke
beberapa orang pintar namun keluhan seperti ini muncul lagi. Pasien meredakan keluhannya ini dengan
istirahat, tiduran, memakai selimut, dan meminum obat- obatan penghilang rasa nyeri sampai obat dari
orang pintar yang keluarganya datangi namun keluhannya tidak menghilang.
Pasien pernah mendengar suara-suara yang membisikinya dan orang lain tidak mendengarnya. Pasien
pernah melihat Tuhannya dan menyuruh pasien menyucikan diri dengan mandi berkali kali. Hal ini
memicu pertengkaran karena pasien suka menghabiskan air untuk mandi sekeluarga. Selama ini pasien
merasa menarik diri dari lingkungan, karena menurut pengakuan keluarganya pasien sering diceritain yang
jelek-jelek kepadanya, pasien tidak ada riwayat jatuh, tidak ada riwayat pemakaian ganja dan hisap rokok.
Menurut pengakuan kakak pasien, pasien tidak mampu melakukan interaksi sosial dengan tetangga dan
suka menyendiri, dan pernah menangis tanpa sebab semenjak bercerai dari suaminya 10 tahun lalu.
10.2
Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang disimpulkan sebagai berikut :
Diagnosis kerja : Skizofrenia Paranoid
Diagnosis banding : 10.3
Aspek Risiko Internal (Faktor faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Genetik :
Belum pernah ada yang seperti ini dikeluarga
Pola makan :
Pasien mengkonsumsi makanan seperti pada umumnya. Pasien tidak bekerja, pasien serta kedua anaknya dibiayai oleh kakak
pasien. Pola makan pasien yang tiga kali dalam sehari diakui belum memenuhi kriteria gizi yang tidak seimbang. Pasien
sendiri menghindari makan sayuran karena ketidakgemarannya sejak kecil, serta jarang mengkonsumsi buah karena alasan
ekonomi keluarga.
Spiritual :
Pasien percaya bahwa Tuhan selalu menyuruhnya menyucikan diri dengan mandi berkali kali.
10.4
Aspek Psikososial Keluarga (Faktor faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Dalam memenuhi kebutuhan makan sehari-hari yang memasak makanan didalam keluarga adalah kakak pasien, dalam menyajikan
makanan sehari-hari pasien tetap tidak menggunakan prinsip gizi seimbang.
10.5
Aspek Fungsional
Berdasarkan skor Karnofsky pasien memilki skor 80% dimana pasien dimana pasien menjalani aktifitas sehari-hari dengan
normal disertai dengan beberapa gejala dan keluhan yang berkaitan dengan penyakitnya.
Tabel 3.1 Tabel Skala Karnofsky (www.pallipedia.com)
Daftar pustaka
1. Maramis, WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press; 2004.
2. Kaplan, Harold I, Sadock, Benjamin J, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Ed 7. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.
3. Maslim R. 2002. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK Unika Atmajaya; 2002.
4. APA. DSM IV-TR. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision. Washington DC:
American Psychiatric Association; 2000.
5. Fausiah F, Widury, Julianti. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: Universitas Indonesia press; 2008.
6. Davidson C, Gerald, Neale, John M. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada; 2006.
7. Nevid, Jeffrey. Psikologi Abnormal, Ed 5. Jakarta: Erlangga; 2003.
8. Hawari D. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2001.
9. Corey, Gerald. Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama; 2007.
Hasil pembelajaran:
1. Mengetahui definisi dan subtipe skizofrenia.
2. Mengetahui etiopatogenesis skizofrenia.
3. Mengetahui penegakkan diagnosis skizofrenia.
4. Mengetahui penatalaksanaan skizofrenia.
Rangkuman
1. Subjektif:
Pasien datang diantar oleh kakaknya ke poli jiwa Puskesmas Kecamatan Cakung, dengan mengeluh keluhan
sakit kepala berulang. Nyeri ini dirasakan pasien sampai pasien histeris dan suka marah marah sendiri, hal
ini sudah dirasakan sejak + 10 tahun yang lalu. Pasien pernah memeriksakan sakitnya ini ke beberapa orang
pintar namun keluhan seperti ini muncul lagi. Pasien meredakan keluhannya ini dengan istirahat, tiduran,
memakai selimut, dan meminum obat- obatan penghilang rasa nyeri sampai obat dari orang pintar yang
keluarganya datangi namun keluhannya tidak menghilang.
Pasien pernah mendengar suara-suara yang membisikinya dan orang lain tidak mendengarnya. Pasien
pernah melihat Tuhannya dan menyuruh pasien menyucikan diri dengan mandi berkali kali. Hal ini memicu
pertengkaran karena pasien suka menghabiskan air untuk mandi sekeluarga. Selama ini pasien merasa
menarik diri dari lingkungan, karena menurut pengakuan keluarganya pasien sering diceritain yang jelekjelek kepadanya, pasien tidak ada riwayat jatuh, tidak ada riwayat pemakaian ganja dan hisap rokok.
Menurut pengakuan kakak pasien, pasien tidak mampu melakukan interaksi sosial dengan tetangga dan
suka menyendiri, dan pernah menangis tanpa sebab semenjak bercerai dari suaminya 10 tahun lalu.
Keadaan umum/kesadaran
: Tampak Sakit Ringan / Compos Mentis
Tanda-tanda vital
: TD : 130/70 mmHg FN
: 84x/menit
FP : 20x/menit
BMI : 27
Hidung
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Ekstremitas : Hangat
, edema
: 36.6oC
2. Assesment:
Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang sangat mendukung diagnosis Skizofrenia
Paranoid. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
Aloanamnessa didapatkan adanya keluhan yang berulang, nyeri kepala yang dirasakan sejak 10 tahun
yang lalu, nyeri dirasakan pasien hingga histeris, serta nyeri ini mengganggu untuk tidur malam. Selama
ini pasien sering menarik diri dari pergaulan serta lingkungan karena pasien sering diceritain-ceritain
kali.
Dari evaluasi status mental didapatkan pembicaraan arus lambat, perbendaharaan kurang, serta
produktivitas yang kurang. Aktivitas psikomotor yang hipoaktif , didapatkan adanya halusinasi auditorik,
dan visual. Isi fikiran berupa waham referensi. Memori jauh dan seketika terganggu, orientasi diri
Plan
Diagnosis
: Skizofrenia Paranoid
Pengobatan
Medikamentosa :
Pendidikan
: Menjelaskan tentang skizofrenia paranoid meliputi definisi, penyebab, gambaran klinis, diagnosis dan terapi kepada
keluarga pasien.
Konsultasi
: Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pentingnya dukungan dan peran serta keluarga dalam mengatasi stressor sosial
yang dialami